Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI I

“KERTAS KERJA AUDIT”


Dosen Pengampu : Berlian Herzegovina, S,E,I, M.SI,Ak

Disusun Oleh : KELOMPOK 7


- Putri Aulia Br Siregar
- Aulia Rahma Pasaribu
- Nursakillah Lubis
- Irma Dwi Madani

AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
PERIODE 2021 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan
hidayahnya Makalah ini dapat selesai pada tepat waktunya. Makalah ini penulis buat sebagai
tugas makalah pada mata kuliah pemeriksaan akuntansi 1. Shalawat serta salam tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW menjadi tauladan bagi kita semua. Dalam
pembahasan ini tertulis fokus menelaah tentang kertas kerja audit sebagai bantuan para
pembaca untuk memudahkan melihat sumber informasi yang dibutuhkan.
Dalam pembahasan ini penulis tidak secara langsung dari materi ini tetapi mendapat
pengakuan dari buku artikel-artikel dan internet maka dari itu apa yang penulis sajikan ini
dapat diterima dan dipahami oleh pembaca karena penulis merasa isi dari makalah ini jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan penyusun makalah yang akan datang.

Medan, 20 oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ....................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................................................................................... 4
C. TUJUAN PEMBAHASAN ..................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................. 5
A. Pengertian Kertas Kerja Audit .............................................................................................. 5
B. Isi Kertas Kerja Audit ............................................................................................................ 6
C. Tujuan Pembuatan Kertas Kerja Audit................................................................................. 6
D. Tipe Kertas Kerja Audit ......................................................................................................... 7
E. Pengarsipan Kertas Kerja Audit .......................................................................................... 10
F. Teknik Pembuatan Kertas Kerja .......................................................................................... 11
G. Faktor-Faktor Dalam Pembuatan Kertas Kerja Audit ....................................................... 13
H. Simbol-Simbol Dan Indeks Kertas Kerja Audit .................................................................. 14
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 16
A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kertas kerja atau working paper merupakan mata rantai yang menghubungkan
catatan klien dengan laporan audit. Oleh karena itu, kertas kerja merupakan alat
penting dalam profesi akuntan publik dalam proses audit auditor harus
mengumpulkan atau membuat berbagai tipe bukti seperti data akuntansi meliputi
jurnal ke buku besar dan buku pembantu, serta buku pedoman akuntansi,
memorandum dan catatan tidak resmi. Untuk mendukung kesimpulan dan
pendapatnya atas laporan keuangan auditan . Untuk kepentingan itulah auditor
membuat kertas kerja. SA Seksi 339 kertas kerja memberikan panduan bagi auditor
dalam penyusunan kertas kerja dalam audit atas laporan keuangan atau tingkatan
auditor lainnya, berdasarkan seluruh standar Auditing yang ditetapkan oleh ikatan
akuntan indonesia atau IAI.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Kertas Kerja Audit?
2. Seperti apa isi kertas kerja audit?
3. Apa tujuan dari pembuatan kertas kerja audit?
4. Apa apa saja tipe kertas kerja audit?
5. Bagaimana pengarsipan kertas kerja audit?
6. Bagaimana Teknik dalam pembuatan kertas kerja Audit?
7. Faktor factor apa saja yang ada dalam pembuatan kertas kerja audit?
8. Apa saja symbol symbol dan indeks dalam kertas kerja audit?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui maksud dari kertas kerja audit
2. Untuk mengetahui isi kertas kerja audit
3. Untuk mengetahui tujuan dari pembuatan kertas kerja audit
4. Untuk mengetahui tipe kertas kerja audit
5. Untuk mengetahui pengarsipan dalam kertas kerja audit
6. Untuk mnegetahui teknik dalam pembuatan kertas kerja audit
7. Untuk mengetahui factor factor dalam pembuatan kertas kerja audit
8. Untuk mengetahui symbol symbol dan indeks dalam kertas kerja audit
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kertas Kerja Audit
Untuk mengetahui kegiatan yang dilaksanakan auditor selama melaksanakan audit,
suatu catatan tentang pekerjaan auditor harus diselenggarakan dan didokumentasikan
dalam bentuk kertas kerja audit atau KKA. KKA merupakan penghubung antara
pelaksanaan dan pelaporan audit, di mana KKA memuat bukti-bukti dan analisis bukti
untuk mendukung temuan simpulan, serta rekomendasi audit.
Standar pemeriksaan keuangan negara atau spkn dalam pernyataan standar
pelaksanaan audit kinerja menyatakan bahwa auditor harus mempersiapkan dan
memelihara dokumen audit dalam bentuk kertas kerja audit.
Dokumen audit yang berkaitan dengan perencanaan pelaksanaan dan pelaporan audit
harus berisi informasi yang cukup untuk memungkinkan auditor yang berpengalaman,
tetapi tidak mempunyai hubungan dengan audit tersebut dapat memastikan bahwa
dokumen audit tersebut dapat menjadi bukti yang mendukung temuan simpulan dan
rekomendasi auditor.1
Kertas kerja audit adalah catatan-catatan yang diselenggarakan auditor mengenai
Prosedur audit yang diterapkan, pengujian pengujian yang dilaksanakan, informasi yang
diperoleh dan kesimpulan kesimpulan yang dibuat sehubungan dengan audit nya. Kertas
kerja audit harus meliputi semua informasi yang dipandang perlu oleh auditor bagi
pelaksanaan audit yang memadai dan untuk mendukung laporan audit atau pendapat yang
akan diberikan oleh auditor. Tujuan menyeluruh dari pendokumentasian audit dalam
bentuk kertas kerja adalah untuk membantu auditor memberikan keyakinan memadai
bahwa Udit yang layak telah dilakukan sesuai dengan standar Auditing. Atau Auditing
harus berdasarkan bukti-bukti titik auditor harus mengumpulkan berbagai jenis bukti
untuk mendukung kesimpulan hasil audit yang disajikan dalam laporan hasil audit. Bukti
yang dikumpulkan itu harus didokumentasikan dengan baik titik dokumen dimaksud
disebut dengan kertas kerja audit yang memuat rekaman kegiatan audit yang
dilakukannya selama melaksanakan audit.2

1
Gusti Agung Rai, Audit Kerja Pada Sektor Publik, Jakarta:Salemba Empat 2008, hlm 169
2
Dito Aditia Darma Nasution dkk, Audit Sektor Publik:mahir dalam pemeriksaan pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara, Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia 2019, hlm 131
B. Isi Kertas Kerja Audit
Menurut SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraph 05, keras kerja harus cukup
memperlihatkan catatan akuntansi dengan laporan keuangan atau informasi lain yang di
laporkan serta standard auditing yang dapat di terapkan telah dilaksanakan leh auditor.
Kertas kerja biasanya harus berisi dokumentasi yang memperlihatkan:
a. Telah di laksanakannya standard pekerjaan lapangan pertama yaitu pemeriksaan
telah di rencanakan dana di supervise dengan baik.
b. Telah di laksanakannya standard pekerjaan lapangan kedua yaitu pemahaman
memadai atas struktur pengendalan intern telah di peroleh untuk merencanakan
audit dana mennetukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah di lakukan
c. Telah di laksanakannya standard pekerjaan lapangan ketiga yaitu bukti audit telah
di peroleh, prosedur audit telah diterapkan, dan pengujian telah di laksanakan,
yang memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar yang memadai untuk
menyatakan pendapat atas lapora keuangan auditan. 3

C. Tujuan Pembuatan Kertas Kerja Audit


Ada berbagai tujuan pembuatan kertas kerja empat tujuan penting pembuatan
kertas kerja adalah untuk:

1) Mendukung pendapat auditor atas keuangan laporan auditan

Standar pekerjaan lapangan kerja mensyaratkan seorang auditor memperoleh


bukti competent yang cukup sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan auditan kertas kerja dapat digunakan oleh auditor untuk
mendukung pendapatnya dan merupakan bukti bahwa auditor telah melaksanakan
audit yang memadai.

