Anda di halaman 1dari 19

SISTEM PENGENDALIAN INTEREN

Makalah ini Dibuat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah SPI

Di Susun Oleh :
Kelompok 7

Adinda Ririn ( 18210013 )


M. Naufal Ihtiyaz A ( 18210012 )

Dosen Pembimbing : Rudi Ananda, Se., M.Ak., Cpa

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS IBA PALEMBANG
2020
BAB. I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Sejumlah besar organisasi telah mengakui pentingnya pengendalian intern
oleh manajemen, auditor independen, dan pihak eksternal lainnya seperti pembuat
peratura. Standar pekerjaan lapangan kedua mensyaratkan agar auditor
memperoleh pemahaman yang cukup mengenai pengendalian intern suatu entitas
untuk merencanakan audit. Hal ini termasuk pemahaman mengenai rancangan
pengendalian intern dan apakah pengendalian tersebut telah ditempatkan dalm
operasi, tetapi tidak termasuk menentukan efektifitasnya. Auditor menggunakan
pemahaman untuk mengidentifikasikan jenis salah saji material yang dapat
mempengaruhi asersi laporan keuangan manajemen, untuk mempertimbangkan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi risiko salah saji semacam itu, dan untuk
merancang pengujian substantif untuk menyediakan keyakinan yang memadai
dalam mendeteksi salah saji. Sebagian besar entitas yang memerlukan audit
menggunakan teknologi informasi dalam sistem akuntansi mereka. Makalah ini
me-review beberapa metode pemrosesan data yang umum digunakan dan risiko
yang dihubungkan dengan sistem akuntansi yang terkomputerisasi.

B.   TUJUAN
Adapun tujuan-tujuan dari materi makalah ini, antara lain :
1.     Menjelaskan pentingnya pengendalian intern bagi suatu entitas, auditor eksternal,
dan lainnya.
2.     Mendefinisikan pengendalian intern dan mengidentifikasikan lima komponen
pengendalian intern yang saling berhubungan.
3.     Menyebutkan keterbatasan yang melekat pada pengendalian intern serta
menjelaskan peran dan tanggung jawab berbagai pihak atas pengendalian intern
suatu entitas.
4.     Menguraikan komponen-komponen kunci dari lingkungan pengendalian, penilaian
resiko, sitem informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, pemantauan
termasuk aspek-aspek teknologi informasi yang relevan.
BAB. II
PEMBAHASAN

A.   DASAR PEMIKIRAN
Standar pekerjaan lapangan yang kedua dari standar-standar auditing yang
berlaku umum menyatakan bahwa:
“Suatu pemahaman pengendalian intern yang mencukupi diperoleh untuk
merencanakan audit dan untuk menentukan sifat, waktu, serta luasnya pengujian-
pengujian yang akan dilaksanakan”.

B.   PENGANTAR PENGENDALIAN INTERN


Pada bagian ini, akan dibahas pentingnya pengendalian intern bagi manajemen,
auditor independen, dan pihak eksternal. Kemudian menelaah suatu definisi
kontemporer mengenai pengendalian intern dan lima komponen pengendalian
intern. Selain itu, mempertimbangkan tujuan entitas mana yang dituju yang
relevan terhadap audit laporan keuangan, menguraikan komponen pengendalian
intern, serta menspesifikasikan peran dan tanggung jawab berbagai pihak terhadap
pengendalian intern suatu entitas.
      Peran Penting SPI

1. Membantu manajemen dalam mengendalikan dan memastikan keberhasilan


kegiatan organisasi.
2. Menciptakan pengawasan melekat, menutupi nkelemahan dan keterbatasan
personel, serta mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan kecurangan.
3. Membantu auditor dalam menentukan ukuran sampel dan pendekatan audit yang
akan diterapkan.
4.  Membantu auditor dalam memastikan efektifitas
5.  Audit, dengan keterbatasan waktu dan biaya audit

