Anda di halaman 1dari 4

Nama : Aqilla Fadia Haya

NIM : 190503172
Mata Kuliah : Sistem Informasi Akuntansi
Tugas Resume 6
1. Sistem Pemerosesan Batch
Sistem Batch adalah suatu model pengolahan data, dengan menghimpun data terlebih
dahulu, dan diatur pengelompokkan datanya dalam kelompok-kelompok yang disebut
batch. Tiap batch ditandai dengan identitas tertentu, serta informasi mengenai data-data
yang terdapat dalam batch tersebut. Setelah data-data tersebut terkumpul dalam jumlah
tertentu, data-data tersebut akan langsung diproses.
Contoh dari penggunaan batch processing adalah e-mail dan transaksi batch processing.
Dalam suatu sistem batch processing, transaksi secara individual dientri melalui peralatan
terminal, dilakukan validasi tertentu, dan ditambahkan ke transaction file yang berisi
transaksi lain, dan kemudian dientri ke dalam sistem secara periodik. Seperti misalnya
pembayaran Rumah Sakit.

2. Sistem Pemrosesan Real-Time


Sistem real-time memproses seluruh transaksi pada saat terjadi. Sistem semacam ini
memiliki banyak potensi keuntungan, termasuk perbaikan produktivitas, pengurangan
persediaan, peningkatan perputaran persediaan, pengurangan jeda dalam penagihan
pelanggan, dan perbaikan kepuasan pelanggan. Karena informasi transaksi ditransmisikan
secara elektronik, dokumen sumber fisik bisa dieliminasi atau dikurangi. Pemrosesan
real-time sesuai dengan sistem yang memproses volume transaksi yang rendah dan yang
tidak saling berbagi record umum. Sistem ini menggunakan teknologi local area network
(LAN) dan wide area network (WAN) secara luas.

3. Perbedaan Sistem Batch deng Real-Time

Metode Pemrosesan Data


Karakteristik Pembeda
Batch Real-Time
Kerangka waktu Terdapat jeda antara waktu Pemrosesan dilakukan
Informasi terjadinya kegiatan Ketika kegiatan ekonomi
ekonomi dengan waktu terjadi.
pencatatannya.
Sumber Daya Umumnya, lebih sedikit Lebih banyak sumber daya
sumber daya (peranti yang dibutuhkan daripada
keras, pemrograman, pemroresan batch.
pelatihan) yang
dibutuhkan.
Efisiensi Operasional Record tertentu diproses Semua record yang
setelah peristiwa terjadi berkaitan dengan peristiwa
untuk menghindari diproses segera.
penundaan operasional.
4. Penipuan dan akuntan
Penipuan adalah pembohongan disengaja, penyalahgunaan aktiva komputer, atau
manipulasi atas data keuangan demi keuntungan pelaku penipuan. Dalam literatur
akuntansi, penipuan umumnya juga disebut sebagai "kejahatan kerah putih" (white- collar
crime), "kebohongan" (defalcation), "penggelapan" (embezzlement), dan
"ketidakberesan" (irregularities).
Berdasarkan hukum perdata, tindakan penipuan harus memenuhi lima kondisi berikut ini:
1. Penyajian yang salah. Ada pernyataan yang salah atau tidak diungkapkannya suatu
fakta,
2. Fakta yang material. Fakta merupakan faktor yang substansial dalam mendorong
sescorang untuk bertindak,
3. Niat. Ada niat untuk menipu atau mengetahui bahwa pernyataan yang dimiliki
sescorang adalah salah,
4. Keyakinan yang dapat dijustifikasi. Kesalahan dalam penyajian tersebut merupakan
faktor substansial tempat pihak yang dirugikan bergantung.
5. Kerusakan atau kerugian. Kecurangan tersebut telah menyebabkan kerusakan atau
kerugian bagì korban penipuan.
Auditor biasanya berhadapan dengan dua tingkat penipuan: penipuan oleh karyawan dan
penipuan oleh pihak manajemen.
A. Penipuan oleh karyawan (employee fraud)
Biasanya, karyawan mengondisikan Sistem pengendalian internal perusahaan untuk
keuntungan pribadi. Jika sebuah perusahaan memiliki sistem pengendalian internal
yang efektif, pemalsuan atau penipuan biasanya dapat dicegah atau dideteksi.
Penipuan oleh karyawan biasanya melibatkan tiga tahap: (1) mencuri sesuatu yang
berharga (sebuah aktiva), (2) mengonversi aktiva tersebut ke dalam bentuk yang
dapat digunakan (uang tunai), dan (3) menyembunyikan kejahatan tersebut gar tidak
terdeteksi.
B. Penipuan oleh pihak manajemen (management fraud)
Penipuan oleh pihak manajemen biasam terdiri atas tiga karakteristik khusus:
1. Penipuan tersebut dilakukan pada tingkat manajemen di atas tingkat di mana
struktur pengendalian internal biasanya berhubungan.
2. Penipuan tersebut sering kali melibatkan penggunaan laporan keuangan untuk
membuat ilustrasi bahwa suatu entitas lebih sehat dan sejahtera daripd
sesungguhnya.
3. Jika penipuan tersebut melibatkan penyalahgunaan aktiva, penipuan sering kali
disebarkan dalam berbagai transaksi bisnis yang rumit, dan sering melibatkan
pihak ketiga.
5. Faktor yang membentuk penipuan
Berdasarkan sebuah penelitian, orang melakukan aktivitas penipuan sebagai akibat dari
interaksi berbagai tekanan dalam kepribadian seseorang dan lingkungan eksternal.
Berbagai tekanan ini diklasifikasikan dalam tiga kategori umum:
1. Tekanan keadaan,
2. Peluang, dan
3. Karakteristik pribadi (integritas)
6. Skema Penipuan
Skema penipuan dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara. Untuk tujus pembahasan,
bagian ini menyajikan format klasifikasi yang diambil dari ACFE. Tiga kategori umum
skema penipuan adalah: laporan tipuan, korupsi, dan penyalahgunan aktiva.
a. Laporan Tiruan
Laporan tipuan dihubungkan dengan penipuan oleh pihak manajemen. Jika semua
penipuan melibatkan beberapa bentuk kesalahan laporan keuangan, untuk memenuhi
definisi di bawah kelas skema penipuan ini, laporan tersebut harus memberikan
manfaat keuangan langsung serta tidak langsung bagi pelakunya. Contohnya,
kesalahan dalam menyatakan saldo akun kas untuk menutupi pencurian kas tidak
masuk dalam kelas skema penipuan ini. Di pihak lain, menyatakan terlalu rendah
kewajiban untuk menyajikan gambaran keuangan ya lebih baik atas perusahaan agar
dapat meningkatkan harga saham, masuk dala kelas penipuan ini.
b. Korupsi
Korupsi melibatkan eksekutif, manajer, atau karyawan perusahaan dalam bentuk
kolusi dengan pihak luar. Penelitian oleh ACFE mengindentifikasi empat jenis umum
korupsi: penyuapan, pemberian hadiah yang ilegal, konflik kepentingan, dan
penyalahgunaan wewenang bernilai ekonomi.
c. Penyalahgunaan Aktiva
Aktiva tertentu lebih dapat disalahgunakan daripada aktiva lainnya. Berbagai
transaksi yang melibatkan kas, rekening giro, persediaan, pasokan, perlengkapan, dan
informasi adalah yang paling berisiko untuk disalahgunakan. Contoh skema penipuan
yang melibatkan penyalahgunaan aktiva seperti Pembebanan ke Akun Beban. Cara
yang paling umum dilakukan untuk menutupi ketidakseimbangan tersebut adalah
membebankan aktiva ke akun beban serta mengurangi ekuitas dalam jumlah yang
sama.
7. Konsep Pengendalian Intern
Sistem pengendalian internal (internal control system) terdiri atas berbagai kebijakan,
praktik, dan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai empat tujuan
umumnya:
1. Menjaga aktiva perusahaan.
2. Memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi.
3. Mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan.
4. Mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak
manajemen.

8. Eksposur dan Resiko


Ketidakberadaan atau kelemahan pengendalian disebut sebagai Eksposur (exposure).
Kelemahan dalam pengendalian internal dapat mengeskpos perusahaan ke satu atau lebih
jenis risiko berikut ini: 1. Penghaneuran aktiva (baik aktiva fisik maupun informasi). 2.
Pencurian aktiva. 3. Kerusakan informasi atau sistem informasi. 4. Gangguan sistem
informasi.
9. Elemen Pengendalian Intern
Pengendalian internal yang dijelaskan dalam SAS 78 terdiri atas lima komponen:
lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, pengawase dan
aktivitas pengendalian.
a. Lingkungan pengendalian
Yaiu menentukan arah perusahaan dan memengaruhi kesadaran pengendalian pihak
manajemen dan karyawan. Berbagai elemen penting dari lingkungan pengendalian
adalah: 1. Integritas dan nilai etika manajemen, 2. Struktur organisasi, 3. Keterlibatan
dewan komisaris dan komite audit, jika ada, 4. Filosofi manajemen dan siklus
operasionalnya, 5. Prosedur untuk mendelegasikan tanggung jawab dan otoritas, 6.
Metode manajemen untuk menilai kinerja, 7. Pengaruh eksternal, seperti pemeriksaan
oleh badan pemerintah, 8. Kebijakan dan praktik perusahaan dalam mengelola
sumber daya manusianya.
b. Penilaian risiko
Perusahaan harus melakukan penilaian risiko (risk assessmenti) untuk
mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola berbagai risiko yang berkaitan dengan
laporan keuang. Risiko dapat muncul atau berubah berdasarkan berbagai kondisi,
seperti, Perubahan dalam lingkungan operasional yang membebankan tekanan baru
atau perubahan tekanan atas perusahaan dan kondisi lainnya.
c. Informasi dan Komunikasi
Kualitas suatu informasi yang dihasilkan olch SIA berdampak pada kemampuan
pihak manajemen untuk mengambil tindakan serta membuat keputusan dalam
hubungannya dengan operasional perusahaan, serta membuat laporan keuangan yang
andal.
d. Pengawasan
Pengawasan (monitoring) adalah proses yang memungkinkan kualitas desain
pengendalian internal serta operasinya berjalan. Pengawasan yang pada aktivitas yang
berjalan dapat diwujudkan melalui integrasi berbagai modul komputer yang terpisah
ke dalam sistem informasi ya menangkap berbagai data penting dan/atau
memungkinkan pengujian pengendala dilakukan sebagai bagian dari operasional
rutin. eknik lain untuk mewujudkan pengawasan pada aktivitas yang berja adalah
penggunaan laporan manajemen yang lengkap.
e. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian (control activities) adalah berbagai kebijakan dan prosedur
yang digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil untuk
mengatasi resiko perusaan yang telah diidentifikasi. Aktivitas pengendalian
dikelompokkan menjadi 2 yaitu: pengendalian komputer dan pengenalian fisik.

Anda mungkin juga menyukai