Anda di halaman 1dari 21

KUMPULAN RESEP JUS BUAH

DAN SAYUR

NADIVA ALEA HENDRIANA PUTRI


KELAS 7D

SMP NEGERI I LEMBANG


JALAN RAYA LEMBANG NO.357 LEMBANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................


KATA PENGANTAR ...........................................................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................
C. TUJUAN ....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................
A. PENGERTIAN HIMPUNAN
B. KENGGOTAAN HIMPUNAN
C. CARA MENYATAKAN SUATU HIMPUNAN
D. MACAM-MACAM HIMPUNAN
E. DIAGRAM VENN
F. SIFAT-SIFAT HIMPUNAN
G. OPERASI HIMPUNAN
H. SIFAT-SIFAT OPERASI HIMPUNAN
I. PENERAPAN HIMPUNAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
BAB III PENUTUP ...............................................................................................................
A. KESIMPULAN..........................................................................................................
B. SARAN ......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Himpunan,
Relasi dan Fungsi”.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bimbingan,
bantuan dan saran dari segala pihak, untuk itu dalam kesempatan kali ini penulis
mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada para pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis berharap, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Lembang, Februari 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti telah kita ketahui bahwa matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya konsep dasar himpunan yang hamper
mendasari seluruh cabang matematika. Himpunan sendiri berhubungan erat dengan
keseharian kita, dengan belajar himpunan kita di harapkan mampu memanami dari
materihimpunan itu sendiri yang mungkin bermanfaat dalam kehidupan kita.

Semoga setelah kita mempelajarinya kita menjadi lebih mengerti mengenai himpunan.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah Himpunan itu?


2. Bagaimana cara penulisan himpunan?
3. Bagaimanakah keanggotaan himpunan itu?
4. Ada berapa macam himpunan itu?
5. Apa saja operasi dalam himpunan?
6. Bagaimana Sifat-sifat Himpunan itu?

C. Tujuan

Untuk mengetahui tentang himpunan, syarat agar dapat di sebut sebagai himpunan dan
ketentuan-ketentuan lainnya dari himpunan.
BAB II
PEMBAHASAN

1. HIMPUNAN
A. Pengertian Himpunan (Menurut buku Pengantar Dasar Matematika karangan Sugiarto)
Konsep himpunan mendasari hampir semua cabang matematika. Gerorg Cantor
dianggap sebagai Bapak teori himpunan. Himpunan merupakan kumpulan benda-benda
atau objek-objek yang didefinisikan dengan jelas. Istilah didefinisikan dengan jelas
dimaksukkan agar orang dapat menentukan apakah suatu benda merupakan anggota
himpunan yang dimaksud tadi atau tidak.
Anggota atau elemen adalah benda-benda atau objek-objek yang termasuk dalam
sebuah himpunan.
Contoh:
Himpunan yang merupakan himpunan:
- Himpunan anak yang berusia 12 tahun
- Himpunan bilangan asli genap
- Himpunan pulau-pulau di Indonesia

Himpunan yang bukan merupakan himpunan:

- Himpunan anak-anak malas


- Himpunan wanita-wanita cantik
- Himpunan lukisan indah

B. Cara Penulisan Himpunan (Menurut Buku Ensiklopedia Matematika)


Ada empat cara untuk menyatakan suatu himpunan
a) dengan menyebutkan semua anggotanya (roster) yang diletakkan di dalam
sepasang tanda kurung kurawal, dan di antara setiap anggotanya dipisahkan
dengan tanda koma. Cara ini disebut juga cara Tabulasi.
Contoh: A = {a, i, u, e, o}
B = {Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu}
b) menyebutkan syarat anggota-anggotanya, cara ini disebut juga cara Deskripsi.

Contoh: ambil bilangan asli kurang dari 5


A = bilangan asli kurang dari 5
c) Notasi Pembentuk Himpunan : dengan menuliskan ciri-ciri umum atau sifat-
sifat umum (role) dari anggotanya.
Contoh :
A adalah himpunan bilangan asli kurang dari 5
Dengan notasi pembentuk himpunan, di tulis:
{x|x < 5, x bilangan asli }

d) Himpunan juga dapat di sajikan secara grafis.


Contoh :
A = { 1,2,3,4} A = { 1,2,3 }
B = {2,4} B = { 3,4,5 }
A
1 1 3 4
2 3 2 5
4

C. Keanggotaan Himpunan (Menurut Buku Ensiklopedia Matematika)


Himpunan selalu dinyatakan dengan huruf besar,seperti A,B,C,dan seterusnya.
Untuk menyatakan anggota suatu himpunan digunakan lambang “Δ (baca: anggota)
sedangkan untuk menyatakan bukan anggota suatu himpunan digunakan lambing” Ï”
(baca: bukan anggota).
A = {a, b, c} menyatakan bahwa himpunan A anggota-anggotanya adalah a, b, dan c.
Ditulis: a Î A; b Î A; dan c Î A
Bukan keanggotaan suatu himpunan A.
Jika A = {a, b, c} maka d bukan anggota himpunan A.
Ditulis: d Ï A.

 Banyaknya anggota himpunan


Banyaknya unsur dari suatu himpunan disebut bilangan cardinal dari himpunan
tersebut │A│dibaca “banyaknya anggota himpunan A, kardinal (A).
Contoh :
A = { 1,2,3,4,5}
│A│ = 5

D. Macam-Macam Himpunan (Menurut buku Ensiklopedia Matematika)


1. Himpunan Bagian (Subset).
Himpunan A dikatakan  himpunan  bagian  (subset)  dari  himpunan B ditulis A ⊂
B ”, jika setiap anggota A merupakan anggota dari B.  
Dinyatakan dengan simbol :   A ⊂ B  
Syarat :
A ⊂ B, dibaca : A himpunan bagian dari B
A ⊂ B, dibaca : A bukan himpunan bagian dari B
B ⊂ A dibaca : B bukan himpunan bagian dari A
B  ⊂ A dibaca : B bukan himpunan bagian dari A
Contoh :
Misal   A = { 1,2,3,4,5 } dan B = { 2,4} maka         B ⊂ A
Sebab  setiap  elemen  dalam  B merupakan  elemen  dalam A,  tetapi  tidak
sebaliknya.
Penjelasan :
Dari definisi diatas himpunan bagian harus mempunyai unsur himpunan A  juga
merupakan unsur himpunan B.artinya kedua himpunan itu harus saling berkaitan.
2. Himpunan Kosong (Nullset)
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai unsur anggota yang
sama sama sekali.
Syarat :
Himpunan kosong = A atau { }
Himpunan kosong adalah tunggal
Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari setiap himpunan
Perhatikan : himpunan kosong tidak boleh di nyatakan dengan { 0 }.
Sebab : { 0 } ≠ { }

Contoh :

A = {x Î R |x2 + 4 = 0 }
Dalam hal ini jelas tidak ada harimau yang hidup di air  maka A = ø
Penjelasan :
dari definisi diatas himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai
satupun anggota, dan biasanya himpunan kosong dinotasikan dengan huruf yunani
ø (phi).

3. Himpunan Semesta
Himpunan semesta biasanya dilambangkan dengan “U” atau “S” (Universum)
yang berarti himpunan yang memuat semua anggota yang dibicarakan atau kata
lainya himpunan dari objek yang sedang dibicarakan. Biasanya hinpunan semesta
ditetapkan sebelum kita membicarakan suatu himpunan dengan demikian seluruh
himpunan lain dalam pembicaraan tersebut merupakan bagian dari himpunan
pembicaraan.

Contoh :

a. Apabila kita membicarakan himpunan A { 2,3,5,7 } maka yang dapat menjadi


himpunan semesta adalah:
U = himpunan bilangan cacah

4. Himpunan Berhingga
Himpunan A berhingga apabila A memiliki anggota himpunan tertentu atau
n(A) = a, a ∈ bilangan cacah. Dengan perkataan lain, himpunan berhingga adalah
himpunan yang banyak anggotanya dapat dinyatakan dengan suatu bilangan
cacah.
Contoh :

a. A = {} karena n(A) = 0, 0 ∈ bilangan cacah.

b. B = { 1,2,3,...75 } n(B) = 75, 75 ∈ bilangan cacah.

5. Himpunan Tak Berhingga


Himpunan A disebut himpunan tak berhingga apabila tidak memenuhi syarat
himpunan berhingga. Himpunan A apabila anggota-anggotanya sedang dihitung,
maka proses perhitunganya tidak akan berakhir. Dengan perkataan lain himpunan
A, n banyak anggotanya tidak dapat ditentukan/ditulis dengan bilangan cacah.
Contoh :

Q= { 1,2,3,4,... }
Apabila kita menghitung anggota himpunan Q, maka proses perhitungan
anggota Q tidak akan berakhir. Jadi Q adalah himpunan tak berhingga dan n(Q) =
~.
6. Himpunan Sama (Equal)
Bila setiap anggota himpunan A juga merupakan anggota himpunan B, begitu pula
sebaliknya.
Syarat :
Dua buah himpunan anggotanya harus sama.
Contoh :
A ={ c,d,e}
B={ c,d,e }
Maka A = B

Penjelasan :
Himpunan equal atau himpunan sama,memiliki dua buah himpunan yang
anggotanya sama misalkan anggota himpunan A {c,d,e} maka himpunan B pun
akan memiliki anggota yaitu { c,d,e }.