Keterbatasan SPI
1.      Kekeliruan pengoperasian sistem (mistake in judgement) karena terbatasnya
informasi dan waktu, karena tekanan lingkungan, atau karena
terbatasnya kemampuan, meskipun SPI sudah dilengkapi dengan pedoman
penyelesaian masalah.
2.      Pelanggaran sistem (breakdowns), baik disengaja atau tidak, misalnya karena
kesalahan interpretasi, kecerobohan, gangguan lingkungan, perubahan personalia,
atau perubahan sistem dan prosedur.
3.      Kolusi, atau kerjasama negatif sekelompok orang.
4.      Pelanggaran dengan sengaja oleh manajemen  (management override)
5.      Dilema biaya-manfaat (costs versus benefits)

Laporan COSO menekankan bahwa konsep fundamental dinyatakan dalam


definisi berikut:
·        Pengendalian intern merupakan suatu proses
·        Pengendalian intern dilaksanakan oleh orang
·        Pengendalian intern dapat diharapkan untuk menyediakan keyakinan yang
memadai
·        Pengendalian intern diarahkan pada pencapaian tujuan dalam kategori yang
saling tumpang tindih dari pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi.

Unsur-unsur pengendalian intern menurut para ahli yang perlu dirancang dan
diterapkan oleh manajemen perusahaan, adalah:

Lingkungan pengendalian menetapkan suasana suatu organisasi, yang


mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya.
Manajemen yang secara berlebihan menekankan pentingnya pencapaian target operasi
dan mnyimpang dari kebijakan pengendaliannya, secara tidak langsung dapat
mendorong karyawan untuk mengabaikan pengendalian.
Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan pengendalian adalah:

 Filosofi dan gaya operasional manajemen


 Struktur organisasi perusahaan
 Kebijakan operasional
Aktivitas pengendalian dapat dikategorikan sebagai berikut.
a. Pengendalian Pemrosesan Informasi
   - Pengendalian umum
   - Pengendalian aplikasi
   - Otorisasi yang tepat
   - Pencatatan dan dokumentasi
   - Pemeriksaan independen
b. Pemisahan tugas
c. Pengendalian fisik
d. Telaah kinerja

·        Penilaian risiko merupakan pengidentifikasian dan analisis entitas mengenai


resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan entitas, yang membentuk suatu
dasar mengenai bagaimana risiko harus dikelola.
Semua perusahaan menghadapi resiko, antara lain:

 Perubahan permintaan pelanggan


 Ancaman pesaing
 Perubahan peraturan
 Perubahan dalam faktor-faktor ekonomi
 Pelanggaran karyawan terhadap kebijakan dan prosedur kebijakan
Manajemen perusahaan harus menilai resiko-resiko tersebut dan melakukan
tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mengendalikannys sehingga tujuan
pengendalian internal dapat dicapai.

·        Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu


meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan.
Beberapa prosedur pengendalian yang di-integrasikan melalui sistem
akuntansi:
 Personel yang kompeten, rotasi kerja dan cuti wajib
 Pemisahan tanggung jawab untuk operasi yang berkaitan
 Operasional, penyimpanan aset dan akuntansi
 Bukti kas tindakan keamanan

·        Informasi dan komunikasi merupakan pengidentifikasian, penangkapan, dan


pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan kerangka waktu yang membuat
orang mampu melaksanakan tanggung jawabnya.

·        Pemantauan merupakan suatu proses yang menilai kualitas kinerja


pengendalian intern pada suatu waktu.
inyal peringatan yang berhubungan dengan perilaku karyawan:

 Perubahan gaya hidup yang mendadak


 Hubungsn sosial yang dekat dengan pemasok
 Menolak untuk mengambil cuti
 Sering meminjam uang dari karyawan lain
 Mengonsumsi alkohol atau obatan-obatan secara berlebihan
Sinyal peringatan dari sistem akuntansi:

