Disusun Oleh :
UNIVERSITAS TRILOGI
JAKARTA
1
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15
2
BAB 10
KERTAS KERJA
Kertas Kerja
Kertas kerja adalah hal yang penting dalam keberhasilan penugasan audit.
Dalam kertas kerja menyajikan bukti dokumen dari pemeriksaan dan penilaian serta
menunjukkan keterkaitan antara proses penyelesaian audit dan laporan final audit.
Kertas kerja dalam bentuk baik sesuai dengan perhatian utama atas bentuk (layout),
desain, dan legibilitas serta kelengkapan handling .
Auditor menggunakan program audit, surat konfirmasi, memorandum, dan
catatan lainnya untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti audit selama proses
pengauditan berlangsung. berlangsung. Kertas kerja menjad Kertas kerja menjadi
alat bukti atas bukti atas laporan hasil laporan hasil audit yang audit yang diterbitkan
oleh diterbitkan oleh auditor bila mengahadapi tuntutan hukum.
1. Kertas Kerja Audit
Kertas kerja merupakan catatan yang dibuat oleh auditor selama proses
audit berlangsung dan berisi prosedur prosedur audit serta pengujian pengujian
yang dilakukan. dilakukan. Contoh kertas kerja adalah program audit, durat
konfirmasi, hasil pemahaman terhadap pengendalian internal, pengendalian
internal, analisis, analisis, memorandum, ikhtisar memorandum, ikhtisar dari
dokumen dari dokumen perusahaan, perusahaan, dan daftar atau komentar yang
dibuat atau diperoleh auditor.
Oleh karena itu, kertas kerja berisi dokumentasi dari langkah-langkah atau
proses audit yang dilakukan yang meliputi :
Rencana audit, termasuk program audit
Pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektivitas system pengendalian
internal
Prosedur-prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh dan
kesimpulan yang dicapai
Penelaahan kertas kerja oleh penyelia
Laporan audit
Tindak lanjut dari tindakan perbaikan
3
2. Tujuan Pembuatan Kertas Kerja
Secara umum, tujuan pembuatan kertas kerja adalah untuk membantu
auditor dari tahap perencanaan, tujuan dan cakupan audit hingga pelaksanaan
dengan mengumpulkan bukti atas temuan yang diperoleh. Tujuan pembuatan
kertas kerja secara terperinci adalah sebagai berikut :
Mendukung temuan audit dalam laporan audit
Menguatkan simpulan auditor
Membuat auditor dalam tahapan audit
Menjadikan pedoman bagi auditor dalam audit berikutnya
Untuk menyimpan informasi yang diperoleh melalui tanya jawab, penelaahan
instruksi dan arahan, analisis sistem dan proses, pengamatan kondisi, dan
pemeriksaan transaksi
Untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan temuan-temuan audit
Untuk mendukung pembahasan dengan karyawan operasi
Untuk menjadi dasar bagi penyelia dalam menelaah kemajuan dan
penyelesaian audit
Untuk member dukungan dan bukti untuk masalah-masalah yang melibatkan
kecurangan, tuntutan hukum, dan klaim asuransi
Sarana support data untuk audit eksternal
Sebagai data referensi untuk penelaahan selanjutnya
Membantu mengevaluasi jaminan mutu departemen audit internal
Auditor internal harus menyiapkan kertas kerja yang akurat, jelas, terorganisasi,
dan profesional, dengan mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
Pendokumentasian
Ringkasan
Pemberian indeks dan referensi silang
Kertas kerja Pro Forma
Penelaahan kertas kerja oleh penyelia
kepemilikan dan kontrol atas kertas kerja
kriteria kertas kerja yang ideal
penulisan kertas kerja sejalan dengan kemajuan audit
4
penyimpanan kertas kerja
3. Teknik Pembuatan Kertas Kerja
Teknik-teknik yang digunakan dalam pembuatan kertas kerja audit
disesuaikan dengan kebutuhan audit pada objek yang sedang diaudit. Berikut
teknik pebuatan kertas kerja yang biasanya digunakan dalam suatu audit :
Judul deskriptif
Tanda centang
Referensi silang
Pemberian indeks
Keberlanjutan
5
b. Menggandarkan dan memasukkan hanya beberapa bagian laporan
c. Menjelaskan secara lengkap istilah dan notasi yang ditemukan dalam
dokumen dan juga penggunaannya
d. Setiap dokumen harus direferesisilangkan dengan setiap halaman atau
analisis terpisah yang sudah didiskusikan
e. Tidak ada dokumen yang harus dimasukkan ke dalam kertas kerja
tanpa penjelasan mengapa hal ini dimasukkan
3. Kelengkapan proses dan bagan alir
a. Menjelaskan system atau proses yang dilakukan oleh objek audit
b. Laporan tertulis lebih mudah digunakan
4. Wawancara
a. Informasi verbal diperoleh melalui wawancara formal yang dilakukan
langsung tatap muka atau dengan telepon.
b. Persiapan wawancara untuk kertas kerja, mempertimbangkan hal
berikut :
Untuk memasukkan nama dan jabatan posisi seluruh orang yang
memberikan informasi tersebut
Mengidentifikasikan kapan dan dimana pertemuan terjadi
Mengorganisasikan catatan berdasarkan topik jika mungkin
Mengidentifikasikan kutipan sumber informasi dari yang
diwawancarai
5. Pengamatan Pengamatan yang digunakan sebagai dokumentasi
pendukung biasanya harus memasukkan beberapa hal berikut :
a. Waktu dan tanggal pengamatan
b. Tempat pengamatan
c. Orang/pihak yang menemani auditor selama pengamatan
d. Hal-hal yang diamati (ketika menggunakan pengujian, kertas kerja
harus memasukkan pilihan sampel dan dasar sampel)
6. Temuan audit
6
memastikan bahwa standar telah dijalankan. Indicator kelengkapan kertas kerja
tersebut dijelaskan sebagai berikut :
Kertas kerja harus akurat dan lengkap
a. Tidak ada pertanyaan signifikan dalam lingkup atau yang berhubungan
dengan tujuan audit yang tidak dapat terjawab
b. Kertas kerja harus berdiri sendiri
Setiap bagian dari kertas kerja harus terdiri dari :
a. Gambaran judul
b. Identifikasi sumber dengan jelas
c. Tanggal persiapan inisial auditor
d. Nomor indeks kertas kerja
Kertas kerja harus kompeten, relevan, dan berguna untuk menyediakan dasar
untuk temuan audit dan rekomendasi
a. Konsisten, rapi, dan tidak kacau
b. Hanya bagian yang penting saja Hanya bagian yang penting saja yang
dimasukkan yang dimasukkan
c. Diatur dalam model seragam
Kertas kerja harus membuktikan bahwa standar telah diikuti seperti :
a. Rencana dan supervise
b. Tinjauan atas pengendalian internal
c. Hasil penelusuran dari laporan kebukti dan sebaliknya (tracing
vouching)
d. Bukti yang kompeten dan tidak kompeten
7
Kertas kerja harus mencakup pendokumentasian untuk setiap tahapan audit
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan. Berikut tahapan-tahapan
yang dapat dilakukan dalam mendisain kertas kerja audit.
1. Menentukan indeks yang digunakan dalam kertas kerja
2. Membuat kertas kerja sesuai dengan indeks yang telah ditentukan
8. Dokumentasi
Berikut isi kertas kerja auditor internal :
Perencanaan dokumen dan program audit
Kuesioner induk, bagan alir, daftar pemeriksaan, dan hasil-hasil evaluasi
kontrol
Catatan wawancara
Bagan organisasi, pernyataan kebijakan dan prosedur, serta deskripsi kerja
Salinan kontrak-kontrak dan perjanjian penting
Surat konfirmasi dan representasi
Foto, diagram, dan tampilan grafis lainnya
Uji dan analisis transaksi
Hasil-hasilprosedur dan penelaahan analitis
Laporan audit dan jawaban manajemen
Korespondensi audit yang relevan
Kertas kerja harus mengikuti bentuk dan susunan yang konsisten, selain itu
kertas kerja diupayakan rapi, seragam, dapat dipahami, relevan, ekonomis,
8
lengkap secara wajar, sederhana, dan disusun secara logis, dengan cara sebagai
berikut :
1. Menjaga kerapian kertas kerja. semua nama dan jabatan harus dicetak dengan
jelas dan mudah dipahami.
2. Menjaga keseragaman kertas kerja. semua kertas kerja harus disiapkan pada
kertas kerja dengan ukuran dan tampilan yang sama. Adanya map dengan
penjepit yang baik, dan pembatas dapam memisahkan bagian-bagian
dokumen audit.
3. Menyiapkan kertas kerja agar dapat dipahami. Setipa orang yang membaca
kertas kerja tersebut harus dapat memahami apa yang diputuskan auditor
untuk dilakukan, apa yang telah mereka lakukan, apa yang mereka temukan,
apa kesimpulan yang diambil, dan apa saja yang tidak diputuskan untuk
diambil.
4. Menjaga kertas kerja yang relevan. Memiliki pernyataan tujuan yang jelas
pada kertas kerja membantu memastikan relevansi. Materi latar belakang bisa
menjadi hal yang penting.
5. Menjaga keekonomisan kertas kerja. Memanfaatkan semaksimal mungkin
kertas kerja yang dibuat pada audit sebelumnya, jika pernah dilakukan audit
sebelumnya. Bagan Alir, deskripsi sistem, dan data lainnya mungkin masih
valid.
6. Menjaga kecukupan kertas kerja. Auditor harus menyimpan daftar “yang
akan dikerjakan” di kertas kerja mereka. pada daftar ini mereka bisa
menuliskan hal-hal yang masih harus dilakukan, pemikiran baru yang layak
dipertimbangkan, dan halhal lain yang tidak secara khusus ditetapkan di
program audit tetapi memerlukan tindakan audit.
7. Menjaga kesederhanaan penulisan. Kesederhanan dan kejelasam dalam
kertas kerja tidak berarti harus menggunakan struktur bahasa yang sempurna.
Kalimat-kalimat ringkas tetap bisa digunakan dan menghemat waktu.
8. Menggunakan susunan kertas kerja yang logis. Dibelakang narasi akan ada
catatan audit: bagan alir dari sistem kontrol, jadwal pengujian audit, dan
ringkasan temuan. Setiap lembar kerja umumnya akan berisi:
Judul yang deskriptif
Referensi ke penugasan audit
9
Tanda silang atau simbol lainnya
Tanggal pembuatan dan inisial auditor
Nomor referensi kertas kerja
Sumber-sumber data
9. Ringkasan Kertas Kerja
Ringkasan membantu mengembalikan ingatan fakta-fakta,
mengurutkan alur yang berurutan dan logis serta memfasilitasi penelaahan
atas bagian-bagian penugasan tertentu. Ringkasan juga bermanfaat dalam
menghubungkan kelompok-kelopok kertas kerja yang terkait dengan satu hal
tertentu.
a. Ringkasan Segmen-Segmen Audit Ringkasan bentuk narasi untuk
menunjukkan subjek audit, tujuan dan lingkup audit, temuan, kesimpulan,
dan rekomendasi auditor serta tindakan perbaikan yang dilakukan klien.
b. Ringkasan Statistik Hasil-hasil pengujian audit diringkas dalam bentuk
statistic agar mudah dibaca, dipahami, dan ditangani. Ringkasan ini harus
diperlakukan sebagai sebuah piramid, data akhir secara perlahan meluas
ke beberapa skedul pengujian.
c. Ringkasan Rapat Isi ringkasan dari pembahasan dengan klien –
pengamatan, kesepakatan, ketidaksepakatan, saran-saran harus diringkas
dengan lengkap dan segera.
d. Ringkasan Program Audit Berupa ringkasan komentar-komentar auditor
yang berisi kesimpulan temuan dan aktivitas yang diaudit. Proses ini akan
memberitahu mereka apa yang telah dilakukan dan apa yang masih harus
dilakukan. Hal tersebut dapat membantu mereka dalam memahami mutu
kontrol operasi dan kinerja, juga membantu mengontrol audit.
e. Ringkasan Temuan Ringkasan ini berisi fakta-fakta yang relevan dan
signifikan tentang temuan auditor, hal ini harus didukung dengan
dokumen pendukung yang paling banyak karena sering dibahas
11
3. Kenyamanan
4. Referensi dokumen
5. Tampilan
6. Pencitraan
7. Komunikasi
8. Menjadi Alat Kontrol
9. Integrasi Aplikasi
10. Pengamanan Hak Akses
13. Kertas kerja Elektronik
Program audit diikuti dan instruksi instruksi khusus bagi auditor telah
diikuti
Kertas kerja tersebut akurat dan dapat diandalkan
Kesimpulan yang dicapai memang wajar,logis, dan valid
Tidak ada langkah langkah yang belum diperiksa
Penelaahan dengan klien telah dilakukan dan dengan memadai telah
dicatat dan bahwa perselisihan telah diselesaikan
Aturan aturan departemen audit pada kertas kerja telah diikuti
12
Bukti yang tersedia mendukung terlaksananya audit dengan lingkup
penuh
Rencana
Program audit yang memadai telah dibuat
Rencana pra-audit telah didokumentasikan
Penghilangan langkah langkah yang diperlukan dalam program audit
telah dijelaskan dengan memadai
Umum
Bagan alir telah disiapkan, atau dibawa dari audit sebelumnya dan
diperbarui
Rencana pengambilan sempel telah didokumentasikandengan
memadai dan informatif
Bahan referensi disimpan untuk tujuan konstruktif
Laporan audit sebelumnya dan jawabannya telah tercakup
Data administratif telah diselesaikan
Pekerjaan Lapangan
Setiap bagian kertas kerja diringkas setelah pekerjaan dilakukan dan
temuan temuan disusun
Tujuan, lingkup, dan sifat pekerjaan ditentukan dengan tepat
Kesimpulan auditor diberikan
Supervisi
Semua pertanyaan penyelia telah dijawab
Mutu pekerjaan dinilai
13
14
15
16
17
DAFTAS PUSTAKA
Larry B. Sawyer, CIA, CPA, The Internal Audit Foundation; 7th edition (January 15, 2019)
Zamzami, Faiz, dkk, 2018, Audit Internal; Konsep dan Praktik, Gajahmada University Press
18