7. Himpunan Lepas

Himpunan lepas adalah suatu himpunan yang anggota-anggotanya tidak ada yang
sama
Contoh  C = {1, 3, 5, 7}   dan  D = {2, 4, 6}  Maka himpunan C dan himpunan D
saling lepas.

Catatan : Dua himpunan yang tidak kosong dikatakan saling lepas jika kedua
himpunan itu tidak mempunyai satu pun anggota yang sama

8. Himpunan Komplemen (Complement set)


Himpunan komplemen dapat di nyatakan dengan notasi AC .
Himpunan komplemen jika di misalkan U = {1,2,3,4,5,6,7} dan A = {3,4,5} maka
A ⊂ U. Himpunan {1,2,6,7} juga merupakan komplemen, jadi AC = {1,2,6,7}
Dengan notasi pembentuk himpunan ditulis :
AC = {x│x Î U, x Ï A}
9. Himpunan Ekuivalen (Equal Set)
Himpunan ekuivalen adalah himpunan yang anggotanya sama banyak dengan
himpunan lain.
Syarat :
Bilangan cardinal dinyatakan dengan notasi n (A) A≈B, dikatakan sederajat atau
ekivalen, jika himpunan A ekivalen dengan himpunan B,
Contoh :
A = { w,x,y,z }→n (A) = 4
B = {  r,s,t,u   } →n  (B) = 4
Maka n (A) =n (B) →A≈B
Penjelasan :
himpunan ekivalen mempunyai bilangan cardinal dari himpunan tersebut, bila
himpunan A  beranggotakan 4 karakter maka himpunan B pun beranggotakan 4.

2. RELASI DAN FUNGSI


1. RELASI
a. Relasi dalam Himpunan
 Relasi dari himpunan A ke himpunan B, artinya memetakan setiap anggota pada
himpunan A (x ∈ A) dengan anggota pada himpunan B (y ∈ B)
 Relasi antara himpunan A dan himpunan B juga merupakan himpunan, yaitu
himpunan yang berisi pasangan berurutan yang mengikuti aturan tertentu, contoh
(x,y) ∈ R
 Relasi biner R antara himpunan A dan B merupakan himpunan bagian dari
cartesian product A × B atau R ⊆ (A × B)

b. Notasi dalam Relasi


 Relasi antara dua buah objek dinyatakan dengan himpunan pasangan
berurutan (x,y) ∈ R
 Contoh: relasi F adalah relasi ayah dengan anaknya, maka:
F = {(x,y)|x adalah ayah dari y}
xRy dapat dibaca: x memiliki hubungan R dengan y

c. Contoh Relasi
Humpunan A : himpunan nama orang
A={Via, Andre, Ita}
Himpunan B : himpunan nama makanan
B={es krim, coklat, permen}
Relasi makanan kesukaan (R) dari himpunan A dan B adalah:
A B

via permen

Andre coklat

Ita es krim

A : Domain
B : Kodomain
R : Relasi dengan nama “ Makanan Kesukaan “
Relasi R dalam A artinya domain dan kodomainnya adalah A

d. Cara Menyatakan Relasi


1) Diagram Panah
A B
via permen

Andre coklat

Ita es krim

R={(x,y)|x menyukai y; x ∈ A dan y ∈ B


2) Himpunan Pasangan Berurutan
R={(Via,permen) , (Via,coklat) , (Andre,coklat) , (Andre,es krim) , (Ita,es krim)}
3) Diagram Kartesius

p er m en

cok la t

e s kri m

via andre ita

4) Tabel

Nama Makanan

Via Permen

Via Coklat

Andre Coklat

Andre Es Krim

Ita Es Krim

5) Matriks
 Baris = domain
 Kolom = kodomain
Permen Coklat Es krim

Via 1 1 0
Andre 0 1 1
Ita 0 0 1

[ ]
Via 1 1 0
Andre 0 1 1
0 0 1
6) Graph Berarah Ita
 Hanya untuk merepresentasikan relasi pada satu himpunan (bukan antara
dua himpuanan).
 Tiap unsur himpunan dinyatakan dengan sebuah titik (disebut juga simpul
atau vertex)
 Tiap pasangan terurut dinyatakan dengan busur (arc).
i. Jika (a, b) ∈ R, maka sebuah busur dibuat dari simpul a ke simpul
b.
ii. Simpul a disebut simpul asal (initial vertex)
iii. Simpul b disebut simpul tujuan (terminal vertex)
iv. Pasangan terurut (a, a) dinyatakan dengan busur dari simpul a ke
simpul a sendiri. Busur semacam itu disebut loop
 Contoh graph berarah
Misalkan R = {(a, b), (b, c), (b, d), (c, c) (c, a), (c, d), (d, b)} adalah relasi
pada himpunan {a, b, c, d}.

