STANDAR PENGAUDITAN
KELOMPOK 2
AGUSTINUS BALLO(21100200
ELDARIDA XIMENES(2110020008)
KUPANG 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Standar Auditing” dengan tepat
waktu.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengauditan 1. Kami sangat berharap
agar makalah ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan mengenai Standar
audit bagi para pembaca.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Chekat selaku dosen pengampu
Mata Kuliah Pengauditan 1. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada pihak yang telah
mambantu dan berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
2.4 Keputusan Penting Tentang Bukti Audit .................................. 8
III. PENUTUPAN
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Bukti audit sangat besar pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor
dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan yang diauditnya. Oleh karena
itu auditor harus mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang cukup dan kompeten agar
kesimpulan yang diambilnya tidak menyesatkan bagi pihak pemakai dan juga untuk
menghindar dari tuntutan pihak-pihak yang berkepentingan di kemudian hari apabila
pendapat yang diberikan tidak pantas .
Tipe bukti audit berupa dokumentasi(bukti dokumenter) juga penting bagi auditor.
Namun,dokumentasi yang dibuat dan hanya digunakan dalam organisasi klien merupakan
bukti audit yang kualitasnya lebih rendah karena tidak ada pengecekan dari pihak luar
yang bebas. Bukti audit yang diperoleh selama pekerjaan lapangan harus didokumentasi-
kan dengan baik dalam kertas kerja audit, disertai dengan keterangan mengenai
klasifikasi bukti auditnya. Hal tersebut dimaksud agar auditor mudah dalam melakukan
analisis dan evaluasi lebih lanjut, sehingga proses pengembangan temuan audit dapat
dilakukan dengan baik berdasarkan unsur-unsurnya.
Kertas kerja (working paper) merupakan mata rantai yang menghubungkan catatan klien
dengan laporan audit. Oleh karena itu , kertas kerja merupakan alat penting dalam profesi
akuntansi publik. Dalam proses auditnya auditor harus mengkumpulkan atau membuat
tipe bukti . Untuk mendukung simpulan dan pendapatnya atas laporan keuangan auditan.
Untuk kepentingan pengumpulan dan pembuatan bukti itulah auditor membuat kertas
kerja.
1.3 TUJUAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka penulisan makalah ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana bukti audit dan kertas
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. KERTAS KERJA
1.1 Kertas Kerja
Berdasarkan SAS 41, working paper (AU 339,03), memguraikan kertas kerja
(working paper)sebagai catatan yang disimpan oleh auditor tentang prosedur
audit yang diterapkan ,pengujian yang dilaksanakan, informasi yng diperoleh,dan
kesimpulan tentang masalah yang dicapai dalam audit,kertas kerja memberikan
a. Dukunga utama bagi laporan audit
b. Cara untuk melakukan koordinasi dan supervisi audit
c. Bukti bahwa audit dilaksanakan sesuai dengan SAAS
Kertas kerja audit meliputi semua berkas yang dibuat mulai dari perencanaan
sampai dengan konsep laporan hasil audit, antara lain terdiri dari;
Program audit, hasil pemahaman terhadap pengendalian intern, analisis,
memorandum,surat konfirmasi,pernyataan dari klien,ikthisar dan salinan/copy dari
dokumen yang dikumpulkan , daftar atau komentar yang dibuat atau diperoleh
auditor,draf laporan hasil audit , dan sebagainya.Kertas kerja tidak hanya
berwujud kertas , tetapi dapat pula berupa pita magnetis,film, atau media yang
lain. Kertas kerja berupa salinan/copy dokumen auditi diberi cap “COPY SESUAI
ASLINYA, DIBERIKAN UNTUK AUDITOR”dan ditanda tangani/paraf oleh
petugas / counterpart yang ditugaskan manajemen.
Secara lebih rinci dokumen yang terdapat pada kertas kerja audit harus meliputi
aspek-aspek berikut;
a. Perencanaan
b. Pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan dan efektivitas system
pengendalian internal
c. Prosedur audit yang dilakukan , informasi yang diperoleh ,analisa yang dibuat
dan kesimpulan yang dicapai oleh auditor.
d. Review atas KKA
e. Pelaporan hasil audit
2
b. Berisi semua informasi utama, dengan pengertian semua informasi penting
harus dicantumkan dalam kertas kerja
c. Tidak memerlukan penjelasan tambahan.auditor harus mempertimbangkan
bahwa kertas kerja akan direviu hasil audit
d. Auditor harus memperhatikan ketelitian dalam penulisan dan perhitungan
sehingga bebas dari kesalahan
e. Kertas kerja harus dibatasi pada informasi pokok saja yang diperlukan dan
relevan dengan tujuan audit dan disajikan secara ringkas, tidak memuat data
yang tidak perlu.
f. Kertas kerja harus mampu meyajikan informasi yang jelas dan sitematis ,
penggunaan istilah yang menimbulkan arti ganda perlu dihindari
g. Kerapian dalam pembuatan dan keteraturan dalam menyusun kertas kerja
diperlukan untuk mempermudah ketua tim dan supervisor mereviu hasil
pekerjaan dan menyusun laporan hasil audit
Terdapat banyak jenis kertas kerja yang ada didalam suatu audit. Jenis-jenis
tersebut meliputi ;
Tidak adanya nomor akun untuk kas menunjukan bahwa item laporan
keuangan ini merupakan gabungan dari beberapa akun buku besar kas.
Dalan kasus seperti ini , kertas kerja awal dengan indeks A harus
memuat skdul kelompok yang menunjukan akun buku besar apa yang
telah digabungakan untuk item atau pos laporan keuangan ini.
3
temuan-temuan ,dan kesimpulam audit. Sebagai contoh, auditor dapat
menulis sebuah memoyang berisikan ikhtisar dari lingkup konfirmasi
,tanggapan konfirmasi , temuan-temuan dan kesimpulan audit berdasarkan
bukti-bukti yang diperoleh. Selain itu auditor juga dapat menyusun
memoranda audit untuk mendokumentasikan informasi penguat sebagai
berikut;
a. Salinan rapat dewan direksi
b. Representasi tertulis dari manajemendan para pakar yang berasal dari
luar organisasi.
c. Salinan kontrak-kontrak penting
Teknik-teknik dasar yang harus diperhatikan dalam menyusun kertas kerja yang
baik adalah sebagai berikut;
1. Judul (heading). Setiap kertas kerja harus memuat nama klien, judul deskriptif
yang dapat mengidentifikasi isi dari kertas kerja tersebut, seperti “
Rekonsilisasi Bank City Nasional Bank” serta tanggal neraca atau periode
yang menjadi ruang lingkup audit.
2. Nomor indeks (index number). Seriap kertas kerja diberi nomor indeks atau
nomor referensi untuktujuan identifikasi atau pengarsipan seperti A-1, B-1,
dan seterusnya.
3. Referensi silang (cross-referencing). Data dalam kertas kerja yang diambil dari
kertas kerja lainnya atau yang digunakan dalam kertas kerja lain harus diberi
referensi silang.
4. Tanda koreksi(tick marks). Tanda koreksi berupa simbol –simbo seperti tanda
pengecekan(v) yang digunakan dalam ketas kerja, menunjukan auditor telah
melaksanakan sejumlah prosedur pada item-item dimana tanda pengecekan
tersebut diberikan, atau dapat juga berarti bahwa informasi tambahan tentang
item tersebutdapat diperoleh pada bagainlain dalam kertas kerja tersebut.
5. Tanda tangan dan tanggal(signature and dates). Setelah menyelesaikan
masing-masing tugasnya, penyusun maupun pe-review kertas kerja tersebut
harus membutuhkan paraf dan tanggal pada kertas kerja tersebut. Hal ini perlu
untuk menetapkan tanggung jawab atas pekerjaan dan riview yang
dilaksanakan.
4
1.6 Me-review Kertas Kerja
suatu kantor CPA. Riview tingkat pertama dilakukan oleh supervisor dari penyusun,
seperti atasan atau manajernya. Review dilakukan apabila pekerjaan pada segmen
tertentu dalam suatu audit telah diselesaikan. Pihak yang melakukan review terutama
menekankan perhatian pada lingkup pekerjaan yang dilakukan, bukti dan temuan
yang diperoleh, serta kesimpulan yang telah diperoleh penyusunnya. Review lainnya
dilakukan atas kertas kerja apabila pekerjaan lapangan telah diselesaikan semuanya.
Pada umumnya kerja kerja diarsipkan menurut dua kategori sebagai berikut;file
permanen,dan file tahun berjalan. File permanen memuat data yang diharapkan tetap
bermanfaat bagi auditor dalam banyak perikatan dengan klien di masa mendatang.
Sebaliknya filetahun berjalan memuat informasi penguat yang berkenaan dengan
pelaksanaan pogram audit tahun berjalan saja.
3. Struktur organisasi
6. Salinan kontrak jangka panjang, seperti sewa guna usaha, rencana pensiun.
perjanjian pembagian laba dan bonus
5
1.8 Kepemilikan dan Penyimpanan Kertas kerja
Kertas kerja menjadi milik kantor akuntan, bukan milik klien atau pribadi
auditor. Namun hak kepemilikikan oleh kantor akuntan tersebut masih tunduk pada
pembatasan-pembatasan yang diatur dalam kode etik profesi auditor itu sendiri.
Peraturan 301, code of professional conduct dari AICPA menentukan bahwa seorang
CPA dilarang untuk mengungkapkan setiap informasi rahasia yang diperoleh selama
pelaksanaan penugasan profesional tanpa seizin klien. kecuali untuk kondisi tertentu
sebagaimana ditetapkan dalam peraturan.
Penyimpanan kertas kerja terletak pada tangan auditor, dimana ia bertanggung jawab
untuk menyimpannya dengan aman. Kertas kerja yang tergolong sebagai file
permanen akan disimpan untuk waktu yang tak terbatas. Sedangkan kertas kerja yang
tergolong sebagai file tahun berjalan akan disimpan selama file tersebut dibutuhkan
oleh auditor untuk melayani
klien atau diperlukan untuk memenuhi persyaratan hukum sebagai retensi catatan.
Ketentuan mengenai batasan waktu penyimpanan jarang yang melampui waktu enam
bulan.
2. Jika misalnya praktek kantor akuntan dijual kepada akuntan public lain jika kertas
kerjanya diserahkan kepada pembeli harus atas seijin klien
6
2. BUKTI AUDIT
2.1.Bukti Audit
Bukti audit adalah bukti yang dikumpulkan yang diuji oleh auditor untuk
menentukan apakah laporan keuangan disajikan sesuai dengan standar pelajaran
keuangan yang berlaku sesuai dengan SAK.
1.bukti pembukuan, seperti jurnal,buku pembantu dan buku besar,atau file transaksi.
2.bukti pendukung ,seperti bukti transaksi dan bukti bukti pendukung pembukuan
yang lain.
2.2.Kompetensi/ketetapan Bukti
1.Relevan bukti
2.sumber bukti
3. Kemutakhiran bukti
4.sirkulasi bukti
2.3.pendektan Auditor
1.Bukti audit Top Down, yaitu berfokus pada upaya auditor dalam
memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri, sasaran dan tujuan manajemen,
bagaimana manajemen menggunakan sumber dayanya untuk mencapai sasaran ,
keunggulan kompetitif organisasi dipasaran , proses bisnis inti,serta laba dan arus
khas yang dihasilkan.