 Kehilangan dokumen atau nomor transaksi ada yang loncat (dapat berarti
dokumen digunakan untuk transaksi yang mengandung kecurangan)
 Kenaikan pengembalian uang (refund) yang tidak biasa kepada pelanggan
atas retur barang yang dibeli (refund bisa saja palsu)
 Selisih antara penerimaan kas harian dengan setoran kas ke bank (dapat
berarti penerimaan disimpan sebelum disetorkan)
 Kenaikan yan tiba-tiba dalam jumlah tagihan yang lewat jatuh tempo
(karyawan mungkin menyimpan uang pembayarannya)
 Penumpukan dalam pencatatan transaksi (mungkin merupakan usaha
untuk menunda penemuan kecurangan)
Secara umum, evaluasi pengawasan terpisah dilakukan pada saat terjadi
perubahan besar dalam strategi, manajemen senior, struktur bisnis, atau operasi.

Pada perusahaan besar, auditor internal yang independen terhadap operasi


biasanya bertanggung jawab atas pengawasan sistem pengendalian internal.

Auditor internal dapat melaporkan masalah-masalah dan hal-hal yang mendapat


perhatian khusus kepada komite audit atau dewan direksi yang independen
terhadap manajemen perusahaan.

Selain itu, auditor eksternal juga dapat mengevaluasi pengendalian internal


sebagai bagian dari audit tahunan atau laporan keuangan.

karakteristik sistem pengendalian intern 


Kehandalan sistem pengendalian intern harus dilandasi dengan karakteristik dari
sistem tersebut yaitu :
·         Adanya pendelegasian wewenang kepada petugas tertentu untuk menyetujui
transaksi dan penetapan tugas, pengecekan kepada petugas yang lain untuk
mengetahui bahwa transaksi telah disetujui oleh petugas yang berwenang.
·         Adanya penyelenggaraan akuntansi sedemikian rupa sehingga mudah di cek.
·         Adanya pendelegasian secara fisik yang tepat, termasuk penjagaan berganda
terhadap aktiva yang dimiliki.
·         Adanya perifikasi secara periodik terhadap eksistensi aktiva yang dicatat.
·         Memiliki pegawai yang cakap, mempunyai kemampuan dan latihan yang
cukup, sesuai dengan tingkat pertanggungjawabannya.
·         Adanya pemisahan fungsi penyimpanan aktiva dari fungsi pencatatan, dan dari
pelaksanaan transaksi yang bersangkutan.

Tujuan sistem pengendalian intern


1.      Menjaga kekayaan organisasi
2.      Mengecek ketelitian & keandalan data akuntansi
3.      Mendorong efisiensi
4.      Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Keterbatasan Pengendalian Intern Suatu Entitas


·        Kesalahan dalam pertimbangan.
·        Kemacetan.
·        Kolusi.
·        Penolakan manajemen.
·        Biaya versus manfaat.

Peran dan Tanggung Jawab


Beberapa pihak yang bertanggung jawab dan peran mereka adalah sebagai
berikut:
·        Manajemen. Merupakan tanggung jawab manajemen untuk menciptakan
pengendalian intern yang efektif. Secara khusus, CEO harus merancang “suasana
di puncak” untuk kesadaran akan pengendalian di seluruh organisasi. Lingkungan
pengendalian yang efektif dapat mengurangi kemungkinan kekeliruan atau
kecurangan dalam suatu entitas.
·        Dewan direksi dan komite audit. Anggota dewan, sebagai bagian dari
pengaturan umum dan tanggung jawabnya untuk menciptakan dan memelihara
pengendalian intern. Komite audit harus waspada dalam mengidentifikasikan
keberadaan penolakan manajemen atas pengendalian atau pelaporan keuangan
yang curang, dan segera mengambil tindakan yang diperlukan untuk membatasi
tindakan yang tidak sesuai oleh manajemen.
·        Auditor internal. Auditor internal harus memeriksa dan mengevaluasi
kecukupan pengendalian intern suatu entitas secara periodik dan membuat
rekomendasi untuk perbaikan, tetapi mereka tidak memiliki tanggung jawab
utama untuk menciptakan dan memelihara pengendalian intern.
·        Personel entitas lainnya. Peran dan tanggung jawab dari semua personel lain
yang menyediakan informasi kepada, atau menggunakan informasi yang
disediakan oleh, sistem yang mencakup pengendalian intern, harus memahami
bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk mengkomunikasikan masalah
apapun yang tidak sesuai dengan pengendalian atau tindakan melawan hukum
yang mereka temui kepada tingkat yang lebih tinggi dalam organisasi.
·        Auditor independen. Sistem pengendalian intern klien dalam audit laporan
keuangan dilaksanakan terutama agar auditor dapat secara tepat merencanakan
suatu audit, baik akan menyatakan suatu pendapat atas efektifitas pengendalian
intern, maupun dapat digunakan untuk mengidentifikasi semua, atau bahkan
kelemahan yang paling signifikan dalam pengendalian intern.
·        Pihak eksternal lainnya. Pembuat aturan menetapkan persyaratan minimum
untuk pengadaan pengendalian intern oleh entitas-entitas tertentu.
Contohnya Federal Deposit Insurance Corporation Improvement Act tahun 1991,
yang mensyaratkan bank-bank tertentu melaporkan efektifitas pengendalian intern
mereka mengenai pengendalian intern.

C.   KOMPONEN PENGENDALIAN INTERN (AU 319)


Lima komponen pengendalian intern yang saling berhubungan, antara lain :
1 .     Lingkungan pengedalian
2 .     Penilaian risiko
3 .     Informasi dan komunikasi
4 .     Aktivitas pengendalian
5 .     Pemantauan
Tiap komponen mencakup sejumlah kebijakan dan prosedur pengedalian
intern yang diperlukan untuk mencapai tujuan entitas.
·        Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian menetapkan suasana dari suatu organisasi yang


mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya. Lingkungan
pengendalian merupakan pondasi dari semua komponen pengendalian intern
lainnya yang menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian
mencakup faktor-faktor  (AU 319.25) :

1.     Integritas dan nilai etika


Efektivitas pengendalian tidak dapat meningkat melampaui integritas dan
nilai etika orang yang menciptakan, mengurus, dan memantaunya. Integritas dan
perilaku etika merupakan produk dari standar etika dan perilaku entitas,
bagaimana hal itu dikomunikasikan, dan ditegakkan dalam praktik. Standar
tersebut mencakup tindakan manajemen untuk menghilangkan atau mengurangi
dorongan dan godaan yang mungkin menyebabkan personel melakukan tindakan
tidak jujur, melanggar hukum , atau melanggar etika.

2.     Komitmen terhadap kompetisi

Kompetensi adalah pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk


menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada individu. Komitmen terhadap
kompetensi mencakup pertimbangan manajemen atas tingkat kompetensi untuk
pekerjaan tertentu dan bagaimana tingkat tersebut diterjemahkan ke dalam
persyaratan keterampilan dan pengetahuan.
3.     Dewan direksi dan komite audit

Kesadaran pengendalian entitas sangat dipengaruhi oleh dean komisaris dan


komite audit. Atribut yang berkaitan dengan ini mencakup independensi dewan
komisaris atau komite audit dari manajemen, pengalaman dan tingginya
pengetahuan anggotanya, luasnya keterlibatan dan kegiatan pengawasan,
memadainya tindakan, tingkat sulitnya pertanyaan yang diajukan oleh komite
tersebut kepada manajemen, dan interaksi dewan atau komite tersebut dengan
auditor intern dan ekstern.
4.     Filosofi dan gaya operasi manajemen

Banyak karakteristik yang dapat membentuk dari filosofi dan gaya operasi
manajemen, meliputi: pendekatan untuk mengambil dan memonitor risiko bisnis ;
mengandalkan pada pertemuan informal secara langsung dengan manajer kunci ;
sikap dan tindakan terhadap pelaporan keuangan ; pemilihan secara selektif atau
agresif dari psinsip akuntansi yang tersedia ; kesadaran dan konservatisme dalam
mengembangkan estimasi akuntansi ; kesadaran dan pamahaman terhadap risiko
yang dihubungkan dengan teknologi informasi ; sikap terhadap pemrosesan
informasi dan fungsi akuntansi serta personel.
5.     Struktur organisasi

