Anda di halaman 1dari 32

Pemahaman Atas

Pengendalian Intern
KELOMPOK 7 PBS 5B
Nama
Anggota
Sofa Muzdalifah (201420041)

Dedeh Sunarsih (201420054)

Alif Ramadhan S (201420065)

Nurul Kusuma W (201420077)


Introduction
Standar Pekerjaan Lapangan Kedua berberbunyi:
“Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat,saat, dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan”.
DEFINISI PENGENDALIAN INTERN
Menurut SA Seksi 319 Pertimbangan Intern dalam Audit Laporan Keuangan paragraf 06, Pengendalian Intern merupakan
suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain yang didesain untuk memberikan
keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan berikut ini:
1. Keandalan pelaporan keuangan.
2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
3. Efektivitas dan efisiensi operasi.

Dari definisi pengendalian tersebut terdapat beberapa konsep dasar yaitu sebagai berikut:
4. Pengendalian intern merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu.
5. Pengendalian intern dijalankan oleh orang yaitu bukan hanya terdiri dari pedoman kebijakan dan formulir, namun
dijalankan oleh orang dari setiap jenjang organisasi, yang mencakup dewan komisaris, manajemen, dan personel lain.
6. Pengendalian intern dapat diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai, bukan keyakinan mutlak, bagi
manajemen dan dewan komisaris entitas.
7. Pengendalian intern ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan dengan pelaporan keuangan, kepatuhan,
dan operasi.
TUJUAN PENGENDALIAN INTERN

Tujuan pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan memadai dalam


pencapaian tiga golongan tujuan yaitu :
1) Keandalan informasi keuangan.
2) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
3) Efektivitas dan efisiensi operasi.
KETERBATASAN PENGENDALIAN INTERN
SUATU ENTITAS
Pengendalian intern setiap entitas memiliki keterbatasan bawaan. Oleh karena itu, di atas telah
disebutkan bahwa pengendalian intern hanya memberikan keyakinan memadai, bukan mutlak, kepada
manajemen dan dewan komisaris tentang pencapaian tujuan entitas. Adapun keterbatasan bawaan
yang melekat dalam setiap pengendalian intern yaitu :
 Keandalan dalam pertimbangan.
 Gangguan
 Kolusi
 Pengabaian oleh manajemen
 Biaya lawan manfaat
PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS
PENGENDALIAN INTERN
Pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap pengendalian intern adalah sebagai berikut :
1. Manajemen. Manajemen bertanggung jawab untuk mengembangkan dan menyelenggarakan secara efektif pengendalian intern
organisasinya.
2. Dewan komisaris dan komite audit. Dewan komisaris bertanggung jawab untuk menentukan apakah manajemen memenuhi
tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian intern.
3. Auditor intern. Auditor intern bertanggung jawab untuk memeriksa dan mengevaluasi memadai atau tidaknya pengendalian
intern entitas dan membuat rekomendasi peningkatannya.
4. Personel lain entitas. Peran dan tanggung jawab semua personel lain yang menyediakan informasi atau menggunakan informasi
yang dihasilkan oleh pengendalian intern harus ditetapkan dan dikomunikasikan dengan baik.
5. Auditor independen. Sebagai bagian dari prosedur auditnya terhadap laporan keuangan, auditor dapat menemukan kelemahan
pengendalian intern kliennya, sehingga ia dapat mengkomunikasikan temuan auditnya tersebut kepada manajemen, komite audit,
atau dewan komisaris.
6. Pihak luar lain. Pihak luar lain yang bertanggung jawab atas pengendalian intern entitas adalah badan pengatur (regulatory
body), seperti Bank Indonesia dan Bapepam.
UNSUR PENGENDALIAN INTERN
Menurut SA Seksi 319 Pertimbangan atas Pengendalian Intern dalam Audit Laporan Keuangan pargaraf 07 menyebutkan lima unsur
pokok pengendalian intern, yaitu:
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian merupakan landasan untuk semua unsur pengendalian intern yang membentuk disiplin dan
struktur. Adapun faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas antara lain:
• Nilai integritas dan etika
• Komitmen terhadap kompetensi
• Dewan komisaris dan komite audit
• Filosofi dan gaya operasi manajemen
• Struktur organisasi
• Pembgian wewenang dan pembebanan tanggung jawab
• Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
2. Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah indentifikasi, analisis dan pengelolaan risiko entitas yang berkaitan
denggan penyusunan laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.

Lanjutan...
Penaksiran risiko manajemen harus mencakup pertimbangan khusus terhadap risiko yang dapat timbul dari
perubahan keadaan, seperti :
1) Bidang baru bisnis atau transaksi yang memerlukan prosedur akuntansi yang belum pernah dikenal.
2) Perubahan standar akuntansi.
3) Hukum dan peraturan baru.
4) Perubahan yang berkaitan dengan revisi sistem dan teknologi baru yang digunakan untuk pengelolaan
informasi.
5) Pertumbuhan pesat entitas yang menuntut perubahan fungsi pengolahan dan pelaporan informasi dan
personel yang terlibat di dalam fungsi tersebut.

3. Informasi dan Komunikasi


Sistem akuntansi diciptakan untuk mengidentifikasi, merakit, menggolongkan, menganalisis, mencatat, dan
melaporkan transaksi suatu entitas, serta menyelenggarakan pertanggung jawaban kekayaan dan utang entitas
tersebut.

Lanjutan...
Sistem akuntansi yang efektif dapat memberikan keyakinan memadai bahwa transaksi yang dicatat atau
terjadi adalah:
 Sah.
 Telah diotorisasi.
 Telah dicatat.
 Telah dinilai secara wajar.
 Telah digolongkan secara wajar.
 Telah dicatat dalam periode yang seharusnya.
 Telah dimasukkan ke dalam buku pembantu dan telah diringkas dengan benar.
Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada semua personel yang terlibat dalam pelaporan
keuangan tentang bagaimana aktivitas mereka berkaitan dengan pekerjaan orang lain, baik yang berada di dalam
maupun di luar organisasi. Komunikasi ini mencakup sistem pelaporan penyimpangan kepada pihak yang lebih
tinggi dalam suatu entitas.
Pedoman kebijakan, pedoman akuntansi dan pelaporan keuangan, daftar akun, serta memo merupakan bagian
dari komponen informasi dan komunikasi dalam pengendalian intern.

Lanjutan...
4. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan keyakinan bahwa
petujuk yang dibuat oleh manajemen dilaksankan. Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit atas
laporan keuangan, dapat digolongkan kedalam berbagai kelompok. Salah Satu cara penggolongan adalah
sebagai berikut:
1. Pengendalian pengolahan informasi
a. Pengendalian umum
b. Pengendalian aplikasi
1). Otoritas yang memadai.
2). Perancangan dan penggunaan dokumen dan ctatan memadai.
3). Pengecekan secara independen.
2. Pemisahan fungsi yang memadai.
3. Pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan.
4. Review atas kinerja .

Lanjutan...
5. Pemantauan
Yang terakhir yaitu pemantauan. Pemantauan adalah proses penialian kulaitas kinerja pengendalian intern
sepanjang waktu. Pemantauan dilaksanakan oleh personel yang semestinya melakukan pekerjaan tersebut, baik
pada tahap desain maupun pengoprasian pengendalian, pada waktu yang tepat, untuk menentukan apakah
pengendalian intern beroperasi sebagaimana yang diharapkan, dan untuk menentukan apakah pengendalian
intern tersebut telah memerlukan perubahan karena terjadinya perubahan keadaan.

Lanjutan...
PEMAHAMAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DAN
PENGUJIAN PENGENDALIAN
Mengapa Auditor Perlu Memperoleh Pemahaman tentang Pengendalian Intern Kliennya ?

Secara umum, auditor perlu memperoleh pemahaman tentang pengendalian intern kliennya untuk perencanaan auditnya.
Secara khusus, pemahaman auditor tentang pengendalian intern yang berkaitan dengan suatu asersi adalah untuk digunakan dalam
kegiatan berikut ini :
1. Keuntungan dapat atau tidaknya audit dilaksanakan.
2. Salah saji material yang potensial yang dapat terjadi.
3. Risiko deteksi.
4. Perancangan pengujian subtansif.
Sebagai contoh, dalam memeriksa asersi keberadaan kas, auditor perlu memperoleh pemahaman tentang pengendalian intern
terhadap asersi tersebut. Oleh karena itu, auditor perlu memperoleh pemahaman tentang kebijakan dan prosedur yang berkaitan
dengan asersi keberadaa kas dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya saldo akun bank yang dicatat tidak benar-benar
ada.

