Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KERTAS KERJA PEMERIKSAAN


PENGAUDITAN I
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengauditan I
Dosen Pengampu : Dra. Hj. Mutmainah, Ak., MM

Disusun Oleh Kelompok 6 :


1. Akbar Ridho Subakti 213020303119
2. Ella Prida 213030303276
3. Engie Pandhia 213020303145
4. Evan Kentryarie 213020303163
5. Fresta Novianti 213020303135
6. Henry Jonathan 213020303128
7. Luckyta Bagaskara Loozky 213020303143
8. Manuel Renaldi Gusnael 213020303122
9. Muhammad Faisal Akbar 213020303132
10. Supembrita Leineti 213020303058
11. Septri Natashia Saragih 213020303098
12. Wawan 213020303131
13. Yandi 213020303185
14. Yati Aisah 213020303134

Universitas Palangka Raya


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan Akuntansi
2022
Kata Pengantar

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
Rahmat-Nya sehingga, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengauditan I yang dimana makalah ini membahas Kertas
Kerja Pemeriksaan.
Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan baik bagi para
pembaca maupun penulis tentang Penganggaran Desa. Kami selaku
penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Dra. Hj. Mutmainah, Ak., MM. selaku dosen pengampu mata
kuliah Pengauditan I. Kami mengharapkan makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua, karena menurut kami dengan
adanya tugas membuat makalah ini dapat menambah wawasan serta
pengetahuan kami maupun para pembaca.

Palangka Raya, September 2023

Kelompok 6

i
Daftar Isi

Kata Pengantar.......................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 3


2.1. Pengertian Kertas Kerja Pemeriksaan ................................................................ 3

2.2. Isi Kertas Kerja ................................................................................................... 3


2.3. Manfaat dan Tujuan Kertas Kerja Pemeriksaan ................................................. 3
2.4. Tipe Kertas Kerja Audit...................................................................................... 4

2.5. Susunan Kertas Kerja ......................................................................................... 6


2.6. Current File dan Permanent File ......................................................................... 6

2.7. Kriteria Untuk Pembuatan Kertas Kerja Pemeriksaan yang Baik ...................... 7

2.8. Bagaimana pemilikan dan penyimpanan kertas kerj Pemeriksaan ..................... 7

BAB III PENUTUP ................................................................................. 8


3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kertas kerja (working paper) merupakan mata rantai yang
menghubungkan catatan klien dengan laporan audit, oleh karena itu, kertas kerja
merupakan alat penting dalam profesi akuntan public. dalam proses auditnya,
auditor harus mengumpulkan atau membuat berbagai tipe bukti. Untuk
mendukung simpulan dan pendapatnya atas laporan keuangan audit. Kertas kerja
audit merupakan media yang digunakan auditor untuk mendokumentasikan
seluruh catatan, bukti dan dokumen yang dikumpulakan dan simpulan yang dibuat
auditor dalam setiap tahapan audit.
Kertas kerja biasanya harus berisi dokumentasi yang memperlihatkan
telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan pertama, yaitu pemeriksaan
telah direncanakan dan supervise dengan baik, telah dilaksanakannya standar
pekerjaan lapangan kedua, yaitu pemahamanmemadai atas pengendalian inten
telah diperoleh untuk merencanakan audit danmenentukan sifat, dan lingkup
pengujian yang telah dilakukan, telah dilaksanakan standar pekerjaan lapangan
ketiga, yaitu bukti audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan telah ditetapkan,
dan pengujian telah dilaksanakan, yang memberikan bukti kompeten yang cukup
sebagai dasarmemadai untuk mensyaratkan pendapat atas laporan keuangan audit.
Kertas kerja merupakan milik kantor akuntan public, bukan milik klien
ataumilik pribadi auditor, namun, hak pemilikan kertas kerja oleh akuntan public
masihtunduk pada pembatasan-pembatasan yang diatur dalam kode etik akuntan
Indonesia yang berlaku, untuk menghindarkan penggunaan hal-hal yang bersifat
rahasia olehauditor ddalam hubungannya dengan transaksi perusahaan untuk
tujuan yang tidaksemestinya, pengungkapan informasi yang tercantum dalam.
kertas kerja kepada pihak ketiga dibatasi oleh kode etik akuntan Indonesia pasal
4 tentang penjagaankerahasiaan informasi yang diperoleh akuntan public selama
perikatan professional.
Oleh karena itu, kertas kerja disusun sebagai mana semestinya
danberdasarkan prosedur-prosedur oleh kantor akuntan public. dalam
memudahkanauditor untuk melakukan audit dalam suatu perusahaan atau instansi
pemerintah Kertas kerja audit harus meliputi semua informasi yang dipandang
perluoleh auditor bagi pelaksanaan audit yang memadai dan untuk mendukung
laporanaudit atau pendapat yang akan diberikan oleh auditor Tujuan menyeluruh
daripendokumentasian audit dalam bentuk kertas kerja adalah untuk membantu
auditormemberikan keyakinan memadai bahwa audit yang layak telah dilakukan
sesuaidengan standar auditing.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Itu Pengertian Kertas Kerja Pemeriksaan
2. Apa Saja Isi Kertas Kerja
3. Apa Manfaat dan Tujuan Kertas Kerja Pemeriksaan
4. Bagaimana Tipe Kertas Kerja Audit
5. Bagaimana Pemberian Indeks Pada Kertas Kerja Audit
6. Bagaimana Susunan Kertas Kerja
7. Apa Saja Current File dan Permanen File
8. Apa Saja Kriteria Untuk Pembuatan Kertas Kerja Pemeriksaan yang Baik
9. BagaimanaPemilikan dan Penyimpanan Kertas Kerja Pemeriksaan

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk Mengetahui Apa Pengertian Kertas Kerja Pemeriksaan
2. Untuk Mengetahu Apa Isi Kertas Kerja
3. Untuk Mengetahu Apa Saja Manfaat dan Tujuan Kertas Kerja Pemeriksaan
4. Untuk Mengetahu Bagaimana Tipe Kertas Kerja Audit
5. Untuk Mengetahu Bagaimana Pemberian Indeks Pada Kertas Kerja Audit
6. Untuk Mengetahu Bagaimana Susunan Kertas Kerja
7. Untuk Mengetahu Apa Saja Current File dan Permanen File
8. Untuk Mengetahui Apa Saja Kriteria Untuk Pembuatan Kertas Kerja
Pemeriksaan yang Baik
9. Untuk Mengetahui Bagaimana Pemilikan dan Penyimpanan Kertas Kerja
Pemeriksaan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kertas Kerja Pemeriksaan


Kertas Kerja adalah catatan yang diselenggarakan oleh auditor
mengenai prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya,
informasi yang diperolehnya, dan simpulan yang dibuatnya sehubungan
dengan auditnya.
Audit Working Papers (Kertas Kerja Pemeriksaan) adalah semua
berkas-berkas yang dikumpulkan oleh auditor dalam menjalankan
pemeriksaan, yang berasal dari pihak klien,analisis yang dibuat oleh auditor dan
pihak ketiga.

2.2. Isi Kertas Kerja


Kertas kerja harus cukup memperlihatkan bahwa catatan
akuntansicocok dengan laporan keuangan atau informasi lain yang dilaporkan
sertastandar auditing yang dapat diterapkan telah dilaksanakan oleh
auditor.Kertas kerja biasanya harus berisi dokumentasi yang memperlihatkan :
1. Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan pertama
yaitupemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik.
2. Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan kedua yaitupemahaman
memadai atas pengendalian intern telah diperoleh untukmerencanakan audit
dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujianyang telah dilakukan.
3. Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan ketiga yaitu buktiaudit
telah diperoleh, prosedur audit telah ditetapkan, dan pengujiantelah
dilaksanakan, yang memberikan bukti kompeten yang cukupsebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporankeuangan auditan.

2.3. Manfaat dan Tujuan Kertas Kerja Pemeriksaan


Setiap auditor wajib membuat KKA pada saat melaksaanakan tugas audit,
manfaat utama KKA antara lain :
1. merupakan dasar penyusunan laporan hasil audit.
2. merupakan alat bagi atasan untuk mereview dan mengawasi pekerjaan
para pelaksana audit.
3. Merupakan alat pembuktian dari laporan hasil audit.
4. Menyajikan data untuk keperluan referensi
5. Merupakan salah satu pedoman untuk tuga audit berikutnya
Adapun tujuan ketas kerja pemeriksaan yaitu:
1. Mendukung opini auditor mengenai kewajaran laporan keuangan.
2. Sebagai bukti bahwa auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai
dengan Standar Profesional Akuntan Publik.
3. Sebagai referensi bila ada pertanyaan dari:
a. Pihak Pajak
b. Pihak Bank
c. Pihak Klien

3
4. Sebagai salah satu dasar penilaian asisten (seluruh tim audit) untuk
evaluasi mengenai kinerja asisten sampai dengan partner, setelah selesai
suatu penugasan.
5. Sebagai pegangan untuk audit tahun berikutnya.

2.4. Tipe Kertas Kerja Audit


Isi ketas kerja meliputi semua informasi yang dikumpulan dan dibuat
oleh auditor dalam auditnya. Kertas kerja terdiri dari berbagai macam yang secara
garis besar dapat dikelompokkan ke dalam 5 tipe kertas kerja berikut ini :
1. Program Audit
Program audit merupakan daftar prosedur audit untuk seluruh auditunsur
tertentu, sedangkan prosedur audit adalah instruksi rinci
untukmengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada
saattertentu dalam audit. Dalam program audit, auditor menyebutkan
prosedur audit yang harus diikuti dalam melakukan verifikasi setiapunsur
yang tercantum dalam laporan keuangan, tanggal dan parafpelaksana
prosedur audit tersebut, serta penunjukan indeks kertas kerjayang dihasilkan.
Dengan demikian, program audit berfungsi sebagaisuatu alat yang
bermanfaat untuk menetapkan jadwal pelaksanaan danpengawasan pekerja
audit. Program audit dapat digunakan untukmerencanakan jumlah orang
yang diperlukan untuk melaksanakan auditbeserta komposisinya, jumlah
asisten dan auditor junior yang akanditugasi, taksiran jam yang akan
dikonsumsi, serta untuk
memungkinkan auditor yang berperan sebagai supervisor dapat mengikuti
program audit yang sedang berlangsung.
2. Working Trial Balance
Working Trial Balance adalah suatu daftar yang berisi saldo-saldoakun buku
besar pada akhir tahun yang diaudit dan pada akhir tahunsebelumnya,
kolom-kolom untuk adjustment dan penggolongankembali yang diusulkan
oleh auditor, serta saldo-saldo setelah koreksiauditor yang akan tampak
dalam laporan keuangan auditan (auditedfinancial statements). Working
trial balance ini merupakan daftarpermulaan yang harus dibuat oleh auditor
untuk memindahkan semuasaldo akun yang tercantum dalam daftar saldo
(trial balance) klien. Dalam proses audit, working trial balance ini
digunakan untuk meringkas adjustment dan penggolongan kembali yang
diusulkan olehauditor kepada klient serta saldo akhir tiap-tiap akun buku besar
setelahadjustment atau koreksi oleh auditor. Working trial balance
inimempunyai fungsi yang sama dengan lembar kerja (work sheet)
yangdigunakan oleh klien dalam proses penyusunan laporan
keuangan.Dalam penyusunan laporan keuangan, klien menempuh beberapa
tahapsebagai berikut :
• Pengumpulan bukti transaksi
• Pencatatan dan Penggolongan transaksi dalam jurnal dan bukupembantu
• Pembukuan (posting) jurnal ke dalam buku besar
• Pembuatan lembar kerja.
• Penyajian laporan keuangan