Struktur organisasi berkontribusi terhadap kemampuan suatu entitas untuk


memenuhi tujuan dengan menyediakan kerangka kerja menyeluruh atas
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pemantauan aktivitas suatu entitas.
Struktur organisasi entitas biasanya digambarkan dalam suatu bagan organisasi
yang harus secara akurat merefleksikan garis wewenang dan hubungan pelaporan.
6.     Penetapan wewenang dan tanggung jawab

Penetapan wewenang dan  tanggung jawab merupakan perpanjangan dari


pengembangan suatu struktur organisasi. Wewenang dan tanggung jawab
mencakup penjelasan-penjelasan mengenai bagaimana dan kepada siapa
wewenang dan tanggung jawab untuk semua aktivitas entitas dibebankan untuk
mengetahui bagaimana tindakannya saling berhubungan dengan individu lainnya
dalam memberikan kontribusi dan tiap individu akan bertanggung jawab atas hal
apa.
Metode penetapan wewenang dan tanggung jawab meliputi pertimbangan
atas :
a.     Kebijakan entitas mengenai masalah seperti praktik usaha yang dapat diterima,

b.     Penetapan tanggung jawab dan delegasi wewenang untuk menangani masalah


seperti maksud dan tujuan organisasi,

c.      Uraian tugas pegawai yang menegaskan tugas-tugas spesifik, hubungan


pelaporan, dan kendala

d.     Dokumentasi sistem komputer yang menunjukkan prosedur untuk persetujuan


transaksi dan pengesahan perubahan sistem

7.     Kebijakan dan praktik sumber daya manusia

Kebijakan dan prosedur sumber daya manusia akan menjamin bahwa


personel entitas memiliki tingkat integritas, nilai etika, dan kompetensi yang
diharapkan. Praktik tersebut mencakup perekrutan  dan proses penyeleksian,
orientasi, pelatihan, evaluasi, bimbingan, promosi berdasarkan penilaian kerja
periodik, serta program kompensasi yang memotivasi dan memberikan
penghargaan atas kinerjanya.
Menurut tujuannya, sistem pengendalian intern dibagi 2 macam:
a.    pengendalian intern akuntansi
Pengendalian akuntansi mempunyai tujuan umum yaitu untuk mengendalikan
harta perusahaan. Ada dua kategori pengendalian akuntansi, yaitu :
1. Pengendalian secara umum :
  Pengendalian akuntansi secara umum untuk keamanan harta perusahaan
digolongkan menjadi :
a. Pengendalian organisasi, dapat terjadi apabila ada pemisahan tugas (segregation
of duties) dan pemisahan tanggungjawab (segregation of responsibility) yang
tegas.
b. Pengendalian dokumentasi; dokumentasi dapat mencatat tentang deskripsi,
penjelasan, bagan air, daftar-daftar, cetakan hasil komputer, dan contoh-contoh
objek dari sistem informasi. Dokumentasi dapat dikelompokkan ke dalam dua
bagian, yaitu:
1.      Dokumentasi yang disimpan dibagian akuntansi yaitu dokumen dasar,
dokumentasi daftar rekening dan dokumentasi prosedur manual.
2.      Dokumentasi yang ada di bagian pengolahan data yaitu dokumentasi prosedur,
sistem, program operasi, dan dokumentasi data.
c. Pengendalian perangkat keras dan perangkat lunak, dirancang dalam komputer
untuk mendeteksi kesalahan atau tidak berfungsinya dalam sistem kerja.
d. Pengendalian keamanan fisik.
Pengendalian terhadap keamanan fisik perlu dilakukan untuk menjaga keamanan
perangkat keras, perangkat lunak, dan personal dalam perusahaan.
Teknik untuk pengendalian keamanan fisik dapat berupa alat-alat penempatan
fisik yang membantu melindungi harta perusahaan, seperti ; pengawasan terhadap
pengasetan fisik, pengaturan lokasi, dan penerapan alat-alat pengamanan.
e. Pengendalian keamanan data
Menjaga integritas dan keamanan data merupakan pencegahan terhadap keamanan
data yang tersimpan diluar supaya tidak hilang, rusak, dan diakses oleh pihak
yang tidak berkepentingan.