2) Menguatkan kesimpulan-kesimpulan auditor dan kompetensi auditnya

`Di kemudian hari Jika ada pihak-pihak yang memerlukan penjelasan


mengenai kesimpulan atau pertimbangan yang telah dibuat oleh auditor dalam
audit nya auditor dapat kembali memeriksa kertas kerja yang telah dibuat dan
dalam auditnya. pembuatan seperangkat kertas kerja yang lengkap merupakan
syarat yang penting dalam membuktikan telah dilaksanakannya dengan baik audit
atas laporan keuangan.

3
Arfan ikhsan dkk, Auditing Pemeriksaan Akuntansi , Medan: Madenatera 2018, hlm 140
3) Mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap audit

Audit yang dilaksanakan oleh auditor terdiri dari berbagai tahap audit yang
dilaksanakan dalam berbagai waktu tempat dan pelaksanaan. setiap tahap audit
tersebut menghasilkan berbagai macam bukti yang membentuk kertas kerja.
pengkoordinasian dan pengorganisasian Berbagai tahap audit tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan kertas kerja.

4) Memberikan pedoman dalam audit berikutnya

Dalam audit yang berulang terhadap klien yang sama dalam periode akuntansi
yang berlainan auditor memerlukan informasi mengenai: sifat usaha, catatan dan
sistem akuntansi client pengendalian intern klien dan rekomendasi perbaikan yang
diajukan kepada klien dalam audit yang lalu, jurnal jurnal adjustment yang
disarankan untuk menyajikan secara wajar laporan keuangan yang lalu. informasi
yang sangat bermanfaat untuk audit berikutnya tersebut dapat dengan mudah
diperoleh dari kertas kerja audit tahun sebelumnya.

D. Tipe Kertas Kerja Audit


Secara garis besar dikelompokkan dalam lima tipe:
1) Program audit (audit program)
Program audit merupakan daftar Prosedur audit untuk seluruh audit unsur
tertentu sedangkan Prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe
bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit dalam
program audit auditor menyebutkan prosedur audit yang harus diikuti dalam
melakukan verifikasi Setiap unsur yang tercantum dalam laporan keuangan tanggal
dan paragraf pelaksanaan Prosedur audit tersebut, serta menunjukkan indeks kertas
kerja yang dihasilkan. dengan demikian program audit berfungsi sebagai suatu alat
yang bermanfaat untuk menetapkan jadwal pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan
audit. program audit dapat digunakan untuk merencanakan jumlah orang yang
diperlukan untuk melaksanakan audit beserta komposisinya jumlah asisten dan
auditor Junior yang akan ditugasi taksiran jam yang akan dikonsumsi, serta untuk
memungkinkan auditor yang berperan sebagai supervisor dapat mengikuti program
audit yang sedang berlangsung 4

