Anda di halaman 1dari 18

KERTAS KERJA

Disusun Oleh :

Shindhi Firanthi Richard 17116012

Adela Asyah 17102079

UNIVERSITAS TRILOGI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1

JAKARTA

TAHUN AJARAN 2020/2021

1
DAFTAR ISI

BAB 10 KERTAS KERJA..................................................................................................3

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15

2
BAB 10

KERTAS KERJA

Kertas Kerja
Kertas kerja adalah hal yang penting dalam keberhasilan penugasan audit.
Dalam kertas kerja menyajikan bukti dokumen dari pemeriksaan dan penilaian serta
menunjukkan keterkaitan antara proses penyelesaian audit dan laporan final audit.
Kertas kerja dalam bentuk baik sesuai dengan perhatian utama atas bentuk (layout),
desain, dan legibilitas serta kelengkapan handling .
Auditor menggunakan program audit, surat konfirmasi, memorandum, dan
catatan lainnya untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti audit selama proses
pengauditan  berlangsung.  berlangsung. Kertas kerja menjad Kertas kerja menjadi
alat bukti atas bukti atas laporan hasil laporan hasil audit yang audit yang diterbitkan
oleh diterbitkan oleh auditor bila mengahadapi tuntutan hukum.
1. Kertas Kerja Audit
Kertas kerja merupakan catatan yang dibuat oleh auditor selama proses
audit  berlangsung dan berisi prosedur prosedur audit serta pengujian pengujian
yang dilakukan. dilakukan. Contoh kertas kerja adalah program audit, durat
konfirmasi, hasil pemahaman terhadap  pengendalian internal,  pengendalian
internal, analisis, analisis, memorandum, ikhtisar memorandum, ikhtisar dari
dokumen dari dokumen perusahaan, perusahaan, dan daftar atau komentar yang
dibuat atau diperoleh auditor.
Oleh karena itu, kertas kerja berisi dokumentasi dari langkah-langkah atau
proses audit yang dilakukan yang meliputi :
 Rencana audit, termasuk program audit
 Pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektivitas system pengendalian
internal
 Prosedur-prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh dan
kesimpulan yang dicapai
 Penelaahan kertas kerja oleh penyelia
 Laporan audit
 Tindak lanjut dari tindakan perbaikan

3
2. Tujuan Pembuatan Kertas Kerja
Secara umum, tujuan pembuatan kertas kerja adalah untuk membantu
auditor dari tahap perencanaan, tujuan dan cakupan audit hingga pelaksanaan
dengan mengumpulkan bukti atas temuan yang diperoleh. Tujuan pembuatan
kertas kerja secara terperinci adalah sebagai berikut :
 Mendukung temuan audit dalam laporan audit
 Menguatkan simpulan auditor
 Membuat auditor dalam tahapan audit
 Menjadikan pedoman bagi auditor dalam audit berikutnya
 Untuk menyimpan informasi yang diperoleh melalui tanya jawab, penelaahan
instruksi dan arahan, analisis sistem dan proses, pengamatan kondisi, dan
pemeriksaan transaksi
 Untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan temuan-temuan audit
 Untuk mendukung pembahasan dengan karyawan operasi
 Untuk menjadi dasar bagi penyelia dalam menelaah kemajuan dan
penyelesaian audit
 Untuk member dukungan dan bukti untuk masalah-masalah yang melibatkan
kecurangan, tuntutan hukum, dan klaim asuransi
 Sarana support data untuk audit eksternal
 Sebagai data referensi untuk penelaahan selanjutnya
 Membantu mengevaluasi jaminan mutu departemen audit internal  

Auditor internal harus menyiapkan kertas kerja yang akurat, jelas, terorganisasi,
dan profesional, dengan mempertimbangkan hal-hal berikut ini:

 Pendokumentasian
 Ringkasan
 Pemberian indeks dan referensi silang
 Kertas kerja Pro Forma
 Penelaahan kertas kerja oleh penyelia
 kepemilikan dan kontrol atas kertas kerja
 kriteria kertas kerja yang ideal
 penulisan kertas kerja sejalan dengan kemajuan audit

4
 penyimpanan kertas kerja
3. Teknik Pembuatan Kertas Kerja
Teknik-teknik yang digunakan dalam pembuatan kertas kerja audit
disesuaikan dengan kebutuhan audit pada objek yang sedang diaudit. Berikut
teknik pebuatan kertas kerja yang biasanya digunakan dalam suatu audit :
 Judul deskriptif
 Tanda centang
 Referensi silang
 Pemberian indeks
 Keberlanjutan

4. Jenis-Jenis Kertas Kerja


Seluruh kertas kerja harus disimpan dalam satu file. Jadwal, analisis,
dokumen,  bagan alir, dan naratif harus disimpan dalam satu file per objek audit.
a. Jadwal dan Analisis
Berguna untuk mengidentifikasi tren statistic, memverifikasi
keakuratan data, mengembangkan proyeksi atau estimasi, dan menentukan
jika tugas atau catatan telah diselesaikan dengan sempurna. Dalam setiap
catatan review, data, atau analisis harus memsukkan beberpa hal berikut :
 Penjelasan tujuan (referensi langkah audit)
 Metedologi yang digunakan untuk memili sampel, membuat kalkulasi dan
lain-lain
 Kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi data
 Sumber data dan kerangka waktu Sumber data dan kerangka waktu yang
dipertimbangkan yang dipertimbangkan
 Ringkasan hasil analisis
 Kesimpulan pemeriksa
b. Dokumen
1. Beberapa salinan sampel atau sampel untuk beberpa dokumen dapat
digunakan untuk klarifikasi dan sebagai bukti fisik.
2. Beberapa saran berikut diajukan untuk penyimpan kertas kerja yang
menggunakan dokumen :
a. Mengindifikasikan bahwa orang dan/atau file berasal dari sumber  

5
b. Menggandarkan dan memasukkan hanya beberapa bagian laporan
c. Menjelaskan secara lengkap istilah dan notasi yang ditemukan dalam
dokumen dan juga penggunaannya
d. Setiap dokumen harus direferesisilangkan dengan setiap halaman atau
analisis terpisah yang sudah didiskusikan
e. Tidak ada dokumen yang harus dimasukkan ke dalam kertas kerja
tanpa  penjelasan mengapa hal ini dimasukkan
3. Kelengkapan proses dan bagan alir
a. Menjelaskan system atau proses yang dilakukan oleh objek audit  
b. Laporan tertulis lebih mudah digunakan
4. Wawancara
a. Informasi verbal diperoleh melalui wawancara formal yang dilakukan
langsung tatap muka atau dengan telepon.  
b. Persiapan wawancara untuk kertas kerja, mempertimbangkan hal
berikut :
 Untuk memasukkan nama dan jabatan posisi seluruh orang yang
memberikan informasi tersebut
 Mengidentifikasikan kapan dan dimana pertemuan terjadi
 Mengorganisasikan catatan berdasarkan topik jika mungkin
 Mengidentifikasikan kutipan sumber informasi dari yang
diwawancarai
5. Pengamatan Pengamatan yang digunakan sebagai dokumentasi
pendukung biasanya harus memasukkan beberapa hal berikut :
a. Waktu dan tanggal pengamatan  
b. Tempat pengamatan
c. Orang/pihak yang menemani auditor selama pengamatan
d. Hal-hal yang diamati (ketika menggunakan pengujian, kertas kerja
harus memasukkan pilihan sampel dan dasar sampel)
6. Temuan audit

5. Kelengkapan Kertas Kerja


Dalam aspek kelengkapan kertas kerja mengkupi aspek akurasi dan
kelengkapan, format pembuatan, menyajikan informasi yang dibutuhkan, dan

6
memastikan bahwa standar telah dijalankan. Indicator kelengkapan kertas kerja
tersebut dijelaskan sebagai berikut :
 Kertas kerja harus akurat dan lengkap
a. Tidak ada pertanyaan signifikan dalam lingkup atau yang berhubungan
dengan tujuan audit yang tidak dapat terjawab  
b. Kertas kerja harus berdiri sendiri
 Setiap bagian dari kertas kerja harus terdiri dari :
a. Gambaran judul  
b. Identifikasi sumber dengan jelas
c. Tanggal persiapan inisial auditor
d. Nomor indeks kertas kerja
 Kertas kerja harus kompeten, relevan, dan berguna untuk menyediakan dasar
untuk temuan audit dan rekomendasi
a. Konsisten, rapi, dan tidak kacau  
b. Hanya bagian yang penting saja Hanya bagian yang penting saja yang
dimasukkan yang dimasukkan
c. Diatur dalam model seragam
 Kertas kerja harus membuktikan bahwa standar telah diikuti seperti :
a. Rencana dan supervise  
b. Tinjauan atas pengendalian internal
c. Hasil penelusuran dari laporan kebukti dan sebaliknya (tracing
vouching)
d. Bukti yang kompeten dan tidak kompeten

6. Perencanaan Kertas Kerja


Susunan dan bentuk kertas kerja yang konsisten akan menghindarkan
auditor dari kesibukan merancang dan menyusun kertas kerja sehingga dapat
focus pada hal-hal yang harus dicatat dan didokumentasikan. Kepala SKAI harus
menetapkan kebijakan mengenai jenis-jenis kertas kerja yang harus disimpan,
system  penempatan yang akan digunakan, system pemberian indeks yang akan
diikuti dan hal-hal lain yang dibutuhkan.

7
Kertas kerja harus mencakup pendokumentasian untuk setiap tahapan audit
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan. Berikut tahapan-tahapan
yang dapat dilakukan dalam mendisain kertas kerja audit.
1. Menentukan indeks yang digunakan dalam kertas kerja
2. Membuat kertas kerja sesuai dengan indeks yang telah ditentukan

7. Arsip dan Kepemilikan Kertas Kerja


Pemilihan dokumen permanen dan dokumen tidak permanen perlu diawasi
dan disetujui oleh penyelia atau kepala SKAI. Kertas kerja atau dokumen
permanen yang disimpen oleh auditor dapat dimiliki oleh SKAI atau manajemen
organisasi tergantung dari kebijakan organisasi.
Pernyataan kepemilikan atas kertas kerja dan dokumen permanen biasanya
dinyatakan dalam piagam audit (audit charter) yang disusun oleh audit internal
dan disahkan oleh manajemen puncak organisasi.

8. Dokumentasi
Berikut isi kertas kerja auditor internal :
 Perencanaan dokumen dan program audit
 Kuesioner induk, bagan alir, daftar pemeriksaan, dan hasil-hasil evaluasi
kontrol
 Catatan wawancara
 Bagan organisasi, pernyataan kebijakan dan prosedur, serta deskripsi kerja
 Salinan kontrak-kontrak dan perjanjian penting
 Surat konfirmasi dan representasi
 Foto, diagram, dan tampilan grafis lainnya
 Uji dan analisis transaksi
 Hasil-hasilprosedur dan penelaahan analitis
 Laporan audit dan jawaban manajemen
 Korespondensi audit yang relevan

Kertas kerja harus mengikuti bentuk dan susunan yang konsisten, selain itu
kertas kerja diupayakan rapi, seragam, dapat dipahami, relevan, ekonomis,

8
lengkap secara wajar, sederhana, dan disusun secara logis, dengan cara sebagai
berikut :

1. Menjaga kerapian kertas kerja. semua nama dan jabatan harus dicetak dengan
jelas dan mudah dipahami.
2. Menjaga keseragaman kertas kerja. semua kertas kerja harus disiapkan pada
kertas kerja dengan ukuran dan tampilan yang sama. Adanya map dengan
penjepit yang baik, dan pembatas dapam memisahkan bagian-bagian
dokumen audit.
3. Menyiapkan kertas kerja agar dapat dipahami. Setipa orang yang membaca
kertas kerja tersebut harus dapat memahami apa yang diputuskan auditor
untuk dilakukan, apa yang telah mereka lakukan, apa yang mereka temukan,
apa kesimpulan yang diambil, dan apa saja yang tidak diputuskan untuk
diambil.
4. Menjaga kertas kerja yang relevan. Memiliki pernyataan tujuan yang jelas
pada kertas kerja membantu memastikan relevansi. Materi latar belakang bisa
menjadi hal yang penting.
5. Menjaga keekonomisan kertas kerja. Memanfaatkan semaksimal mungkin
kertas kerja yang dibuat pada audit sebelumnya, jika pernah dilakukan audit
sebelumnya. Bagan Alir, deskripsi sistem, dan data lainnya mungkin masih
valid.
6. Menjaga kecukupan kertas kerja.  Auditor harus menyimpan daftar “yang
akan dikerjakan” di kertas kerja mereka. pada daftar ini mereka bisa
menuliskan hal-hal yang masih harus dilakukan, pemikiran baru yang layak
dipertimbangkan, dan halhal lain yang tidak secara khusus ditetapkan di
program audit tetapi memerlukan tindakan audit.
7. Menjaga kesederhanaan penulisan. Kesederhanan dan kejelasam dalam
kertas kerja tidak berarti harus menggunakan struktur bahasa yang sempurna.
Kalimat-kalimat ringkas tetap bisa digunakan dan menghemat waktu.
8. Menggunakan susunan kertas kerja yang logis. Dibelakang narasi akan ada
catatan audit: bagan alir dari sistem kontrol, jadwal pengujian audit, dan
ringkasan temuan. Setiap lembar kerja umumnya akan berisi:
 Judul yang deskriptif
 Referensi ke penugasan audit

9
 Tanda silang atau simbol lainnya
 Tanggal pembuatan dan inisial auditor
 Nomor referensi kertas kerja
 Sumber-sumber data
9. Ringkasan Kertas Kerja
Ringkasan membantu mengembalikan ingatan fakta-fakta,
mengurutkan alur yang berurutan dan logis serta memfasilitasi penelaahan
atas bagian-bagian penugasan tertentu. Ringkasan juga bermanfaat dalam
menghubungkan kelompok-kelopok kertas kerja yang terkait dengan satu hal
tertentu.
a. Ringkasan Segmen-Segmen Audit Ringkasan bentuk narasi untuk
menunjukkan subjek audit, tujuan dan lingkup audit, temuan, kesimpulan,
dan rekomendasi auditor serta tindakan perbaikan yang dilakukan klien.
b. Ringkasan Statistik Hasil-hasil pengujian audit diringkas dalam bentuk
statistic agar mudah dibaca, dipahami, dan ditangani. Ringkasan ini harus
diperlakukan sebagai sebuah piramid, data akhir secara perlahan meluas
ke beberapa skedul pengujian.
c. Ringkasan Rapat Isi ringkasan dari pembahasan dengan klien  – 
pengamatan, kesepakatan, ketidaksepakatan, saran-saran harus diringkas
dengan lengkap dan segera.
d. Ringkasan Program Audit Berupa ringkasan komentar-komentar auditor
yang berisi kesimpulan temuan dan aktivitas yang diaudit. Proses ini akan
memberitahu mereka apa yang telah dilakukan dan apa yang masih harus
dilakukan. Hal tersebut dapat membantu mereka dalam memahami mutu
kontrol operasi dan kinerja, juga membantu mengontrol audit.
e. Ringkasan Temuan Ringkasan ini berisi fakta-fakta yang relevan dan
signifikan tentang temuan auditor, hal ini harus didukung dengan
dokumen pendukung yang paling banyak karena sering dibahas

10. Pemberian Indeks dan Referensi Silang.


Pemberian indeks silang yang baik memiliki beberapa tujuan :
Pertama, Menyederhanakan penelaahan kertas kerja oleh penyelia.
Meskipun auditor internal memiliki semua fakta yang relevan menegenai
10
suatu masalah yang jelas, hubungan antara fakta fakta tersebut mungkin tidak
jelas bagi ornag lain.
Kedua, Refrensi silang memeudahkan jalan bagi auditor berikutnya
yang menggunakan kertas kerja untuk penelaahan tindak lanjut.
Ketiga, Referensi silang menyederhanakan penelaahnan berikutnya
atas kertas kerja. Dalam suasana diskusi dengan klien, referensi silang yang
baik membantu mencegah kesalahan dan kecanggungan hal yang
‘memalukan’ setelah klien menanyakan sesuatu dan auditor sibuk
mencarinya di kertas kerja sehingga yang lain menjadi tidak sabar. Keempat,
Rreferensi silang meningkatkan hasil akhir : laporan audit internal. Saat
auditor menyiapkan draf laporan, kertas kerja yang memiliki referensi yang
baik akan menuntun pada informasi pendukung dengan cepat dan mudah

11. Kertas Kerja Pro Forma


Beberapa organisasi audit telah membuat aturan kertas kerja yang
mengandung informasi standar, yang mengingatkan auditor hal hal penting
yang akan dicakup dalam audit. Sebuah organisasi audit membuat semacam
kertas kerja pro forma yang bisa membantu.
Setiap lembar program terdiri atas dua bagian : Bagian pertama
memberikan ruang untuk tujuan audit, Bagian dua memberikan ruang untuk
langkah langkah yag diperlukan untuk mencapai tujuan. Dengan
menggunakan format ini, auditor harus menyatakan apa yang ingin mereka
capai dan langka langka yang akan mereka ambil.
Lembar kerja audit berisi tiga set komentar naratif. Ketiganya di beri
judul : Tujuan kerja, Pekerjaan yang telah dilakukan, dan apa yang
disimpulkan auditor
12. Otomatisasi Kertas kerja – Bank Nasional
Sebuah laporan yang diterbitkan oleh Ikatan Auditor Internal mengenai
praktik praktik inovasi dalam audit internal membahas otomatisasi dalam
operasi audit internal. Laporan tersebut menggambarkan prosedur tertentu
pada Bank Nasional. Laporan tersebut mengidentifikasi 10 karakteristik
aplikasi :
1. Refleksi Informasi
2. Standardisasi

11
3. Kenyamanan
4. Referensi dokumen
5. Tampilan
6. Pencitraan
7. Komunikasi
8. Menjadi Alat Kontrol
9. Integrasi Aplikasi
10. Pengamanan Hak Akses
13. Kertas kerja Elektronik

Penggunaan kertas kerja elektronik membantu mengurangi


kompleksitas dan meningkatkan fleksibilitas pendokumentasian. Kertas kerja
yang dihasilkan sistem memungkinkan kapasitas yang lebih besaar untuk
menelaah dan mengubah rancangan, pengembangan yang lebih cepat saat
digunakan dengan perangkat Teknik Audit Berbantuan Komputer (CAAT)
dan Rekayasa Sistem Berbantuan Komputer (CASE), dan membuat
pendokumentasian menjadi lebih rasional.

14. Penelaahan Kertas kerja oleh Penyelia

Saat penyelia menelaah kertas kerja, mereka harus memastikan bahwa :

 Program audit diikuti dan instruksi instruksi khusus bagi auditor telah
diikuti
 Kertas kerja tersebut akurat dan dapat diandalkan
 Kesimpulan yang dicapai memang wajar,logis, dan valid
 Tidak ada langkah langkah yang belum diperiksa
 Penelaahan dengan klien telah dilakukan dan dengan memadai telah
dicatat dan bahwa perselisihan telah diselesaikan
 Aturan aturan departemen audit pada kertas kerja telah diikuti

Sebuah organisasi audit menggunakan format khusus untuk melakukan


penelaahan akhir atas kertas kerja audit. Berikut ini beberapa standar yang
tercatat pada format tersebut:
 Laporan
 Temuan yang dilaporkan telah diberi referensi silang dengan
memadai ke dokumen pendukung

12
 Bukti yang tersedia mendukung terlaksananya audit dengan lingkup
penuh

 Rencana
 Program audit yang memadai telah dibuat
 Rencana pra-audit telah didokumentasikan
 Penghilangan langkah langkah yang diperlukan dalam program audit
telah dijelaskan dengan memadai

 Umum
 Bagan alir telah disiapkan, atau dibawa dari audit sebelumnya dan
diperbarui
 Rencana pengambilan sempel telah didokumentasikandengan
memadai dan informatif
 Bahan referensi disimpan untuk tujuan konstruktif
 Laporan audit sebelumnya dan jawabannya telah tercakup
 Data administratif telah diselesaikan

 Pekerjaan Lapangan
 Setiap bagian kertas kerja diringkas setelah pekerjaan dilakukan dan
temuan temuan disusun
 Tujuan, lingkup, dan sifat pekerjaan ditentukan dengan tepat
 Kesimpulan auditor diberikan
 Supervisi
 Semua pertanyaan penyelia telah dijawab
 Mutu pekerjaan dinilai

Kepemilikan dan Kontrol atas Kertas kerja

Kertas kerja merupakan milik auditor dan harus dijaga oleh


auditor. Auditor harus mengetahui dengan tepat letak kertas kerja saat
melakukan audit. Jika terdapat risiko kehilangan, kertas kerja harus
disimpan dalam lemari atau meja terkunci saat jam makan siang dan
sepanjang malam. Jika kertas kerja di bawa ke ruangan hotel, maka
harus disimpan dalam koper terkunci. Kertas kerja tidak boleh diakses
orang orang yang tidak memiliki otoritas untuk memiliki atau
menggunakannya , karena bisa disalahgunakan, informasi bisa
dipindahkan, diubah, atau dibaca orang yang tidak berhak
membacanya.

13
14
15
16
17
DAFTAS PUSTAKA

Larry B. Sawyer, CIA, CPA, The Internal Audit Foundation; 7th edition (January 15, 2019)

Zamzami, Faiz, dkk, 2018, Audit Internal; Konsep dan Praktik, Gajahmada University Press

18

Anda mungkin juga menyukai