DAN SAYUR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Himpunan,
Relasi dan Fungsi”.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bimbingan,
bantuan dan saran dari segala pihak, untuk itu dalam kesempatan kali ini penulis
mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada para pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti telah kita ketahui bahwa matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya konsep dasar himpunan yang hamper
mendasari seluruh cabang matematika. Himpunan sendiri berhubungan erat dengan
keseharian kita, dengan belajar himpunan kita di harapkan mampu memanami dari
materihimpunan itu sendiri yang mungkin bermanfaat dalam kehidupan kita.
Semoga setelah kita mempelajarinya kita menjadi lebih mengerti mengenai himpunan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Untuk mengetahui tentang himpunan, syarat agar dapat di sebut sebagai himpunan dan
ketentuan-ketentuan lainnya dari himpunan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. HIMPUNAN
A. Pengertian Himpunan (Menurut buku Pengantar Dasar Matematika karangan Sugiarto)
Konsep himpunan mendasari hampir semua cabang matematika. Gerorg Cantor
dianggap sebagai Bapak teori himpunan. Himpunan merupakan kumpulan benda-benda
atau objek-objek yang didefinisikan dengan jelas. Istilah didefinisikan dengan jelas
dimaksukkan agar orang dapat menentukan apakah suatu benda merupakan anggota
himpunan yang dimaksud tadi atau tidak.
Anggota atau elemen adalah benda-benda atau objek-objek yang termasuk dalam
sebuah himpunan.
Contoh:
Himpunan yang merupakan himpunan:
- Himpunan anak yang berusia 12 tahun
- Himpunan bilangan asli genap
- Himpunan pulau-pulau di Indonesia
Contoh :
A = {x Î R |x2 + 4 = 0 }
Dalam hal ini jelas tidak ada harimau yang hidup di air maka A = ø
Penjelasan :
dari definisi diatas himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai
satupun anggota, dan biasanya himpunan kosong dinotasikan dengan huruf yunani
ø (phi).
3. Himpunan Semesta
Himpunan semesta biasanya dilambangkan dengan “U” atau “S” (Universum)
yang berarti himpunan yang memuat semua anggota yang dibicarakan atau kata
lainya himpunan dari objek yang sedang dibicarakan. Biasanya hinpunan semesta
ditetapkan sebelum kita membicarakan suatu himpunan dengan demikian seluruh
himpunan lain dalam pembicaraan tersebut merupakan bagian dari himpunan
pembicaraan.
Contoh :
4. Himpunan Berhingga
Himpunan A berhingga apabila A memiliki anggota himpunan tertentu atau
n(A) = a, a ∈ bilangan cacah. Dengan perkataan lain, himpunan berhingga adalah
himpunan yang banyak anggotanya dapat dinyatakan dengan suatu bilangan
cacah.
Contoh :
Q= { 1,2,3,4,... }
Apabila kita menghitung anggota himpunan Q, maka proses perhitungan
anggota Q tidak akan berakhir. Jadi Q adalah himpunan tak berhingga dan n(Q) =
~.
6. Himpunan Sama (Equal)
Bila setiap anggota himpunan A juga merupakan anggota himpunan B, begitu pula
sebaliknya.
Syarat :
Dua buah himpunan anggotanya harus sama.
Contoh :
A ={ c,d,e}
B={ c,d,e }
Maka A = B
Penjelasan :
Himpunan equal atau himpunan sama,memiliki dua buah himpunan yang
anggotanya sama misalkan anggota himpunan A {c,d,e} maka himpunan B pun
akan memiliki anggota yaitu { c,d,e }.
7. Himpunan Lepas
Himpunan lepas adalah suatu himpunan yang anggota-anggotanya tidak ada yang
sama
Contoh C = {1, 3, 5, 7} dan D = {2, 4, 6} Maka himpunan C dan himpunan D
saling lepas.
Catatan : Dua himpunan yang tidak kosong dikatakan saling lepas jika kedua
himpunan itu tidak mempunyai satu pun anggota yang sama
c. Contoh Relasi
Humpunan A : himpunan nama orang
A={Via, Andre, Ita}
Himpunan B : himpunan nama makanan
B={es krim, coklat, permen}
Relasi makanan kesukaan (R) dari himpunan A dan B adalah:
A B
via permen
Andre coklat
Ita es krim
A : Domain
B : Kodomain
R : Relasi dengan nama “ Makanan Kesukaan “
Relasi R dalam A artinya domain dan kodomainnya adalah A
Andre coklat
Ita es krim
p er m en
cok la t
e s kri m
4) Tabel
Nama Makanan
Via Permen
Via Coklat
Andre Coklat
Andre Es Krim
Ita Es Krim
5) Matriks
Baris = domain
Kolom = kodomain
Permen Coklat Es krim
Via 1 1 0
Andre 0 1 1
Ita 0 0 1
[ ]
Via 1 1 0
Andre 0 1 1
0 0 1
6) Graph Berarah Ita
Hanya untuk merepresentasikan relasi pada satu himpunan (bukan antara
dua himpuanan).
Tiap unsur himpunan dinyatakan dengan sebuah titik (disebut juga simpul
atau vertex)
Tiap pasangan terurut dinyatakan dengan busur (arc).
i. Jika (a, b) ∈ R, maka sebuah busur dibuat dari simpul a ke simpul
b.
ii. Simpul a disebut simpul asal (initial vertex)
iii. Simpul b disebut simpul tujuan (terminal vertex)
iv. Pasangan terurut (a, a) dinyatakan dengan busur dari simpul a ke
simpul a sendiri. Busur semacam itu disebut loop
Contoh graph berarah
Misalkan R = {(a, b), (b, c), (b, d), (c, c) (c, a), (c, d), (d, b)} adalah relasi
pada himpunan {a, b, c, d}.
7) Latihan 1
Z = {1,2,3,4};
R = {(x,y)|x > y ; x ∈ Z dan y ∈ Z}
Nyatakan relasi tersbut dalam bentuk
a) Himpunan pasangan berurutan
b) Matrix
c) Graf
e. Sifat-sifat Relasi
1) Refleksif
Sebuah relasi dikatakan refleksif jika sedikitnya: x ∈ A, xRx
Minimal
2) Transitif
Sebuah relasi dikatakan bersifat transitif jika:
xRy , yRz => xR ; (x,y, z) ∈ A
Contoh: R = {(a,d),(d,e),(a,e)}
3) Simetrik
Sebuah relasi dikatakan bersifat simetris jika:
xRy, berlaku pula yRx untuk (x dan y) ∈ A
Contoh:
A={a,b,c,d}
R={(a,a),(b,b),(c,c),(d,d),(a,b),(b,a),(c,d),(d,c)}
4) Asimetrik
Relasi asimetrik adalah kebalikan dari relasi simetrik
Artinya (a,b) ∈ R, (b,a) ∉ R
Contohnya: R = {(a,b), (a,c), (c,d)}
5) Anti Simetrik
Relasi R dikatakan antisimetrik jika, untuk setiap x dan y di dalam A; jika xRy
dan yRx maka x=y
6) Equivalen
Sebuah relasi R dikatakan equivalen jika memenuhi syarat:
a) Refelksif
b) Simeteris
c) Transitif
7) Partially Order Set (POSET)
Sebuah relasi R dikatakan terurut sebagian (POSET) jika memenuhi syarat:
a) Refleksif
b) Antisimetri
c) Transitif
8) Latihan 2
a) A={1,2,3,4} Sebutkan sifat untuk relasi < pada himpunan A !
b) Apakah relasi berikut asimetris, transitif?
R = {(1,2),(3,4),(2,3)}
c) Apakah R = {(a,a),(a,b),(a,c),(b,b),(b,a),(c,c)} refleksif?
d) R merupakan relasi pada himpunan Z, yang dinyatakan oleh aRb jika dan
hanya jika a=b atau a= –b
Periksa, apakah relasi tersebut merupakan relasi ekivalen !
Maka
g. Komposisi Relasi
Misalkan :
R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B
T adalah relasi dari himpunan B ke himpunan C.
Komposisi R dan S, dinotasikan dengan T ο R, adalah relasi dari A ke C yang
didefinisikan oleh :
T ο R = {(a, c) | a ∈ A, c ∈ C, dan untuk suatu b ∈ B sehingga (a, b) ∈ R dan (b, c)
∈S}
Contoh komposisi relasi
Misalkan, A = {a, b, c}, B = {2, 4, 6, 8} dan C = {s, t, u}
Relasi dari A ke B didefinisikan oleh :
R = {(a, 2), (a, 6), (b, 4), (c, 4), (c, 6), (c, 8)}
Relasi dari B ke C didefisikan oleh :
T = {(2, u), (4, s), (4, t), (6, t), (8, u)}
Maka komposisi relasi R dan T adalah
T ο R = {(a, u), (a, t), (b, s), (b, t), (c, s), (c, t), (c, u)}
2. FUNGSI
a. Fungsi dari Himpunan
Fungsi adalah bentuk khusus dari relasi
Sebuah relasi dikatakan fungsi jika xRy, untuk setiap x anggota A memiliki tepat
satu pasangan, y, anggota himpunan B
Kita dapat menuliskan f(a) = b, jika b merupakan unsur di B yang dikaitkan oleh f
untuk suatu a di A.
Ini berarti bahwa jika f(a) = b dan f(a) = c maka b = c.
Jika f adalah fungsi dari himpunan A ke himpunan B, kita dapat menuliskan dalam
bentuk : f:A→B
artinya f memetakan himpunan A ke himpunan B.
Nama lain untuk fungsi adalah pemetaan atau transformasi.
c. Penulisan Fungsi
1) Himpunan pasangan terurut.
Misalkan fungsi kuadrat pada himpunan {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,10} maka
fungsi itu dapat dituliskan dalam bentuk :
f = {(2, 4), (3, 9)}
2) Formula pengisian nilai (assignment)
f(x) = x2 + 10,
f(x) = 5x
d. Jenis-jenis Fungsi
1) Fungsi Injektif
Fungsi satu-satu
Fungsi f: A → B disebut fungsi satu-satu jika dan hanya jika untuk sembarang
a1 dan a2 dengan a1 tidak sama dengan a2 berlaku f(a1) tidak sama dengan f(a2).
Dengan kata lain, bila a1 = a2 maka f(a1) sama dengan f(a2).
a 1
b 2
c 3
d 4
5
2) Fungsi Surjektif
Fungsi kepada
Fungsi f: A → B disebut fungsi kepada jika dan hanya jika untuk sembarang b
dalam kodomain B terdapat paling tidak satu a dalam domain A sehingga
berlaku f(a) = b.
Suatu kodomain fungsi surjektif sama dengan range-nya (semua kodomain
adalah peta dari domain).
a 1
b 2
c 3
d
3) Fungsi Bijektif
Fungsi f: A → B disebut disebut fungsi bijektif jika dan hanya jika untuk
sembarang b dalam kodomain B terdapat tepat satu a dalam domain A
sehingga f(a) = b, dan tidak ada anggota A yang tidak terpetakan dalam B.
Dengan kata lain, fungsi bijektif adalah fungsi injektif sekaligus fungsi
surjektif.
a 1
b 2
c 3
d
4
4) Fungsi Invers
Fungsi invers merupakan kebalikan dari fungsi itu sendiri
f:A®B di mana f(a) = b
f –1: B ® A di mana f –1(b) = a
Catatan: f dan f –1 harus bijective
e. Operasi Fungsi
(f + g)(x) = f(x) + g(x)
(f . g)(x) = f(x) . g(x)
Komposisi:
(f o g)(x) = f(g(x))
f. Latihan 3
f(x) = x2 + 1
g(x) = x + 6
Tentukan:
a. (f + g)(x)
b. (f – g)(x)
c. (f . g)(x)
d. (f o g)(x)
e. Invers dari g(x)
BAB III
PENUTUP