Ada enam pemahaman atas pengendalian :

5. Pemahaman atas pengendalian intern.


6. Pemahaman atas lingkungan pengendalian.
7. Pemahaman atas penaksiran risiko.
8. Pemahaman atas informasi dan komunikasi.
9. Pemahaman atas aktivitas pengendalian.
10. Pemahaman atas pemantauan.
PENGUJIAN PENGENDALIAN

1). Pengujian Adanya Kepatuhan


Untuk menentukan apakah informaasi mengenai pengendalian yang dikumpulkan oleh auditor benar-benar ada, auditor
melaksanakan dua macam pengujian:
a. Pengujian transaksi dengan cara mengikuti pelaksanaan transaksi tertentu.
Dalam membuktikan adanya kepatuhan pengendalian intern, auditor dapat memilih transaksi tertentu, kemudian
melakukan pengamatan adanya unsur-unsur pengendalian intern dalam pelaksanaan transaksi tersebut, sejak transaksi tersebut
dimulai sampai selesai. Auditor melakukan pengamatan unsur-unsur pengendalian intern sejak dari cek diterima oleh fungsi
menerima surat sampai cek disetor oleh fungsi penerima kas ke bank. Pengujian transaksi tersebut berupa:
• Pengamatan (mungkin bersifat mendadak) terhadap penerimaan cek dan surat pemberitahuan dan debitur yang dilakukan
oleh fungsi penerima surat.
• Pengamatan terhadap pembuatan bukti setor bank.
• Pengamatan penyetoran cek ke bank.
• Pemeriksaan atas pencatatan atas penerimaan kas dari debitur tersebut kedalam kartu piutang debitur yang bersangkutan
dan kedalam jurnal penerimaan kas.
b. Pengujian transaksi tertentu yang telah terjadi dan yang telah dicatat.
Dalam hal ini auditor harus memilih transksi tertentu kemudian mengikuti pelaksanaannya sejak awal sampai selesai,
melalui dokumen-dokumen yang dibuat dalam transaksi tersebut dan pencatatannya dalam catatan akutansi.
2). Pengujian Tingkat Kepatuhan
Dalam pengujian tingkat kepatuhan klien terhadap pengendalian intern pembelian, auditor dapat menempuh prosedur
audit berikut ini :
 Mengambil sempel bukti kas masuk dan memeriksa kelengkapan dokumen pendukungnya (surat order pembelian,
laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok) serta tanda tangan pejabat yang berwenang baik dalam bukti kas
keluar maupun dokumen pendukungnya. Tujuan pengujian ini yaitu untuk mendapatkan kepastian transaksi pembelian
telah diotoritas oleh pejabat-pejabat yang berwenang.
 Melaksanakan penguji bertujuan ganda ( dual-purpose test ) yang merupakan kombinasi antara pengujian yang
tujuannnya untuk menilai efektifitas pengendalian intern dan menilai kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan (pengujian substantif).
DOKUMENTASI INFORMASI TENTANG PENGENDALIAN INTERN YANG
BERLAKU
Ada tiga cara yang biasanya digunakan oleh auditor untuk mendokumentasi informasi mengenai pengendalian intern yang berlaku
dalam perusahaan:
1. Kuesioner pengendalian intern baku (standard internal control questionnaire)
merupakan cara yang banyak dipakai oleh auditor dalam mendokumentasikan informasi pengendalian intern kliennya.
Kebaikan penggunaan kuesioner pengendalian intern baku adalah dapat memberikan pedoman bagi auditor dalam mengajukan
pertanyaan mengenai informasi pengendalian intern yang berlaku dalam berbagai jenis perusahaan. Adapun kelemahan
penggunaan kuesioner pengendalian intern baku ini, yaitu:
o Kemungkinan menimbulkan kecenderungan bagi penanya untuk menyalin data jawaban yang pernah diperoleh tahun
sebelumnya.
o Seringkali kuesioner pengendalian intern baku yang ganya merupakan cara untuk mengumpulkan data, dianggap sebagai
hasil akhir, sehingga penanya seringkali tidak memahami kenyataan yang ada di balik jawaban ya dan tidak yang
tercantum didalamnya.
2. Uraian tertulis (written description)
Informasi tentang pengendalian intern dapat dikumpulkan dengan cara membuat uraian tertulis mengenai arus transaksi,
catatan-catatan yang diselenggarakan dan pembagian tanggung jawab dalam perusahaan. Uraian tertulis biasanya berisi
identitas karyawan yang melaksanakan suatu fungsi dan uraian terinci cara pelaksanaan fungsinya. Biasanya pembuatan uraian
tertulis dilakukan jika terdapat pengendalian intern yang bersifat unik.
3. Bagan Alir Sistem (System Flowchart)
Dengan cara ini suatu sistem digambarkan dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Penggunaan cara ini
memungkinkan auditor melakukan penilaian secara cepat mengenai efekti atau tidaknya pengendalian intern dan menghindari
review secara rinci terhadap uraian tertulis dan jawaban yang terdapat dalam kuesioner pengendalian intern baku.
SIMBOL UNTUK PEMBUATAN BAGAN ALIR (FLOWCHART)
Simbol Nama Keterangan
Digunakan untuk semua jenis
dokumen. yang merupakan formulir
Dokumen untuk merekam data suatu transaksi.
Misalnya: Faktur penjualan, cek, surat
order pembelian,bukti kas keluar, bukti
memorial, faktur dari pemasok, surat
permintaan dan pengeluaran barang
gudang, serta bukti kas masuk.
Dokumen dan Simbol ini digunakan untuk
2 tembusannya / menggambarkan dokumen asli dan
1
Dokumen rangkap. tembusannya. Nomor lembar dokumen
dicantumkan di sudut kanan atas.
Berbagai Dokumen Digunakan untuk menggambarkan
Surat Muat
berbagai jenis dokumen yang
3
digabungkan bersama di dalam satu
1
Surat Order paket. Nama dokumen dicantumkan di
Penjualan sudut kanan atas simbol dokumen yang
bersangkutan.
Simbol Nama Keterangan
Menggambarkan catatan akuntansi yang
digunakan untuk mencatat data yang direkam
sebelumnya di dalam dokumen. Catatan yang
Catatan
digambarkan misalnya jurnal, buku pembantu, dan
buku besar.

Penghubung pada Dalam menggambarkan bagan alir, alir dokumen


halaman yang sama dibuat mengalir dari atas ke bawah dan dari kiri ke
kanan. Karena keterbatasan ruang halaman
(on-page connector)
kertas untuk menggambar, maka diperlukan
simbol penghubung untuk memungkinkan aliran
dokumen berhenti di suatu lokasi pada halaman
tertentu dan kembali berjalan pada halaman yang
sama.

1 - Akhir alur dokumen dan mengarahkan pembaca ke


simbol penghubung halaman yang sama, yang
bernomor seperti yang tercantum dalam simbol
tersebut.
Simbol Nama Keterangan
Awal arus dokumen yang berasal dari
- simbol pengubung halaman yang sama,
yang bernomor seperti yang tercantum di
1 dalam simbol tersebut.

Penghubung pada Untuk menggambarkan bagan alir


halaman yang berbeda dokumen suatu sistem akuntansi
(off-page connector) diperlukan lebih dari satu halaman.

Kegiatan Manual Simbol ini digunakan untuk menggambarkan


kegiatan manual seperti: menerima order dari
pembeli, mengisi formulir, membandingkan,
memeriksa dan berbagai jenis kegiatan klerikal
yang lain.
Simbol Nama Keterangan
Untuk menambahkan keterangan agar
Keterangan/Komentar pesan yang disampaikan lebih jelas.
Via
pembeli

Arsip sementara Menunjukkan tempat penyimpanan


dokumen, seperti almari arsip dan kotak
A
arsip. Ada dua tipe arsip dokumen, yaitu:
asrip sementara dan arsip permanen.

Arsip permanen Menunjukkan tempat penyimpanan


dokumen secara permanen yang tidak akan
diproses lagi dalam sistem akuntansi yang
A
bersangkutan.
Simbol Nama Keterangan
Simbol ini menggambarkan pengolahan
On-line computer data dengan komputer secara online.
process

Manual input (online Simbol ini menggambarkan pemasukan


keyboard) data ke dalam komputer melalui on-line
terminal.

Pita magnetik Simbol ini menggambarkan arsip komputer


(magnetic tape) yang berbentuk pita magnetik.
Simbol Nama Keterangan
Simbol ini menggambarkan arsip komputer
On-line storage yang berbentuk on-line (di dalam memory
komputer)

Diplay terminal Simbol ini menggambarkan penyajian


informasi melalui monitor komputer.

Magnetik disk Simbol ini menggambarkan magnetic disk.


Simbol Nama Keterangan
Simbol ini menggambarkan keputusan
Keputusan yang harus dibuat dalam proses
pengolahan data.

Garis alir (flowline) Simbol ini menggambarkan arah proses


pengolahan data. Anak panah ini tidak
digambarkan jika arus dokumen mengarah
ke bawah dan ke kanan.

Persimpangan garis alir Jika dua garis alir bersimpangan, untuk


menunjukkan arah masing-masing garis,
salah satu garis dibuat sedikit melengkung
tepat pada persimpangan ke dua garis
tersebut.
Simbol Nama Keterangan

Pertemuan garis alir Simbol ini digunakan jika dua


garis bertemu dan salah satu
garis mengikuti arus garis
lainnya.
Mulai/berakhir (terminal) Simbol ini digunakan untuk
menggambarkan awal dan
akhir suatu sistem akuntansi.
Masuk ke sistem Menggambarkan kegiatan
diluar sistem masuk ke dalam
alir sistem.
Keluar ke sistem Menggambarkan kegiatan (di
luar sistem) keluar dari sistem
SUMBER INFORMASI UNTUK MEMPEROLEH GAMBARAN
PENGENDALIAN INTERN YANG BERLAKU

Sumber informasi yang digunakan oleh auditor dalam melakukan audit terhadap pengendalian intern kliennya
adalah:

1. Bagan organisasi dan deskripsi jabatan


2. Buku pedoman akun
3. Buku pedoman sistem akuntansi
4. Permintaan keterangan kepada karyawan inti
5. Permintaan keterangan kepada karyawan pelaksana
6. Laporan,kertas kerja,dan program audit auditor intern
7. Pemeriksaan terhadap catatan akuntansi, dokumen, peralatan mekanis, dan media lain yang digunakan
untuk mencatat transaksi, mengelola data keuangan dan data operasi.
8. Kunjungan ke seluruh kantor dan pabrik
9. Laporan mengenai rekomendasi perbaikan pengendalian intern dan laporan auditor tahun sebelumnya
yang telah diterbitkan.
HASIL PEMAHAMAN TERHADAP PENGENDALIAN
INTERN

Hasil pemahaman auditor atas pengendalian intern dicantumkan dalam suatu kertas kerja,
yang berisi kelemahan dan kekuatan pengendalian intern klien, pengaruh kelemahan dan
kekuatan pengendalian intern tersebut terhadap luas prosedur audit yang akan dilaksanakan
dan rekomendasi yang ditujukan kepada klien untuk memperbaiki bagian-bagian yang lemah
dalam pengendalian intern.
AUDIT INTERN (INTERNAL
AUDITING)
SA Seksi 322 Pertimbangan Auditor atas Fungsi Audit Intern dalam Audit atas Laporan Keuangan memberikan panduan
bagi auditor independen dalam mempertimbangkan pekerjaan auditor intern dan dalam menggunakan pekerjaan auditor intern
untuk membantu pelaksanaan audit atas laporan keuangn klien.
Fungsi auditor intern merupakan kegiatan penilaian yang bebas, yang terdapat dalam organisasi, yang dilakukan dengan cara
memerikasa akuntansi dan kegiatan lain. untuk memberikan jasa bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka.
Dengan cara menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar-komentar penting terhadap kegiatan manajemen, auditor
intern menyajikan jasa tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut auditor intern melaksanakan kegiatan-kegiatan berikut ini:
 Pemeriksaan dan penilaian terhadap efektivitas pengendalian intern dan mendorong penggunaan pengendalian intern yang
efektif dengan biaya yang minimum.
 Menentukan sampai seberapa jauh pelaksanaan kebijakan manajemen puncak di patuhi.
 Menentukan sampai seberapa jauh kekayaan perusahaan dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari segala macam kerugian.
 Menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian dalam perusahaan.
 Memberikan rekomendasi perbaikan kegiatan-kegiatan perusahaan.
Pemerolehan Pemahaman tentang Fungsi Audit Intern
Tanggung jawab penting fungsi audit intern adalam memantau kinerja pengendalian intern entitas. Auditor biasanya
meminta keterangan dari manajemen yang semestinya dan dari staf audit intern, menganai berbagai hal yang berkaitan
dengan fungsi audit intern berikut ini:
• Status auditor intern dalam organisasi entitas
• Penerapan standar profesional
• Perencanaan audit, termasuk sifat, saat dan lingkup pekerjaan audit
• Akses ke catatan dan apakah terdapat pembatasan atas lingkup aktivitas mereka
Penentuan kompetensi dan Objektivitas Auditor Intern
1. Kompentensi auditor intern. Pada waktu menentukan kompetensi auditor intern, auditor harus memperoleh informasi dari
audit tahun sebelumnya mengenai faktor-faktor berikut ini:
 Tingkat pendidikan dan pengalaman profesional auditor intern.
 Ijazah profesional dan pendidikan profesional berkelanjutan.
 Kebijakan, program, dan prosedur audit.
 Praktik yang bersangkutan dengan penugasan auditor intern.
 Supervisi dan review terhadap aktivitas auditor intern.
 Mutu dokumebtasi dalam kertas kerja, laporan, dan rekomendasi.
 Penilaian atas kinerja auditor intern.
2. Objektivitas auditor intern. Pada waktu menilai objektivitas auditor intern, auditor harus memperoleh informasi dari audit
tahun sebelumnya mengenai faktor-faktor berikut ini:
o Status organisasi auditor intern yang bertanggung jawab atas fungsi audit intern.
o Kebijakan untuk mempertahankan objektivitas auditor intern mengenai bidang yang di audit.
Dampak Pekerjaan Auditor Intern atas Audit yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen

Pekerjaan auditor intern dapat berdampak terhadap sifat, saat, dan lingkup audit yang dilaksanakan oleh auditor independen, yang
mencakup :

• Prosedur yang dilaksanakan oleh auditor pada saat berusaha memahami pengendalian intern entitas.
• Prosedur yang dilaksanakan oleh auditor pada saat menaksir risiko.
• Prosedur substantif yang dilaksanakan oleh auditor.

1. Pemahaman atas Pengendalian Intern


Auditor independen berusaha memahami desain kebijakan dan prosedur pengendalian intern untuk merencanakan auditnya dan untuk
menentukan apakah kebijakan dan prosedur tersebut dilaksanakan, Karena tujuan utama fungsi audit intern pada umumnya adalah me-
review, menetapkan, dan memantau kebijakan dan prosedur pengendalian intern, prosedur yang dilaksanakan oleh auditor intern dalam
bidang ini memberikan informasi yang bermanfaat bagi auditor independen.
2. Penaksiran Risiko
Auditor independen menaksir risiko salah saji material baik pada tingkar laporan keuangan maupun pada tingkat saldo akun atau
golongan transaksi.
• Tingkat laporan keuangan.
Pada tingkat laporan keuangan, auditor independen melakukan penaksiran menyeluruh atas risiko salah saji material. Pada waktu
melakukan penaksiran ini, auditor independen harus menyadari bahwa kebijakan dan prosedur pengendalian intern tertentu mungkin
mempunyai dampak luas atas berbagai asersi laporan keuangan.
• Tingkat saldo akun atau golongan transaksi.
Pada tingkat saldo akun atau golongan transaksi, auditor independen melakukan prosedur untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
audit tentang asersi manajemen.
3. Prosedur Substantif
Beberapa prosedur yang dilaksanakan oleh auditor intern dapat memberikan bukti langsung tentang salah
saji material dalam asersi mengenai saldo akun arau golongan transaksi tertentu.

Penggunaan Auditor Intern dalam Penyediaan Bantuan Langsung bagi Auditor Independen

Dalam melaksanakan audit, auditor independen dapat meminta bantuan langsung dari auditor intern. Bantuan
langsung berkaitan dengan pekerjaan yang secara spesifik diminta oleh auditor independen dari auditor intern
untuk menyelesaikan beberapa aspek pekerjaan auditor independen.
Thanks 
KELOMPOK 7 PBS 5B
KAMU
NEANYEEAA?

Anda mungkin juga menyukai