Disusun Oleh :
Aldiansyah
2014352555
BAB. I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sejumlah besar organisasi telah mengakui pentingnya pengendalian intern oleh
manajemen, auditor independen, dan pihak eksternal lainnya seperti pembuat peraturan.
Standar pekerjaan lapangan kedua mensyaratkan agar auditor memperoleh pemahaman yang
cukup mengenai pengendalian intern suatu entitas untuk merencanakan audit. Hal ini
termasuk pemahaman mengenai rancangan pengendalian intern dan apakah pengendalian
tersebut telah ditempatkan dalm operasi, tetapi tidak termasuk menentukan efektifitasnya.
Auditor menggunakan pemahaman untuk mengidentifikasikan jenis salah saji material yang
dapat mempengaruhi asersi laporan keuangan manajemen, untuk mempertimbangkan faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi risiko salah saji semacam itu, dan untuk merancang
pengujian substantif untuk menyediakan keyakinan yang memadai dalam mendeteksi salah
saji. Sebagian besar entitas yang memerlukan audit menggunakan teknologi informasi dalam
sistem akuntansi mereka. Makalah ini me-review beberapa metode pemrosesan data yang
umum digunakan dan risiko yang dihubungkan dengan sistem akuntansi yang
terkomputerisasi.
1.2. TUJUAN
Adapun tujuan-tujuan dari materi makalah ini, antara lain :
1. Menjelaskan pentingnya pengendalian intern bagi suatu entitas, auditor eksternal, dan
lainnya.
2. Mendefinisikan pengendalian intern dan mengidentifikasikan lima komponen pengendalian
intern yang saling berhubungan.
3. Menyebutkan keterbatasan yang melekat pada pengendalian intern serta menjelaskan peran
dan tanggung jawab berbagai pihak atas pengendalian intern suatu entitas.
4. Menguraikan komponen-komponen kunci dari lingkungan pengendalian, penilaian resiko,
sitem informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, pemantauan termasuk aspek-aspek
teknologi informasi yang relevan.
5. Menjelaskan pemahaman mengenai pengendalian intern yang diperlukan untuk
merencanakan audit dan bagaimana pemahaman tersebut digunakan.
6. Menunjukkan prosedu-prosedur audit yang digunakan untuk memperoleh pemahaman.
7. Menyebutkan persyaratan dan metode alternatif untuk mendokumentasikan pengendalian
intern.
1.3. METODE PENULISAN
Penyusun menggunakan metode kepustakaan, yaitu dengan melakukan penelitian dengan
cara studi pustaka. Dalam metode ini penyusun membaca buku yang berkaitan dengan materi
makalah kami yang berjudul Pemahaman Mengenai Pengendalian Intern.
BAB. II
PEMBAHASAN
2.1. DASAR PEMIKIRAN
Standar pekerjaan lapangan yang kedua dari standar-standar auditing yang berlaku umum
menyatakan bahwa:
“Suatu pemahaman pengendalian intern yang mencukupi diperoleh untuk merencanakan
audit dan untuk menentukan sifat, waktu, serta luasnya pengujian-pengujian yang akan
dilaksanakan”.
3. Tujuan Entitas dan Pengendalian Intern yang Relevan dengan Suatu Audit
Telah disebutkan sebelumnya, tiga kategori tujuan dalam pengendalian intern yaitu:
keandalan dari informasi keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku,
efektifitas dan efisiensi operasi. Karena tidak semua dari tujuan tersebut dan pengendalian
yang berhubungan relevan dengan suatu audit laporan keuangan, maka secara umum hal ini
termasuk pada hal-hal yang berkaitan dengan kategori pertama. Oleh karena itu, yang
menjadi perhatian penting adalah pengendalian yang dimaksudkan untuk menyediakan
keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan yang disusun telah disajikan sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Secara khusus, tujuan dan pengendalian dalam kategori kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku relevan ketika mereka dapat memiliki suatu dampak yang langsung
dan material terhadap laporan keuangan.
Banyak tujuan dan pengendalian yang berhubungan berkaitan dengan kategori ketiga-
efektifitas dan efektifitas operasi-walaupun penting bagi entitas, namun tujuan tersebut tidak
secara langsung relevan dengan audit. Akan tetapi, laporan COSO memasukkan pengamanan
aktiva terhadap akuisisi yang tidak diotorisasi, penggunaan, dan pelepasan dalam kategori
pengendalian tersebut. Pengendalian ini relevan dengan suatu audit apabila memainkan peran
dalam memastikan bahwa kehilangan yang berhubungan, seperti akibat pencurian, secara
tepat direfleksikan dalam laporan keuangan entitas. Pengendalian dirancang khusus untuk
mengurangi resiko keputusan operasi yang buruk, biasanya tidak dianggap relevan dengan
audit laporan keuangan.
Tiap komponen mencakup sejumlah kebijakan dan prosedur pengedalian intern yang
diperlukan untuk mencapai tujuan entitas.
Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan suasana dari suatu organisasi yang mempengaruhi
kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan
pondasi dari semua komponen pengendalian intern lainnya yang menyediakan disiplin dan
struktur. Lingkungan pengendalian mencakup faktor-faktor (AU 319.25) :
Integritas dan nilai etika
Efektivitas pengendalian tidak dapat meningkat melampaui integritas dan nilai etika
orang yang menciptakan, mengurus, dan memantaunya. Integritas dan perilaku etika
merupakan produk dari standar etika dan perilaku entitas, bagaimana hal itu
dikomunikasikan, dan ditegakkan dalam praktik. Standar tersebut mencakup tindakan
manajemen untuk menghilangkan atau mengurangi dorongan dan godaan yang mungkin
menyebabkan personel melakukan tindakan tidak jujur, melanggar hukum , atau melanggar
etika.
Dalam rangka menetapkan pentingnya integritas dan nilai etika di antara semua personel
dalam organisasi, CEO, dan anggota manajemen puncak lainnya harus menetapkan suasana,
berkomunikasikan kepada semua karyawan, memberikan bimbingan moral kepada karyawan,
mengurangi atau menghilangkan insentif dan godaan yang dapat mengarahkan individu untuk
melakukan tindakan yanng tidak jujur.
Komitmen terhadap kompetisi
Kompetensi adalah pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugas yang dibebankan kepada individu. Komitmen terhadap kompetensi mencakup
pertimbangan manajemen atas tingkat kompetensi untuk pekerjaan tertentu dan bagaimana
tingkat tersebut diterjemahkan ke dalam persyaratan keterampilan dan pengetahuan.
Dewan direksi dan komite audit
Kesadaran pengendalian entitas sangat dipengaruhi oleh dean komisaris dan komite
audit. Atribut yang berkaitan dengan ini mencakup independensi dewan komisaris atau
komite audit dari manajemen, pengalaman dan tingginya pengetahuan anggotanya, luasnya
keterlibatan dan kegiatan pengawasan, memadainya tindakan, tingkat sulitnya pertanyaan
yang diajukan oleh komite tersebut kepada manajemen, dan interaksi dewan atau komite
tersebut dengan auditor intern dan ekstern.
Filosofi dan gaya operasi manajemen
Banyak karakteristik yang dapat membentuk dari filosofi dan gaya operasi manajemen,
meliputi: pendekatan untuk mengambil dan memonitor risiko bisnis ; mengandalkan pada
pertemuan informal secara langsung dengan manajer kunci ; sikap dan tindakan terhadap
pelaporan keuangan ; pemilihan secara selektif atau agresif dari psinsip akuntansi yang
tersedia ; kesadaran dan konservatisme dalam mengembangkan estimasi akuntansi ;
kesadaran dan pamahaman terhadap risiko yang dihubungkan dengan teknologi informasi ;
sikap terhadap pemrosesan informasi dan fungsi akuntansi serta personel.
Struktur organisasi
Struktur organisasi berkontribusi terhadap kemampuan suatu entitas untuk memenuhi
tujuan dengan menyediakan kerangka kerja menyeluruh atas perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, dan pemantauan aktivitas suatu entitas. Struktur organisasi entitas biasanya
digambarkan dalam suatu bagan organisasi yang harus secara akurat merefleksikan garis
wewenang dan hubungan pelaporan.
Penetapan wewenang dan tanggung jawab
Penetapan wewenang dan tanggung jawab merupakan perpanjangan dari pengembangan
suatu struktur organisasi. Wewenang dan tanggung jawab mencakup penjelasan-penjelasan
mengenai bagaimana dan kepada siapa wewenang dan tanggung jawab untuk semua aktivitas
entitas dibebankan untuk mengetahui bagaimana tindakannya saling berhubungan dengan
individu lainnya dalam memberikan kontribusi dan tiap individu akan bertanggung jawab
atas hal apa.
Metode penetapan wewenang dan tanggung jawab meliputi pertimbangan atas :
a. Kebijakan entitas mengenai masalah seperti praktik usaha yang dapat diterima,
b. Penetapan tanggung jawab dan delegasi wewenang untuk menangani masalah seperti
maksud dan tujuan organisasi,
c. Uraian tugas pegawai yang menegaskan tugas-tugas spesifik, hubungan pelaporan, dan
kendala
d. Dokumentasi sistem komputer yang menunjukkan prosedur untuk persetujuan transaksi dan
pengesahan perubahan sistem
Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
Kebijakan dan prosedur sumber daya manusia akan menjamin bahwa personel entitas
memiliki tingkat integritas, nilai etika, dan kompetensi yang diharapkan. Praktik tersebut
mencakup perekrutan dan proses penyeleksian, orientasi, pelatihan, evaluasi, bimbingan,
promosi berdasarkan penilaian kerja periodik, serta program kompensasi yang memotivasi
dan memberikan penghargaan atas kinerjanya.
Entitas kecil dan menengah dapat mengimplementasikan faktor lingkungan pengendalian
secara berbeda dari entitas yang lebih besar.
Penilaian Resiko
Penilaian risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah ientifikasi, analisis, dan
pengelolaan risiko suatu entitas yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang
disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. (AU
319.28)
Risiko relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan keadaan intern dan
ekstern yang mungkin terjadi dan secara negatif berdampak terhadap kemampuan entitas
untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan data keuangan konsisten dengan
asersi manajemen dalam laporan keuangan. Sekali risiko diidentifikasi, manajemen
mempertimbangkan signifikan atau tidaknya, kemungkinan terjadinya, dan bagaimana hal itu
dikelola.
Risiko dapat timbul atau berubah karena keadaan yang seperti: perubahan dalam
lingkungan operasi; personel baru ; sistem informasi yang baru atau dimodifikasi ;
pertumbuhan yang cepat ; teeknologi baru ; lini, produk, atau aktivitas baru ; restrukturisasi
perusahaan ; operasi di luar negeri ; pernyataan akuntansi.
2.5. MENDOKUMENTASIKAN PEMAHAMAN
Mendokumentasikan pemahaman (documenting the understanding)tentang pengendalian
intern diperlukan dalam semua unit audit. AU 319.44 menyatakan bahwa bentuk dan luas
pendokumentasian dipengaruhi oleh ukuran dan kompleksitas entitas, dan sifat dari
pengendalian intern entitas. Pendokumentasian dalam kertas kerja dapat berupa kuesioner
yang lengkap, bagan arus, tabel keputusan (dalam sistem akuntansi terkomputerisasi), dan
memorandum naratif. Pembahasan berikut menjelaskan empat bentuk pendokumentasian
yang secara umum digunakan oleh auditor.
a . Kuesioner
Kuesioner (questionnaires) terdiri dari serangkaian pertanyaan mengenai pengendalian
intern yang perlu dipertimbangkan auditor untuk mencegah salah saji yang material dalam
laporan keuangan. Pertanyaan biasanya dibuat dalam bentuk
jawaban Ya atau Tidak atau N /A (not applicable), dengan jawaban Yamengindikasikan suatu
kondisi yang menguntungkan. Ruang kosong juga disediakan untuk menyediakan komentar
seperti siapa yang melaksanakan prosedur pengendalian dan seberapa sering prosedur
pengendalian dilaksanakan.
Kuesioner yang terstandarisasi digunakan pada kebanyakan audit. Dalam beberapa kasus,
digunakan kuesioner yang dikembangkan untuk industri tertentu atau bahkan yang
dikembangkan untuk klien tertentu. Beberapa kantor akuntan menggunakan kuesioner yang
berbeda untuk klien besar dank lien kecil. Kuesioner tunggal dapat dikembangkan untuk
mencakup semua komponen pengendalian intern, atau terdapat kuesioner terpisah untuk
setiap komponen. Dalam kasus di mana sistem akuntansi dan aktivitas pengendalian
berhubungan, mungkin terdapat kuesioner terpisah berkenaan dengan golongan transaksi
yang berbeda seperti penjualan atau pengeluaran kas.
Beberapa kantor akuntan telah mengotomatisasi kuesioner pengendalian mereka. Yaitu,
staf auditor memasukkan jawaban kuesioner pengendalian mereka. Yaitu, staf auditor
memasukkan jawaban ya, Tidak, atau N /A ke dalam komputer laptop ketika informasi
diperoleh dari klien. Perangkat lunak auditor kemudian menganalisis pola jawaban dengan
pertanyaan dan mengarahkan auditor pada langkah-langkah dalam menilai risiko
pengendalian dan merancang pengujian substantif untuk asersi laporan keuangan spesifik.
Beberapa kantor akuntan juga menyediakan pelatihan khusus untuk stafnya atas keahian
melakukan wawancara yang digunakan dalam mengatur kuesioner. Sebagai contoh, dengan
waspada terhadap tanda nonverbalyang diberikan oleh orang yang diwawancarai, seperti
keengganan menjawab, pemahaman auditor dapat ditingkatkan secara signifikan.
Sebagai suatu cara untuk mendokumentasikan pemahaman, kuesioner menawarkan
sejumlah keuntungan. Kuesioner biasanya dikembangkan oleh professional yang sangat
berpengalaman dan menyediakan pedoman yang baik bagi staf yang kurang berpengalaman
yang ingin memperoleh pemahaman mengenai suatu audit tertentu. Kuesioner relatif mudah
untuk digunakan dan secara signifikan mengurangi kemungkinan pengabaian struktur
pengendalian intern yang penting.
b. Bagan Arus
Bagan arus (flowcharts) adalah suatu diagram skematik dengan menggunakan simbol-
simbol terstandarisasi, garis arus yang saling berhubungan, dan keterangan yang
menggambarkan langkah-langkah yang terlibat dalam memproses informasi melalui sistem
akuntansi. Bagan arus bervariasi dalam cakupan rincian yang ditunjukkan. Suatu tinjauan
bagan arus yang luas yang hanya terdiri dari beberapa simbol dapat dibuat untuk sistem
akuntansi secara keseluruhan atau untuk siklus transaksi tertentu seperti siklus pendapatan.
Selain itu, bagan arus yang sangat terinci dapat dibuat untuk menggambarkan pemrosesan
golongan transaksi tersendiri seperti penjualan, penerimaan kas, pembelian, pengeluaran kas,
penggajian, dan manufaktur.
Banyak bagan arus yang dirancang untuk bekerja dengan suatu uraian naratif yang
menggambarkan pengendalian dalam detil tambahan. Bagan arus tersebut menunjukkan :
Alur transaksi dari mulainya transaksi hingga pengikhtisaran dalam buku besar umum
(yang mendukung laporan keuangan)
Fungsi-fungsi penting yang dimasukkan dalam bagan arus
Pendokumentasian jejak audit
Laporan penting yang diproduksi oleh sistem akuntansi
Program dan arsip komputer di mana informasi disimpan
Salah satu keuntungan dari bagan arus adalah bahwa bagan arus mudah dibaca dan
dipahami. Bagan arus menyediakan suatu peninjauan yang cepat mengenai suatu sistem
untuk individu yang tidak mengenal sistem tersebut. Dewasa ini semakin banyak kantor
akuntan mengembangkan bagan arus, dengan perangkat lunak komputer sehingga auditor
dapat mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan pengendalian intern dalam bagan arus,
mendeskripsikan pengendalian secara mendetil, serta memeriksa silang kekuatan dan
kelemahan untuk pengujian audit selanjutnya.
2.6. TABEL KEPUTUSAN
Tabel keputusan (decision tables) adalah sebuah matriks yang digunakan untuk
mendokumentasikan logika dari suatu program komputer. Tabel keputusan biasanya memiliki
tiga komponen penting, (1) kondisi yang berhubungan dengan transaksi akuntansi, (2)
tindakan yang diambil oleh program komputer, dan (3) peraturan keputusan yang digunakan
untuk mengatasi kondisi dengan tindakan selanjutnya.
Kondisi yang dimasukkan dalam tabel keputusan biasanya mewakili kondisi yang
berhubungan dengan prosedur pengendalian yang relevan dengan
audit. Tindakan mencerminkan tindakan-tindakan yang diambil oleh program komputer
ketika kondisi dipenuhi. Dan kombinasi dari kondisi dan tindakan
menggambarkan peraturan keputusan program.
Tabel keputusan tidak digunakan secara luas seperti bagan arus atau naratif, tetapi bagan
arus terutama berguna ketika memahami pengendalian aplikasi yang terprogram. Keuntungan
dari tabel keputusan adalah bahwa tabel keputusan sederhana dan mudah dipahami, tabel
tersebut menyediakan pendekatan sistematis untuk menganalisis logikaprogram dan mudah
untuk merancang pengujian pengendalian dengan menggunakan tabel keputusan.
MEMORANDUM NARATIF
Memorandum naratif (narrative memorandum) terdiri dari komentar-komentar tertulis
berkenaan dengan pertimbangan auditor atas pengendalian intern. Memorandum dapat
digunakan untuk melengkapi bagan arus atau bentuk pendokumentasian lain dengan
meringkas keseluruhan pemahaman auditor mengenai pengendalian intern, komponen
individu dari pengendalian intern, atau kebijakan atau prosedur spesifik. Dalam mengaudit
entitas kecil, memorandum naratif dapat berperan sebagai satu-satunya pendokumentasian
dari pemahaman auditor. Keuntungan dari memorandum naratif adalah efektif dalam hal
biaya, mudah dibuat, dan menggambarkan pengendalian intern yang digunakan oleh sebuah
entitas.
BAB. III
PENUTUP
Makalah ini dimulai dengan suatu pengendalian terhadap pengendalian intern dan
mendefinisikan pengendalian intern serta komponen-komponennya. Selanjutnya, makalah ini
membahas lima komponen penting dari sistem pengendalian intern secara mendetil, termasuk
aspek-aspek teknologi informasi yang relevan.
Pertimbangan kemudian diberikan unutk memperoleh suatu pemahaman mengenai
pengendalian intern yang mencukupi untuk merencanakan audit, dan untuk
mendokumentasikan pemahaman tersebut ke dalam kertas kerja audit. Secara virtual setiap
entitas yang harus diaudit memiliki suatu sistem akuntansi yang terkomputerisasi.
Sifat dan luasnya prosedur yang digunakan dalam memperoleh suatu pemahaman
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti strategi audit, pengalaman masa lalu dengan klien,
serta ukuran dan kompleksitas dari operasi klien. Pemahaman auditor harus
didokumentasikan dalam kertas kerja melalui kuesioner yang dilengkapi, bagan arus,
dan/atau memorandum naratif.