Anda di halaman 1dari 15

HIMPUNAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Struktur Aljabar

Dosen Pengampu : SUWARNO, M.Pd.

Disusun Oleh :
Aliza Cahyani (212101070041)
Siti Anisyah (214101070012)

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ
JEMBER
Jl. Mataram No.1, Karang Mluwo, Mangli, Kec. Kaliwates, Kab.
Jember, Jawa Timur 68136
2023
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI ii

HIMPUNAN 3
A. Definisi Himpunan 3
B. Cara Menyajikan Himpunan 3
1. Enumerasi (Mencacahkan Anggotanya) 4
2. Simbol-Simbol Baku Pada Himpunan 4
3. Notasi Pembentuk Himpunan (Set Builder) 4
4. Diagram Venn 5
C. Jenis-Jenis Himpunan 5
1. Himpunan Kosong 5
2. Himpunan Semesta 5
3. Himpunan Berhingga dan Tak Berhingga 4
4. Himpunan Bagian 7
5. Himpunan Sama 8
6. Himpunan Saling Lepas 8
7. Himpunan Ekivalen8
D. Operasi Pada Himpunan 9
1. Gabungan 9
2. Irisan 9
3. Selisih Dua Himpunan 10
4. Jumlah Dua Himpunan 11
CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN 12
RANGKUMAN 13
DAFTAR PUSTAKA 15

ii
3

HIMPUNAN
A. Definisi Himpunan
Georg Cantor adalah seorang matematikawan Jerman asal Yahudi.
Dia termasuk orang pertama yang dikenal sebagai penemu teori himpunan.
Istilah himpunan dalam matematika berasal dari kata “set” dalam bahasa
Inggris. Kata lain yang sering digunakan untuk menyatakan himpunan
antara lain kumpulan, kelas, gugus, dan kelompok. Secara sederhana, arti
dari himpunan adalah kumpulan objek-objek (riil atau abstrak). Objek
yang terdapat dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.
Dengan kata lain, himpunan dalam pengertian matematika objeknya atau
anggotanya harus tertentu (well defined), jika tidak ia bukan himpunan.
Setiap objek yang termasuk ke dalam sebuah himpunan
dinamakan anggota atau elemen dari himpunan itu. Secara umum,
himpunan ditulis dengan huruf kapital, seperti : A, B, C, sedangkan
anggota-anggota himpunan ditulis dengan huruf kecil, seperti : a, b, c.
Contoh :
 Himpunan huruf vokal a, i, u, e dan o (himpunan).
 Kumpulan bunga berwarna putih (himpunan).
 Kumpulan orang kaya (bukan himpunan).
 Kumpulan mahasiswa pintar di kelasku (bukan himpunan).
B. Cara Menyajikan Himpunan
Terdapat beberapa cara dalam menyajikan himpunan. Berikut
merupakan bentuk penyajian himpunan yang telah banyak diketahui.
1. Enumerasi (Mencacahkan Anggotanya)
Penyajian himpunan menggunakan enumerasi artinya menuliskan
semua elemen himpunan yang bersangkutan Siantar dua buah tanda
kurung kurawal. Pada umumnya satu himpunan diberi nama dengan
menggunakan huruf kapital atau dengan menggunakan simbolsimbol
lainnya.
Contoh :
- Himpunan B memiliki empat anggota, yaitu 1, 2, 3, dan 4.
4

- Himpunan B dapat ditulis B = {1, 2, 3, 4}.


Satu objek dapat menjadi anggota atau bukan anggota dari satu
himpunan. Keanggotaan satu himpunan dilambangkan dengan “∈”
yang dapat dibaca dengan “anggota dari” atau “elemen dari”. x ∈ A
menyatakan bahwa 𝑥 merupakan anggota dari himpunan 𝐴. x ∉ A
menyatakan bahwa 𝑥 bukan merupakan anggota dari himpunan 𝐴.
Contoh :
Misalkan A merupakan himpunan kecamatan yang ada di kabupaten
Jember, maka :
Kalisat ∈ A , Kotabumi ∉ A
2. Simbol-Simbol Baku Pada Himpunan
Dalam matematika terdapat beberapa simbol-simbol baku atau
umum digunakan dari sebuah himpunan bilangan. Himpunan bilangan
tersebut biasanya ditulis tebal dan kapital. Terdapat perbedaan istilah
atau simbol antara di Indonesia dengan Internasional. Hal tersebut
disebabkan karena penggunaan bahasa yang berbeda. Berikut
penggunaan simbol-simbol himpunan bilangan yang umum digunakan
di Indonesia, antara lain:
N = himpunan bilangan asli (natural) ¿ { 1 ,2 , 3 , … }
Z = himpunan bilangan bulat = { … ,−2 ,−1 , 0 ,1 , 2 , … }
Q = himpunan bilangan rasional
R = himpunan bilangan real
C = himpunan bilangan kompleks
P = himpunan bilangan positif
3. Notasi Pembentuk Himpunan (Set Builder)
Cara atau metode lain dalam menyajikan himpunan adalah dengan
notasi pembentuk himpunan (set builder). Cara penyajian dengan
metode ini adalah himpunan dinyatakan dengan menulis syarat yang
harus dipenuhi oleh anggotanya.
{x∨syarat yang harus dipenuhi oleh x }
Aturan yang digunakan dalam penulisan syarat keanggotaan:
5

a) Bagian kiri tanda “|” melambangkan elemen himpunan.


b) Tanda “|” dapat dibaca dimana, yangmana, atau sedemikian
hingga.
c) Bagian tanda “|” menunjukan syarat keanggotaan himpunan.
d) Setiap tanda “,” atau “;” di dalam syarat keanggotaan dibaca dan.
Contoh :
𝐴 adalah himpunan bilangan bulat positif yang kurang dari 6. 𝐴 dapat
dinyatakan dengan:
A={x∨x adalah bilangan bulat positif kurang dari6 }
Dalam notasi yang lebih ringkas dapat di sajikan: A={x∨x ∈ P , x<6 }.
4. Diagram Venn
Diagram venn menyajikan himpunan dalam bentuk grafis dengan
kurva tertutup misal lingkaran, elips, segitiga, dan lainnya. Metode ini
dikenalkan oleh Matematikawan Inggris yang bernama John Venn.
John Venn mengenalkan metodenya pada tahun 1881. Di dalam
diagram venn, himpunan semesta (U) disajikan dalam bentuk segi
empat, sedangkan himpunan lainnya disajikan dengan bentuk
lingkaran di dalam bentuk segi empat tersebut. Anggota suatu
himpunan berada di dalam lingkaran.
Ada kemungkinan dua himpunan atau lebih memiliki anggota yang
sama, sehingga gambar pada diagram venn saling beririsan. Anggota
himpunan semesta (U) yang tidak termasuk anggota himpunan
manapun digambarkan di luar lingkaran.
Contoh :
Misalkan U ={ 1, 2 , 3 , … ,8 } , A={ 1 ,2 , 3 ,5 } , B={2 ,5 , 6 , 8 }.
Ketiga himpunan tersebut dapat disajikan dalam diagram venn sebagai
berikut.
6

C. Jenis-Jenis Himpunan
Terdapat beberapa jenis himpunan, diantaranya adalah himpunan
kosong, himpunan semesta, himpunan berhingga dan tak berhingga,
himpunan bagian, himpunan sama, himpunan saling lepas, dan himpunan
ekivalen. Mari kita bahas satu persatu mengenai jenis-jenis tersebut.
1. Himpunan Kosong
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai anggota.
Himpunan kosong biasanya dinotasikan dengan ∅ atau { }.
Contoh :
- A={ x| x 2=−1 , x bilangan nyata }.
Dalam hal ini, nilai x tidak ada yang memenuhi x 2=−1. Jadi A
merupakan himpunan kosong atau A=∅ .
- B = himpunan bilangan ganjil yang habis dibagi 2.
Dalam hal ini, tidak ada bilangan yang habis dibagi 2. Jadi B
merupakan himpunan kosong atau B = { }.
2. Himpunan Semesta
Himpunan semesta adalah himpunan yang anggotanya merupakan
objek yang sedang dibicarakan. Himpunan semesta biasanya
dinotasikan dengan S (semesta) atau U (universal).
Contoh :
- S= { huruf vocal }.
- U adalah himpunan negara Asia Tenggara.
3. Himpunan Berhingga dan Tak Berhingga
Himpunan berhingga adalah himpunan yang jumlah anggotanya
berbeda dan terbatas (banyaknya tentu). Himpunan ini juga bisa
disebut sebagai himpunan finit.
7

Contoh :
- A = himpunan huruf vocal. Maka A={ a , i, u , e , o }.
Himpunan ini merupakan himpunan finit karena banyak
anggotanya terbatas dapat dihitung dengan tentu.
- B = himpunan gula dalam toples.
Himpunan ini merupakan himpunan finit, karena anggotanya masih
bisa dihitung dengan tentu. Walaupun proses menghitungnya butuh
waktu yang lama, namun pada suatu saat akan berhenti dan diketahui
jumlahnya
Himpunan tak berhingga adalah himpunan yang tidak memenuhi
syarat himpunan finit. Artinya himpunan yang jumlah anggotanya
tidak terbatas. Himpunan ini juga bisa disebut dengan himpunan
infinit.
Contoh :
- A = himpunan bilangan asli genap. Maka A={ 2 , 4 , 6 , … }.
Himpunan ini merupakan himpunan infinit. Karena banyak
anggotanya tidak terbatas dan proses membilangnya tidak akan
berhenti.
- B = himpunan bilangan cacah kelipatan 5. Maka B= {5 , 10 , 15 ,… }.
4. Himpunan Bagian
Misalkan terdapat himpunan A dan himpunan B. Himpunan A
dikatakan himpunan bagian dari himpunan B, jika dan hanya jika
setiap anggota pada himpunan A juga merupakan anggota himpunan
B. Himpunan ini biasanya disebut dengan himpunan subset dan
dinotasikan dengan ⊂.
Contoh :
- Misalkan A={ 1 ,5 , 7 } , dan B= {1 , 2 ,3 , 5 , 7 }.
Maka A ⊂ B, karena setiap anggota A juga merupakan anggota dari
B.
- Diketahui P = himpunan bilangan bulat, dan Q = himpunan
bilangan bulat genap.
8

Maka Q ⊂ P, karena setiap anggota Q juga merupakan anggota dari


P.
5. Himpunan Sama
Dua himpunan A dan B dikatakan sama, jika dan hanya jika setiap
anggota pada A juga merupakan anggota pada B dan setiap anggota
pada B juga anggota pada A ( A ⊂ B dan B⊂ A ). Himpunan ini
dinotasikan dengan =.
Contoh :
Misalkan A={ a , b , c ,d } dan B= {b , a , c , d }.
Maka A=B . Karena setiap anggota pada A juga anggota pada B dan
setiap anggota pada B juga anggota pada A. Dengan demikian urutan
dari dua himpunan tidak diperhatikan.
6. Himpunan Saling Lepas
Dua himpunan A dan B dikatakan himpunan saling lepas jika dan
hanya jika kedua himpunan bukan himpunan kosong dan tidak
memiliki anggota yang sama. Himpunan saling lepas dinotasikan
dengan //.
Contoh :
- Misalkan A={ a , b , c } dan B= { d , e , f }.
Maka A // B. Karena kedua himpunan tersebut tidak memiliki
anggota yang sama.
- Misalkan P = himpunan bilangan bulat ganjil dan Q = himpunan
bilangan bulat genap.
Maka kedua himpunan tersebut saling lepas atau P // Q. Karena
tidak memiliki elemen yang sama.
7. Himpunan Ekivalen
Dua himpunan dikatakan ekivalen jika dan hanya jika banyak anggota
kedua himpunan tersebut sama. Misalkan terdapat himpunan A dan
himpunan B. Kedua himpunan tersebut dikatakan himpunan yang
ekivalen jika dan hanya jika n ( A ) =n ( B ). Himpunan ekivalen
dinotasikan dengan ∼.
9

Contoh :
Diketahui A={ a , b , c } dan B= {1 , 2 ,3 }.
Kedua himpunan tersebut dikatakan ekivalen atau A ∼ B. Karena
jumlah anggota himpunan A sama dengan jumlah anggota himpunan
B.
D. Operasi Pada Himpunan
Ada beberapa operasi pada himpunan yang dikenal, yaitu gabungan
(∪), irisan (∩), komplemen, selisih(−), dan jumlah (+).
1. Gabungan (∪)
Gabungan dari dua himpunan A dan B adalah himpunan yang terdiri
atas semua anggota A atau B atau keduanya, atau himpunan dari
semua anggota paling sedikit satu dari A dan B. Gabungan himpunan
A dan B ditulis dengan A ∪ B. Atau jika digambarkan dalam diagram
venn akan seperti berikut.

Contoh :
- Misalkan A={ 1 ,2 , 3 } dan B= { 4 , 5 , 6 }.
Maka A ∪ B= {1 , 2 ,3 , 4 ,5 , 6 }.
- Diketahui P= {7 ,14 ,21 } dan Q= { f , g ,h , i }.p
Maka P ∪ Q= {7 , 14 , 21 , f , g ,h , i }.
2. Irisan (∩)
Irisan dari himpunan A dan B adalah himpunan dari anggota
persekutuan himpunan A dan B atau himpunan yang anggotanya
terdiri atas semua anggota A dan B. Irisan himpunan A dan B ditulis
dengan A ∩ B. Dan jika digambarkan dalam diagram venn akan
berbentuk seperti berikut.
10

Contoh :
- Diketahui A={ m, a , t , e , m, a , t , i , k , a } dan
B= {h , i , m, p ,u , n , a , n } .
Maka A ∩ B= {m , a , i }.
- Misalkan P= {1 , 2 ,3 , 4 , 5 ,6 ,7 , 8 , 9 } dan
Q= {−16 ,−9 ,−4 ,0 , 1 , 4 , 9 }.
Maka P ∩Q= {1 , 4 ,9 }.
3. Komplemen
Komplemen dari himpunan A adalah himpunan anggota-anggota di
dalam semesta pembicaraan yang bukan anggota A. komplemen
himpunan A ditulis dengan Ac atau A' atau A . Jika digambarkan dalam
diagram venn akan berbentuk seperti berikut.

Contoh :
- Diketahui S= { b , i, l ,a ,n , g , a , n } dan A={ huruf vocal }.
Maka Ac = { b ,l , n , g }.
- Misalkan S = himpunan bilangan bulat positif, dan P = himpunan
bilangan bulat ganjil.
Maka P= {2 , 4 , 6 , 8 … }.
4. Selisih Dua Himpunan
11

Selisih dari himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya


semua anggota dari A tetapi bukan anggota dari B. Selisih dua
himpunan juga dapat didefinisikan sebagai himpunan yang anggotanya
terdiri atas irisan himpunan A dan komplemen himpunan B ( A ∩ Bc ).
Selisih dua himpunan ditulis dengan notasi −¿. Jika digambarkan
dalam diagram venn akan terlihat seperti berikut.

Contoh :
Diketahui A={ 1 ,2 , 3 , 4 } dan B= {2 , 5 , 4 , 6 , 7 } .
Maka A−B={ 1 ,3 } dan B− A={ 5 , 6 ,7 }
5. Jumlah Dua Himpunan
Jumlah dua himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya
terdiri atas semua anggota himpunan A dan B tetapi bukan anggota
persekutuan dari kedua himpunan tersebut. Jumlah dua himpunan
ditulis dengan notasi +¿ .
Contoh :
Misalkan A={ h , e , l , p } dan B= { s , h , o , p }.
Maka A+ B= { e , l , s , o }.
CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN

1. Buktikan bahwa ¿⊆ A∁ ∪ B ∁
Ambil sebarang x ∈ ¿ maka x ∉ A ∩B , sehingga x ∈ A ∁ atau x ∈ B ∁ ,
jadi x ∈ A ∁ ∪ B∁
Karena x ∈ ¿ dan ∈ A ∁ ∪ B∁ , maka ¿⊆ A∁ ∪ B ∁
Contoh agar mudah dipahami :

S = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}
A = {2, 3, 4}
B = {2, 3, 5}

A = {0, 1, 5, 6, 7}

B = {0, 1, 4, 6, 7}
A ∪ B = {2, 3, 4, 5} A ∩ B={2 ,3 }
∁ ∁
A ∪ B ={0 , 1 , 4 , 5 , 6 ,7 }
¿
Jadi terbukti benar bahwa ¿⊆ A∁ ∪ B ∁

2.

Hasil dari ( P−Q ) ∩ R∁ =…

P={a , b , c , d , i. k }

Q={d , e , f , g , i, k }

R={c , d , g , h , j }

P−Q={a .b ,c }

R ={a , b , e , f ,i , k ,l , m ,n }

( P−Q ) ∩ R∁ ={a , b }

12
RANGKUMAN
1. Himpunan adalah Kumpulan obyek yang mempunyai syarat tertentu dan
jelas.
2. Ada beberapa cara dalam menyajikan himpunan, diantaranya yaitu :
a. Enumerasi
b. Simbol-simbol baku
c. Notasi
d. Diagram venn
3. Himpunan memiliki bentuk dan jenis yang beragam.
a. Himpunan kosong. Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak
mempunyai anggota. Himpunan kosong biasanya dinotasikan dengan
∅ atau { }.
b. Himpunan semesta. Himpunan semesta adalah himpunan yang
anggotanya merupakan objek yang sedang dibicarakan. Himpunan
semesta biasanya dinotasikan dengan S (semesta) atau U (universal).
c. Himpunan berhingga dan tak berhingga. Himpunan berhingga adalah
himpunan yang jumlah anggotanya berbeda dan terbatas (banyaknya
tentu). Himpunan ini juga bisa disebut sebagai himpunan finit.
Sedangkan himpunan tak hingga adalah himpunan yang tidak
memenuhi syarat himpunan finit. Artinya himpunan yang jumlah
anggotanya tidak terbatas. Himpunan ini juga bisa disebut dengan
himpunan infinit.
d. Himpunan bagian. Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari
himpunan B, jika dan hanya jika setiap anggota pada himpunan A juga
merupakan anggota himpunan B. Himpunan ini biasanya disebut
dengan himpunan subset dan dinotasikan dengan ⊂.
e. Himpunan sama. Dua himpunan A dan B dikatakan sama, jika dan
hanya jika setiap anggota pada A juga merupakan anggota pada B dan

13
setiap anggota pada B juga anggota pada A ( A ⊂ B dan B⊂ A ).
Himpunan ini dinotasikan dengan =.
f. Himpunan saling lepas. Dua himpunan A dan B dikatakan himpunan
saling lepas jika dan hanya jika kedua himpunan bukan himpunan
kosong dan tidak memiliki anggota yang sama. Himpunan saling lepas
dinotasikan dengan //.
g. Himpunan ekivalen. Dua himpunan dikatakan ekivalen jika dan hanya
jika banyak anggota kedua himpunan tersebut sama. Himpunan
ekivalen dinotasikan dengan ∼.
4. Operasi dalam himpunan meliputi :
a. Gabungan
b. Irisan
c. Komplemen
d. Selisih dua himpunan
e. Jumlah dua himpunan

14
DAFTAR PUSTAKA

Apriantoro, NH, ‘Teorema Himpunan’, 2016, 1–20

Herrhyanto, N., & Gantini, T. (2018). Pengantar Statistika Matematis. YRAMA WIDYA.

Mahmud Rizki Wahyu Yunian Putra, A., Netriwati, Mp., & Khairiyyah, M. (2020).
HIMPUNAN TOERI DAN CONTOH SOAL. Ahlimedia Press. www.ahlimediapress.com

Seputro, T. M. H. T. (1989). PENGANTAR DASAR MATEMATIKA (LOGIKA DAN TEORI


HIMPUNAN). Jakarta : Erlangga.

Sri Suryanti. (2017). Teori Grup (Struktur Aljabar 1) (M. Pd. Nur Fauziyah, Ed.). UMG Press.

Sukirman, ‘Teori Himpunan’, 2017, 1–48

\cite{Robert2004}

15

Anda mungkin juga menyukai