2.Bukti Audit Bottom UP, yaitu berfokus pada pengujian secara langsung atas
transaksi,saldo akun,serta sistem mencatat transaksi tersebut yang pada akhirnya
menghasilkan saldo akun.
7
2.4.Keputusan penting Tentang Bukti Audit
1.sifat penguji audit Mengacu pada sifat dan efektivitas pengujian audit yang akan
dilaksanakan
2.saat penguji audit Mengacu pada kapan auditor akan menglakasankan pengujian
audit serta menarik kesimpulan audit.
3.luas pengujian audit Luas prosedur audit berkaitan dengan keputusan auditor
tentang beberapa banyak bukti audit yang harus diperoleh.
4.penetapan sifat audit Auditor harus ditugaskan pada tugas tugasnya yang telah
ditetapkan dan disupervisi sesuai dengan tingkat pengetahuan ,ketrampilan,dan
kemampuannya.
Tujuan audit spesifik lebih diarahkan untuk pengujian terhadap pos-pos yang
terdapat dalam laporan keuangan yang merupakan asersi manajemen. Ada 5 asersi yang
didigariskan manajemen dalam standar auditing antara lain;
a.kelengkapan atau pisa batas,semua transaksi dalam periode itu telah dicatat
8
b.kelengkapan,semua saldo yang tercantum dalam neraca meliputi semua
aktivitas,kewajiban,dan ekuitas sebagaimana mestinya.
1.Pemeriksaan fisik,
2.Konfirmasi
3.Prosedur Analitis
4.Dokumen
9
klien,misalnya rekening koran bank,faktur dari penjual,order pembelian dari
pelanggan dan lain-lain.
4.Tanya jawab
5.Observasi
Observasi adalah penggunaan indera penglihatan dan indera lain untuk menilai
sesuatu.
6.Pengerjaan Kembali
Pengerjaan kembali adalah mengulang apa yang telah dilakukan atas suatu
data atau informasi.
10
BAB III
PENUTUP
31. KESIMPULAN
Bukti audit adalah bukti yang dikumpulkan dan diuji oleh auditor untuk menentukan
apakah laporan keuangan disajikan sesuai dengan standar pelaporan keuangan yang berlaku
sesuai dengan SAK.
Bedasarkan SAS 41,working papers (AU 339,03), menguraikan kertas kerja sebagai catatan
yang di simpan oleh auditor tentang prosedur audit yang diterapkan, pengujian yang
dilaksanakan, informasi yang diperoleh, dan kesimpulan tentang masalah yang dicapai dalam
audit.
Kertas kerja audit meliputi semua berkas yang dibuat dari perencanaan sampai dengan
konsep laporan hasil audit,antara lain terdiri dari ; Program audit,hasil pemahaman terhadap
pengendalian, intern,analisi,surat konfirmasi ,pernyataan dari klien,ikthisar dan salinan/copy
dari dokumen yang dikumpulkan daftar atau komentar yang dibuat atau diperoleh auditor,
draf laporan hasil audit, dan sebagainya.Ketas kerja tidak hanya berwujud kertas, tetapi dapat
pula berupa film atau media lainnya.
Kertas kerja yang baik harus lengkap, teliti, ringkas,jelas dan rapi,disimpan dan dijaga
kerahasiaannya. Agar mudah diakses ,lazimnya kertas kerja audit dikelompokkan dalam
berkas permanen,berkas berjalan,berkas lampiran dan berkas khusus.
3.2 SARAN
Diharapkan para pembaca makalah ini dapat dengan mudah memahami tentang bukti
audit dan kertas kerja audit. Dari penjelasan diatas tentang bukti audit dan kertas kerja audit
tidak terlepas dari kesalahan penulisan dan rangkaian kalimat serta penyusunannya.Oleh
11
karena itu, penulis mengharap kepada para pembaca mahasiswa/i dan dosen pengampu mata
kuliah ini dapat memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/544595637/MAKALAH-STANDAR-AUDITING
13
14