4
Ibid., hlm 141
2) Daftar saldo kerja (working trial balance)
Working trial balance adalah suatu daftar yang berisi saldo-saldo akun buku
besar pada akhir tahun yang diaudit dan pada akhir tahun sebelumnya kolom-
kolom untuk adjustment dan dan penggolongan kembali yang diusulkan oleh
auditor serta saldo-saldo setelah koreksi auditor yang akan tampak dalam laporan
keuangan auditan (audit financial statement).
Working trial balance ini merupakan daftar permulaan yang harus dibuat oleh
auditor Untuk memindahkan semua saldo akun yang tercantum dalam daftar saldo
(trial balance) klien. Dalam proses audit, working trial balance ini digunakan untuk
meringkas adjustment dan penggolongan kembali yang diusulkan oleh auditor
kepada klien serta saldo akhir tiap-tiap akun buku besar setelah adjustment atau
koreksi oleh auditor. dari kolom terakhir dalam working trial balance tersebut,
auditor menyajikan daftar final laporan keuangan klien setelah diaudit oleh auditor
inilah yang akan diusulkan oleh auditor kepada klien untuk dilampirkan pada
laporan audit.
Working trial balance ini mempunyai fungsi yang sama dengan lembaran kerja
dalam kurung worksheet yang digunakan oleh klien dalam proses penyusunan
laporan keuangan. Dalam penyusunan laporan keuangan klien menempuh
beberapa tahapan sebagai berikut
a. Pengumpulan bukti transaksi
b. Pencatatan dan penggolongan transaksi dalam jurnal dan buku pembantu
c. Pembukuan dalam kurung posting jurnal ke dalam buku besar
d. Pembuatan lembar kerja dalam kurung worksheet 5 penyajian laporan
keuangan
Dalam proses auditnya auditor bertujuan untuk menghasilkan laporan
keuangan auditan dengan tahap yang hampir sama dengan tahap penyusunan
laporan keuangan tersebut tahap-tahap penyusunan laporan keuangan auditan
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pengumpulan bukti audit dengan cara pembuatan atau pengumpulan skedul
pendukung (supporting schedule)
b. Ringkasan informasi yang terdapat dalam schedule pendukung ke dalam
suatu schedule utama (flight schedule atau top schedule) dan ringkasan
jurnal adjustment
c. Peringkasan Informasi yang tercantum dalam skedul utama dan ringkasan
jurnal adjustment kedalam working trial balance
d. Penyusunan laporan keuangan auditan
3) Ringkasan jurnal penyesuaian (adjustment)
Dalam proses audit, Seorang auditor mungkin menentukan kekeliruan
dalam laporan keuangan dengan catatan akuntansi kliennya. untuk membetulkan
kekeliruan tersebut, auditor membuat jurnal adjustment yang nantinya akan
dibicarakan dengan klien titik di samping itu auditor juga membuat jurnal
penggolongan kembali (reclassifica tion entries) untuk unsur,Yang Meskipun tidak
salah dicatat oleh klien, namun untuk kepentingan penyusunan laporan keuangan
yang wajar harus digolongkan. jurnal adjustment yang diusulkan oleh auditor
biasanya diberi nomor urut dan untuk jurnal penggolongan kembali diberi identitas
huruf
Setiap jurnal adjustment maupun jurnal penggolongan kembali harus
disertai penjelasan yang lengkap. jurnal adjustment berbeda dengan jurnal
penggolongan kembali titik jurnal penggolongan kembali digunakan oleh auditor
hanya untuk memperoleh pengelompokan yang benar dalam laporan keuangan
klien. jurnal ini digunakan untuk menggolongkan kembali suatu jumlah dalam
kertas kerja Auditor, tidak untuk disarankan agar dibukukan ke dalam catatan
akuntansi klien titik di lain pihak, jurnal adjustment digunakan oleh auditor untuk
mengkoreksi catatan akuntansi yang salah sehingga jurnal ini disarankan oleh
auditor kepada klien untuk dibukukan dalam catatan akuntansi kliennya. oleh
auditor jurnal adjustment dan penggolongan kembali ini mula-mula dicatat dalam
skedul pendukung dan ringkasan jurnal adjustment. kemudian jurnal-jurnal
tersebut diringkas dari berbagai skedul pendukung ke dalam skedul utama yang
berkaitan angka dalam working trial balance.
4) Skedul utama (lead schedule/top schedule)
Skedul utama adalah kertas kerja yang digunakan untuk meringkas
informasi yang dicatat dalam skedul pendukung untuk akun-akun yang
berhubungan titik utama ini digunakan untuk menggabungkan akun-akun buku
besar yang yang sejenis, yang jumlah saldonya akan dicantumkan dalam laporan
keuangan dalam satu jumlah titik keju utama memiliki kolom yang sama dengan
kolom-kolom yang terdapat dalam working trial balance jumlah total tiap-tiap
kolom dalam skedul utama dipindahkan ke dalam kolom yang berkaitan dengan
working trial balance.
5) Skedul pendukung (supporting schedule)
Pada waktu auditor melakukan verifikasi terhadap unsur-unsur yang tercantum dalam
laporan keuangan klien, Ia membuat berbagai macam kertas kerja pendukung yang
menguatkan informasi keuangan dan operasional yang dikumpulkannya dalam setiap
keju pendukung harus dicantumkan pekerjaan yang telah dilakukan oleh auditor
dalam memper ifikasi dan menganalisis unsur-unsur yang dicantumkan dalam daftar
tersebut, metode verifikasi yang digunakan tanyaan yang timbul dalam audit serta
jawaban atas pertanyaan tersebut titik pendukung harus memuat juga berbagai
simpulan yang dibuat oleh auditor. 5

E. Pengarsipan Kertas Kerja Audit


Ada dua jenis pengarsipan kertas kerja audit yaitu sebagai berikut:
1) Arsip audit tahunan/sementara adalah untuk kertas kerja yang hanya berhubungan
dengan kebutuhan audit tahun berjalan dan sudah selesai dilakukakn.
2) Arsip permanen adalah untuk kertas kerja yang bermanfaat unruk mendukung
pelaksanaan audit tahun-tahun yang akan datang tidak mengalami perubahan.
Arsip Tahunan merupakan arsip yang berisikan kertas kerja yang informasinya
hanya memiliki manfaat untuk periode yang diaudit saja.
Sedangkan arsip permanen berisi informasi sebagai berikut:
a) Copy anggaran dasar dan rumah tangga klien.
b) Bagan organisasi, luas wewenang, dan tanggung jawab para manajer.
c) Pedoman akun, pedoman prosedur, dan data lainnya yang berkaitan dengan
pengendalian intern.
d) Copy surat perjanjian penting yang memiliki masa berlaku jangka panjang.
e) Tata letak pabrik, proses produksi, dan berbagai macam produk organisasi.
f) Copy notulen rapat direksi, pemegang saham, dan komite yang dibentuk oleh
klien.
Pembentukan dari arsi permanen ini memiliki beberapa tujuan, yaitu sebagai berikut:
 Untuk menyegarkan ingatan seorang auditor tentang informasi yang akan dipakai
dalam kegiatan audit pada tahun – tahun yang akan datang.6

5
Ibid., hlm 141
6
Arif Zulbahri dkk,Kertas Kerja Audit, Edisi 21 Oktober 2016, hlm 11-12
 Untuk memberikan suatu ringkasan tentang kebijakan dan organisasi klien bagi
staf auditor yang baru pertama kali menangani audit laporan keuangan klien
tersebut.
 Untuk menghindari pembuatan kertas kerja yang sama setiap tahunnya.
 Ubruk menyediakan data bagi audit tahun-tahun yang akan datang.
Analisis terhadap akun-akun tertentu yang relatif tidak pernah mengalami
perubahan harus juga dimasukkan ke dalam arsip permanen.Akun-akun seperti tanah,
gedung, akimulasi, depresiasi, ivestasi, utang jangka panjang, modal saham dan akun
lain yang termasuk dalam kelompok modal sendiri adalah jarang mengalami
perubahan dari tahun ke tahun.Pemeriksaan pertama terhadap akun tersebut akan
menghasilkan informasi yang akan berlaku beberapa tahun, sehingga dalam audit
berikutnya auditor hanya akan memeriksa transaksi-transaksi tahun yang diaudit yang
berkaitan dengan akun-akun tersebut. Dalam hal ini arsip permanen benar-benar
menghemat waktu auditor karena perubahan-perubahan dalam tahun yang diaudit
tinggal ditambahkan dalam arsip permanen, tanpa harus memunculkan kembali
informasi tahun sebelumnya dalam kertas kerja tersendiri.

