Di Susun Oleh :
Kelompok 7
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS IBA PALEMBANG
2020
BAB. I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejumlah besar organisasi telah mengakui pentingnya pengendalian intern
oleh manajemen, auditor independen, dan pihak eksternal lainnya seperti pembuat
peratura. Standar pekerjaan lapangan kedua mensyaratkan agar auditor
memperoleh pemahaman yang cukup mengenai pengendalian intern suatu entitas
untuk merencanakan audit. Hal ini termasuk pemahaman mengenai rancangan
pengendalian intern dan apakah pengendalian tersebut telah ditempatkan dalm
operasi, tetapi tidak termasuk menentukan efektifitasnya. Auditor menggunakan
pemahaman untuk mengidentifikasikan jenis salah saji material yang dapat
mempengaruhi asersi laporan keuangan manajemen, untuk mempertimbangkan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi risiko salah saji semacam itu, dan untuk
merancang pengujian substantif untuk menyediakan keyakinan yang memadai
dalam mendeteksi salah saji. Sebagian besar entitas yang memerlukan audit
menggunakan teknologi informasi dalam sistem akuntansi mereka. Makalah ini
me-review beberapa metode pemrosesan data yang umum digunakan dan risiko
yang dihubungkan dengan sistem akuntansi yang terkomputerisasi.
B. TUJUAN
Adapun tujuan-tujuan dari materi makalah ini, antara lain :
1. Menjelaskan pentingnya pengendalian intern bagi suatu entitas, auditor eksternal,
dan lainnya.
2. Mendefinisikan pengendalian intern dan mengidentifikasikan lima komponen
pengendalian intern yang saling berhubungan.
3. Menyebutkan keterbatasan yang melekat pada pengendalian intern serta
menjelaskan peran dan tanggung jawab berbagai pihak atas pengendalian intern
suatu entitas.
4. Menguraikan komponen-komponen kunci dari lingkungan pengendalian, penilaian
resiko, sitem informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, pemantauan
termasuk aspek-aspek teknologi informasi yang relevan.
BAB. II
PEMBAHASAN
A. DASAR PEMIKIRAN
Standar pekerjaan lapangan yang kedua dari standar-standar auditing yang
berlaku umum menyatakan bahwa:
“Suatu pemahaman pengendalian intern yang mencukupi diperoleh untuk
merencanakan audit dan untuk menentukan sifat, waktu, serta luasnya pengujian-
pengujian yang akan dilaksanakan”.
Keterbatasan SPI
1. Kekeliruan pengoperasian sistem (mistake in judgement) karena terbatasnya
informasi dan waktu, karena tekanan lingkungan, atau karena
terbatasnya kemampuan, meskipun SPI sudah dilengkapi dengan pedoman
penyelesaian masalah.
2. Pelanggaran sistem (breakdowns), baik disengaja atau tidak, misalnya karena
kesalahan interpretasi, kecerobohan, gangguan lingkungan, perubahan personalia,
atau perubahan sistem dan prosedur.
3. Kolusi, atau kerjasama negatif sekelompok orang.
4. Pelanggaran dengan sengaja oleh manajemen (management override)
5. Dilema biaya-manfaat (costs versus benefits)
Unsur-unsur pengendalian intern menurut para ahli yang perlu dirancang dan
diterapkan oleh manajemen perusahaan, adalah:
Kehilangan dokumen atau nomor transaksi ada yang loncat (dapat berarti
dokumen digunakan untuk transaksi yang mengandung kecurangan)
Kenaikan pengembalian uang (refund) yang tidak biasa kepada pelanggan
atas retur barang yang dibeli (refund bisa saja palsu)
Selisih antara penerimaan kas harian dengan setoran kas ke bank (dapat
berarti penerimaan disimpan sebelum disetorkan)
Kenaikan yan tiba-tiba dalam jumlah tagihan yang lewat jatuh tempo
(karyawan mungkin menyimpan uang pembayarannya)
Penumpukan dalam pencatatan transaksi (mungkin merupakan usaha
untuk menunda penemuan kecurangan)
Secara umum, evaluasi pengawasan terpisah dilakukan pada saat terjadi
perubahan besar dalam strategi, manajemen senior, struktur bisnis, atau operasi.
Banyak karakteristik yang dapat membentuk dari filosofi dan gaya operasi
manajemen, meliputi: pendekatan untuk mengambil dan memonitor risiko bisnis ;
mengandalkan pada pertemuan informal secara langsung dengan manajer kunci ;
sikap dan tindakan terhadap pelaporan keuangan ; pemilihan secara selektif atau
agresif dari psinsip akuntansi yang tersedia ; kesadaran dan konservatisme dalam
mengembangkan estimasi akuntansi ; kesadaran dan pamahaman terhadap risiko
yang dihubungkan dengan teknologi informasi ; sikap terhadap pemrosesan
informasi dan fungsi akuntansi serta personel.
5. Struktur organisasi
2. Pengendalian Aplikasi
Pengendalian aplikasi berhubungan dengan pengoperasian akuntansi sistem
komputer. Fungsi dari pengendalian aplikasi adalah untuk memberi jaminan yang
cukup bahwa pencatatan, proses, dan pelaporan data sudah dilakukan dengan
benar sesuai prosedural.
Pengendalian aplikasi dikategorikan sebagai berikut :
· Pengendalian masukan, Pengendalian ini dirancang untuk mencegah atau
mendeteksi kekeliruan dalam tahap masukan dalam pengolahan data.
Pengendalian masukan umumnya menyangkut efisiensi, persetujuan, masukan
terhormat, penandaan, pembatalan, dan lain-lain dalam proses komputer.
· Pengendalian pemrosesan, Pengendalian ini mencakup mekanisme,
standarisasi, dan lain-lain.
· Pengendalian keluaran, Pengendalian keluaran dirancang untuk memeriksa
masukan dan pemrosesan sehingga berpengaruh terhadap keluaran secara absah
dan pendistribusian keluaran secara memadai. Pengendalian ini mencakup
rekonsiliasi, penyajian umur, suspensi berkas, suspensi account, audit periodik,
laporan ketidaksesuaian dan lipstream resubmission.
Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian
è mencerminkan sikap & tindakan para pemilik & manajer perusahaan mengenai
pentingnya pengendalian intern perusahaan.
2.Struktur Organisasi
Salah satu elemen kunci dalam lingkungan pengendalian adalah struktur
organisasi. Struktur Organisasi menunjukkan pola wewenang dan tanggung jawab
yang ada dalam suatu perusahaan (desentralisasi maupun sentralisasi).
7.Pengaruh Ekstern
Organisasi harus mematuhi aturan-aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah
maupun pihak yang mempunyai juridiksi atas organisasi. Hal tersebut sangat
berpengaruh pada pengendalian intern perusahaan.
BAB. III
PENUTUP
Makalah ini dimulai dengan suatu pengendalian terhadap pengendalian
intern dan mendefinisikan pengendalian intern serta komponen-komponennya.
Selanjutnya, makalah ini membahas lima komponen penting dari sistem
pengendalian intern secara mendetil, termasuk aspek-aspek teknologi informasi
yang relevan.
Pertimbangan kemudian diberikan unutk memperoleh suatu pemahaman
mengenai pengendalian intern yang mencukupi untuk merencanakan audit, dan
untuk mendokumentasikan pemahaman tersebut ke dalam kertas kerja audit.
Secara virtual setiap entitas yang harus diaudit memiliki suatu sistem akuntansi
yang terkomputerisasi.
Sifat dan luasnya prosedur yang digunakan dalam memperoleh suatu
pemahaman dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti strategi audit, pengalaman
masa lalu dengan klien, serta ukuran dan kompleksitas dari operasi klien.
Pemahaman auditor harus didokumentasikan dalam kertas kerja melalui kuesioner
yang dilengkapi, bagan arus, dan/atau memorandum naratif.
CONTOH SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI HOTEL
DAFTAR PUSTAKA
Boynton, William C, dkk. 2002. Modern Auditing, 7th. Jakarta: Erlangga.