(EBA 502)
MODUL 5
KERTAS KERJA AUDIT
DISUSUN OLEH
ICKHSANTO WAHYUDI, S.E, M.Ak
Kertas kerja audit (audit paperwork) adalah merupakan media atau mata rantai
yang menghubungkan antara catatan klien auditor dengan laporan audit. Kertas
kerja dapat didefinisikan sebagai catatan – catatan yang diselenggarakan auditor
mengenai prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya,
informasi yang diperolehnya, dan kesimpulan yang dibuatnya berkenaan dengan
pelaksanaan audit.
Menurut penjelasan yang disampaikan oleh SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraf
03 bahwa:
Selain beberapa contoh tersebut kertas kerja audit dapat juga berupa data atau
informasi yang tersimpan di dalam film, pita magnetic, atau media yang lainnya.
Berdasarkan dari pemahaman kertas kerja di atas, Kode Etik Ikatan Akuntan
Indonesia pasal 19 menyatakan : Seorang akuntan publik harus menjaga
kerahasiaan informasi yang diperolehnya selama penugasan profesional dan
tidak boleh terlibat dalam pengungkapan fakta atau informasi tersebut, bila ia
tidak memperoleh ijin khusus dari klien yang bersangkutan, kecuali jika
dikehendaki oleh hukum, atau negara, atau profesinya.
Kertas kerja audit adalah sebuah sarana yang dipakai oleh seorang auditor untuk
dapat membuktikan bahwa standar pekerjaan lapangan tersebut sudah dipatuhi.
Menurut SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraf 05, kertas kerja audit harus bisa atau
cukup menunjukan bahwa sebuah catatan akuntansi harus sudah sesuai dengan
laporan keuangan atau informasi lain yang dilaporkan dan standar auditing yang
digunakan.
Kertas kerja audit pada umumnya harus berisikan dokumentasi yang menunjukan:
Kertas kerja audit bisa dipakai oleh auditor untuk mendukung pendapat yang
disampaikannya dan sebagai bukti bahwa auditor sudah melakukan audit yang
memadai.
Pembuatan seperangkat kertas kerja audit yang lengkap adalah syarat yang
sangat penting untuk membuktikan sudah dilakukannya dengan baik proses
audit atas laporan keuangan.
Informasi tersebut sangat berguna untuk melakukan proses audit selanjutnya dan
bisa dengan mudah diperoleh dari kertas kerja audit periode sebelumnya.
Syarat Kertas Kerja Audit
Kecakapan teknis dan juga keahlian professional dari seorang auditor bisa terlihat
pada kertas kerja audit yang dibuatnya. Untuk dapat membuktikan bahwa seorang
auditor berkompeten dalam melakukan pekerjaan lapangan sesuai dengan standar
auditing, maka dia harus bisa membuat kertas kerja yang benar – benar
mempunyai manfaat.
Untuk dapat memenuhi tujuan tersebut, maka terdapat 5 syarat kertas kerja audit
yang perlu untuk diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
Faktor – Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Pembuatan Kertas Kerja Yang
Baik.
1. Lengkap.
Lengkap dalam arti:
a. Berisi semua informasi yang pokok. Auditor harus dapat
menentukan komposisi semua data penting yang harus
dicantumkan dalam kertas jerka.
b. Tidak memerlukan tambahan penjelasan secara lisan. Kertas kerja
harus dapat “berbicara” sendiri, harus berisi informasi yang
lengkap, tidak berisi informasi yang masih belum jelasatau
pertanyaan yang belum terjawab.
2. Teliti
Dalam pembuatan kertas kerja, auditor harus memperhatikan ketelitian
dalam penulisan dan perhitungan sehingga kertas kerjanya bebas dari
kesalahan tulis dan perhitungan.
3. Ringkas
Sedangkan prosedur audit adalah suatu instruksi yang rinci atau detail untuk
mengumpulkan berbagai jenis bukti audit tertentu yang harus didapatkan pada
saat tertentu dalam proses audit.
Sehingga, program audit mempunyai fungsi sebagai suatu alat yang berguna
untuk menetapkan jadwal pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan audit. Program
audit bisa dimanfaatkan untuk:
1. Merencanakan jumlah orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan
kegiatan audit. Beserta dengan komposisi-nya, jumlah asisten dan auditor
junior yang akan ditugasi, dan taksiran jam yang akan dibutuhkan.
2. Memungkinkan seorang auditor yang mempunyai peran
sebagai supervisor bisa mengikuti kemajuan dari kegiatan audit yang
sedang dilaksanakan.
Pada kolom yang terakhir dalam working trial balance tersebut seorang auditor
menyajikan draft final laporan keuangan klien nya setelah dilakukan audit oleh
auditor.
Draft final tersebutlah yang akan diusulkan oleh auditor kepada klien untuk dapat
dilampirkan pada laporan audit.
Terdapat kolom “Saldo akhir 31 Desember 20×8 (tahun lalu)”, kolom tersebut
berisikan dengan berbagai saldo akun setelah penyesuaian auditor dalam audit
tahun sebelumnya.
Hal tersebut supaya auditor bisa memusatkan perhatian pada berbagai perubahan
yang luar biasa atau signifikan.
Sebenarnya working trial balance tersebut memiliki fungsi yang sama dengan
lembar kerja atau worksheet atau neraca lajur yang dipakai klien dalam menyusun
laporan keuangan.
PT Rimendi
Neraca Auditan
31 Desember 19x2 dan 19x1
Aktiva 19x2 19x1
Rp 15.000.000 Rp 14.000.000
Piutang 45.000.000 50.000.000
PT Rimendi
Working Trial Balance
31 Desember 19x2
No. Nama Indeks Saldo Adjustment Saldo
Akun Akun Kertas Menurut Setelah
Kerja Bukti Adjustment
Selain itu, seorang auditor juga akan membuat jurnal penggolongan kembali
atau reclassification entries untuk berbagai unsur yang tidak terdapat kesalahan
pencatatan oleh klien.
Hal tersebut berguna untuk kepentingan penyajian laporan keuangan yang wajar,
maka harus di-golong-kan kembali.
Jurnal penyesuaian yang diusulkan oleh seorang auditor pada umumnya akan
diberi nomor urut dan untuk jurnal penggolongan kembali akan diberi identitas
berupa huruf.
Jurnal penyesuaian dipakai oleh auditor untuk melakukan koreksi atas catatan
akuntansi klien yang salah, dengan demikian jurnal tersebut disarankan oleh
auditor kepada klien untuk di-buku-kan dalam catatan akuntansi yang dibuat oleh
klien nya.
Oleh auditor, jurnal penyesuaian dan penggolongan kembali pada awalnya dicatat
di dalam skedul pendukung dan juga dalam ringkasan jurnal penyesuaian.
4. Skedul Utama
Skedul utama adalah kertas kerja yang dipakai untuk melakukan peringkasan
informasi yang dicatat di dalam skedul pendukung untuk berbagai akun yang
berkaitan.
Skedul utama ini dipakai untuk menggabungkan berbagai akun yang ada di buku
besar yang sejenis, yang jumlah saldo nya akan disajikan di dalam laporan
keuangan dalam satu jumlah.
Misalnya, skedul utama kas adalah penggabungan berbagai akun yang ada di buku
besar:
• Kas ditangan sebesar Rp.6.000.000.
• Kas di bank sebesar Rp.59.000.000.
• Dan dana kas kecil sebesar Rp.3.000.000.
Skedul utama memiliki kolom yang sama dengan berbagai kolom yang ada di
dalam working trial balance.
Jumlah dari setiap kolom yang terdapat di dalam skedul utama dipindahkan ke
dalam kolom yang berhubungan dalam working trial balance.
5. Skedul Pendukung
Ketika seorang auditor melakukan verifikasi terhadap berbagai unsur yang
terdapat di dalam laporan keuangan yang dibuat klien, maka dia akan membuat
berbagai macam kertas kerja pendukung yang berguna untuk menguatkan
informasi keuangan dan operasional yang dikumpulkannya.
Skedul pendukung ini juga harus menyajikan berbagai kesimpulan yang dibuat
oleh auditor.
Terdapat 3 metode dalam melakukan pemberian indeks terhadap kertas kerja audit,
yaitu sebagai berikut.
1. Indeks Angka
Kertas kerja utama (program audit, working trial balance, dan ringkasan jurnal
penyesuaian), skedul utama, dan skedul pendukung diberi kode berupa angka.
Kertas kerja utama dan juga skedul utama diberi indeks dengan bentuk angka.
Sedangkan untuk skedul pendukung diberi sub indeks dengan menambahkan
nomor kode skedul utama yang berhubungan. Contohnya adalah sebagai berikut.
Kertas kerja utama dan juga skedul utama diberi kode berupa huruf dan skedul
pendukung di beri kode berupa kombinasi antara huruf dan juga angka.
Contohnya adalah sebagai berikut.
3 Konfirmasi Bank
Seorang akuntan senior yang berperan sebagai orang yang mereview kertas kerja
biasanya menghendaki susunan kertas kerja audit dalam urutan sebagai berikut.
Tapi hak kepemilikan tersebut harus tunduk pada berbagai batasan yang sudah
diatur di dalam Kode Etik Akuntan Indonesia yang berlaku, untuk menghindari
pemakaian berbagai hal yang mempunyai sifat rahasia oleh auditor dalam
kaitannya dengan transaksi klien untuk tujuan yang tidak semestinya.
Hampir semua informasi atau data yang diberikan klien kepada auditor sifatnya
adalah rahasia.
Sehingga, klien tidak akan rela memberikan informasi penting tersebut kepada
auditor, apabila klien tidak mendapatkan jaminan dari auditor tentang penjagaan
kerahasiaan informasi tersebut.
Dan karena hampir seluruh informasi yang didapatkan auditor disajikan di dalam
kertas kerja audit, maka kertas kerja adalah hal yang bersifat rahasia.
Berikut ini adalah bunyi dari Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia berdasarkan
pasal 4 yang mengatur tentang kerahasiaan kertas kerja:
Arsip kini merupakan arsip yang berisikan kertas kerja yang informasinya hanya
memiliki manfaat untuk periode yang di-audit saja.
Sedangkan untuk arsip permanen berisi informasi sebagai berikut:
Pembentukan dari arsi permanen ini memiliki beberapa tujuan, yaitu sebagai
berikut:
1. Untuk menyegarkan ingatan seorang auditor tentang informasi yang akan
dipakai dalam kegiatan audit pada tahun – tahun yang akan datang.
2. Untuk memberikan suatu ringkasan tentang kebijakan dan organisasi klien
bagi staf auditor yang baru pertama kali menangani audit laporan
keuangan klien tersebut.
3. Untuk menghindari pembuatan kertas kerja yang sama setiap tahunnya.
Informasi yang terdapat di dalam arsip permanen ini harus selalu diupdate pada
setiap kali audit.
1. Manakah dari berikut ini yang tidak benar tentang kertas kerja?
A. Mereka mencatat bukti audit untuk memberikan dukungan atas opini auditor.
B. Mereka memberikan bukti kebenaran laporan keuangan.
C. Mereka adalah bantuan langsung dalam perencanaan audit.
D. Mereka membantu dalam meninjau pekerjaan audit.
2. Kertas kerja harus berisi informasi tentang perencanaan pekerjaan audit; sifat,
saat, dan luas prosedur audit yang dilaksanakan; _______; dan kesimpulan
yang diambil untuk menghasilkan opini.
A. Opini auditor tentang manajemen.
B. Hasil prosedur audit.
C. Nama karyawan yang bekerja sama dengan audit.
D. Semua gratifikasi diterima oleh auditor.
5. File audit saat ini akan selalu berisi, hal hal dari berikut ini?
A. Analisis tahun sebelumnya atas aset tetap, hutang jangka panjang, dan
persyaratan penerbitan saham dan obligasi.
B. Perjanjian pinjaman, program pensiun, perjanjian dengan perusahaan
induk dan anak perusahaan.
C. Catatan tentang sifat, saat, dan luas prosedur audit yang dilaksanakan dan
hasil dari prosedur tersebut.
D. Dokumen perusahaan seperti piagam perusahaan atau anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga perusahaan.
D. Kunci Jawaban
1. B
2. B
3. A
4. C
Daftar Pustaka
1. Auditing an Integrated approach, Aren, Elder dan Beasley, Prentice Hall Inc.
2. SPAP (Standard Profesi Akuntan Publik), IAPI, revisi 2013