Anda di halaman 1dari 15

PAPER

TEORI HIMPUNAN DAN SISTEM BILANGAN

Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Ni Made Adelia Apriani Mahadewi (2107021002)
2. Ni Kadek Putri Taruni (2107021004)
3. Putu Chintya Nabila Putri (2107021011)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


FAKULTAS EKONOMI
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada umumnya, belajar matematika identik dengan menghafalkan rumus-rumus dengan
buku panduan yang sangat tebal dan banyak. Itulah yang menyebabkan para pelajar merasa
bosan dan malas untuk belajar matematika.
Matematika sebagai media untuk melatih berpikir kritis, inovatif, kreatif, mandiri dan
mampu menyelesaikan masalah. Sudah Jelas sekali bahwa Matematika sangat berperan
dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat menghindar dari Matematika, sekalipun kita
mengambil jurusan ilmu sosial tetap saja akan mendapatkan pelajaran Matematika di
dalamnya karena mau tidak mau matematika digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Salah
satunya yaitu penerapan himpunan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam matematika, himpunan adalah segala koleksi benda-benda tertentu yang dianggap
sebagai satu kesatuan. Walaupun hal ini merupakan ide yang sederhana, namun tidak salah
jika himpunan merupakan salah satu konsep penting dan mendasar dalam matematika
modern, dan karenanya, studi mengenai himpunan sangatlah berguna.
Himpunan merupakan salah satu dasar dari matematika. Konsep dalam matematika dapat
dikembalikan pada konsep himpunan, misalnya garis adalah himpunan titik. Sebetulnya
pengertian himpunan mudah dipahami dan dapat diterima secara intuitif. Mengingat
demikian pentingnya teori himpunan, maka dalam kesempatan ini akan dijabarkan beberapa
konsep mengenai teori himpunan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi himpunan?
2. Bagaimana cara penulisan himpunan?
3. Apa saja jenis himpunan dan diagram venn?
4. Bagaimana operasi himpunan?
5. Apa saja hukum – hukum operasi himpunan?
6. Bagaimana sistem dan himpunan bilangan?
C. Tujuan
1. Memahami definisi dari himpunan
2. Mengetahui cara penulisan himpunan
3. Mengetahui jenis himpunan dan diagram venn
4. Memahami operasi himpunan
5. Mengetahui hukum – hukum operasi himpunan
6. Memahami sistem dan himpunan bilangan
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI, PENULISAN, dan SIMBOL-SIMBOL HIMPUNAN

1. Definisi Himpunan
Himpunan adalah kumpulan benda atau objek yang diberikan batasan serta dirumuskan
dan didefinisikan secara tegas, jelas, dan terukur sehingga dapat diketahui termasuk atau
tidaknya di dalam himpunan tersebut. Tiap objek, benda atau simbol yang secara kolektif
membentuk suatu himpunan disebut elemen/unsur atau anggota dari himpunan tersebut.
Himpunan memiliki keterangan atau informasi yang detail. Tidak semua kumpulan bisa
menjadi himpunan. Kumpulan yang tidak jelas definisi dan ukurannya, tidak bisa disebut
sebagai himpunan.
2. Penulisan Himpunan
Himpunan dituliskan atau dinyatakan dengan notasi { } dan anggota – anggotanya ditulis
didalam kurung kurawal tersebut. Nama suatu himpunan ditulis dengan huruf kapital. Suatu
himpunan dinyatakan dengan huruf kapital, seperti A, B, C, D, ..., dan untuk menyatakan
himpunan itu sendiri dinotasikan dengan tanda kurung kurawal (aqulade). Sementara
anggota-anggota dari suatu himpunan dinyatakan dengan huruf kecil atau angka – angka dan
berada di dalam tanda kurawal. Objek yang dibicarakan dalam himpunan tersebut dinamakan
anggota (elemen, unsur). Tanda keanggotaan dinotasikan dengan ∈, sedangkan tanda bukan
anggota dinotasikan dengan ∉. Jika x adalah anggota dari A maka dapat ditulis x ∈ A, dan
jika y bukan anggota himpunan A maka ditulis dengan y ∉ A. Banyaknya anggota dari suatu
himpunan disebut dengan kardinal (bilangan kardinal) himpunan tersebut. Jika A adalah
suatu himpunan, maka banyaknya anggota dari A (bilangan kardinal A) ditulis
dengan notasi n(A) atau |A|.
Ada empat cara untuk menuliskan suatu himpunan, yaitu :
1. Cara Tabulasi
Cara tabulasi atau sering juga disebut dengan cara pendaftaran (roster method)
atau enumerasi, yaitu cara menyatakan suatu himpunan dengan menuliskan
anggotanya satu per satu. Untuk membedakan anggota yang satu dengan yang
lainnya digunakan tanda koma (,). Jika banyaknya anggota himpunan itu cukup
banyak atau tak terhingga biasanya digunakan tanda titik tiga (...) untuk menyingkat
tulisan tersebut yang berarti “dan seterusnya”. Cara tabulasi biasanya digunakan
jika anggota dari himpunan itu bisa ditunjukan satu persatu (diskrit), contohnya :
A = {0, 1, 2, 3, 4, ...}
Pada contoh, banyak anggota dari himpunan A adalah tak terhingga, sehingga tidak
mungkin dituliskan semua anggotanya satu persatu, oleh karena itu digunakan titik
tiga setelah aturan (pola) bilangan yang disajikan dapat dilihat. Perhatikan bahwa
kita tidak boleh menuliskan seperti A = {0, ...} atau A = {0, 1, ...} sebab belum
tampak polanya. Penulisan seperti itu bisa mengandung interpretasi lain, sehingga
tidak sesuai dengan yang dimaksudkan.
2. Cara Pencirian / Deskriptif
Cara pencirian juga dikenal dengan “rule method” atau metode aturan, atau
disebut juga metode pembentuk himpunan adalah suatu cara dengan menyebutkan
karakteristik tertentu dari obyek yang menjadi anggota himpunan tersebut. Dalam
menggunakan metode ini, anggota dari suatu himpunan tidak disebutkan satu per
satu, melainkan penyajian anggota himpunannya dilakukan dengan mendefinisikan
suatu aturan atau rumusan yang merupakan batasan bagi anggota – anggota
himpunan. Himpunan yang anggotanya diskrit dapat disajikan dengan cara ini, akan
tetapi suatu himpunan yang anggotanya kontinu hanya bisa disajikan dengan cara
deskripsi, dan tidak bisa disajikan dengan cara tabulasi.
Contoh :
A = adalah himpuan bilangan cacah yang lebih dari 1 dan kurang dari 8. Himpunan
A, jika disajikan dengan cara tabulasi didapat :
A = {2, 3, 4, 5, 6. 7}
Sedangkan jika disajikan dengan menggunakan metode deskripsi didapat :
A = {x | 1 < x < 8, x bilangan cacah}
(2) B = {x | 1 < x < 8, x bilangan real}.
Himpunan tersebut tidak bisa disajikan dengan cara tabulasi, karena anggotanya
kontinu.
Kedua himpunan tersebut memiliki kardinalitas yang berbeda, yaitu n(A) = 6
sedangkan n(B) = ~.
3. Simbol – Simbol Baku
Beberapa himpunan yang khusus dituliskan dengan simbol-simbol yang sudah
baku. Terdapat sejumlah simbol baku yang menyatakan suatu himpunan, yang
biasanya disajikan dengan menggunakan huruf kapital dan dicetak tebal.
Contoh himpunan yang dinyatakan dengan simbol baku, yaitu :
N = himpunan bilangan asli = {1, 2, 3, ...}
P = himpunan bilangan bulat positif = {1, 2, 3, ...}
Z = himpunan bilangan bulat {...,-2, -1, 0, 1, 2, 3, ...}
Q = himpunan bilangan rasional
R = himpunan bilangan riil
C = himpunan bilangan kompleks
4. Diagram Venn
Dalam diagram venn, himpunan semesta S digambarkan dengan persegi
panjang, sedangkan untuk himpunan lainnya digambarkan dengan lengkungan
tertutup sederhana, dan anggotanya digambarkan dengan noktah. Anggota dari suatu
himpunan digambarkan dengan noktah yang terletak di dalam daerah lengkungan
tertutup sederhana tersebut, atau di dalam persegi panjang untuk anggota yang tidak
termasuk di dalam himpunan tersebut.Jenis Himpunan dan Operasi

