Anda di halaman 1dari 2

I MADE PANJI WISAPUTRA

2257023007
5A
TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER

Seiring berjalannya waktu, banyak perusahaan yang berbantuan komputer dan


terhubung dengan internet yang bertujuan agar dapat memperoleh informasi secara real time
dan akurat. Akuntansi berbasis komputer akan semakin rentan terhadap risiko yang akan
dihadapi perusahan, baik itu ancaman fraud dari internal perusahaan, ataupun dari eksternal
perusahaan. Komputer fraud merupakan rangkaian dari kelanjutan terjadinya fraud di era
digital/modern ini. Pemahaman awal dalam mendeteksi fraud yang menggunakan komputer
harus sudah mulai diperhitungkan oleh setiap perusahaan. Kejahatan terhadap komputer
meliputi sabotase, merusak sistem, akses elektronik yang tidak sah, dan melebihi otoritas diri
sendiri (termasuk hacker). Beberapa definisi fraud didefinisikan sebagai berikut: Menurut
Webster's New World Dictionary, fraud adalah suatu pembohongan atau penipuan (deception)
yang dilakukan demi kepentingan pribadi.

Fraud dalam organisasi merupakan topik yang hangat bagi anggota komite audit,
eksekutif, regulator, auditor, dan masyarakat pada umumnya, karena fraud telah menjadi salah
satu risiko yang paling signifikan yang dihadapi oleh organisasi. Fraud triangle adalah segitiga
kecurangan yang menjelaskan 3 penyebab terjadinya korupsi, penyalahgunaan aset, dan
kecurangan dalam penyusunan laporan keuangan. Tiga hal tersebut terdiri dari kesempatan,
tekanan, dan rasionalisasi. Kesempatan adalah elemen di mana pemilik bisnis dan manajer
memiliki kontrol yang paling besar di perusahaan. Tekanan yang disebabkan karena adanya
dorongan dan motivasi untuk melakukan fraud. Tekanan keuangan merupakan tekanan paling
umum yang menyebabkan orang melakukan fraud, misalnya karena kebutuhan untuk
menyekolahkan anak sampai di luar negeri namun gaji tidak mencukupi, maka karyawan
tersebut melakukan korupsi di bagian pengadaan barang. Rasionalisasi terjadi karena adanya
pemikiran dari karyawan atas suatu kondisi yang menurut mereka anggap telah sesuai dengan
yang diharapkan, tapi kenyataannya pemikiran tersebut tidak tepat.

Model ACFE untuk mengklasifikasikan fraud menunjuk sebagaimana diagram fraud.


Model klasifikasi yang dikategorikan sebagai: (1) Korupsi, (2) Penggelapan aset, (3) Fraud
laporan keuangan. Skema Korupsi, Suatu pertentangan kepentingan diukur ketika suatu
pekerja, manajer, atau eksekutif mempunyai suatu transaksi ekonomis yang tidak diungkapkan
atau untuk kepentingan pribadi atas transaksi yang memengaruhi perusahaan. Pertentangan
kepentingan ini meliputi tiga kategori mikro: Skema pembelian, skema penjualan, dan skema
lain. Skema Penggelapan Aset, Menurut Joe Wells, penggelapan aset meliputi lebih dari
sekadar penipuan atau penggelapan. Penggelapan aset melibatkan penyalahgunaan suatu aset
perusahaan untuk kepentingan pribadi. Skema penyalahgunaan aset adalah tipe fraud yang
paling umum. Bukti pencurian atau penyalahgunaan aset normalnya berupa kas. Skema
Laporan Keuangan, Kategori skema laporan keuangan dipecah dalam dua sub kategori
keuangan dan nonkeuangan.

Teknik Pencegahan Fraud. Singleton (2006) menyebutkan bahwa suatu perusahaan


harus mempertimbangkan standar pencegahan yang sesuai. Demi mempertahankan keberadaan
pegawai yang mengelola aset-aset berharga tersebut. Beberapa cara dalam melakukan
pencegahan sebagai berikut: (1) Pengawasan dapat meningkatkan persepsi dari deteksi.
Meskipun ini adalah standar deteksi, tetap saja fungsinya untuk pencegahan jika hal terebut
dipublikasikan dan kemudian dimonitor kebenarannya. (2) Audit Reguler. Penugasan audit
eksternal dan internal yang rutin diselenggarakan di perusahaan memberikan dampak yang
baik, yaitu perusahaan dan pegawai tidak berani melakukan fraud. (3) Audit Kejutan. Audit
yang mengejutkan atau yang lebih dikenal surprise audit dapat berfungsi lebih baik untuk
sesekali digunakan guna memastikan kondisi apa adanya di lapangan. (4) Audit Fraud Periodik.
Audit fraud secara periodik dilakukan dengan memperhatikan anomali suatu transaksi di
perusahaan. Dalam penugasan audit ini dapat melibatkan ahli dalam menangani audit fraud
mengingat kebutuhan keahlian yang spesifik. (5) Pengendalian internal adalah faktor penentu
bagi seorang auditor dalam menentukan standar pencegahan fraud terutama untuk
meminimalisasi adanya kesempatan.

Implementasi: audit berbantuan komputer (penggunaan software acl). Perkembangan


teknologi informasi yang semakin luas diterapkan oleh perusahaan mendorong auditor harus
mampu menyesuaikan keablian terkait dengan kompetensi pada bidang teknologi informasi,
sehingga Auditor membutuhkan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK). Teknik audit
berbantuan komputer merupakan alat yang penting dalam menyediakan kemampuan untuk
mengaudit dan mengotomatisasi data audit. Pengenalan Acl. ACL (Audit Command Language)
merupakan salah satu Computer Assisted Audits Tools (CAAT) atau alat bantu audit berbasis
komputer yang dapat digunakan oleh auditor, akuntan, eksekutif, dan analis data untuk
mendeteksi kesalahan dan kecurangan. ACL memungkinkan penggunanya untuk menganalisis
data dari bermacam-macam format ataupun platform. Pengguna dapat menggunakan ACL
untuk menganalisis berbagai macam data yang ada di perusahaan, misal data penggajian
(payroll), piutang (Account receivable), utang (account payable), dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai