Anda di halaman 1dari 17

STANDAR AUDITING

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Pengauditan
Dosen Pengampu : Zulaika Putri Rokhimah, SE., M.Si

Disusun Oleh Kelompok 1&2 :

AK-3E

Anggito Tamadani (3.41.19.4.03)


Anisa Luthfiana (3.41.19.4.04)
Arindita Febriani (3.41.19.4.05)
Diar Ayu A.F (3.41.19.4.08)
Fardiana Safitri (3.41.19.4.10)
Ferdita Elya Rezita (3.41.19.4.12)
Malinda Orisa Satifa (3.41.19.4.15)
Putriningsih (3.41.19.4.21)
Tsania Savana Birezar (3.41.19.4.28)
Yunetta Adista (3.41.19.4.30)

PROGRAM STUDI D3 - AKUNTANSI


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2021
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN..............................................................................................................1
I.I LATAR BELAKANG....................................................................................................1
I.II RUMUSAN MASALAH............................................................................................1
I.III TUJUAN......................................................................................................................1
II. ISI........................................................................................................................................2
1. KERTAS KERJA............................................................................................................2
1.1 Kertas Kerja.............................................................................................................2
1.2 Isi Kertas Kerja Audit..............................................................................................2
1.3 Persyaratan Kertas Kerja.........................................................................................3
1.4 Jenis Kertas Kerja....................................................................................................3
1.5 Menyusun kertas Kerja............................................................................................5
1.6 Me-review Kertas Kerja...........................................................................................5
1.7 Pengarsipan Kertas Kerja.........................................................................................6
1.8 Kepemilikan dan Penyimpanan Kertas kerja...........................................................6
2. BUKTI AUDIT...............................................................................................................8
2.1 Bukti Audit..............................................................................................................8
2.2 Kompetensi/Ketepatan Bukti...................................................................................8
2.3 Pendekatan Auditor..................................................................................................8
2.4 Keputusan Penting Tentang Bukti Audit.................................................................9
2.5 Tujuan Audit Spesifik dan Bukti Audit.................................................................10
2.6 Jenis-jenis Bukti Audit................................................................................................11
III. PENUTUPAN...............................................................................................................15
A. Kesimpulan...................................................................................................................15
B. Saran-saran....................................................................................................................15

i
I. PENDAHULUAN

I.I LATAR BELAKANG

Bukti audit sangat besar pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor
dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan yang diauditnya. Oleh karena itu
auditor harus mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang cukup dan kompeten agar
kesimpulan yang diambilnya tidak menyesatkan bagi pihak pemakai dan juga untuk
menghindar dari tuntutan pihak – pihak yang berkepentingan di kemudian hari
apabila pendapat yang diberikannya tidak pantas.

Tipe bukti audit berupa dokumentasi (bukti dokumenter) juga penting bagi auditor.
Namun, dokumentasi pendukung yang dibuat dan hanya digunakan dalam
organisasi klien merupakan bukti audit yang kualitasnya lebih rendah karena
tidak adanya pengecekan dari pihak luar yang bebas. Bukti audit yang diperoleh selama
pekerjaan lapangan harus didokumentasi- kan dengan baik dalam kertas kerja audit, disertai
dengan keterangan mengenai klasifikasi bukti auditnya. Hal tersebut dimaksudkan agar
auditor mudah dalam melakukan analsisis dan evaluasi lebih
lanjut, sehingga proses pengembangan temuan audit dapat dilakukan dengan baik
berdasarkan unsur- unsurnya.

Kertas kerja (working paper) merupakan mata rantai yang menghubungkan catatan klien
dengan laporan audit. Oleh karena itu, kertas kerja merupakan alat penting dalam profesi
akuntan publik. Dalam proses auditnya, auditor harus mengkumpulkan atau membuat
berbagai tipe bukti. Untuk mendukung simpulan dan pendapatnya atas laporan keuangan
auditan. Untuk kepentingan pengumpulan dan pembuata bukti itulah auditor membuat kertas
kerja.

I.II RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahannya,
yaitu :
1. Bagaimana Bukti Audit?
2. Bagaimana Kertas Kerja Audit?

I.III TUJUAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka penulisan makalah ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana Bukti Audit dan Kertas Kerja

1
II. ISI

1. KERTAS KERJA
1.1 Kertas Kerja
Berdasarkan SAS 41, working Papers (AU 339.03), menguraikan kertas
kerja (working papers) sebagai catatan yang di simpan oleh auditor tentang
prosedur audit yang diterapkan, pengujian ayng dilaksanakan, informasi yang
diperoleh, dan kesimpulan tentang masalah yang dicapai dalam audit. Kerta
kerja memberikan:
a. Dukungan utama bagi laporan audit
b. Cara untuk melakukan koordinasi dan supervisi audit
c. Bukti bahwa audit dilaksanakan sesuai dengan  GAAS

1.2 Isi Kertas Kerja Audit


Kertas kerja audit meliputi semua berkas yang dibuat mulai dari
perencanaan sampai dengan konsep laporan hasil audit, antara lain terdiri dari:
program audit, hasil pemahaman terhadap pengendalian intern, analisis,
memorandum, surat konfirmasi, pernyataan dari klien,ikhtisar dan
salinan/copy dari dokumen yang dikumpulkan, daftar atau komentar yang
dibuat atau diperoleh auditor, draft laporan hasil audit, dan sebagainya. Kertas
kerja tidak hanya berwujud kertas, tetapi dapat pula berupa pita magnetis,
film, atau media yang lain. Kertas kerja berupa salinan/copy dokumen auditi
diberi cap “COPY SESUAI ASLINYA, DIBERIKANUNTUK AUDITOR” dan
ditanda tangani/paraf oleh petugas/counterpart yang ditugaskan manajemen.
Secara lebih rinci dokumen yang terdapat pada kertas kerja audit harus
meliputi aspek-aspek berikut:
a. Perencanaan
b. Pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan dan efektivitas system
pengendalian internal
c. Prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh, analisa yang
dibuat dan kesimpulan yang dicapai oleh auditor
d. Review atas KKA
e. Pelaporan hasil audit
f. Monitoring tindak lajut terhadap hasil audia

2
1.3 Persyaratan Kertas Kerja
Audit Kertas kerja audit memperlihatkan kecakapan teknis dan keahlian
profesional dari auditor yang menyusunnya. Seorang auditor yang kompeten
dalam melaksanakan tugasnya akan menghasilkan kertas kerja yang
bermanfaat. Agar bermanfaat, kertas kerja harus lengkap,teliti, ringkas, jelas
dan rapi:
a. Kertas kerja yang lengkap”
b. Berisi semua informasi utama, dengan pengertian semua informasi
penting harus dicantumkan dalam kertas kerja
c. Tidak memerlukan penjelasan tambahan. Auditor harus mempertimbang-
kanbahwa kertas kerja akan direviu dan digunakan oleh seniornya untuk
penyusunan laporan dan reviu hasil audit
d. Auditor harus memperhatikan ketelitian dalam penulisan dan perhitungan
sehingga bebas dari kesalahan.
e. Kertas kerja harus dibatasi pada informasi pokok saja yang diperlukan
dan relevan dengan tujuan audit dan disajikan secara ringkas, tidak
memuat data yang tidak perlu.
f. Kertas kerja harus mampu menyajikan informasi yang jelas dan
sistematis, penggunaan istilah yang menimbulkan arti ganda perlu
dihindari.
g. Kerapian dalam pembuatan dan keteraturan dalam penyusunan kertas
kerja diperlukan untuk mempermudah ketua tim dan supervisor mereviu
hasil pekerjaan dan menyusun laporan hasil audit

1.4 Jenis Kertas Kerja


Terdapat banyak jenis kertas kerja yang ada di dalam suatu audit. Jenis-
jenis tersebut meliputi (1) kertas kerja neraca saldo, (2) skedul dan analisis,
(3) memoranda audit dandokumentasi informasi penguat, dan (4) ayat jurnal
penyesuaian dan reklasifikasi.
 Kertas Kerja Neraca Saldo
Pada contoh kertas kerja neraca saldo tersedia kolom-kolom untuk saldo
buku besar tahun berjalan (sebelum penyesuaian dan reklasifikasi audit),
penyesuaian, saldo setelah penyesuaian, reklasifikasi, dan saldo akhir
(telah diaudit). Dicantumkannya saldo akhir (yang telah diaudit) tahun
sebelumnya akan mempermudah pelaksanaan prosesanalitis tertentu. Kertas
kerja neraca saldo merupakan kertas kerja yang paling penting di dalam audit
karena:
1. Menjadi mata rantai penghubung antara akun buku besar klien dan item-item yang
dilaporkan dalam laporan keuangan

3
2. Memberikan dasar untuk pengendalian seluruh kertas kerja individual
3. Megindetifikasi kertas kerja spesifik yang memuat bukit audit bagi setiap
item laporan keuangan
Tidak adanya nomor akun untuk Kas menunjukkan bahwa item laporan
keuangan ini merupakan gabungan dari beberapa akun buku besar kas. Dalam
kasus seperti ini, kertas kerja awal dengan indeks A harus memuat skedul
kelompok yang menunjukkan akun buku besar apa yang telah digabungkan
untuk item atau pos laporan keuangan ini.
 Skedul dan Analisis
Istilah skedul kertas kerja (working paper schedule) dan analisis kertas
kerja (working paper analysis) digunakan secara bergantian untuk
menggambarkan setiap kertas kerja yang memuat bukti yang mendukung
item-item dalam kertas kerja neraca saldo. Dalam paragraf sebelumnya
telah disebutkan bahwa apabila beberapa akun buku besar digabung untuk
tujuan pelaporan, maka harus disusun sebuah skedul kelompok (group
schedule) atau sering juga disebut sebagai skedul utama (lead schedule)
Selain menunjukkan akun masing-masing buku besar yang adat dalam
kelompok tersebut, skedul utama juga mengindentifikasi skedul atau analisis
kertas kerja individu yang memuat bukti audit yang diperoleh untuk masing-
masing akun dalam kelompok tersebut.
Setiap skedul atau analisis sering kali menunjukkan komposisi saldo akun
pada tanggal neraca (atau pada tanggal lain menurut kepentingan audit)
seperti yang terdapat pada kertas kerja A-1 pada contoh kertas kerja kas
terintegrasi. Contoh lain berupa sebuah daftar saldo pelanggan yang terdiri
dari saldo akun pengendali piutang usaha serta sebuah daftar investasi yang
terdiri dari saldo akun sekuritas yang dapa diperdagangkan.
 Memoranda Audit dan Informasi Penguat
Memoranda audit (audit memoranda) merujuk pada data tertulis yang
disusun oleh auditor dalam bentuk naratif. Memoranda meliputi komentar-
komentar atas pelaksanaan prosedur-prosedur audit yang meliputi (1) lingkup
pekerjaan, (2) temuan-temuan, dan (3) kesimpulan audit. Sebagai contoh,
auditor dapat menulis sebuah memoyang berisikan ikhtisar dari lingkup
konfirmasi, tanggapan konfirmasi, temuan-temuan, dan kesimpulan audit
berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh. Selain itu, auditor juga dapat
menyusun memoranda audit untuk mendokumentasikan informasi
penguat sebagai berikut :
1. Salinan risalah rapat dewan direksi
2. Reprensentasi tertulis dari manajemen dan para pakar yang berasal dari
luar organisasi
3. Salinan kontrak-kontrak penting
 Ayat Jurnal Penyesuaian dan Ayat Jurnal  Reklasifikasi
4
Ayat jurnal penyesuaian (adjusting entries) merupakan koreksi atas
kesalah klien sebagai akibat pengabaian atau salah penerapan GAAP. Oleh
karena itu, pada akhirnya ayat jurnal penyesuaian secara sendiri-sendiri atau
bersama-sama akan dianggap material, dengan harapan akan dicatat oleh
klien sehingga saldo buku besardapat disesuaikan. Sebaliknya, ayat jurnal
reklasifikasi berkaitan dengan penyajian laporan keuangan yang benar
dengan saldo akun yang sesuai. Pada dasarnya ayat jurnal reklasifikasi
hampir sama dengan ayat jurnal penyesuaian, namun pengaruh material pada
ayat jurnal reklasifikasi masih  harus dibuat terlebih dahulu.
Ikhtisar ayat jurnal penyesuaian dan ayat jurnal reklasifikasi pada
awalnya dirancang sebagai “ayat jurnal yang diusulkan”, karena
pertimbangan akhir yang harus dibuat auditor atas ayat jurnal tersebut
mungkin tidak akan terjadi sampai audit tersebut berakhir. Pada akhirnya
susunan setiap ayat jurnal yang diusulkan tersebut harus dicatat dalam kertas
kerja. Namun, apabila klien menolak u tuk membuat ayat  jurnal  penyesuaia
akan melakukan modifikasi seperlunya atas laporan auditor.

1.5 Menyusun kertas Kerja


Teknik-teknik dasar yang harus diperhatikan untuk menyusun kertas kerja
yang baikadalah sebagai berikut ini:
1. Judul (heading). Setiap kertas kerja harus memuat nama klien, judul deskriptif yang
dapat mengidentifikasi isi dari kertas kerja tersebut, seperti “Rekonsilisasi Bank-City
Nasional Bank”, serta tanggal neraca atau periode yang menjadi ruang lingkup audit.
2. Nomor Indeks (index number). Setiap kertas kerja diberi nomor indeks atau nomor
referensi untuk tujuan identifikasi atau pengarsipan, seperti A-1, B-1, dan seterusnya.
3. Referensi silang (cross-referencing). Data dalam kertas kerja yang diambil dari kertas
kerja lainnya atau yang digunakan dalam kertas kerja lain harus diberi referensi
silang.
4. Tanda koreksi (tick marks). Tanda koreksi berupa simbol-simbol seperti tanda
pengecekan (v) yang digunakan dalam kertas kerja, menunjukkan dalam auditor telah
melaksanakan sejumlah prosedur pada item-item dimana tanda pengecekan tersebut
diberikan, atau dapat juga berarti bahwa informasi tambahan tentang item tersebut
dapat diperoleh pada bagian lain dalam kertas kerja tersebut.
5. Tanda tangan dan tanggal (signature and dates). Setelah menyelesaikan masing-
masing tugasnya, penyusun maupun pe-review kertas kerja tersebut harus
membubuhkan paraf dan tanggal pada kertas kerja tersebut. Hal ini diperlukan untuk
menetapkan tanggung jawab atas pekerjaan dan review yang dilaksanakan

1.6 Me-review Kertas Kerja


Terdapat beberapa tingkatan dalam melakukan review kertas kerja
dalam suatu kantor CPA. Review tingkat pertama dilakukan oleh supervisor
dari penyusun, seperti atasan atau manajernya. Review dilakukan apabila

5
pekerjaan pada segmen tertentu dalam suatu audit telah diselesaikan. Pihak
yang melakukan review terutama menekankan perhatian pada lingkup
pekerjaan yang dilakukan, bukti dan temuan yang diperoleh, serta  kesimpulan
yang tela dicapaioleh penyusun. Review lainnya dilakukan atas kertas kerja
apabila pekerjaan lapangan telah diselesaikan semuanya.

1.7 Pengarsipan Kertas Kerja


Pada umumnya kertas kerja diarsipkan menurut dua kategori sebagai
berikut; (1) file permanen dan (2) file tahun berjalan. File permanen
(permanent file) memuat data yang diharapkan tetap bermanfaat bagi auditor
dalam banyak perikatan dengan klien di masa mendatang. Sebaliknya, file
tahun berjalan (current file) memuat informasi penguat yang berkenaan
dengan pelaksanaan program audit tahun berjalan saja.
Pada umumnya item-item yang dijumpai dalam berkas permanen ialah:
1. Salinan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga klien
2. Bagan akun dan manual atau pedoman prosedur
3. Struktur organisasi
4. Tata letak pabrik, proses produksi, dan produk-produk utama
5. Ketentuan-ketentuan dalam  modal saham dan penerbitan  obligasi
6. Salinan kontrak jangka panjang, seperti sewa guna usaha, rencana
pensiun, perjanjian pembagian laba dan bonus
7. Skedul amortisasi kewajiban jangka panjang serta  penyusutan aktiva
pabrik
8. Ikhtisar prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan oleh klien

1.8 Kepemilikan dan Penyimpanan Kertas kerja


Kertas kerja menjadi milik kantor akuntan, bukan milik klien atau pribadi
auditor. Namun hak kepemilikikan oleh kantor akuntan tersebut masih tunduk
pada pembatasan-pembatasan yang diatur dalam kode etik profesi auditor itu
sendiri. Peraturan 301, code of professional  conduct dari AICPA menentukan
bahwa seorang CPA dilarang untuk mengungkapkan setiap informasi rahasia
yang diperoleh selama pelaksanaan penugasan profesional tanpa seizin klien,
kecuali untuk kondisi tertentu sebagaimana ditetapkan dalam peraturan.
Penyimpanan kertas kerja terletak pada tangan auditor, dimana ia
bertanggung jawab untuk menyimpannya dengan aman. Kertas kerja yang
tergolong sebagai file permanen akan disimpan untuk waktu yang tak
terbatas. Sedangkan kertas kerja yang tergolong sebagai file tahun berjalan
akan disimpan selama file  tersebut dibutuhkan oleh auditor untuk melayani

6
klien atau diperlukan untuk memenuhi persyaratan hukum sebagai retensi
catatan. Ketentuan mengenai batasan waktu penyimpanan jarang yang
melampui waktu enam bulan.
Hal-hal yang membuat auditor dapat memberikan informasi tentang klien
kepada pihaklain adalah
1. Jika klien tersebut menginginkannya,
2. Jika misalnya praktek kantor akuntan dijual kepada akuntan public lain
jika kertas kerjanya diserahkan kepada pembeli harus atas seijin  klien
3. Dalam perkara pengadilan (dalam perkara pidana).
4. Dalam program pengendalian mutu, profesi akuntan publik dapat
menetapkan keharusan untuk mengadakan peer review di antara sesama
akuntan publik. Untuk me-review kepatuhan auditor terhadap standar
auditing yang berlaku, dalam peer review informasi yang tercantum
dalam kertas kerja diungkapkan kepada pihak lain (kantor akuntan public
lain) tanpa memerlukan izin dari klien yang bersangkutan dengan kertas
kerja tersebut.

7
2. BUKTI AUDIT
2.1 Bukti Audit
Bukti audit adalah bukti yang dikumpulkan dan diuji oleh auditor untuk menentukan
apakah laporan keuangan disajikan sesuai dengan standar pelaporan keuangan yang
berlaku (sesuai dengan SAK/sesuai dengan framework pelaporan keuangan – financial
reporting framework). Bukti audit laporan keuangan terdiri dari:
1) Bukti pembukuan (accounting records), seperti jurnal, buku pembantu, dan buku
besar, atau file transaksi dan file induk (master file).
2) Bukti pendukung (corraborating information), seperti bukti transaksi dan bukti-bukti
pendukung pembukuan yang lain.

2.2 Kompetensi/Ketepatan Bukti


Kompetensi bukti dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti:
1. Relevansi bukti
2. Sumber bukti
3. Kemutakhiran bukti
4. Objektivitas bukti
5. Sirkulasi bukti

2.3 Pendekatan Auditor


Biasanya datang dari dua arah secara simultan. Salah satu tantangan dalam audit ini
adalah menyeimbangkan dua pendekatan yaitu:
1. Bukti Audit Top-Down, yaitu berfokus pada upaya auditor dalam memperoleh
pemahaman tentang bisnis dan industry, sasaran dan tujuan manajemen, bagaimana
manajemen menggunakan sumber dayanya untuk mencapai sasaran, keunggulan
kompetitif organisasi di pasaran, proses bisnis inti, serta laba dan arus kas yang
dihasilkan. Prosedur audit Top-Down memberikan bukti tentang risiko bisnis strategis
yang dihadapi klien, bagaimana klien menanggapi risiko tersebut , dan kelangsungan
hidup entitas.
2. Bukti Audit Bottom-UP, yaitu berfokus pada pengujian secara langsung atas
transaksi, saldo akun, serta sistem yang mencatat transaksi tersebut yang pada
akhirnya menghasilkan saldo akun. Bukti Bottom-UP meliputi beberapa bentuk
penarikan sampel transaksi, atau penarikan sampel terinci yang mendukung saldo
akun (misalnya, setiap item-item dalam persediaan atau piutang usaha) dan
mengevaluasi kewajaran penyajian dari setiap rincian yang terakumulasi dalam
laporan keuangan.

8
2.4 Keputusan Penting Tentang Bukti Audit
Ketika merencanakan Audit, auditor harus membuat empat keputusan penting
tentang lingkup dan pelaksanaan audit. Keputusan tersebut meliputi:

1) Sifat Pengujian Audit


Sifat pengujian audit mengacu pada sifat dan efektivitas pengujian audit yang
akan dilaksanakan. Pertama, prosedur audit tersebut harus dapat memberikan bukti
tentang kinerja kompetitif suatu entitas atau terkait dengan tujuan audit spesifik yang
ingin dicapai auditor. Akhirnya bukti tersebut harus relevan dengan asersi laporan
keuangan manajemen. Auditor juga harus mempertimbangkan biaya relatif serta
efektivitas prosedur dalam kaitannya dengan tujuan audit yang spesifik.
2) Saat Pengujian Audit
Saat mengacu pada kapan auditor akan melaksanakan pengujian audit serta
menarik kesimpulan audit. AU 313.02,Substantive Test Prior to Balance Sheet Date
(SAS 45) menyatakan bahwa pengujian audit pada tanggal interim dapat
memberikan pertimbangan awal tentang masalah-masalah signifikan yang dapat
mempengaruhi laporan keuangan pada akhir tahun buku (sebagai contoh, transaksi-
transaksi pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa).
3) Luas pengujian Audit
Luas prosedur Audit berkaitan dengan keputusan auditor tentang berapa banyak
bukti audit yang harus diperoleh. Bukti yang lebih banyak diperlukan untuk
mencapai suatu tingkat risiko deteksi yang rendah dibandingkan dengan tingkat
risiko yang tinggi. Sebagai contoh, seorang auditor dapat mengirim permintaan
konfirmasi sebanyak 50% dari akun yang ada dalam akun piutang usaha atau hanya
10% saja dari akun-akun yang ada.
4) Penetapan Staf Audit
Auditor harus ditugaskan pada tugas-tugas yang telah ditetapkan dan disupervisi
sesuai dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan kemampuannya. Sehingga
mereka dapat mengevaluasi bukti audit yang sedang diperiksa. (AU 316.27),
consideration of fraud in a financial statement Audit SAS no 82, menyatakan bahwa
auditor dapat menanggapi risiko salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan
dengan cara penugasan personel. Auditor membuat empat pilihan penting yang
berkaitan dengan bukti audit; 1) bukti apa yang akan diperoleh (sifat), 2) bilamana

9
akan memperoleh bukti (saat), 3) berapa banyak bukti yang akan diperoleh (luas), 4)
siapa yang akan ditugaskan untuk memperoleh bukti (penetapan staf audit).

2.5 Tujuan Audit Spesifik dan Bukti Audit


Tujuan audit spesifik lebih diarahkan untuk pengujian terhadap pos pos yang
terdapat dalam laporan keuangan yang merupakan asersi manajemen. Lima asersi
manajemen yang digariskan dalam standar auditing yang berlaku umum (GAAS) adalah
sebagai berikut:
1) Tujuan Audit untuk Keberadaan dan Keterjadian
Berkaitan dengan masalah keberadaan dan keterjadiaan biasanya auditor akan
memastikan hal-hal sebagai berikut:
- Validitas/pisah batas, semua transaksi tercatat benar-benar telah terjadi selama
periode akuntansi.
- Validitas, semua aktiva, kewajiban, ekuitas adalah valid dan telah dicatat
sebagaimana mestinya dalam neraca.

Pada saat auditor memeriksa siklus penjualan dan penagihan, ia harus mengikuti tiga
alur transaksi utama, yaitu: penjualan kredit, penagihan, dan penyesuaian penjualan.

2) Tujuan Audit Untuk Kelengkapan


Berkaitan dengan masalah kelengkapan, auditor biasanya akan memastikan hal-hal
sebagai berikut:
- Kelengkapan/pisah batas, semua transaksi yang terjadi dalam periode itu telah
dicatat.
- Kelengkapan, semua saldo yang tercantum dalam neraca meliputi semua aktiva,
kewajiban, dan ekuitas sebagaimana mestinya.

Dalam konteks siklus penjualan dan penagihan, biasanya auditor akan menekankan
perhatian tentang transaksi penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan serta
akumulasinya pada saldo piutang usaha.

3) Tujuan Audit Untuk Hak dan Kewajiban


Biasanya Auditor menguji kepemilikan , kesesuaian atas hak entitas terhadap aktiva,
serta hak kepemilikan yang jelas terhadap aktiva. Apabila ingin mempertimbangkan

10
kelangsungan usaha dan arus kas, auditor akan mengukur risiko kemungkinan klien
telah menggadaikan atau menjual piutang.

4) Tujuan Audit untuk Penilaian atau Alokasi


Berkaitan dengan masalah penilaian atau alokasi, biasanya auditor akan memastikan
hal-hal sebagai berikut:
- Penerapan GAAP, bahwa saldo telah dinilai sebagaimana mestinya untuk
mencerminkan penerapan GAAP dalam hal penilaian kotor dan alokasi jumlah
tertentu antarperiode (seperti penyusutan dan amortisasi)
- Pembukuan dan Pengikhtisaran, transaksi telah dibukukan dan diikhtisarkan
sebagaimana mestinya dalam jurnal dan buku besar.
- Nilai bersih yang dapat direalisasikan, saldo-saldo yang telah dinilai sebagimana
mestinya pada nilai bersih yang dapat direalisasikan.
5) Tujuan Audit Untuk Penyajian dan Pengungkapan
Berkaitan dengan masalah penyajian dan pengungkapan , biasanya Auditor akan
memastikan hal-hal sebagai berikut:
- Pengklasifikasian, Transaksi dan saldo telah diklasifikasikan sebagaimana mestinya
dalam laporan keuangan.
- Pengungkapan, Semua pengungkapan yang dipersyaratkan oleh GAAP telah
tercantum dalam laporan keuangan.

Berbagai keputusan auditor dalam pengumpulan bukti audit dapat dipilah kedalam
empat sub keputusan berikut ini:

a) Prosedur-prosedur audit apakah yang akan digunakan


b) Ukuran sampel sebesar apakah yang akan dipilih untuk prosedur tertentu
c) Item-item manakah yang akan dipilih dari populasi
d) Kapankah berbagai prosedur itu akan dilakukan

2.6 Jenis-jenis Bukti Audit


Menurut Fachrudin (2007 : 7), ada beberapa jenis bahan bukti yang dapat dipilih oleh
auditor dalam rangka mengevaluasi bukti audit, yaitu :

a. Pemeriksaan Fisik

11
Pemeriksaan fisik adalah suatu pemeriksaan langsung atas aset yang berwujud,
seperti : persediaan barang, uang kas, kertas berharga ; seperti saham, wesel tagih, aset
tetap berwujud ; seperti bangunan, mesin, kendaraan dan peralatan kantor. Pemeriksaan
fisik adalah untuk memeriksa kuantitas, deskripsi, kondisi dan kualitas dari aset yang
diperiksa.

b. Konfirmasi
Konfirmasi adalah jawaban atas permintaan auditor baik tertulis maupun lisan
mengenai keakuratan suatu informasi dari pihak ketiga yang independen (sebaiknya
tertulis). Proses konfirmasi adalah sebagai berikut :
1) Informasi dikirimkan ke pihak ketiga yang independen.
2) Pihak ketiga memeriksa akurasi informasi tersebut
3) Pihak ketiga langsung mengirimkan hasil pemeriksaannya kepada auditor.
Konfirmasi terdiri atas 2 tipe :
a) Konfirmasi positif. Pada konfirmasi ini, pihak ketiga diminta untuk menjawab baik
informasi yang diterimanya akurat maupun tidak akurat.
b) Konfirmasi negatif. Pada konfirmasi ini, pihak ketiga diminta untuk menjawab jika
informasi yang diterimanya tidak akurat.

c. Prosedur Analitis
Prosedur analitis menggunakan perbandingan - perbandingan dan hubungan -
hubungan untuk mengetahui apakah suatu angka atau data merupakan angka atau data
yang logis. Prosedur analitis pada garis besarnya dapat dilakukan dengan lima cara :
1) Membandingkan data keuangan yang ada di laporan keuangan tahun yang diaudit
dengan tahun sebelumnya.
2) Membandingkan data keuangan yang ada di laporan keuangan perusahaan yang
diaudit dengan data perusahaan yang sejenis untuk tahun/periode yang sama.
3) Membandingkan data keuangan yang ada di laporan keuangan dengan
anggarannya.
4) Membandingkan data yang di laporan keuangan dengan data atau informasi yang
diketahui auditor atau hasil perhitungan auditor.
5) Membandingkan data keuangan yang ada di laporan keuangan dengan data non –
keuangan yang ada kaitannya (relationship)

12
d. Dokumen
Menurut sumbernya, bukti dokumenter dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
1) Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar yang independen yang dikirimkan
langsung kepada auditor, misalnya konfirmasi yang merupakan penerimaan
jawaban tertulis dari pihak yang independen di luar klien yang berisi verifikasi
ketelitian yang diminta oleh auditor.
2) Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar yang independen yang disimpan
dalam arsip klien, misalnya rekening koran bank, faktur dari penjual, order
pembelian dari pelanggan, dan lain - lain. Untuk menentukan tingkat kepercayaan
terhadap jenis bukti dokumenter ini, auditor harus mempertimbangkan apakah
dokumen tersebut dapat dengan mudah diubah atau dibuat oleh karyawan dalam
organisasi klien.

e. Tanya Jawab (wawancara, interview, Inquiries)


Tanya jawab dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis. Tanya jawab dilakukan
kepada personil atau pihak perusahaan. Apa saja yang kurang jelas, boleh ditanyakan
kepada pihak perusahaan, misalnya mengenai metode pencatatan, proses produksi,
proses pembayaran gaji/upah dan sebagainya. Tetapi dalam tanya jawab ini harus hati –
hati, karena pihak perusahaan bukanlah pihak yang independen, sehingga kemungkinan
memperoleh jawaban yang bias tetap ada. Dalam tanya jawab sebaiknya dilakukan
dengan menggunakan alat komunikasi yang dimengerti oleh pihak yang ditanya,
sehingga informasi yang diperoleh lebih baik. Sebagian hasil tanya jawab ini mungkin
saja dapat diperkuat atau di cek kesesuaiannya dengan bukti lain seperti observasi atau
dokumen dapat dicek kesesuaiannya dengan tanya jawab.

f. Observasi
Observasi adalah penggunaan penglihatan dan indera lain untuk menilai atau
memeriksa kegiatan – kegiatan tertentu, misalnya jika di catatan kepegawaian ada 15
personil di bagian akuntansi, auditor dapat berkunjung ke bagian akuntansi untuk
melihat apakah ada 15 orang yang bekerja di bagian akuntansi. Jika kurang dari 15
orang, perlu ditanyakan apakah ada personil yang cuti atau sedang keluar kantor.
Demikian juga, jika di catatan tidak ada barang setengah jadi (work in proccess),
auditor dapat berkunjung ke pabrik untuk melihat bagaimana proses produksi di
perusahaan, untuk memastikan tidak adanya barang setengah jadi. Juga, misalnya

13
menurut catatan dan informasi di perusahaan mesin yang baru dibeli perusahaan,
kapasitasnya dapat menghasilkan 1.000 unit produk per jam. Untuk memeriksa hal
diatas, auditor dapat meminta untuk melakukan observasi beroperasinya mesin tersebut.

g. Pengerjaan Kembali
Pengerjaan kembali adalah mengulangi apa yang telah dilakukan atas suatu data
atau informasi. Misalnya suatu faktur penjualan, jumlah rupiah di faktur tersebut Rp. 5
juta. Auditor akan menghitung kembali dengan mengalikan kuantitas barang yang
dijual dengan harga per unit dari barang tersebut, kemudian menguranginya jika ada
diskon dan sebagainya, sehingga diperoleh angka Rp. 5 juta.

h. Bukti dari spesialis


Spesialis adalah seorang yang memiliki keahlian atau pengetahuan khusus dalam
bidang selain akuntansi dan auditing, misalnya pengacara, insinyur, geologist, ahli
teknik dan lain – lain. Pada umumnya spesialis yang digunakan auditor bukan orang
yang mempunyai hubungan dengan klien. Auditor harus membuat surat perjanjian kerja
dengan spesialis, tetapi tidak boleh menerima begitu saja hasil – hasil penemuan
spesialis tersebut.

14
III. PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Bukti audit adalah bukti yang dikumpulkan dan diuji oleh auditor untuk
menentukan apakah laporan keuangan disajikan sesuai dengan standar pelaporan
keuangan yang berlaku (sesuai dengan SAK/sesuai dengan framework pelaporan
keuangan – financial reporting framework).
Berdasarkan SAS 41, working Papers (AU 339.03), menguraikan kertas kerja
(working papers) sebagai catatan yang di simpan oleh auditor tentang prosedur audit
yang diterapkan, pengujian ayng dilaksanakan, informasi yang diperoleh, dan
kesimpulan tentang masalah yang dicapai dalam audit.
Kertas kerja audit meliputi semua berkas yang dibuat mulai dari perencanaan
sampai dengan konsep laporan hasil audit, antara lain terdiri dari: program audit, hasil
pemahaman terhadap pengendalian intern, analisis, memorandum, surat konfirmasi,
pernyataan dari klien,ikhtisar dan salinan/copy dari dokumen yang dikumpulkan,
daftar atau komentar yang dibuat atau diperoleh auditor, draft laporan hasil audit, dan
sebagainya. Kertas kerja tidak hanya berwujud kertas, tetapi dapat pula berupa pita
magnetis, film, atau media yang lain.
Jenis-jenis kertas kerja meliputi (1) kertas kerja neraca saldo, (2) skedul dan
analisis, (3) memoranda audit dandokumentasi informasi penguat, dan (4) ayat jurnal
penyesuaian dan reklasifikasi.
Kertas kerja yang baik harus lengkap, teliti, ringkas, jelas dan rapi, disimpan
dan dijaga kerahasiaanya. Agar mudah diakses, lazimnya kertas kerja audit
dikelompokkan dalam berkas permanen (permanent file), berkas berjalan (current
file), berkas lampiran dan berkas khusus.

B. Saran-saran

Diharapkan pada pembaca makalah ini dapat dengan mudah memahami


tentang Bukti Audit dan Kertas Kerja Audit. Dan diharapkan juga kepada pembuat
makalah selanjutnya agar lebih mengembangkan pembahasan tentang pengauditan
yang telah kami buat. Dari penjelasan di atas tentang bukti audit dan kertas kerja audit
tidak terlepas dari kesalahan penulisan dan rangkaian kalimat serta penyusunannya.
Oleh karena itu, penulis mengharap kepada para pembaca (mahasiswa/i) dan dosen
pembimbing mata kuliah ini dapat memberikan kritik dan saran yang sifatnya
membangun.

15

Anda mungkin juga menyukai