7) Latihan 1
 Z = {1,2,3,4};
 R = {(x,y)|x > y ; x ∈ Z dan y ∈ Z}
 Nyatakan relasi tersbut dalam bentuk
a) Himpunan pasangan berurutan
b) Matrix
c) Graf
e. Sifat-sifat Relasi
1) Refleksif
 Sebuah relasi dikatakan refleksif jika sedikitnya: x ∈ A, xRx
 Minimal

2) Transitif
 Sebuah relasi dikatakan bersifat transitif jika:
xRy , yRz => xR ; (x,y, z) ∈ A
 Contoh: R = {(a,d),(d,e),(a,e)}
3) Simetrik
 Sebuah relasi dikatakan bersifat simetris jika:
xRy, berlaku pula yRx untuk (x dan y) ∈ A
 Contoh:
A={a,b,c,d}
R={(a,a),(b,b),(c,c),(d,d),(a,b),(b,a),(c,d),(d,c)}
4) Asimetrik
 Relasi asimetrik adalah kebalikan dari relasi simetrik
Artinya (a,b) ∈ R, (b,a) ∉ R
 Contohnya: R = {(a,b), (a,c), (c,d)}
5) Anti Simetrik
 Relasi R dikatakan antisimetrik jika, untuk setiap x dan y di dalam A; jika xRy
dan yRx maka x=y
6) Equivalen
 Sebuah relasi R dikatakan equivalen jika memenuhi syarat:
a) Refelksif
b) Simeteris
c) Transitif
7) Partially Order Set (POSET)
 Sebuah relasi R dikatakan terurut sebagian (POSET) jika memenuhi syarat:
a) Refleksif
b) Antisimetri
c) Transitif
8) Latihan 2
a) A={1,2,3,4} Sebutkan sifat untuk relasi < pada himpunan A !
b) Apakah relasi berikut asimetris, transitif?
R = {(1,2),(3,4),(2,3)}
c) Apakah R = {(a,a),(a,b),(a,c),(b,b),(b,a),(c,c)} refleksif?
d) R merupakan relasi pada himpunan Z, yang dinyatakan oleh aRb jika dan
hanya jika a=b atau a= –b
Periksa, apakah relasi tersebut merupakan relasi ekivalen !

f. Operasi dalam Relasi


 Operasi himpunan seperti irisan, gabungan, selisih, dan penjumlahan (beda
setangkup) juga berlaku pada relasi
 Jika R1 dan R2 masing-masing merupakan relasi dari himpuna A ke himpunan B,
maka R1 ∩ R2, R1 ∪ R2, R1 – R2, dan R1 ⊕ R2 juga adalah relasi dari A ke B.
1) Contoh operasi relasi
Misalkan A = {a, b, c} dan B = {a, b, c, d}.
Relasi R1 = {(a, a), (b, b), (c, c)}
Relasi R2 = {(a, a), (a, b), (a, c), (a, d)}
Maka :
 R1 ∩ R2 = {(a, a)}
 R1 ∪ R2 = {(a, a), (b, b), (c, c), (a, b), (a, c), (a, d)}
 R1 − R2 = {(b, b), (c, c)}
 R2 − R1 = {(a, b), (a, c), (a, d)}
 R1 ⊕ R2 = {(b, b), (c, c), (a, b), (a, c), (a, d)}
2) Operasi dalam bentuk matriks
 Misalkan bahwa relasi R1 dan R2 pada himpunan A dinyatakan oleh matriks