B. JENIS, OPERASI, DIAGRAM VENN HIMPUNAN

1. Jenis Himpunan
a. Himpunan Hingga dan Tak Berhingga
 Himpunan hingga adalah suatu himpunan yang jumlah anggotanya dapat dihitung.
 Contoh :
B = {x x Program Studi di Jurusan E&A Undiksha}
B = {D3 Akuntansi, S1 Akuntansi}
 Himpunan tak hingga adalah suatu himpunan yang jumlah anggotanya tidak dapat
dihitung.
 Contoh :
A = {x x Bilangan Ganjil }
A = { 1,3,5,7,9,… }

b. Himpunan Kosong
 Himpunan Kosong adalah suatu himpunan yang tidak memiliki anggota
 Contohnya : {x x Bulan yang memiliki lebih dari 31 hari }

c. Himpunan Bagian dan Himpunan Semesta


 Himpunan Semesta adalah suatu Himpunan yang memuat semua objek atau elemen yang
menjadi perhatian kita.
 Biasanya dilambangkan dengan “S”
 Contoh :
S = (2,4,6,8,10,12)
S = { Bilangan Genap } S = { Bilangan yang dapat dibagi dengan 2 }
S = { Bilangan Cacah } S = { Bilangan bulat}
 Bilangan Bagian adalah suatu himpunan yang anggotanya menjadi anggota himpunan
lainnya.
 Biasanya dilambangkan dengan (U)
 Himpunan A merupakan bagian dari Himpunan B jika dipenuhi dua syarat yaitu :
1. Setiap anggota himpunan A merupakan anggota himpunan B
2. Paling tidak ada sebuah anggota himpunan B yang bukan merupakan anggota
himpunan A. Notasinya ⊂ atau ⊄ jika tidak
 Contohnya : A ={9,8,7} B = {6,5,4} C = (6,5,4,9,8,7)
A⊂B A⊄B A⊂C
 Banyaknya anggota himpunan bagian :
 N = 2n => N adalah banyak anggota himpunan bagian
n adalah jumlah anggota suatu himpunan
P = {s,t,u} => {},{s},{t},{u},{s,t},{s,t},{s,u},{t,u},{s,t,u}
N = 2n  23 = 8
d. Komplemen suatu Himpunan
 Jika S himpunan semesta dan A suatu himpunan yang terkandung dalam S , maka yang
dimaksud dengan komplemen dari A adalah anggota himpunan S yang bukan anggota dari
himpunan A
 Notasi dari komplemen A adalah Ac atau A’
 Contohnya : P = {4,8,11}
S = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11}
Maka Pc = {1,2,3,5,6,7,9,10}

B = {3,6,7}
S = {3,6,7,8,9,12}
Maka BC{8,9,12}

e. Himpunan yang Sama


 Dua himpunan A dan B disebut sama, apabila setiap anggota himpunan A ada juga di
setiap anggota himpunan B.
 Notasinya adalad A=B
 Contohnya : A = {a,l,i} B = {l,i,a}
Maka, A = B
A = {a, n, d, i} B = {a,n,d,i.n}
Maka, A ≠ B
f. Himpunan Ekivalen (setara)
 Himpunan A dikatakan ekivalen himpunan B apabila jumlah anggota himpunan A sama
dengan jumlah anggota himpunan B
 Notasinya, A ~ B, jika n(A) = n(B)

 Contohnya : A = {2,5,6,7}
B = {burung,belalang,beruang,biawak}
C = {d,f,g,h}
Maka,
n(A) = 4
n(B) = 4 Jadi, A ~ B
n(C) = 4

g. Himpunan saling Lepas


 Dua himpunan dapat dikatakan saling lepas apabila anggota dari kedua himpunan tersebut
ada yang sama.
 Notasinya, //
- Contohnya : A = {1,2,3} B = {a,b,c,d}
Maka, A // B
2. Operasi Himpunan
a. Operasi Gabungan
 Gabungan dari himpunan A dan himpunan B adalah himpunan yang anggota-anggotanya
merupakan anggota A atau B.
 Notasinya, A ∪ B = {x x ∈ A atau x ∈ B}
- Contohnya : A = {1,3,4,6} B = { 2,3,4,7,8,9}
Maka, A ∪ B = {1,2,3,4,6,7,8,9}
A = {1,3,6 } B ={a,b,c,h}
Maka, A ∪ B = {1,3,6,a,b,c,h}
b. Operasi Irisan (Interseksi)
 Irisan dari himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya merupakan anggota A
sekaligus juga anggota B.
 Notasinya, A ∩ B = {x x ∈ A dan x ∈ B}. Jika A ∩ B = , dikatakan A dan B saling
lepas.
- Contohnya : A {5,6,7} B = {4,6,7}
Maka, A ∩ B = {6,7}
P {h,i,j} Q = {a,b,c,d}
Maka, P ∩ Q =
= {}
c. Operasi Selisih
 Selisih antara himpunan A dan himpunan B, adalah suatu himpunan yang anggotanya
semua anggota A akan tetapi bukan anggota B.
 Notasinya, A – B = { x x ∈ A dan x ∉ B}
- Contohnya, A = {4,5,6,7,8,11} B = {2,4,6,8,12}
Maka, A – B = {5,7,11}
B – A = {2,12}
3. Diagram Venn
 Diagram Venn adalah diagram yang digunakan untuk menyatakan suatu himpunan
secara visual (gambar).Pada diagram Venn, himpuan semesta dinyatakan dengan
daerah persegi panjang, sedangkan himpunan lain dinyatakan dengan kurva mulus
tertutup sederhana dan noktah-noktah untuk menyatukan anggota-anggotanya.
a. Cara membuat Diagram Venn
i. Himpunan semesta biasanya digambarkan dengan persegi panjang dan
lambing S ditulis pada sudut kiri atas gambar persegi.
ii. Setiap himpuanan lain yang dibicarakan (selain himpunan kosong)
digambarkan dengan lingkaran (kurva tertutup).
iii. Setiap anggota ditunjukan dengan noktah (titik) dan anggota himpunan
ditulis disamping noktah tersebut.

Contohnya :
- Diketahui S = {1,2,3,…,10}, A = {1,2,3,5,8}, B = {4,6,7,9}. Sajikanlah dalam
bentuk Diagram Venn!
- Jawab :
S = {1,2,3,…,10}
A = {1,2,3,5,8}
B = {3,4,5,6,7,8,9}
Diagram Venn :

 3 4
1  5 6
2  8 7
9

 10
4
1 6
2 7
9

b. Cara Membaca Diagram Venn :


- Tentukan :
i. Anggota himpunan S;
ii. Anggota himpunan A;
iii. Anggota himpunan B;
iv. Anggota himpunan A ∩ B
v. Anggota himpunan A ∪ B
- Jawab :
i. S = {1,2,3,…,10}
ii. A = {1,2,3,5,8}
iii. B = {3,4,5,6,7,8,9}
iv. A ∩ B = {3,5,8}
v. A ∪ B = {1,2,3,4,5,6,7,8,9}