4
Dalam proses auditnya, auditor bertujuan untuk menghasilkan laporan
keuangan auditan. Adapun tahap-tahap penyusunan laporan keuangan
auditan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan bukti audit dengan cara pembuatan atau pengumpulan skedul
pendukung ( supporting schedules).
b. Peringkasan informasi yang terdapat dalam skedul pendukung ke dalam
skedul utama ( lead schedules atau top schedules) dan ringkasan jurnal
adjustment.
c. Peringkasan informasi yang tercantum dalam skedul utama dan
ringkasan jurnal adjustment ke dalamworking trial balance
d. Penyusunan laporan keuangan auditan.
3. Ringkasan Jurnal Adjusment
Dalam proses auditnya, auditor mungkin menemukan kekeliruandalam
laporan keuangan dan catatan akuntansi kliennya. Untukmembetulkan
kekeliruan tersebut, auditormembuat draft jurnaladjustment yang nantinya
akan dibicarakandengan klien. Disamping itu, auditor juga membuat
jurnalpenggolongan kembali (reclassification entries) untuk unsur,
yangmeskipun tidak salah dicatat oleh klien, namun untuk
kepentinganpenyusunan laporan keuangan yang wajar, harus
digolongkan.Jurnal adjustment yang diusulkan oleh auditor biasanya diberi
nomorurut dan untuk jurnal penggolongan kembali diberi identitas
huruf.Setiap jurnal adjustment maupun jurnal penggolongan kembali
harusdisertai penjelasan yang lengkap. Jurnal adjustment berbeda
denganjurnal penggolongan kembali. Jurnal penggolongan kembali
digunakanoleh auditor hanya untuk memperoleh pengelompokkan yang
benardalam laporan keuangan klien.
4. Skedul Utama
Skedul utama adalah kertas kerja yang digunakan untuk meringkasinformasi
yang dicatat dalam skedul pendukung untuk akun-akun yangberhubungan.
Skedul utama ini digunakan untuk menggabungkan akun-akun buku besar yang
sejenis, yang jumlah saldonya akan dicantumkandalam laporan keuangan
dalam satu jumlah. Skedul utama memilikikolom yang sama dengan
kolom-kolom yang terdapat dalam workingtrial balance. Jumlah total tiap-
tiap kolom dalam skedul utamadipindahkan ke dalam kolom yang
berkaitan dengan working trialbalance.
5. Skedul Pendukung
Pada waktu auditor melakukan verifikasi terhadap unsur-unsur yangtercantum
dalam laporan keuangan klien, ia membuat berbagai macamkertas kerja
pendukung yang menguatkan informasi keuangan danoperasional yang
dikumpulkannya. Dalam setiap skedul pendukungharus dicantumkan
pekerjaan yang telah dilakukan oleh auditor dalammemverifikasi dan
menganalisis unsur-unsur yang dicantumkan dalamdaftar tersebut, metode
verifikasi yang digunakan, pertanyaan yangtimbul dalam audit, serta
jawaban atas pertanyaan tersebut. Skedulpendukung harus memuat juga
berbagai simpulan yang dibuat olehauditor.Pemberian Indeks pada Kertas
Kerja Audit

5
Pemberian indeks terhadap kertas kerja akan memudahkan
pencarian informasi dalam bebagai daftar yang terdapat diberbagai tipe
kertas kerja. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemberian indeks
kertas kerja adalah sebagai berikut :
1. Setiap kertas kerja harus diberi indeks, dapat disudut atas atu di sudut
bawah.
2. Pencantuman indeks silang (cross index) harus dilakukan sebagai
berikut:
• Indeks silang dari skedul utama.
• Indeks silang dari skedul akun pendapatan dan biaya.
• Indeks silang antarskedul pendukung.
• Indeks silang dari skedul pendukung ke ringkasan jurnal adjusment.
• Indeks silang dari skedul utama ke working trial balance.
• Indeks silang dapat digunakan pula untuk menghubungkan program audit
dengan kertas kerja.
3. Jawaban konfirmasi, pita mesin hitung, print-out komputer, dan
sebagainya tidak diberi indeks kecuali jika dilampirkan di belakang
kertas kerja yang berindeks.

2.5. Susunan Kertas Kerja


Tujuan disusun secara sismatik dan dalam urutan logis adalah
untuk memudahkan review atas kertas kerja yang dihasilkan oleh asistant
atau staff auditor. Urutannya sebagai berikut :
1. Draft Laporan Audit (Audit Report)
2. Laporan Keuangan Auditan
3. Ringkasan Informasi bagi reviewer
4. Program Audit
5. Laporan Keuangan/Lembar Kerja (Work sheet) yang dibuat clien
6. Ringkasan Jurnal Adjustment
7. Working Trial Balance
8. Skedul Utama
9. Skedul Pendukung

2.6. Current File dan Permanent File


Kertas kerja pemeriksaan biasanya dikelompokkan dalam:
1. Current File (berkas tahun berjalan) Berisi kertas kerja yang mempunyai
kegunaan untuk tahun berjalan, misalnya:
• Neraca Saldo
• Berita Acara Kas Opname
• Rekonsiliasi Bank
• Rincian Piutang
• Rincian Persediaan
• Rincian Liabilities
• Rincian Biaya, dan lain-lain.
2. Permanent File (berkas permanen)
Berisi kertas kerja yang mempunyai kegunaan untuk beberapa tahun,
misalnya:
• Akta Pendirian
• Buku Dokumen Akuntansi (Accounting Manual)
• Kontrak-Kontrak

6
• Notulen Rapat
3. Correspondence File (berkas surat-menyurat)
Berisi korespomdensi dengan klien, berupa surat menyurat, facsimile, email,
dan lain-lain.