 Maka

g. Komposisi Relasi
 Misalkan :
R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B
T adalah relasi dari himpunan B ke himpunan C.
 Komposisi R dan S, dinotasikan dengan T ο R, adalah relasi dari A ke C yang
didefinisikan oleh :
T ο R = {(a, c) | a ∈ A, c ∈ C, dan untuk suatu b ∈ B sehingga (a, b) ∈ R dan (b, c)
∈S}
 Contoh komposisi relasi
 Misalkan, A = {a, b, c}, B = {2, 4, 6, 8} dan C = {s, t, u}
 Relasi dari A ke B didefinisikan oleh :
R = {(a, 2), (a, 6), (b, 4), (c, 4), (c, 6), (c, 8)}
 Relasi dari B ke C didefisikan oleh :
T = {(2, u), (4, s), (4, t), (6, t), (8, u)}
 Maka komposisi relasi R dan T adalah
T ο R = {(a, u), (a, t), (b, s), (b, t), (c, s), (c, t), (c, u)}
2. FUNGSI
a. Fungsi dari Himpunan
 Fungsi adalah bentuk khusus dari relasi
 Sebuah relasi dikatakan fungsi jika xRy, untuk setiap x anggota A memiliki tepat
satu pasangan, y, anggota himpunan B
 Kita dapat menuliskan f(a) = b, jika b merupakan unsur di B yang dikaitkan oleh f
untuk suatu a di A.
 Ini berarti bahwa jika f(a) = b dan f(a) = c maka b = c.
 Jika f adalah fungsi dari himpunan A ke himpunan B, kita dapat menuliskan dalam
bentuk : f:A→B
artinya f memetakan himpunan A ke himpunan B.
 Nama lain untuk fungsi adalah pemetaan atau transformasi.

b. Domain, Kodomain, dan Jelajah


 f:A→B
 A dinamakan daerah asal (domain) dari f dan B dinamakan daerah hasil
(codomain) dari f.
 Misalkan f(a) = b,
maka b dinamakan bayangan (image) dari a,
dan a dinamakan pra-bayangan (pre-image) dari b.
 Himpunan yang berisi semua nilai pemetaan f dinamakan jelajah (range) dari f.

c. Penulisan Fungsi
1) Himpunan pasangan terurut.
 Misalkan fungsi kuadrat pada himpunan {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,10} maka
fungsi itu dapat dituliskan dalam bentuk :
f = {(2, 4), (3, 9)}
2) Formula pengisian nilai (assignment)
 f(x) = x2 + 10,
 f(x) = 5x

d. Jenis-jenis Fungsi
1) Fungsi Injektif
 Fungsi satu-satu
 Fungsi f: A → B disebut fungsi satu-satu jika dan hanya jika untuk sembarang
a1 dan a2 dengan a1 tidak sama dengan a2 berlaku f(a1) tidak sama dengan f(a2).
Dengan kata lain, bila a1 = a2 maka f(a1) sama dengan f(a2).

a 1
b 2
c 3
d 4
5

2) Fungsi Surjektif
 Fungsi kepada
 Fungsi f: A → B disebut fungsi kepada jika dan hanya jika untuk sembarang b
dalam kodomain B terdapat paling tidak satu a dalam domain A sehingga
berlaku f(a) = b.
 Suatu kodomain fungsi surjektif sama dengan range-nya (semua kodomain
adalah peta dari domain).
a 1
b 2
c 3
d

3) Fungsi Bijektif
 Fungsi f: A → B disebut disebut fungsi bijektif jika dan hanya jika untuk
sembarang b dalam kodomain B terdapat tepat satu a dalam domain A
sehingga f(a) = b, dan tidak ada anggota A yang tidak terpetakan dalam B.
 Dengan kata lain, fungsi bijektif adalah fungsi injektif sekaligus fungsi
surjektif.

a 1
b 2
c 3
d
4

4) Fungsi Invers
 Fungsi invers merupakan kebalikan dari fungsi itu sendiri
f:A®B di mana f(a) = b
f –1: B ® A di mana f –1(b) = a
 Catatan: f dan f –1 harus bijective

e. Operasi Fungsi
 (f + g)(x) = f(x) + g(x)
 (f . g)(x) = f(x) . g(x)
 Komposisi:
(f o g)(x) = f(g(x))

f. Latihan 3
f(x) = x2 + 1
g(x) = x + 6
Tentukan:
a. (f + g)(x)
b. (f – g)(x)
c. (f . g)(x)
d. (f o g)(x)
e. Invers dari g(x)
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari pembahasan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa


1. Himpunan adalah kumpulan benda-benda atau objek yang di definisikan
dengan jelas
2. Terdapat beberapa cara dalam penulisan himpunan di antaranya : secara
Enumerasi, Simbol baku, Notasi pembentuk himpunan, dan Diagram venn.
3. Himpunan terdiri dari beberapa macam, antara lain : himpunan bagian,
Himpunan kosong, Himpunan semesta, Himpunan Berhingga, Himpunan tak
berhingga, Himpunan sama, Himpunan lepas, Himpunan komplemen, dan
Himpunan ekuivalen.
Saran yang dapat penyusun berikan sehubungan dengan hasil pembahasan ini adalah
Sebaiknya kita terapkan macam-macam himpunan dalam mengelompokkan sesuatu, baik
angka maupun yang lain.

Anda mungkin juga menyukai