2. Pengendalian Aplikasi
Pengendalian aplikasi berhubungan dengan pengoperasian akuntansi sistem
komputer. Fungsi dari pengendalian aplikasi adalah untuk memberi jaminan yang
cukup bahwa pencatatan, proses, dan pelaporan data sudah dilakukan dengan
benar sesuai prosedural.
Pengendalian aplikasi dikategorikan sebagai berikut :
·         Pengendalian masukan, Pengendalian ini dirancang untuk mencegah atau
mendeteksi kekeliruan dalam tahap masukan dalam pengolahan data.
Pengendalian masukan umumnya menyangkut efisiensi, persetujuan, masukan
terhormat, penandaan, pembatalan, dan lain-lain dalam proses komputer.
·         Pengendalian pemrosesan, Pengendalian ini mencakup mekanisme,
standarisasi, dan lain-lain.
·         Pengendalian keluaran, Pengendalian keluaran dirancang untuk memeriksa
masukan dan  pemrosesan sehingga berpengaruh terhadap keluaran secara absah
dan pendistribusian keluaran secara memadai. Pengendalian ini mencakup
rekonsiliasi, penyajian umur, suspensi berkas, suspensi account, audit periodik,
laporan ketidaksesuaian dan lipstream resubmission.

b.      pengendalian intern administratif


pengendalian ini bertujuan mengefisiensikan operasi kegiatan dan mendorong
ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan. Manajemen yang baik
dapat menghindari perusahaan dari penyelewengan dan kesalahan, sehingga
mampu mewujudkan tujuan dan mendukung pengendalian akuntansi perusahaan.

Unsur Sistem Pengendalian Intern


Unsur pokok sistem pengendalian intern
-          Struktur organisasi yg memisahkan tanggung jawab & wewenang secara tegas
-          Sistem otorisasi & prosedur pencatatan
-          Praktik yg sehat
-          Karyawan yg mutunya sesuai dgn tanggung jawabnya

Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian
è  mencerminkan sikap & tindakan para pemilik & manajer perusahaan mengenai
pentingnya pengendalian intern perusahaan.

1.Filosofi dan Gaya Operasional Manajemen


Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar yang menjadi parameter bagi
perusahaan dan karyawannya (menggambarkan apa yang seharusnya dikerjakan
dan yang tidak dikerjakan). Gaya Operasional mencerminkan ide manajer tentang
bagaimana kegiatan operasi suatu perusahaan harus dikerjakan (Filosofi
perusahaan dikomunikasikan melalui gaya operasi manajemen)

2.Struktur Organisasi
Salah satu elemen kunci dalam lingkungan pengendalian adalah struktur
organisasi. Struktur Organisasi menunjukkan pola wewenang dan tanggung jawab
yang ada dalam suatu perusahaan (desentralisasi maupun sentralisasi).

3.Dewan Komisaris Dan Audit Komite


Dewan komisaris merupakan penghubung antara pemegang saham dengan pihak
manajemen perusahaan. Pemegang saham mempercayakan pengendalian atas
manajemen melalui dewan komisaris. (jadi semuanya tergantung dari dewan
komisaris) Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris untuk melaksanakan
pengawasan terhadap pelaksanaan pengendalian operasional perusahaan.

4.Metode Pendelegasian Wewenang Dan Tanggung Jawab


Metode pendelegasian wewenang dan tanggung jawab mempunyai pengaruh yang
penting dalam lingkungan pengendalian. Biasanya metode ini tercermin dalam
suatu  bagan organisasi.

5.Metode Pengendalian Manajemen


Lingkungan pengendalian juga dipengaruhi oleh metode pengendalian
manajemen. Metode ini meliputi pengawasan yang efektif (melalui peranggaran),
laporan  pertanggung jawaban dan audit internal.

 6.Kebijakkan dan praktik kepegawaian


 Kebijakan dan praktek yang berhubungan dengan perekrutan, pelatihan, evaluasi,
penggajian dan promosi pegawai, mempunyai pengaruh yang penting dalam
mencapai tujuan perusahaan sebagaimana juga dilakukan dalam meminimumkan
resiko.

7.Pengaruh Ekstern
 Organisasi harus mematuhi aturan-aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah
maupun  pihak yang mempunyai juridiksi atas organisasi. Hal tersebut sangat
berpengaruh  pada pengendalian intern perusahaan.

Unsur lingkungan pengendalian


1.      Filosofi & gaya operasi
2.      Berfungsinya dewan komisaris & komite pemeriksaan
3.      Metode pengendalian manajemen
4.      Kesadaran pengendalian
Penanggungjawab Pengendalian Intern Akuntansi
Siapakah yg bertanggung jawab atas pengembangan & pengoperasian
pengendalian intern     akuntansi suatu perusahaan ?
è   manajemen puncak
            Manajemen tingkat puncak merupakan tingkatan tertinggi dalam manajemen.
Biasanya yang menduduki manajemen ini adalah direktur utama, presiden
direktur, atau wakil direktur, dan sebagainya. Jika di dalam kelas, maka yang
menjadi manajemen tingkat puncak adalah ketua dan wakil ketua. Tugas
manajemen tingkat puncak adalah membuat rencana jangka panjang, menetapkan
tujuan dan misi organisasi, serta strategi yang digunakan. Manajemen puncak juga
harus dapat mengembangkan semua rencana yang telah dibuat dan mengadakan
hubungan dengan pihak luar.

Konsep yg Salah Mengenai Sistem Pengendalian Intern


Konsep salah yg seringkali dilakukan oleh manajemen puncak:
a. sistem pengendalian intern dikira merupakan tanggung jawab direktur keuangan saja
b. adanya persepsi bahwa sistem pengendalian intern dapat menggantikan kekurang-
ahliannya dalam mengelola perusahaan
c. sistem pengendalian intern seringkali disamakan dgn unit organisasi yg disebut
dgn satuan pengawas intern dalam perusahaan
d.adanya pendapat bahwa perancangan & penerapan sistem pengendalian intern
merupakan tanggung jawab satuan pengawas intern

Pendekatan Untuk Merancang Pengendalian Intern Akuntansi


Secara garis besar, pendekatan untuk merancang pengendalian intern akuntansi
adalah bertitik tolak dari 2 tujuan sistem:
1.  menjaga kekayaan perusahaan
2.  mengecek ketelitian & keandalan data akuntansi

Langkah Penyusunan Pengendalian Intern Akuntansi


Penjelasan & Rincian
Sistem Pengendalian Akuntansi
1. menjaga kekayaan perusahaan
a. penggunaan kekayaan perusahaan hanya melelui sistem otorisasi yg telah ditetapkan
    (1)  pembatasan akses langsung thd kekayaan
    (2)  pembatasan akses tidak langsung thd kekayaan
 b. pertanggung-jawaban kekayaan perusahaan yg dicatat dibandingkan dgn kekayaan
yg sesungguhnya ada
    (1)  pembandingan secara periodik antara catatan akuntansi dgn kekayaan yg
sesungguhnya ada
    (2)  rekonsiliasi antara catatan akuntansi yg diselenggarakan

2. mengecek ketelitian & keandalan data akuntansi


 a. pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yg telah ditetapkan
     (1)   pemberian otorisasi oleh pejabat yg berwenang
     (2)   pelaksanaan transaksi sesuai dgn otorisasi yg diberikan oleh pejabat yg
berwenang
 b. pencatatan transaksi yg terjadi dalam catatan akuntansi
     (1)   pencatatan semua transaksi yg terjadi
     (2)   transaksi yg dicatat adalah benar-benar terjadi
     (3)   transaksi dicatat dalam jumlah yg benar
     (4)   transaksi dicatat dalam periode akuntansi yg seharusnya
     (5)   transaksi dicatat dgn penggolongan yg seharusnya
     (6)   transaksi dicatat & diringkas dgn teliti

Sistem Pengendalian Intern  ( SPI )


1. struktur organisasi yg memisahkan tanggung jawab & wewenang secara tegas
2. sistem otorisasi & prosedur pencatatan
3. praktik yg sehat
4. karyawan yg mutunya sesuai dgn tanggung jawabnya

 Istilah-istilah penting dalam Pengendalian Intern


Kondisi Terlaporkan (Reportable Condition)
Istilah lainnya adalah Defisiensi Signifikan, kedua istilah ini dipergunakan dalam
mendefinisikan suatu kondisi yang defisiensi secara signifikan di dalam rancangan
atau operasional atas pengendalian intern yang mempengaruhi kemampuan
perusahaan dalam melakukan pencatatan, proses, mengkompilasi dan melaporkan
data keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen di dalam laporan
keuangan perusahaan. Defisiensi signifikan yang luas dapat mengakibatkan
Kelemahan Material (Material Weakness).

Kelemahan Material (Material Weakness)


Didefinisikan sebagai kondisi yang terlaporkan dimana rancangan atau opersional
dari salah satu atau lebih pengendalian intern-nya tidak mampu mengurangi atau
menurunkan suatu resiko ringan atau salah penyajian yang disebabkan oleh
kesalahan atau penggelapan yang jumlahnya relatif material kaitannya dengan
laporan keuangan yang jika di audit akan dapat ditemukan, akan tetapi tidak
terdeteksi dalam periode yang sama oleh pegawai dalam pelaksanaan pekerjaan
secara normal.

Kompensasi Pengendalian (Compensating Control)


Ada beberapa perusahaan yang karena skala usahanya memang termasuk kecil,
mengakibatkan perusahaan tidak memungkinkan untuk melaksanakan
pengendalian intern yang sederhana sekalipun (misalnya : pemisihan tugas atau
fungsi). Adalah penting bagi manajemen untuk melakukan kompensasi terhadap
bagian yang pengendaliannnya lemah atau tidak dapat berjalan untuk suatu kurun
waktu tertentu. Dalam hal internal manajemen telah melakukan kompensasi untuk
menutupi kelemahan pengendalian tersebut, internal auditor seharusnya tidak
melaporkan kelemahan tersebut sebagai material weakness, bahkan reportable
condition sekalipun, hendaknya disesuaikan dengan sekala perusahaan.

BAB. III
PENUTUP
          Makalah ini dimulai dengan suatu pengendalian terhadap pengendalian
intern dan mendefinisikan pengendalian intern serta komponen-komponennya.
Selanjutnya, makalah ini membahas lima komponen penting dari sistem
pengendalian intern secara mendetil, termasuk aspek-aspek  teknologi informasi
yang relevan.
          Pertimbangan kemudian diberikan unutk memperoleh suatu pemahaman
mengenai pengendalian intern yang mencukupi untuk merencanakan audit, dan
untuk mendokumentasikan pemahaman tersebut ke dalam kertas kerja audit.
Secara virtual setiap entitas yang harus diaudit memiliki suatu sistem akuntansi
yang terkomputerisasi.
          Sifat dan luasnya prosedur yang digunakan dalam memperoleh suatu
pemahaman dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti strategi audit, pengalaman
masa lalu dengan klien, serta ukuran dan kompleksitas dari operasi klien.
Pemahaman auditor harus didokumentasikan dalam kertas kerja melalui kuesioner
yang dilengkapi, bagan arus, dan/atau memorandum naratif.
CONTOH SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI HOTEL

DAFTAR PUSTAKA
Boynton, William C, dkk. 2002. Modern Auditing, 7th.  Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai