Anda di halaman 1dari 12

RMK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

PEMROSESAN TRANSAKSI DAN PROSES PENGENDALIAN INTERN

OLEH :

Kelompok 5

Putu Dian Wulandari (1907531230)

Made Krisna Purna Nugraha (1907531235)

Ni Putu Viona Tesya Listyawati (1907531238)

Annisa Kania Alstaluna (1907531240)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2021
2.1 Definisi Sistem Pengendalian Internal
Setiap perusahaan harus menggunakan sistem untuk mengatur kegiatan operasional
perusahaan. Dengan menggunakan sistem yang baik, maka perusahaan bisa mencegah
kecurangan-kecurangan yang akan terjadi. Salah satu sistem yang baik bagi perusahaan adalah
sistem pengendalian internal. Sistem pengendalian internal adalah sebagai suatu proses yang
dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan entitas lain yang didesain untuk memberikan
keyakinan memadai tentang pencapaian dalam keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan
efisiensi operasi dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Pengendalian dibutuhkan untuk mengurangi eksposur terhadap risiko. Organisasi


merupakan sasaran berbagai macam eksposur yang dapat mengganggu operasi perusahaan atau
bahkan eksistensi kelangsungan hidup perusahaan. Eksposur mencakup potensi dampak
finansial akibat suatu kejadian dikalikan dengan probabilitas terjadinya kejadian tersebut.
Istilah risiko merupakan sinonim untuk istilah probabilitas terjadinya suatu kejadian. Oleh
karena itu, eksposur adalah risiko dikalikan konsekuensi finansial atas risiko tersebut.
2.2 Tujuan Pengendalian dan Siklus Transaksi

Pengendalian berguna untuk mengurangi eksposur. Analisis eksposur dalam suatu organisasi
sering berhubungan dengan konsep siklus transaksi. Sekalipun tidak ada dua organisasi yang
benar-benar sama, pada umumnya organisasi menghadapi kejadian ekonomi yang serupa.
Kejadian tersebut menghasilkan transaksi yang dapat dikelompokkan sesuai dengan empat
siklus aktivitas bisnis, yaitu:

• Siklus Pendapatan
Kejadian yang terkait dengan distribusi barang dan jasa ke entitas lain dan penagihan
atas pembayaran yang terkait dengan distribusi barang dan jasa tersebut.
• Siklus Pengeluaran
Kejadian yang terkait dengan akuisisi barang dan jasa dari entitas lain dan pelunasan
kewajiban terkait dengan akuisisi tersebut.
• Siklus Produksi
Kejadian yang terkait dengan transformasi bahan baku menjadi barang dan jasa.
• Siklus Keuangan
Kejadian yang terkait dengan akuisisi dan pengelolaan dana dan modal, termasuk kas.

Setiap siklus transaksi memiliki eksposur sendiri-sendiri. Manajemen harus


mengembangkan secara detail tujuan pengendalian untuk setiap siklus transaksi. Tujuan
pengendalian ini menjadi dasar untuk analisis. Sekali tujuan analisis ditetapkan, manajemen
dapat mengumpulkan informasi untuk menentukan sejauh mana tujuan pengendealian tersebut
dapat dicapai dalam setiap siklus transaksi organisasi.

Berikut daftar tujuan pengendalian untuk setiap siklus transaksi.

2.3 Komponen Proses Pengendalian Internal


1) Lingkungan Pendendalian
Bagaimana lingkungan tersebut bisa menciptakan situasi kondusif. Situasi yang
mendukung terlaksananya pengendalian internal tersebut. Jangan sampai ada
pengendalian internal tetapi tidak didukung oleh lingkungan pengendalian yang
baik. Misalkan: terdapat pengendalian internal, tetapi lingkungan perusahaan
tersebut tidak patuh atau sudah membentuk mindset bahwa tidak tepat waktu dalam
menjalankan segala sesuatunya. Jadi, lingkungan pengendalian ini sangat
menentukan, karena lingkungan pengendalian ini yang akan mendukung
terlaksananya pengendalian internal. Contohnya: adanya kebijakan dan praktik
SDM, tertanam nilai-nilai etika an nilai integritas.
2) Penafsiran Risiko
Dalam proses audit pada ada risiko, dan kita hanya bisa meminimalisir resiko.
Dalam perjalanan pengendalian internal, kita berharap sesuai tujuan. Misal
tujuannya tidak terjadi resiko kecurangan, tetapi dalam perjalanannya pasti akan
ada hal-hal negative. Ada factor intern dan ekstern yang mempengaruhi proses
laporan keuangan yang tidakk sesuai dengan asersi manajemen. Diawal ditaksir
terlebih dahulu resiko-resiko bawaan. Contoh: adanya personil baru, adanya standar
baru akuntansi di perusahaan. Semua hal-hal baru bisa saja menghasilkan resiko.
Maka dari itu, jika sudah terjadi akan ditindak lanjuti dnegan aktivitas
pengendalian.
3) Aktivitas Pengendalian
Adalah kebijakan atau prosedur yg membantu memastikan bahwa arahan
manajemen dilaksanakan. Membantu memastikan resiko yang tadi ditaksir bisa kita
minimalisir dalam aktivitas pngendalian. Contohnya: melakukan review terhadap
kinerja, pemisahan tugas. Apabila terjadi rangkap tugas, maka risiko akan semakin
besar. Adanya jobdesk yg jelas, pengendalian fisik, biasanya berkaitan dengan
persediaan, pengolahan informasi.
4) Informasi dan Komunikasi
Yang di informasikan adalah sistem pelaporan keuangan. Bagaimana proses
pembuatan laporan keuangan atau sistem laporan keuangan lalu
mengkomunikasikannya. Komunikasi disini mencakup penyediaan suatu
pemahaman tentang peran dan pertanggungjawaban individual berkaitan terhadap
pelaporan keuangan. Misalnya pelaporan keuangan siapa yang bertanggung jawab
terhadap A, siapa yg bertanggungjawab terhadap B. Pengkomunikasian
pemahaman tentang peran dan tanggungjawab berkaitan dengan pengendalian
internal. Tujuan pelaporan keuangan itu menjamin proses pelaporan keuangan dari
awal smpai akhir. Pelaporan keuangan adalah proses menyusunan laporan
keuangan mulai dari bukti transaksi hingga terbentuknya laporan keuangan.
5) Pemantauan
Karena tidak ada hal yangg sempurna, maka terus dilakukan perbaikan. Nah,
perbaikan dalam 5 komponen pengendalian internal ini adalah tahap pemantauan.
Jadi pemantauan adalah penentuan kualitas sepanjang waktu. Jadi terus dilakukan
evaluasi, dipantau apa saja kekurangannya, maka harus diperbaiki dari hasil
evaluasi tersebut.

