Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KERTAS KERJA AUDIT

Dosen pengampu :
Noviansyah Rizal,S.E., M.M., Ak., CA

Oleh :
Kelompok I
5 Akuntansi B1

1. Amirul Mukminin ( 217132933 )


2. Alfina Fransiska ( 217132961 )
3. Dwi Putri Handayani ( 217132952 )
4. M.Lukman Hakim ( 217132994 )
5. Rania Nur Hidayah ( 217133007 )
6. Ulin Huda ( 217133046 )

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi


Widya Gama (STIE) Lumajang
Jl. Gatotot Subroto No. 4 Telp/Fax (0334)881924-67352
E-mail : info@stiewidyagamalumajang.ac.id Website : stiewidyagamalumajang.ac.id
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah tentang
“Kertas Kerja Audit” dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan
kami ucapkan terima kasih kepada Bpk. Noviansyah Rizal, S.E., M..M., Ak., CA
yang telah membimbing dan memberikan tugas ini.

Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat untuk
pembaca. Namun dalam pembuatan makalah ini tentu masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
perbaikan makalah kami dimasa yang akan datang.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat


bermanfaat untuk kita semua. kami yakin dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan, Saran dan kritik dari pembaca sangat kami butuhkan untuk
memperbaiki makalah ini nantinya.

Lumajang, 12 November 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Cover ........................................................................................................................i

Kata Pengantar . ......................................................................................................ii

Daftar Isi. ..................................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang. ...................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah. ..............................................................................................2
1.3 Tujuan. ................................................................................................................2
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Kertas Kerja Audit .......................................................................3
2.2 Manfaat Kertas Kerja Audit ...........................................................................4
2.3 Faktor Faktor dalam Pembuatan Kertas Kerja yang baik ..............................7
2.4 Tipe Kertas Kerja Audit .................................................................................8
2.5 Susunan Kertas Kerja. ....................................................................................13
2.6 Contoh Kertas Kerja Audit ............................................................................14
2.7 Hubungan Antar Kertas Kerja Audit..............................................................15
2.8 Contoh Kertas Kerja Audit ............................................................................16
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan. .........................................................................................................20
3.2 Saran. ....................................................................................................................20

Daftar Pustaka

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Auditing adalah suatu proses dengan apa seseorang yang mampu dan
independen dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari keterangan
yang terukur dari suatu kesatuan ekonomi dengan tujuan untuk
mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari keterangan yang
terukur tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Untuk melaksanakan suatu
audit atau pemeriksaan, selalu diperlukan keterangan dalam bentuk yang dapat
dibuktikan dan standar-standar atau kriteria yang dapat dipakai oleh auditor
sebagai pegangan untuk mengevaluasi keterangan tersebut.

Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu
organisasi, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten,
objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah untuk
melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan
sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima.

Kertas kerja (working paper) merupakan mata rantai yang


menghubungkan catatan klien dengan laporan audit. Oleh karena itu, kertas kerja
merupakan alat penting dalam profesi akuntan publik. Dalam proses auditnya,
auditor harus mengkumpulkan atau membuat berbagai tipe bukti. Untuk
mendukung simpulan dan pendapatnya atas laporan keuangan auditan. Untuk
kepentingan pengumpulan dan pembuatan bukti itulah auditor membuat kertas
kerja. SA Seksi 339 kertas kerja memberikan panduan bagi auditor dalam
penyusunan kertas kerja dalam audit atas laporan keuangan atau perikatan audit
lainnya, berdasarkan seluruh standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian dari Kertas Kerja Audit ?
2. Apa Manfaat Kertas Kerja Audit ?
3. Apa saja Faktor faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan kertas kerja
yang baik ?
4. Bagaimana Tipe Kertas Kerja Audit ?
5. Bagaimana Susunan Kertas Kerja Audit ?
6. Apa saja Pedoman Pembuatan Kertas Kerja yang Baik ?
7. Bagaimana Hubungan Antar Kertas Kerja ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian dari Kertas Kerja Audit ?
2. Mengetahui Manfaat Kertas Kerja Audit ?
3. Mengetahui Apa saja Faktor faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan
kertas kerja yang baik ?
4. Mengetahui Tipe Kertas Kerja Audit ?
5. Menegtahui Susunan Kertas Kerja Audit ?
6. Mengetahui Pedoman Pembuatan Kertas Kerja yang Baik ?
7. Mengetahui Hubungan Antar Kertas Kerja ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kertas Kerja Audit


Kertas kerja merupakan alat yang penting bagi auditor, karena kertas kerja
merupakan sebuah media atau mata rantai yang dipakai untuk menghubungkan
antara catatan klien dengan laporan audit. Dari penjelasan di atas, kertas kerja
dapat didefinisikan sebagai catatan – catatan yang diselenggarakan auditor
mengenai prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya,
informasi yang diperolehnya, dan kesimpulan yang dibuatnya berkenaan dengan
pelaksanaan audit. Oleh karena itu, pembuatan dan penyimpanan kertas kerja
merupakan pekerjaan yang penting dalam audit.

Berdasarkan dari pemahaman kertas kerja di atas, Kode Etik Ikatan


Akuntan Indonesia pasal 19 menyatakan : Seorang akuntan publik harus menjaga
kerahasiaan informasi yang diperolehnya selama penugasan profesional dan
tidak boleh terlibat dalam pengungkapan fakta atau informasi tersebut, bila ia
tidak memperoleh ijin khusus dari klien yang bersangkutan, kecuali jika
dikehendaki oleh hukum, atau negara, atau profesinya.

Dari pernyataan Kode Etik tersebut, menunjukkan bahwa sekalipun


kepemilikan kertas kerja sepenuhnya berada pada kantor akuntan publik namun
kerahasiaan tetap harus terjaga dan tersimpan dengan baik. Hal ini karena kertas
kerja tidak hanya berisi tentang catatan klien saja, namun juga berisi langkah-
langkah yang dilakukan oleh auditor dalam melaksanakan audit.

Dalam SA 339 dikemukakan bahwa kertas kerja biasanya berisi


dukumentasi yang memperlihatkan :

1. Pemeriksaan telah direncanakan dan di supervise dengan baik, yang menunjukan


dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan yang pertama.
2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian internal telah diperoleh
untuk merancangkan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang telah dilakuan.

3
4

3. Bukti audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan yang telah di terapkan dan
pengujian yang telah dilaksanakan, yang memberikan bukti yang kompeten yang
cukup sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan auditan, yang menunjukan dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan
yang ketiga.

Menurut IBK.Bayangkara kertas kerja audit (KKA) merupakan catatan-


catatan yang dibuat dan data-data yang dikumpulkan auditor secara sistematis
pada saat melaksanakan tugas audit. Untuk memberikan gambaran yang lengkap
terhadap proses audit, KKA harus mencerminkan langkah-langkah audit yang
ditempuh :

a. Rencana audit
b. Pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektivitas system control internal
c. Prosedur-prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh dan
kesimpulan yang dicapai.
d. Penelahaan kertas kerja audit oleh penyedia
e. Laporan audit
f. Tindak lanjut dari tindakan perbaikan

2.2 Manfaat Kertas Kerja Audit


Setiap auditor wajib membuat KKA pada saat melaksaanakan tugas audit,
manfaat utama KKA antara lain :

a. Merupakan dasar penyusunan laporan hasil audit.


b. Merupakan alat bagi atasan untuk mereview dan mengawasi pekerjaan para
pelaksana audit.
c. Merupakan alat pembuktian ari laporan hasil audit.
d. Menyajikan data untuk keperluan referensi
e. Merupakan salah satu pedoman untuk tuga audit berikutnya
5

Tujuan pembuatan kertas kerja audit, yaitu :


 Sebagai alat koordinasi
Semua data dan informasi yang ditemukan dalam setiap fase audit itu
dicatat sehingga dapat dinilai secara benar dan ditentukan kaitannya dengan fase-
fase audit yang lain. Dengan perencana yang baik dalam penugasan kepada
asisten atau tenaga pembantu auditor, maka asisten ini akan bekerja dengan baik
dan lancar pada bidangnya masing-masing dalam waktu yang bersamaan.
Sehingga perancangan kertas kerja yang baik menunjukkan bahwa auditor telah
melaksanakan standar pelaksanaan auditing yang pertama yaitu: adanya
perencanaan dan pengawasan yang memadai terhadap pelaksanaan audit.
 Sebagai alat pengkajian
Dalam melakukan audit terhadap perusahaan yang mempunyai berbagai
cabang, maka harus digunakan tenaga auditor maupun asisten lebih banyak,
begitu pula kertas kerja yang harus dibuat juga lebih banyak. Tiap-tiap cabang
dari perusahaan itu mungkin akan diperiksa oleh auditor yang sama atau mungkin
auditor lain dari kantor akuntan publik yang sama. Sehingga kertas kerja akan
dibuat di tempat audit dan hasilnya dikirimkan ke pusat untuk digabungkan
dengan kertas kerja lainnya dan dikaji ulang oleh auditor ketua sebelum auditor
tersebut menyusun laporannya.
Dalam hal ini keseragaman dan kualitas yang baik dari kertas kerja
tersebut merupakan hal yang sangat penting. Audit pada dasarnya tidak dapat
diselesaikan di kantor klien dan biasanya laporan auditor diselesaikan seluruhnya
di kantor akuntan. Maka kertas kerja mempunyai peranan yang penting bagi
auditor dalam mengkaji ulang atau mereview pekerjaan yang dilakukan di
masing-masing cabang perusahaan kliennya.
 Sebagai dasar penyusunan laporan audit
Kertas kerja akan mempermudah penyusunan laporan auditor karena
kertas kerja merupakan sumber data atau bahan penyusunan laporan tersebut.
Bentuk dari kertas kerja itu akan berbeda-beda tergantung pada tujuan dan luasnya
audit. Namun demikian data tentang penemuan-penemuan penting dan
rekomendasi-rekomendasi, yang biasanya merupakan hal yang sangat penting
baik dalam penyusunan laporan khusus (hasil investigasi) maupun pada laporan
6

bentuk pendek dan bentuk panjang, harus tersedia atau didokumentasikan pada
suatu kertas kerja, dan dari kertas kerja inilah auditor menyusun laporannnya.
Karena hasil akhir hampir dari semua jenis audit adalah laporan auditor yang
disusun berdasarkan dengan apa yang ada pada kertas kerja audit. Maka sudah
selayaknya jika kertas kerja itu harus dirancang dan dibuat dengan sebaik-
baiknya.
 Sebagai pendukung pendapat auditor
Laporan auditor disusun berdasarkan kertas kerja audit, ini berarti bahwa
kertas kerja merupakan alat untuk membuktikan dan menjelaskan kesimpulan-
kesimpulan yang ada pada laporan tersebut. Pada suatu ketika kemungkinan
auditor diminta oleh pengadilan untuk memberikan kesaksian mengenai peristiwa
keuangan kliennya atau mungkin dia diminta untuk mempertahankan tentang
ketelitian atau kewajaran laporan tersebut. Dalam hal lain, auditor setelah
memahami pengendalian intern kliennya dia akan menyusun surat rekomendasi
kepada manajemen tentang pengendalian intern tersebut. Dalam mengidentifikasi
kelemahan-kelemahan yang ada pada suatu pengendalian intern, demikian juga
dalam menyusun rekomendasi perbaikannya auditor akan menggunakan kertas
kerja audit sebagai sumber informasi yang utama.

Dalam kaitannya dengan tujuan kertas kerja audit ini, Arens secara lebih spesifik
menjelaskan tujuan-tujuan tersebut sebagai berikut:

 Sebagai dasar untuk merencanakan audit


Jika auditor merencanakan auditnya untuk tahun berjalan dengan baik,
maka referensi harus ada dalam kertas kerja untuk membantunya dalam
pengambilan keputusan. Kertas kerja ini harus berisi macam-macam informasi
yang berkaitan dengan perencanaan, misalnya: pemahaman terhadap struktur
pengendalian intern, jadwal waktu audit, program audit, dan hasil audit
sebelumnya.
 Sebagai catatan bukti yang didapat dan hasil pengujian yang dilakukan
Kertas kerja sebagai alat utama untuk mendokumentasikan bahwa audit
telah dilakukan dengan baik. Jika diperlukan, auditor dapat menunjukkan atau
membuktikan kepada suatu dewan bahwa audit telah direncanakan dan diawasi
7

dengan baik, bukti-bukti yang kompeten telah dikumpulkan secara cukup, dan
laporan auditor telah disusun dengan mempertimbangkan hasil auditnya.
 Sebagai data untuk menyususun laporan auditor
Kertas kerja merupakan sumber penting untuk membantu auditor di dalam
menentukan atau mengambil hasil keputusan untuk menerbitkan laporan auditor
sesuai dengan situasinya. Data dalam kertas kerja berguna untuk menilai cukup
tidaknya luasnya audit dan kewajaran laporan keuangan. Selain itu, informasi
yang ada dalam kertas kerja audit diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan
(yang akan dilampirkan dalam laporan auditor).
 Sebagai dasar penilaian oleh pimpinan tim pemeriksa
Kertas kerja audit adalah merupakan referensi utama atau sumber data
bagi auditor senior, pimpinan tim audit, pimpinan kantor akuntan atau anggota
lainnya untuk menilai apakah bukti yang kompeten dan cukup telah dikumpulkan
untuk menyusun laporan auditor.

Selain tujuan-tujuan di atas, kertas kerja audit juga dapat digunakan sebagai:

a. Dasar untuk penyusunan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak,


hal-hal yang berkaitan dengan bursa efek dan laporan-laporan lainnya.
b. Sebagai sumber informasi untuk menyusun surat pernyataan manajemen maupun
surat rekomendasi kepada klien dalam rangka perbaikan sistem operasi atau usaha
perusahaan.
c. Sebagai referensi untuk peningkatan kemampuan karyawan perusahaan kliennya.
d. Sebagai bantuan atau pedoman dalam merencanakan dan mengkoordinasikan
audit tahun-tahun berikutnya.

2.3 Faktor-Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Pembuatan Kertas Kerja


Yang Baik
Ada lima faktor yang harus diperhatikan :
1. Lengkap
a. Berisi semua imformasi yang pokok, menentuakn komposisi semua data
penting yang dicamtumkan dalam kertas kerja.
8

b. Tidak memerlukan tambahan penjelasan secara lisan. Artinya kertas kerja harus
jelas dapat berbicara sendiri, harus berisi imformasi yang lengkap, tidak berisi
imformasi yang belum jelas atau pertanyaan yang belum dijawab.
2. Teliti
Dalam pembuatan kerja, akuntan harus memperhatikan ketelitian dalam
penulisan dan perhitungan sehingga kertas kerjanya bebas dari kesalahan tulis dan
perhitungan.
3. Ringkas
Kertas kerja harus dibatasi pada imformasi yang pokok-pokok saja yang
relevan dengan tujuan pemeriksaan yang dilakukan serta disajikan dengan ringkas
. untuk menghindari rincian-rincian yang tidak perlu. Analisis yang perlukan oleh
seorang akuntan harus merupakan peringkasan dan penapsiran data dan bukan
hanya merupakan penyalinan catatan klien kedalam kertas kerja.
4. Jelas
Kejelasan dalam imformasi kepada pihak-pihak yang akan memeriksa
kertas kerja perlu diusahakan oleh akuntan. Penggunaan ini istilah yang
menimbulkan arti ganda perlu dihindari. Penyajian imformasi secara sistematik
perlu dilakukan.
5. Rapi
Kerapian dalam pembuatan kertas kerja dan keteraturan penyusunan kertas
kerja akan membantu akuntan senior dalam menela’ah hasil pekerjaan stafnya
serta memudahkan memperoleh imformasi dari kertas kerja tersebut.

2.4 Tipe Kertas Kerja Audit


1. Program Audit
Program audit merupakan daftar prosedur audit untuk seluruh audit unsur
tertentu, sedangkan prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan
tipe bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit.
Dalam program audit, auditor menyebutkan prosedur audit yang harus diikuti
dalam Melakukan verifikasi setiap unsur yang tercantum dalam laporan
keuangan, tanggal dan paraf pelaksana prosedur audit tersebut, serta penunjukan
9

indeks kertas kerja yang dihasilkan. Dengan demikian, program audit berfungsi
sebagai suatu alat yang bermanfaat untuk menetapkan jadwal pelaksanaan dan
pengawasan pekerja audit. Program audit dapat digunakan untuk merencanakan
jumlah orang yang diperlukan untuk melaksanakan audit beserta komposisinya,
jumlah asisten dan auditor junior yang akan ditugasi, taksiran jam yang akan
dikonsumsi, serta untuk memungkinkan auditor yang berperan sebagai supervisor
dapat mengikuti program audit yang sedang berlangsung.

2. Working Trial Balance


Working Trial Balance adalah suatu daftar yang berisi saldo-saldo akun
buku besar pada akhir tahun yang diaudit dan pada akhir tahun sebelumnya,
kolom-kolom untuk adjustment dan penggolongan kembali yang diusulkan oleh
auditor, serta saldo-saldo setelah koreksi auditor yang akan tampak dalam laporan
keuangan auditan (audited financial statements). Working trial balance ini
merupakan daftar permulaan yang harus dibuat oleh auditor untuk memindahkan
semua saldo akun yang tercantum dalam daftar saldo (trial balance) klien. Dalam
proses audit, working trial balance ini digunakan untuk meringkas adjustment dan
penggolongan kembali yang diusulkan oleh auditor kepada klient serta saldo akhir
tiap-tiap akun buku besar setelah adjustment atau koreksi oleh auditor. Working
trial balance ini mempunyai fungsi yang sama dengan lembar kerja (work sheet)
yang digunakan oleh klien dalam proses penyusunan laporan keuangan.
Dalam penyusunan laporan keuangan, klien menempuh beberapa tahap
sebagai berikut :
a. Pengumpulan bukti transaksi
b. Pencatatan dan Penggolongan transaksi dalam jurnal dan buku pembantu
c. Pembukuan (posting) jurnal ke dalam buku besar
d. Pembuatan lembar kerja.
e. Penyajian laporan keuangan
10

Dalam proses auditnya, auditor bertujuan untuk menghasilkan laporan


keuangan auditan. Adapun tahap-tahap penyusunan laporan keuangan auditan
tersebut adalah sebagai berikut :
1) Pengumpulan bukti audit dengan cara pembuatan atau pengumpulan skedul
pendukung ( supporting schedules).
2) Peringkasan informasi yang terdapat dalam skedul pendukung ke dalam skedul
utama ( lead schedules atau top schedules) dan ringkasan jurnal adjustment.
3) Peringkasan informasi yang tercantum dalam skedul utama dan ringkasan
jurnal adjustment ke
4) Penyusunan laporan keuangan auditan.

3. Ringkasan Jurnal Adjusment


Dalam proses auditnya, auditor mungkin menemukan kekeliruan dalam
laporan keuangan dan catatan akuntansi kliennya. Untuk membetulkan kekeliruan
tersebut, auditor membuat draft jurnal adjustment yang nantinya akan dibicarakan
dengan klien. Disamping itu, auditor juga membuat jurnal penggolongan
kembali (reclassification entries) untuk unsur, yang meskipun tidak salah dicatat
oleh klien, namun untuk kepentingan penyusunan laporan keuangan yang wajar,
harus digolongkan. Jurnal adjustment yang diusulkan oleh auditor biasanya diberi
nomor urut dan untuk jurnal penggolongan kembali diberi identitas huruf. Setiap
jurnal adjustment maupun jurnal penggolongan kembali harus disertai penjelasan
yang lengkap. Jurnal adjustment berbeda dengan jurnal penggolongan kembali.
Jurnal penggolongan kembali digunakan oleh auditor hanya untuk memperoleh
pengelompokkan yang benar dalam laporan keuangan klien. Jurnal ini digunakan
untuk menggolongkan kembali suatu jumlah dalam kertas kerja auditor; tidak
untuk disarankan agar dibukukan ke dalam catatan akuntansi klien. Di lain pihak,
jurnal adjustment digunakan oleh auditor untuk mengoreksi catatan akuntansi
klien yang salah, sehingga jurnal ini disarankan oleh auditor kepada klien untuk
dibukukan dalam catatan akuntansi kliennya. Oleh auditor, jurnal adjustment dan
penggolongan kembali ini mula-mula dicatat dalam skedul pendukung dan
ringkasan jurnal adjustment. Emudian jurnal-jurnal tersebut diringkas dari
11

berbagai skedul pendukung ke dalam skedul utama yang berkaitan ank e


dalam working trial balance.

4. Skedul Utama
Skedul utama adalah kertas kerja yang digunakan untuk meringkas informasi
yang dicatat dalam skedul pendukung untuk akun-akun yang berhubungan. Skedul
utama ini digunakan untuk menggabungkan akun-akun buku besar yang sejenis,
yang jumlah saldonya akan dicantumkan dalam laporan keuangan dalam satu
jumlah. Skedul utama memiliki kolom yang sama dengan kolom-kolom yang
terdapat dalam working trial balance. Jumlah total tiap-tiap kolom dalam skedul
utama dipindahkan ke dalam kolom yang berkaitan dengan working trial balance.

5. Skedul Pendukung
Pada waktu auditor melakukan verifikasi terhadap unsur-unsur yang
tercantum dalam laporan keuangan klien, ia membuat berbagai macam kertas
kerja pendukung yang menguatkan informasi keuangan dan operasional yang
dikumpulkannya. Dalam setiap skedul pendukung harus dicantumkan pekerjaan
yang telah dilakukan oleh auditor dalam memverifikasi dan menganalisis unsur-
unsur yang dicantumkan dalam daftar tersebut, metode verifikasi yang digunakan,
pertanyaan yang timbul dalam audit, serta jawaban atas pertanyaan tersebut.
Skedul pendukung harus memuat juga berbagai simpulan yang dibuat oleh
auditor.

Jenis-jenis skedul pendukung yang sering digunakan oleh auditor pada


umunya adalah sebagai berikut:

 Analisis
Suatu analisis dirancang untuk menunjukkan atau menggambarkan
aktivitas akun-akun neraca yang terjadi selama periode yang diaudit, baik
untuk menyimpulkan saldo akhir maupun saldo awal. Jenis skedul ini biasanya
dipakai untuk akun-akun seperti: Surat Berharga, Piutang Wesel, Cadangan
Kerugian Piutang, Aktiva Tetap, Utang Jangka Panjang, dan seluruh rekening
modal sendiri. Karakteristik umum dari akun-akun ini adalah makna atau
12

kepentingan dari aktivitas atau mutasi pada akun-akun selama tahun yang
bersangkutan. Dalam banyak hal kertas kerja analisis mempunyai referensi
silang (cross reference) dengan kertas kerja yang lain.
 Neraca Saldo atau Daftar
Daftar jenis ini terdiri dari susunan secara lengkap dari saldo-saldo
akun baik akun-akun secara neraca maupun akun-akun laba rugi. Hal ini
berbeda dengan suatu analisis yang hanya meliputi hal-hal yang mempunyai
saldo akhir periode. Contoh umum dari neraca saldo ini adalah daftar yang
mendukung piutang dagang, utang dagang, biaya reparasi dan pemeliharaan,
dan bermacam-macam penghasilan.
 Rekonsiliasi
Suatu rekonsiliasi mendukung suatu jumlah tertentu yang pada
umumnya berupa pencocokan suatu jumlah yang tercatat pada catatan klien
dengan sumber informasi lain. Misalnya, rekonsiliasi antara saldo bank
menurut catatan lien dengan saldo bank menurut laporan bank, rekonsiliasi
antara saldo akun pembantu piutang dengan jawaban konfirmasi dari debitur,
dan rekonsiliasi antara saldo utang dengan laporan kreditur.
 Pengujian Kepantasan
Skedul ini berisi informasi yang dapat digunakan untuk menilai apakah
saldo yang dicantumkan oleh klien mengandung kesalahan yang perlu
dipertimbangkan sesuai dengan keadaan dalam penugasan itu, atau untuk
menentukan cukup tidaknya suatu cadangan yang ditentukan oleh klien. Pada
umumnya auditor mengadakan pengujian terhadap biaya depresiasi , cadangan
pajak penghasilan, dan cadangan kerugian piutang dengan pengujian
kepantasan atau kewajaran tersebut.
 Ikhtisar Hasil Prosedur Audit
Yaitu suatu prosedur audit tertentu yang telah dilaksanakan oleh
auditor. Misalnya, ikhtisar mengenai hasil konfirmasi piutang dagang, dan
ikhtisar hasil observasi persediaan.
 Pembuktian Dokumen Pendukung
Skedul ini tidak menunjukkan suatu jumlah dan juga tidak mengkaitkan
dengan buku besar, sebab memang hanya digunakan untuk
13

mendokumentasikan hasil cut off, skedul ini harus menyatakan secara jelas
kesimpulan positif atau negatif tentang hasil pengujian tersebut.
 Dokumen dari Pihak Luar
Sebagian dari kertas kerja audit terdiri dari dokumen-dokumen yang
berasal dari pihak luar yang dikumpulkan auditor seperti: jawaban konfirmasi
dan salinan surat perjanjian. Walaupun dokumen ini bukan merupakan skedul
dalam arti yang sebenarnya, tetapi dokumen ini harus diberi indek dan di arsip
dengan prosedur yang sama dengan skedul yang lain.

6. Memorandum Audit dan Dokumentasi Informasi


Memorandum audit merupakan data tertulis yang disiapkan auditor dalam
bentuk naratif. Dokumntasi informasi penguat meliputi pendokumentasian
pengajuan pertanyaan mengenai hasil rapat dewan komisaris, respon konfirmasi,
representasi tertulis dan dari manajemen dan para pakar yang berasal dari luar
organisasi

2.5 Susunan Kertas Kerja


Tujuan disusun secara sismatik dan dalam urutan logis adalah untuk
memudahkan review atas kertas kerja yang dihasilkan oleh asistant atau staff
auditor. Urutannya sebagai berikut :

1. Draft Laporan Audit (Audit Report)


2. Laporan Keuangan Auditan
3. Ringkasan Informasi bagi reviewer
4. Program Audit
5. Laporan Keuangan/Lembar Kerja (Work sheet) yang dibuat clien
6. Ringkasan Jurnal Adjustment
7. Working Trial Balance
8. Skedul Utama
9. Skedul Pendukung
14

2.6 Pedoman Pembuatan Kertas Kerja Yang Baik


Pembuatan kertas kerja yang akan disimpan atau didokumentasikan
sebagai bukti bahwa audit telah dilakukan sesuai dengan standar, temuan-temuan,
dan kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuat oleh auditor merupakan hal yang
sangat penting dalam audit. Oleh karena itu kertas kerja harus dibuat dengan baik.
Dengan kata lain kertas kerja harus dibuat lengkap, teliti, jelas, singkat dan rapi.

Untuk mencapai mutu kertas kerja yang baik seperti yang diharapkan,
maka berikut uraian pedoman dasar pembuatan kertas kerja:

a. Setiap kertas kerja harus bertujuan, dalam arti bahwa sebelum auditor yang
bersangkutan membuat kertas kerja terlebih dahulu ditetapkan tujuan yang ingin
dicapai, informasi yang ingin dikumpulkan dalam kertas kerja yang bersangkutan,
kemudian merencanakan atau merancang bentuk atau format kertas kerja tersebut.
b. Setiap topik dibuatkan kertas kerja tersendiri dan hanya satu muka yang
digunakan (tidak bolak-balik), hal ini dengan tujuan untuk menghindari adanya
informasi penting yang tercatat di halaman sebaliknya yang terlewatkan oleh
pengkaji.
c. Adanya identitas yang benar untuk setiap kertas kerja terutama mengenai judul
kertas kerja. Kertas kerja tersebut harus mencantumkan nama perusahaan klien,
tanggal audit, periode yang tercakup, penjelasan atau uraian mengenai informasi
yang disajikan, uraian mengenai prosedur uraian yang telah dilakukan, serta
adanya tanda tangan atau paraf dari pembuat kertas kerja.
d. Setiap kertas kerja harus diberi indek atau indek silang terhadap kertas kerja
neraca saldo atau skedul pertama yang bersangkutan. Jika memang diperlukan
maka diberi pula indek atau indek silang di antara kertas kerja satu terhadap kertas
kerja lainnya.
e. Semua langkah-langkah atau prosedur audit yang telah dilakukan harus
dinyatakan pada kertas kerja yang bersangkutan dan atau pada catatan akuntansi
perusahaan klien. Misalnya pengkajian atau review terhadap faktur pembelian
yang telah dibayar, dapat didukung dengan audit terhadap order pembelian dan
dokumen penerimaan barang untuk menguatkan atau membuktikan kebenaran dan
keabsahan dari faktur-faktur yang diperiksanya.
15

f. Dalam kertas kerja harus termasuk pula komentar auditor yang mencerminkan
kesimpulan terhadap setiap aspek pekerjaan. Dengan kata lain semua informasi
atau bukti yang diperoleh selama melakukan audit harus dituangkan dalam suatu
kertas kerja.
g. Hindarilah pekerjaan menulis kertas kerja kembali karena hal ini hanya akan
membuang waktu dan menambah biaya audit.
h. Kertas kerja yang sudah selesai pekerjaannya harus disimpan tersendiri dan
terpisah dengan kertas kerja yang belum selesai segera setelah kertas kerja
tersebut diselesaikan

2.7 Hubungan Antar Kertas Kerja


Antara kertas kerja yang satu dengan kertas kerja yang lain pada dasarnya
saling berkaitan dan kertas kerja tersebut akhirnya akan mendukung informasi
atau data yang disajikan dalam laporan keuangan dan bagian tugas pengauditan
yang saling berkaitan, kertas kerja audit yang dihasilkan tentu saling berkaitan
pula. Dengan demikian antar kertas kerja dapat terjadi saling hubungan dengan
cek silang (cross check).
16

3.8 Contoh Lembar Kerja Audit

Contoh Kertas Kerja

Program Audit

Program Audit untuk Pengujian substansi Indeks Kertas Tanggal Pelaksana


Kerja Pelaksanaan

Prosedur audit awal


1. Usut saldo kas yang tercantum dalam neraca ke
saldo akun kas yang berkaitan dalam buku besar
2. Hitung kembali saldo akun kas dalam buku besar
3. Lakukan preview terhadap mutasi luar biasa dalam
jumlah dan sumber posting dalam akun kas
4. Usut saldo awal akun kas ke kertas kerja tahun yang
lalu
5. Usut posting pendebitan akun kas ke dalam jurnal
penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas
Pengujian Analitik
6. Bandingkan saldo kas dengan angka kas yang
dianggarkan, saldo akhir tahun yang lalu, atau angka
harapan lain
7. Hitung rasio saldo kas dengan aktiva dan
bandingkan dengan angka harapan
Pengujian terhadap transaksi rinci
8. Lakukan pengujian pisah batas transaksi kas
9. Buatlah dan lakukan analisis terhadap rekonsilisasi
bank 4 kolom
10. Buatlah daftar transfer bank dalam priode sebelum
dan sesudah tanggal neraca untuk menemukan
kemungkinan terjadinyacheck kitting
17

Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci


11. Hitung kas yang ada di tangan klien
12. Rekonsiliasi catatan kas klien dengan rekening
ank bank yang berkaiatan
13. Lakukan konfirmasi saldo kas di bank
14. Periksa cek yang beredar pada tanggal neraca ke
dalam rekening ank bank
15. Buatlah rekonsiliasi saldo kas menurut cutoff bank
statement dengan saldo kas menurut catatan klien
16. Usut setoran dalam perjalanan (deposit in transit)
pada tanggal neraca ke dalam cutoff bank statement
17. Periksa tanggal yang tercantum dalam cek yang
beredar pada tanggal neraca
18. Periksa adanya cek kosong yang tercantum
dalamcutoff bank statement
19. Periksa semua cek dalamcutoff bank
statementmengenai kemungkinan hilangnya cek
yang tercantum sebagai cek yang beredar pada
tanggal nerca
Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan
20. Periksa jawaban konfirmasi dari bank mengenai
batasan yang dikenakan terhadap pemakaian
rekening tertentu klien di bank
21. Lakukan wawancara dengan manajemen mengenai
batasan pengguna kas klien
22. Periksa adanya kemungkinan penggelapan kas
dengan cara lappingpenerimaan dan pengeluaran kas
18

Working Trial Balance :

PT BAHAGIA
Working Trial Balance
31 Desember 2012
No. Nama Indeks Saldo Adjustment Saldo
Akun Akun Kertas Kerja Menurut Setelah
Buku Adjustment
100 Kas F 14.000.000 500.000 15.000.000
110 Piutang G 55.000.000 (10.000.000) 45.000.000

Adjusment and Reklasification Entries :

PT BAHAGIA
Ringkasan Jurnal Adjustment
31 Desember 2012
Debit Kredit
Jurnal Adjustment #1
450 Hasil Penjualan
111 Piutang Dagang 6.000.000
Untuk mengoreksi penjualan 6.000.000
konsinyasi yang barangnya belum
laku dijual pada tanggal neraca
Jurnal Adjustment #2
210 Investasi 4.000.000
112 Piutang Wesel 4.000.000
Koreksi investasi dalam wesel tagih
yang dicatat sebagai piutang wesel
19

Skedul Utama :

PT BAHAGIA
Piutang
31 Desember 2012
No. Nama Akun Indeks Saldo Adjustment Saldo
Akun Kertas Menurut Setelah
Kerja Buku Adjustment
111 Piutang Dagang G-1 41.000.000 (6.000.000) 35.000.000
112 Piutang wesel G-2 19.000.000 (4.000.000) 15.000.000
113 Piutang Lain G-3 2.000.000 2.000.000
114 Cad Kerugian G-4 (7.000.000) (7.000.000)
Piutang
55.000.000 (10.000.000) 45.000.000
Skedul Pendukung :

PT BAHAGIA
Piutang Wesel
31 Desember 2012
Jangka Waktu
Pembuat Dari Sampai Saldo
Wesel
Eliona Sari 12/09/2011 12/01/2012 10.000.000
Rissa Rimendi 15/11/12011 15/02/2012 5.000.000 √
Oki Sasongko 14/02/2011 14/02/2012 4.000.000 √
Jumlah 19.000.000 √√

√ Telah diperiksa sertifikat wesel


√√ cocok dengan saldo akun buku besar
Jurnal Adjustment No. 2 210 Investasi Rp 4.000.000
112 Piutang Wesel Rp 4.000.000
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kertas kerja didefinisikan sebagai catatan-catatan yang diselenggarakan
oleh auditor mengenai prosedur audit yang ditempuh, pengujian yang dilakukan,
informasi yang diperoleh, dan simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan
pelaksanaan penugasan audit yang dilakukannya.
Kertas kerja audit berfungsi sebagai jembatan/mata rantai
yangmenghubungkan antara catatan auditi dengan laporan hasil audit, dan
dapatpula dipergunakan auditor untuk mempertanggung jawabkan
prosedur/langkahaudit yang dilakukannya, mengkoordinir dan mengorganisir
semua tahap auditmulai dari perencanaan sampai pelaporan, dan sebagai dokumen
yang dapatdigunakan oleh auditor berikutnya.
Kertas kerja yang baik harus lengkap, teliti, ringkas, jelas dan rapi, disimpan
dan dijaga kerahasiannya. Agar mudah diakses, lazimnya kertas kerja audit
dikelompokkan dalam berkas permanen (permanent file), berkas berjalan (current
file), berkas lampiran dan berkas khusus.

4.2 Saran

Setelah menguraikan berbagai macam penjelasan tentang “Konsep


Auditing dan Profesi Akuntan Publik” yang telah diambil dari berbagai macam
referensi, diharapkan makalah ini dapat menjadi acuan bagi mahasiswa agar
mampu mengenal dan memahami dengan baik dan Benar.

20
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno (2006).Auditing.Jakarta:lembaga Penerbit FE UI, Salemba


Empat

Mulyadi, Auditing edisi 6, Jakarta : Salemba Empat, 2009

21

Anda mungkin juga menyukai