2.7. Kriteria Untuk Pembuatan Kertas Kerja Pemeriksaan yang Baik


1. Kertas kerja pemeriksaan harus mempunyai tujuan.
2. Harus dicegah menulis kembali kertas kerja pemeriksaan sebab
banyakkerugian, antara lain:a. Membuang waktub. Dapat salah menyalin
3. Dalam kertas kerja harus dijelaskan prosedur audit apa yang
dilakukandengan menggunakan audit tick mark.
4. Kertas kerja pemeriksaan harus di index/cross index.Ada beberapa cara
penggunaan index antara lain:
• Aplhabetis = A-Z
• Numerical = I – II dan seterusnya
• Gabungan = A1, A2, dan seterusnya.
5. Kertas kerja harus diparaf oleh orang yang membuat dan me-
reviewworking papers sehingga dapat diketahui siapa yang bertanggung
jawab.
6. Setiap pertanyaan yang timbul pada review notes harus dijawab,
tidakboleh ada “open question” (pertanyaan yang belum terjawab).
7. Pada kertas kerja pemeriksaan harus dicantumkan:
• Sifat dari perkiraan yang diperiksa.
• Prosedur pemeriksaan yang diperiksa.
• Kesimpulan mengenai kewajaran perkiraan yang diperiksa.
8. Hal-hal tambahan:
• Kertas kerja pemeriksaan harus rapih dan bersih.
• Kertas kerja pemeriksaan harus mudah dibaca (jelas).
• Bahasa yang digunakan (Indonesia atau Inggris) harus baik.

2.8. Bagaimana pemilikan dan penyimpanan kertas kerj Pemeriksaan


Kertas kerja pemeriksaan adalah milik akuntan publik. Hak auditor
sebagai pemilik kertas kerja pemeriksaan terikat pada batasan-batasan moral yang
dibuat untuk mencegah kebocoran data yang tidak semestinya mengenai
kerahasiaan data klien walaupun sebagian kertas kerja akuntan publik dapat
digunakan sebagai sumber referensi bagi kliennya, namun kertas kerja
pemeriksaan tersebut tidak dapat dianggap sebagai atau pengganti dari catatan
akuntansi klien tersebut. Bila ada pihak lain yang ingin meminjam atau mereview
kertas kerja pemeriksaan tentu baru bisa diberikan atas persetujuan tertulis dari
klien yang bersangkutan, berkaitan hal tersebut sebaiknya hanya bagian yang
diperlukan saja yang dipinjamkan atau diperlihatkan. Akuntan publik harus
mengambil langkah yang tepat dan profesional agar keamanan kertas kerja
pemeriksaan dan menyimpan kertas kerja tersebut sesuai dengan peraturan
pemerintahan yang berlaku (minimal lima tahun).

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kertas kerja didefinisikan sebagai catatan-catatan yang
diselenggarakanoleh auditor mengenai prosedur audit yang ditempuh,
pengujian yangdilakukan, informasi yang diperoleh, dan simpulan yang
dibuatnyasehubungan dengan pelaksanaan penugasan audit yang
dilakukannya.Kertas kerja audit berfungsi sebagai; jembatan/mata
rantaiyangmenghubungkan antara catatan auditi dengan laporan hasil audit,
dandapatpula dipergunakan auditor untuk mempertanggung
jawabkanprosedur/langkahaudit yang dilakukannya, mengkoordinir dan
mengorganisirsemua tahap auditmulai dari perencanaan sampai pelaporan,
dan sebagaidokumen yang dapatdigunakan oleh auditor berikutnya.Kertas
kerja yang baik harus lengkap, teliti, ringkas, jelas dan rapi,disimpan dan
dijaga kerahasiannya. Agar mudah diakses, lazimnya kertaskerja audit
dikelompokkan dalam berkas permanen (permanent file), berkasberjalan
(current file), berkas lampiran dan berkas khusus.

Anda mungkin juga menyukai