2.4 Pengendalian Pemrosesan Transaksi


Pengendalian pemrosesan transaksi merupakan satu prosedur yang dirancang untuk
memastika bahwa elemen proses pengendalian internal diimplementasikan dalam suatu sistem
aplikasi tertentu di setiap siklus transaksi organisasi. Pengendalian pemrosesan transaksi
mencakup pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.
Pengendalian umum memengaruhi semua pemrosesan transaksi. Pengendalian umum
mencakup hal-hal seperti: perencanaan organisasi pemrosesan data, prosedur operasi secara
umum, karakteristik pengendalian peralatan, serta pengendalian akses data dan peralatan.
Pengendalian umum bukan pengganti pengendalian aplikasi. Pengendalian umum dapat dilihat
sebagai satu hal yang penting, tetapi belum cukup untuk mengendalian pemrosesan data.
Perencanaan organisasi untuk pengolahan data mencakup pemisahan tugas dalam fungsi
pemrosesan data dan pemisahan organisasi pemrosesan data dari opeasi lain dalam organisasi.
Prosedur operasi umum mencakup manual tertulis dan dokumentasi lain yang memuat
spesifikasi prosedur yang harus diikuti.
Perencanaan organisasi dan operasi pemrosesan data. Pemisahan tugas tanggung jawab
untuk otorisasi, penyimpanan, dan pemegang catatan untuk menangani dan memproses
transaksi dipisahkan. Fungsi pemrosesan data harus tersentralisasi. Beberapa fungsi yang
berkaitan dengan pemrosesan komputer dalam departemen pemrosesan data yang perlu untuk
dipisahkan seperti, analis sistem, programmer, operator komputer, pustakawan, dan karyawan
pengendalian data.
Pengendalian aplikasi merupakan pengendalian yang spesifik untuk satu aplikasi tertentu.
Pengendalian aplikasi dikelompokkan menjadi pengendalian input, pengendalian proses, serta
pengendalian output. Pengendalian input dirancang untuk mencegah atau mendeteksi
kesalahan pada tahap penginputan data. Jika komputer digunakan untuk memproses, maka
tahap penginputan mencakup konversi data transaksi ke dalam format yang dapat dibaca oleh
mesin. Pengendalian input yang lazim dipakai mencakup seperti, otorisasi, persetujuan, input
terformat, endorsement, pembatalan, exception input, password, artisipasi, transmittal
document, nomer seri batch, control register, amount control total, document control total, line
control count, hash total, batch control, verivikasi visual, sequence checking, overflow check,
format check, completeness check, check digital, reasonableness test, limit check, validity
check, readback, dating, expiration, dan key verification.
Selanjutnya pengendalian proses dirancang untuk memberikan keya kinan bahwa
pemrosesan telah terjadi sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan dan tidak ada transaksi yang
terlewat yang tidak diproses atau bahwa tidak ada transaksi tambahan yang mestinya tidak ikut
diproses. Pengendalian proses biasanya mencakup seperti, mekanisasi, standarisasi, default
option, batch balancing,run-to-run total, balancing, matching, rekening kliring, tickler file,
redundant processing, summary processing, trailer laber, dan automated error correction.
Pengendalian output dirancang untuk memastikan bahwa input dan proses yang telah
dijalankan menghasilkan output yang valid dan bahwa output telah didistribusikan secara tepat.
Pengendalian output yang lazim digunakan seperti, rekonsiliasi, aging, suspense file, suspense
account, audit secara periodic, discrepancy report, dan upstream resubmission.
Pengendalian pemrosesan transaksi juga dapat dikelompokkan berdasarkan sifat
pengendalian, yakni pengendalian preventif berperan untuk mencegah terjadinya kesalahan
dan kecurangan. Pengendalian detektif berperan untuk mengungkapkan kesalahan dan
kecurangan yang telah terjadi. Pengendalian korektif berperan untuk membetulkan kesalahan
yang telah terjadi.
Sistem informasi memiliki beberapa tujuan seperti produktivitas. Reliabilitas informasi
dan menjaga kekayaan organisasi juga merupakan tujuan yang penting. Produktivitas dalam
sistem informasi sering terhambat oleh pertimbangan reliabilitas. Karakteristik pengendalian
adalah perangkapan pekerjaan. Pengendalian menjadi kendala bagi produktivitas, tetapi
meningkatkan reliabilitas output sistem informasi. Konflik antara pengendalian internal dan
produktivitas harus dopertimbangkan baik-baik oleh analis karena hal tersebut akan
mempengaruhi perilaku orang-orang pada suatu sistem pengendalian.
2.5 Analisis Proses Pengendalian Internal

Analisis proses pengendalian internal memerlukan pemahaman mengenai proses pada


saat proses tersebut dirancang serta pada saat proses tersebut telah dijalankan. Proses aktual
bisa sesuai atau tidak sesuai dengan ekspektasi. Dokumentasi bisa saja tidak lagi sesuai, dan
struktur bisa saja beroperasi menurut prosedur yang baru. Prosedur bisa saja diubah secara
informal untuk disesuaikan dengan kondisi yang tidak diketahui pada saat sistem dirancang
dan didokumentasikan.
Proses pengendalian internal secara rutin mengumpulkan informasi mengenai
pelaksanaan tugas tugas, transfer otoritas, persetujuan, dan verifikasi. Dokumentasi tugas
pengendalian internal ini harus dievaluasi untuk menentukan reliabilitas operasi sistem.
Reliabilitas tergantung pada orang yang mengadministrasi prosedur pengendalian internal.
Merancang proses pengendalian internal hanya satu bagian dari masalah; tugas pengendalian
internalperlu dijalankan sesuai dengan apa yang telah dirancang sejak semula.
Ada beberapa alasan mengapa pengendalian internal tidak teradministrasi, Karyawan baru atau
mungkin karyawan yang telah berpengalaman tidak memahami tugas mereka. Yang juga lazim
terjadi, tugas pengendalian internal tidak dilakukan (seperti menghitung dokumen) dengan
tujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja.
• Teknik Analitik
Kuesioner pengendalian internal merupakan salah satu teknik analitik yang lazim
digunakan untuk menganalisis pengendalian internal. Kuesioner pengendalian internal
secara tradisional menjadi elemen utama dalam suatu program audit. Kuesioner ini sering
menjadi formulir standar di kantor akuntan publik, departemen audit internal, dan
organisasi lain yang secara rutin terlibat dengan tinjauan pengendalian internal. Kuesioner
tersedia untuk meninjau ulang area aplikasi tertentu dan juga untuk meninjau bagian
tertentu, seperti audit pusat komputer. Analis bisa saja merancang suatu kuesioner khusus
untuk audit tertentu, atau bisa juga memodifikasi kuesioner standar supaya cocok dengan
kebutuhan suatu audit. Kuesioner biasany dirancang sedemikian rupa sehingga jawaban
positif mengindikasikan adanya pengendalian internal yang baik, dan jawaban negatif
berarti adanya kelemahan dalam pengendalian internal.
Jawaban negatif tidak selalu berarti kelemahan karena pengendalian yang lain bisa jadi
dapat mengompensasi pengendalian yang lemah. Kuesioner pada dasarnya merupakan
serangkaian daftar pernyataan untuk memastikan bahwa tinjauan yang dijalankan telah
mencakup semua area yang penting dan tidak ada area yang terlewatkan.
Kuesioner hanya merupakan alat; yang lebih penting adalah bagaimana menggunakan
kuesioner tersebut. Kuesioner harus diisi atas dasar observasi aktual dan tanya jawab.
Pengisian kuesioner bukan esensi dari tinjauan. Esensi dari tinjauan atau review adalah
analisis seorang analis terhadap temuan yang ia peroleh. Kuesioner berperan sebagai
dokumentasi yang menyatakan bahwa tinjauan telah dilakukan.
Flowchart analitik juga bisa digunakan dalam analisis pengendalian internal, khususnya
jika analisis tersebut melibatkan aplikasi sistem komputer. Pembuatan flowchart bukan satu
bentuk analisis terstruktur, tetapi flowchart lebih merupakan alat bantu untuk
mengorganisasi data untuk menjalankan analisis. Matriks pengendalian aplikasi berguna
sebagai formulir analisis yang relevan dengan tinjauan pengendalian internal suatu sistem
informasi. Baris dari matriks terdiri dari berbagai teknik pengendalian. Kolom matriks
memuat aktivitas atau nilai data dalam sistem yang sedang ditinjau. Organisasi matriks
menyajikan metode terstruktur untuk evaluasi setiap aktivitas atau item data secara
sistematis terkait dengan setiap jenis pengendalian aktivitas yang disajikan dalam baris
baris matriks. Gambar 4.9 mengilustrasikan matriks pengendalian aplikasi dengan daftar
pengendalian yang cukup komprehensif. Matriks pengendalian aplikasi dapat dirancang
sesuai kebutuhan untuk setiap situasi tertentu dengan cara menyesuaikan daftar
pengendalian pada baris matriks.
Untuk menggunakan matriks, analis mengidentifikasi aktivitas atau item data yang
harus dikendalikan dan menuliskannya dalam kolom matriks Matriks dapat digunakan
untuk mengevaluasi flowchart dengan menuliskan urutan operasi dalam flowchart ke dalam
kolom matriks. Setiap kontribusi aktivitas atau item data terhadap pengendalian akan
dievaluasi secara sitematis. Analis menuliskan X atau simbol lain di setiap kotak jika
terdapat pengendalian atau jika pengendalian dijalankan. Kotak -kotak akan dikosongkan
jika tidak ditemukan adanya pengendalian. Teknik lain yang dapat digunakan adalah
menaksir tingkat kekuatan atau reliabilitas relatif setiap pengendalian yang ada dengan
menuliskan angka ke dalam kotak. Angka I mengindikasikan sangat reliabel, angka 3
reliabel, dan angka 5 tidak reliabel.
• Ilustrasi Analisis Pengendalian Internal
Banyak ujian profesi, seperti ujian Certificate in Public Accounting (CPA), dan ujian
Certified Internal Auditor (CIA), menguji pemahaman kandidat mengenai pengendalian
internal, dengan meminta kandidat untuk mengevaluasi kelemahan struktur pengendalian
yang ada dalam suatu narasi atau flowchart suatu sistem aplikasi Kandidat tersebut
biasanya diminta untuk melakukan analisis pengendalian semata-mata berdasarkan logika
analitis. Jadi, tidak disediakan kuesioner atau alat bantu analisis yang lain, seperti matriks
pengendalian aplikasi yang telah didiskusikan dalam balasan sebelumnya, yang dapat
digunakan oleh kandidat. Dalam kasus semacam ini, kandidat harus berhati hati melakukan
evaluasi atas sistem, dengan mengacu kepada definisi profesional mengenai struktur
pengendalian internal dan mengidentifikasi kelemahan pengendalian menggunakan logika
analitikal.
Sebagaimana diilustrasikan, berikut disajikan pertanyaan ujian CPA (Certificate in
Public Accounting) mengenal evaluasi pengendalian internal. Mengenal Society The Art
Appreciation Society mengoperasikan sebuah museum guna kepentingan dan kebutuhan
komunitas. Pada jam-jam kunjungan, dua karyawan ditempatkan pada pintu masuk
museum untuk menarik biaya admisi $5 dari setiap pengunjung yang tidak terdaftar sebagai
anggota. Anggota dari The Art Appreciation Society diizinkan untuk masuk ke museum
tanpa membayar, hanya dengan menunjukkan kartu keanggotaan mereka.
Pada setiap akhir hari, karyawan tersebut menyerahkan penerimaan kas hari itu ke
bendahara. Bendahara menghitung uang yang diterima di hadapan karyawan dan
menempatkan uang tersebut kedalam kotak yang aman. Setiap hari Jumat siang, bendahara
bersama dengan salah seorang karyawan mengirimkan semua kas yang tersimpan dalam
kotak ke bank, dan menerima slip setoran dari bank. Slip setoran dari bank ini menjadi
dasar untuk mengisi jurnal penerimaan kas
Dewan direksi The Art Appreciation Society mengidentifikasi kebutuhan untuk
meningkatkan sistem pengendalian internal atas kas yang diterima dari biaya admisi
tersebut. Dewan telah menen tukan biaya pemasangan stand tiket atau perubahan tata letak
fisik museum akan lebih besar dari manfaat yang akan diperoleh. Dewan berpendapat
bahwa perbaikan atas penarikan tarif admisi harus menjadi bagian dari keseluruhan a
perbaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Bodnar and Hopwood.2006. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 9. Penerbit Andi,Yogjakarta
Soal Kuis

1. Potensi kerugian finansial atas suatu kejadian dikalikan probabilitas terjadinya kejadian
tersebut dianamakan:

Jawaban: eksposur

2. Kecurangan yang menguntungkan suatu perusahaan atau organisasi, dan bukan hanya
menguntungkan individu tertentu pelaku kecurangan adalah:

Jawaban: Kejahatan korporat

3. anggung jawab untuk membangun dan menjaga struktur pengendalian internal terletak
ditangan:

Jawaban: manajemen

4. Mana dari jawaban berikut ini yang merupakan elemen dari proses pengendalian internal?

Jawaban: informasi dan komunikasi

5. Mana dari istilah berikut ini yang berarti membatasi timbulnya suatu transaksi atau kinerja
aktivitas pada individu tertentu?

Jawaban: otorisasi

6. Master file dan transaction file harus dipelihara setelah memperbarui master file untuk
berjaga-jaga kalau-kalau master file rusak. Ini merupakan contoh dari:

Jawaban: prosedur recovery

7. Memberi tanda pada surat tagihan "Lunas" untuk mencegah adanya duplikasi pembayaran
merupakan contoh:

Jawaban: pembatalan

8. Total item yang tidak bermakna yang berguna semata-mata untuk tujuan pengendalian
disebut:

Jawaban: hash total

9. Suatu rekening pengecekan penggajian imprest memiliki saldo nol setelah semua cek
diuangkan. Jenis praktik pengendalian ini merupakan contoh:

Jawaban: rekening kliring


10. Kesepakatan atau konspirasi antara dua atau lebih orang untuk melaksanakan suatu
kejahatan disebut:

Jawaban: kolusi

Anda mungkin juga menyukai