C. HUKUM OPERASI HIMPUNAN, SISTEM DAN HIMPUNAN BILANGAN

1. Hukum – Hukum Operasi Himpunan


1. Hukum Komutatif
(a) A  B = B  A
(b) A  B = B  A
2. Hukum Asosiatif
(a) (A  B)  C = A  (B  C)
(b) (A  B)  C = A  (B  C)
3. Hukum Distributif
(a) A  (B  C) = (A  B)  (A  C)
(b) A  (B  C) = (A  B)  (A  C)
4. Hukum De Morgan
(a) (A  B)C = AC  BC
(b) (A  B)C = AC  BC
5. Hukum Idempoten
(a) A  A = A
(b) A  A = A
6. Hukum Kelengkapan
(a) C = S (d) A  AC = S
(b) SC =  (e) A  AC = 
(c) (AC )c = A
7. Hukum Identitas
(a) A U Ø = A
(b) A ∩ Ø = Ø
(c) A U U = U
(d) A ∩ U = A
8. Sifat -sifat Lain dari Operasi Himpunan
(a) = U
(b) U = 
9. Hukum Absorpsi
(a) A  (A  B) = A
(b) A  (A  B) = A
10. Sifat -sifat Lain dari Operasi Himpunan
(a) Sifat reflektif :AA
(b) Sifat transitif : A  B dan B  C  A  C
(c) Sifat anti simetris : A  B dan B  A  A = B
(d) Sifat penyerapan :A(AB)=A
:A(AB)=A
(e)   A  S
  A = A dan   A = 
S  A = S dan S  A = A
Contoh:
1) Hasil survey pada kelas XII Akuntansi yang beranggotakan 40 orang, telah
menunjukkan bahwa 20 orang menyukai kegiatan olahraga bulu tangkis dan 14 orang
menyukai olahraga basket, dan sebanyak 6 orang tidak menyukai keduanya.
Tentukanlah banyak siswa yang menyukai olahraga basket dan bulu tangkis.
Penyelesaian:
Misalkan: S = Warga kelas
A = Himpunan siswa yang menyukai bulu tangkis
B = Himpunan siswa yang menyukai basket
Maka,
n(S) = 40, n(A) = 20, n(B) = 24, dan n(AB)C= 10
n( A  B ) =....?
n(A  B ) = n(S) - n(A  B)C
= 40 – 10
= 30
n(A  B) = n(A) + n(B) - n(A  B)
30 = 20 + 44 - n(A  B)
34 = 64 - n(A  B)
n(A  B) = 64 - 34
= 20
Jadi banyak siswa yang menyukai kegiatan olahraga bulu tangkis dan basket
adalah sebanyak 20 orang.
2. Sistem dan Himpunan Bilangan
1. Pengelompokkan bilangan
Pembagian bilangan atau hubungan antara macam-macam bilangan da-
pat dijelaskan dengan diagram cabang dan diagram Venn berikut:
A. Diagram Cabang

B. Diagram Venn
Diagram venn merupakan cara untuk menyatakan himpunan menggunakan
gambar dan diagram ini dapat diartikan juga sebagai diagram yang didalamnya
terdapat kemungkinan seluruh benda ataupun objek.
Contoh Diagram Venn:
Diketahui:
S = {0, 1, 2, 3, 4, ..., 9
P = {0, 1, 2, 3, 4} dan Q = {5, 6, 7}.
Himpunan S = {0, 1, 2, , 4, ..., 9}

a. Gabungan (A  B)

Contoh:
• Jika A = { 2, 5, 8 } dan B = { 7, 5, 22 }, maka A  B =
{ 2, 5, 7, 8, 22 }
•A=A
b. Irisan ( A  B )

Contoh:
• Jika A = {2, 4, 6, 8, 10} dan B = {4, 10, 14, 18},
maka A  B = {4, 10}
2. Pengertian Bilangan dan Himpunan Bilangan
(1) Bilangan Bulat
Bilangan bulat adalah bilangan yang hasil pembagian antara dua bilangannya
ialah bulat termasuk nol.
Dalam himpunan bilangan bulat dapat dilambangkan dengan B, maka :
B = {    - 5, - 4, - 3, - 2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5,   }
(2) Bilangan Asli
Bilangan asli adalah bilangan bulat positif namun tidak termasuk nol. Dalam
bilangan asli terdapat bilangan genap (2, 4, 6, 8, dll) dan bilangan ganjil (1,3,5,7,
dll). Jika himpunan bilangan asli dilambangkan B, maka:
B = {1, 2, 3, 4, 5, ...}
(3) Bilangan Cacah
Bilangan cacah adalah bilangan bulat yang dimulai dari nol. Jika himpunan
bilangan cacah dilambangkan A, maka:
A = {0, 1, 2, 3, 4, 5...}
(4) Bilangan Prima
Bilangan prima adalah bilangan asli yang besarnya tidak sama dengan
1, dan hanya habis dibagi oleh dirinya sendiri dan juga hanya habis
dibagi oleh 1.
Jika himpunan bilangan prima dilambangkan dengan P, maka:
P = {2, 3, 5, 7, 11, 13,   }
(5) Bilangan Rasional
a
Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai dengan a dan
b
b bilangan bulat dan b  0.
Jika himpunan bilangan rasional dilambangkan dengan Q, maka :
a
Q = { x  x = , a dan b bulat dan b  0}
b
Contoh:
1 1 1 1
Q={ , , , }
2 4 6 8
Q = {-8, -6, -4, -2}
(6) Bilangan Irrasional
Bilangan irrasional adalah bilangan yang tak dapat dituliskan sebagai dengan a
dan b bilangan bulat b  0.
Jika himpunan bilangan irrasional dilambangkan dengan QC, maka :
QC = { x  x Real dan x  Q}
Contoh:
QC = {√ 5, √ 7, √ 11, √ 15 }
QC = {log 2, log, 3, log 5}
(7) Bilangan Komplek
Bilangan komplek adalah sebuah bilangan yang berbentuk a + bi de-
ngan a dan b bilangan- bilangan real dan “i” adalah lambang dari suatu
bilangan yang bersifat bahwa, kuadratnya sama dengan -1, jadi i2 = - 1.
Jika himpunan bilangan komplek dilambangkan dengan K , maka :
K = {a + b.i a, b adalah bilangan real dan i = }
Contoh:
A = {1+2i, 4-3i, 5+3i,...}
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2017. Cara – cara penulisan Himpunan. Diakses di https://yakusaaa.blogspot.com
Hazanah, Nur. 2021. Himpunan. Diakses di http://staffnew.uny.ac.id
Larasati, Zara. 2018. Diagram venn: Karakteristik, Bentuk, dan Cara Pengoperasian.
Diakses di https://www.ruangguru.com
Widhia, Thalitha Ariesti. 2018. Pengertian dan Istilah – Istilah dalam Himpunan. Diakses
di https://www.ruangguru.com
Wirawan, Nata. 2017. Cara Mudah Memahami Matematika Ekonomi dan Bisnis Edisi ke
enam. Denpasar: Keraras Emas
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Himpunan adalah kumpulan benda atau objek yang diberikan batasan serta dirumuskan
dan didefinisikan secara tegas, jelas, dan terukur sehingga dapat diketahui termasuk atau
tidaknya di dalam himpunan tersebut. Himpunan dapat ditulis dengan cara menuliskan
anggotanya satu per satu, menyebutkan karakteristik tertentu, dengan simbol-simbol baku, dan
secara grafik (diagram venn). Jenis – jenis himpunan terdiri dari himpunan hingga dan tak
berhingga, himpunan kosong, himpunan bagian dan himpunan semesta, komplemen suatu
himpunan, himpunan yang sama, himpunan ekuivalent (setara), dan himpunan saling lepas.
Operasi pada himpudan terdiri dari gabungan, irisan, dan selisih.

Saran
Tanpa kita sadari ternyata begitu banyak manfaat dari belajar matematika untuk kehidupan
sehari-hari. Baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan yang lainya. Oleh karena itu kami
menyarankan agar kita lebih serius dalam mempelajari matematika dan jangan menjadikan
matematika sebagai sesuatu yang menyeramkan untuk dipelajari.

Anda mungkin juga menyukai