F. Teknik Pembuatan Kertas Kerja


Ada beberapa tektik dalam pembuatan kertas kerja Yaitu:
1) Tentukan tujuan setiap pembuatan kertas kerja
Kertas kerja tidak dibuat atau dikumpulkan kecuali jika terdapat suatu tujuan yang
akan dicapai. Auditor harus memikirkan dengan baik apa tujuan yang hendak
dicapainya dan kemudian merencanakan dengan cermat cara terbaik untuk
mencapainya. Data yang tidak relevan tidak perlu dikumpulkan, hal ini untuk
mengefisienkan pengarsipan dan waktu penelaahan kertas kerja audit.
2) Hindari pekerjaan menyalin
Pekerjaan menyalin angka, misalnya: dari buku besar ke kertas kerja audit
terbuangnya waktu dan biaya, auditor harus berusaha semaksimal mungkin
melaksanakan pekerjaan mereka secara efisien dan tepat guna. Untuk menganalisis
rincian saldo akun atau transaksi auditor tidak perlu menyalinnya, tetapi cukup
dengan menggunakan rincian yang ada pada pembukuan klien.
3) Hindari penulisan ulang
Penulisan ulang seperti halnya menyalin menyebabkan terbuangnya waktu,
tambahan biaya, risiko salah tulis, ketidakrapian dan lain-lain. Penekanan penyusunan
7
kertas kerja audit adalah sedapat mungkin menghindari penulisan ulang, tetapi
haruslah dapat meringkas isi atau pokok yang menjadi fokus auditor dari hasil analisis
bukti audit.
4) Berilah pendukung atau penjelasan pada semua akun
Suatu kertas kerja pendukung (supporting) harus selalu disiapkan untuk semua
akun penting yang terdapat dalam kertas kerja neraca dan kertas kerja laba rugi, baik
secara naratif sebagai acuan atau penjelasan suatu masalah ataupun berupa catatan
kaki kertas kerja neraca dan kertas kerja laba rugi atau skedul utama (Top Schedule)
tanpa perlu membuat kertas kerja terpisah.
5) Tulislah langkah prosedur audit apa saja yang telah dilakukan
Setiap kertas kerja harus menunjukkan ringkasan singkat tapi lengkap tentang
prosedur audit (langkah-langkah) apa saja yang telah dilakukan untuk memeriksa
suatu akun dan transaksi tertentu.
6) Kertas kerja pemeriksaan harus diindeks
7) Pada kertas kerja pemeriksaan harus dicantumkan tentang sifat dari perkiraan
yang diperiksa, prosedur pemeriksaan yang dilakukan dan kesimpulan mengenai
kewajaran perkiraan yang diperiksa.
8) Tuangkan dalam bentuk tulisan
Penjelasan atau komentar tertulis oleh staf audit sering kali dibutuhkan dalam
audit. Hal ini dapat berupa catatan yang menjelaskan suatu skedul dan observasi yang
mempengaruhi prinsip dan metode akuntansi. Pertanyaan yang dilakukan selama audit
di lapangan dan pemecahannya harus diungkapkan secara lengkap dalam kertas kerja.
9) Buktikan penjelasan lisan yang diperoleh
Dalam menganalisis dan memeriksa keterjadian dan kebenaran beban, auditor
tidak cukup hanya dengan menerima penjelasan yang diberikan oleh klien. Auditor
harus selalu memeriksa dokumen sumber transaksi. Oleh sebab itu, selain mencatat
penjelasan lisan dalam kertas kerja audit, auditor juga harus melampirkan keterangan
bahwa pemeriksaan saldo akun atau transaksi telah dilakukan untuk mendukung
penjelasan lisan tersebut.
10) Jawablah pertanyaan yang muncul

7
Ibid., hlm 4
Dalam proses pelaksanaan audit sering muncul beberapa pertanyaan, seperti
keyakinan kebenaran suatu angka, mengapa saldo kredit dalam rekening Koran bank
tidak tercermin dalam buku besar dan lain sebagainya. Biasanya pertanyaan-
pertanyaan yang terjadi merupakan aspek yang paling penting dalam audit dan staf
audit harus memperhatikan agar pertanyaan tersebut tidak ada yang tidak terjawab
pada saat selesainya audit.8

G. Faktor-Faktor Dalam Pembuatan Kertas Kerja Audit


1. Lengkap.
Lengkap dalam arti:
a. Berisi semua informasi yang pokok. Auditor harus dapat menentukan komposisi
semua data penting yang harus dicantumkan dalam kertas jerka.
b. Tidak memerlukan tambahan penjelasan secara lisan. Kertas kerja harus dapat
berbicara sendiri, harus berisi informasi yang lengkap, tidak berisi informasi yang
masih belum jelasatau pertanyaan yang belum terjawab.
2. Teliti
Dalam pembuatan kertas kerja, auditor harus memperhatikan ketelitian dalam
penulisan dan perhitungan sehingga kertas kerjanya bebas dari kesalahan tulis dan
perhitungan.
3. Ringkas
Kertas kerja harus dibatasi pada informasi yang pokok saja dan yang relevan dengan
tujuan audit yang dilakukan serta disajikan secara ringkas. Auditor harus menghindari
rincian yang tidak perlu. Analisis yang dilakukan oleh auditor harus merupakan
ringkasan dan penafsiran data dan bukan hanya merupakan penyalinan catatan klien
ke dalam kertas kerja.
4. Jelas
Kejelasan dalam menyajikan informasi kepada pihak pihak yang akan memeriksa
kertas kerja perlu diusahakan oleh auditor. Penggunaan istilah yang menimbulkan arti
ganda perlu dihindari.
5. Rapi
Pembuatan kertas kerja harus dilakukan secara rapi dan dilakukan secara teratur
dalam penyusunannya agar auditor senior dalam me-review hasil pekerjaan stafnya

8
Arfan Ikhsan, Op.cit hlm 148
mudah melakukannya serta memudahkan dalam memperoleh informasi dari kertas
kerja tersebut.

H. Simbol-Simbol Dan Indeks Kertas Kerja Audit


Kertas kerja yang baik menjelaskan langkah-langkah atau prosedur audit yang telah
dilakukan oeh auditor untuk topic yang bersangkutan. Dalam praktik pada umumnya
digunakan berbagai symbol yang berbeda antara kantor akuntan yang satu dengan yang
lainnya. Nammun demikian, setiap kantor akuntan hendaknya mengetrapkan simbol-
simbol yang sama dalam setiap audit atau menggunakan tanda standart agar
mempermudah reviewer dalam menilai hasil pekerjaan.
Berikut ini adalah beberapa contoh dari tanda audit yang dapat digunakan untuk
berbagai kertas kerja :
\/ letakan simbol ini disamping kanan angka-angka dalam suatu jurnal, untuk
menunjukkan bahwa angka tersebut telah ditelusuri atau ditrasir dan dibandingkan
dengan dookumen dasar, misalnya dengan faktur.
\I\ letakkan simbol ini dibawah suatu penjumlahan horizontal atau vertical, hal ini
menunjukkan bahwa telah dilakukan penjumlahan kembali terhadap jumlah-jumlah
tersebut baik kebawah atau ke kanan.
\/\/ letakkan simbol ini disamping suatu jumlah dalam rekening buku besar untuk
menunjukkan bahwa telah dilakukan penelusuran kebuku jurnalnya.
/\ gunakan tickmark terbalik ini untuk menunjukkan bahwa komentar telah diselidiki dan
diterimah atau telah disesuaikan dan diterima.
= letakkan tanda “ sama dengan “ ini dibawah suatu jumlah total dalam suatu kolom
penjumlahan untuk menunjukkan bahwa jumlah tersebut telah sama dengan jumlah-
jumlah pendistribusiannya.
ᴑ letakkan tanda atau simbol ini disamping suatu nilai tiap cek yang masih beredar
(outsanding check) yang tercatat pada check register untuk menunjukkan bahwa jumlah -
jumlah telah didaftar pada rekonsiliasi bank.
ʘ simbol berupa lingkaran dengan suatu titik ditengahnya diletakkan disamping nilai
suatu cek dalam cej regis teruntuk menunjukkan bahwa telah dibandingkan dengan cek
yang telah dibayar atau diuangkan (paid check)
$ simbol ini untuk menunjukkan bahwa suatu jumlah tersebut telah dibuatkan
perinciannya.
/- simbol ini diletakkan disamping angka tembusan bukti setoran bank untuk menunjukan
atau menyatakan bahwa angka tersebut telah dicocokan dengan buku penerimaan kas.
? simbol “ tanda Tanya “ ini disamping kanan suatu angka atau komentar untuk
menyatakan bahwa angka atau komentar tersebut masih diragukan kebenarannya atau
perlu penjelasan lebih lanjut.
 Pemberian indeks
Setiap kertas kerja harus diberi indeks, subindeks silang secara lengkap dan sistematis
baik selaama atau setelah audit maupun kesimpulan. Pemberian indeks ini dimaksudkan
untuk mempermudah pengarsipan dan pencarian kembali terhadap kertas kerja tersebut
bila sewaktu-waktu diperlukan.
Beberapa metode pemberian indeks, berikut 3 contoh metode pengindekan :
 Metode 1, yaitu dengan member nomor urut pada skedul pendukung.
Contoh :
7 skedul utama piutang usaha dan piutang wesel
7-1 piutang usaha
7-2 piutang wesel
7-3 cadangan kerugian piutang
 Metode II, yaitu dengan menggunakan kode huruf alphabet untuk skedul utama,
diikuti dengan angka untuk skedul pendukung, jika untk skedul utama kehabisan
huruf maka dapat digunakan dobel huruf.
Contoh :
A Skedul Utama Piutang Usaha dan Piutang Wesel
A-1 Piutang Usaha
A-2 Piutang Wesel
A-3 Cadangan Kerugian Piutang
 Metode III, dalam metode ini sangat mudah yaitu hanya dengan mengunakan nomor
urut untuk setiap kertas kerja akun tertentu sesuai dengan urutan penyajiannya dalam
laporan keuangan.
Contoh :
1 kas
2 kas bank
3 kas kecil9

9
Ibid., hlm 149
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kertas kerja didefinisikan sebagai catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor
mengenai Prosedur audit yang ditempuh, pengujian dilakukan informasi yang diperoleh
dan simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan pelaksanaan penugasan audit yang
dilakukannya. Kertas kerja audit berfungsi sebagai jembatan atau mata rantai yang
menghubungkan antara catatan audit dengan laporan hasil audit dan dapat pula
dipergunakan auditor untuk mempertanggungjawabkan prosedur atau langkah audit yang
dilakukannya, mengkoordinir dan mengorganisir semua tahapan audit mulai dari
perencanaan sampai pelaporan dan sebagai dokumen yang dapat digunakan oleh auditor
berikutnya.
Kertas kerja yang baik harus lengkap teliti ringkas jelas dan rapi disimpan dan dijaga
kerahasiaannya agar mudah diakses lazimnya kertas kerja audit dikelompokkan dalam
berkas permanen atau permanen file berkas berjalan atau current file berkas lampiran dan
bekas khusus.
Laporan audit manajemen memiliki cakupan yakni rekomendasi perubahan prosedur
dan standar, menunjukkan bagian-bagian berikut menyajikan penilaian atas sistem dan
prosedur. Dan laporan audit manajemen memiliki standar kualitas. Dalam penyajiannya
terdapat dua cara yakni penyajian laporan mengikuti arus informasi yang diperoleh dalam
setiap tahapan audit yang dilakukan penyajian yang mengikuti arus informasi yang
menitikberatkan penyajian kepada kepentingan para pembaca atau pengguna.
DAFTAR PUSTAKA

Arif dkk.2016 ,Kertas Kerja Audit, makalah


Darma, Dito Aditai dkk. 2019, Audit Sektor Publik:mahir dalam pemeriksaan pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan negara, Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia
Ikhsan, Arfan dkk. 2018, Auditing Pemeriksaan Akuntansi , Medan: Madenatera
Rai, Gusti Agung. 2008, Audit Kerja Pada Sektor Publik, Jakarta:Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai