Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SITI NUR KAMILAH

NIM : 32192485
KLS : AK NR C

MEMAHAMI DAN MENGUKUR EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL

Efektivitas pengendalian internal diartikan sebagai kemampuan sistem pengendalian


internal yang direncanakan dan diterapkan agar mampu mewujudkan tujuannya yaitu
keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku secara efektif dan
efisien.

Dalam pengendalian Internal, ada unsur-unsur pengendalian yang perlu diperhatikan


oleh manajemen agar SPI bisa berjalan dengan baik dan bisa mencapai tujuan pengendalian
internal. Manajemen bertanggungjawab untuk merancang dan menerapkan lima unsur
pengendalian internal (elements of internal control) untu mencapai tiga tujuan pengendalian
internal.

Unsur-Unsur Pengendalian Internal tersebut menurut Warren, Reeve, & Fees (1999, p184)
adalah sebagai berikut :

1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian suatu perusahaan mencakup seluruh sikap manajemen dan
karyawan mengenai pentingnya pengendalian. Salah satu faktor yang mempengaruhi
lingkungan pengendalian adalah falsafah manajemen dan siklus operasi. Manajemen
harus menekankan pentingnya pengendalian dan mendorong dipatuhinya kebijakan
pengendalian akan menciptakan lingkungan pengendalian yang efektif.
2. Penilaian Resiko
Semua organisasi menghadapi resiko. Cintoh-contoh resiko meliputi perubahan-
perubahan tuntutan pelanggan, ancaman persaingan, perubahan peraturan, perubahan
faktor-faktor ekonomi seperti suku bunga, dan pelanggaran karyawan atas kebijakan
dan prosedur perusahaan. Manajemen harus memperhitungakn resiko ini dan
mengambl langkah penting untuk mengendalikannya sehingga tujuan dari
pengendalian internal dapat dicapai. Setelah resiko diidentifikasi, maka dapat
dilakukan analisis untuk memperkirakan besarnya pengaruh dari resiko tersebut serta
tingkat kemungkinan terjadinya, dan untuk menentukan tindakan-tindakan yang akan
meminimumkannya.
3. Prosedur pengendalian
Prosedur pengendalian ditetapkan untuk memberikan jaminan yang wajar bahwa
sasaran bisnis akan dicapai, termasuk pencegahan penggelapan, kita akan membahas
secara singkat prosedur pengendalian yang dapat dipadukan dengan sistem akuntansi.
4. Pemantauan atau monitoring
Pemantauan terhadap sistem pengendalian internal akan mengidentifikasi di mana
letak kelemahannya dan memperaiki efektifitas pengendalian tersebut. Sistem
pengendalian internal dapat dipantau secara rutin atau melalui evaluasi khusus.
Pemantauan rutin bisa dilakukan dengan mengamati perilaku karyawan dan tanda-
tanda peringatan dari sistem akuntansi tersebut.
5. Informasi dan komunikasi
Informasi dan komunikasi merupakan unsur dasar dari pengendalian internal.
Informasi mengenai lingkungan pengendalian, penilaian resiko, prosedur
pengendalian dan pemantauan diperlukan oleh manajemen untuk mengarahkan
operasi dan memastikan terpenuhinya tuntutan-tuntutan pelaporan serta peraturan
yang berlaku.

Tujuan Sistem Pengendalian Internal Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, pengendalian


internal memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Menyajikan data yang dapat dipercaya
2. Mengamankan aktiva dan catatan
3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan
4. Mendorong ditaatinya kebijakan yang digunakan

Arti Penting Pengendalian Internal Boynton & Kell (2002:371) dalam Wijayanto:2011,
menyebutkan bahwa faktor-faktor berikut sebagai pendorong atas semakin luasnya
pengakuan tentang pentingnya pengendalian internal, diantaranya:
a. Lingkup dan besarnya perusahaan sudah menjadi semakin kompleks dan meluas sehingga
manajemen tidak mungkin lagi memimpin perusahaan secara langsung.
b. Pengecekan dan review yang melekat pada suatu sistem pengendalian internal yang baik,
akan dapat melindungi perusahaan dari kelemahan manusiawi dan mengurangi kemungkinan
terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan.
c. Ditinjau dari segi auditing, sistem pengendalian internal yang berlaku pada perusahaan
klien akan sangat bermanfaat dalam membatasi lingkup audit.

Karakteristik Pengendalian Internal yang Memadai Menurut Mulyadi (1998:163) dan Bodnar
(2000:182) dalam Pradipta:2010, ada empat ciri utama sistem pengendalian internal yang
kuat, yaitu:
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.
2. Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang
memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya hal tersebut.
3. Praktik yang sehat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
4. Karyawan yang sesuai mutunya dengan tanggung jawabnya.

Pihak yang Bertanggung Jawab atas Sistem Pengendalian Internal Menurut Mulyadi dan
Kanaka Puradireja (1998:203) dalam Pradipta:2010, pihak-pihak yang bertanggung jawab
atas sistem pengendalian internal, adalah:
1. Manajemen
2. Dewan komisaris dan komite audit
3. Auditor internal
4. Personel lain entitas
5. Auditor independen
6. Pihak luar lain
Prinsip Pengendalian Internal Menurut Arens dan Loebecke (2000) dalam jurnal Zulpi Agha,
meliputi:
1. Pembentukan tanggung jawab
2. Adanya pemisahan tugas
3. Adanya prosedur dokumentasi
4. Pengendalian kekayaan secara fisik, mekanik dan elektronik
5. Verifikasi internal yang independen untuk setiap transaksi.

Keterbatasan Pengendalian Internal Jusup, Haryono (2001:254) memaparkan bahwa


keterbatasan bawaan yang melekat dalam setiap sistem pengendalian intern sebagai berikut :
a. Kesalahan dalam pertimbangan. b. Kemacetan. c. Kolusi. d. Pelanggaran oleh manajemen.
e. Biaya dan manfaat.

Pengendalian adalah prosedur audit yang dilaksanakan untuk menentukan efektifitas desain


dan operasi pengendalian intern. Alasan bagi suatu perusahaan untuk menerapkan
sistem pengendalian intern adalah untuk membantu manajemen dengan tujuan tercapainya
mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif.

Anda mungkin juga menyukai