Anda di halaman 1dari 29

KONSEP DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL

Tugas Makalah Ini Dibuat Dalam Rangka Memenuhi Tugas Pada


Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi

Dosen Pengampu :

Aditya Riky Nugroho, S.E, M.AK

Disusun oleh :

Avista Kusuma Dewi 2016120961

Kamal Asyhari 2016122086

Nindia Agustin 2016120117

Ulfah Aditia Utami 2016121744

PROGRAM STUDI AKUNTASI S1


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2019
MOTTO

“Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit

kembali setiap kali kita jatuh."

(Confusius)

"Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua."

(Aristoteles)

“Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah”

(HR.Turmudzi)

“Allah mencintai pekerjaan yang apabila bekerja ia menyelesaikannya dengan

baik”.

( HR. Thabrani )

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia dengan sebaik-

baik ciptaan. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi

Muhammad SAW. Yang telah membimbing manusia kepada cahaya Illahi, dan

kepada keluarga, shahabat, dan orang-orang yang mengikuti ajarannya.

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Sistem Informasi

Akuntansi yang sekaligus pengamalan ilmu tentang pengarahan. Dan

Alhamdulillah berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia Allah SWT serta do’a dan

dorongan semua pihak, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dari itu kami

ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Tidak lupa kami sampaikan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Aditya Riky Nugroho, S.E, M.AK Selaku Dosen Sistem Informasi

Akuntansi atas pembinaan dan bimbingannya.

2. Semua rekan mahasiswa semester Enam ( VI ) yang saling mendukung dalam

segala yang direncanakan bersama.

Karya ini kami persembahkan khusus untuk Dosen kami, dan umumnya untuk

teman-teman semuanya. Semoga usaha yang amat sederhana ini dapat membawa

manfaat bagi semuanya dan menjadi amal jariyah kami dan keluarga di hari

kemudian. Kritik dan saran selalu kami nantikan, demi perbaikan di masa yang

akan datang. Karena manusia tidak ada yang sempurna, hanya Allah yang

memiliki kesempurnaan dan Maha segalanya.

2
DAFTAR ISI

LEMBAR MOTTO ............................................................................... 1

KATA PENGANTAR ........................................................................... 2

DAFTAR ISI .......................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 5

1.2 Perumusan Masalah .............................................................. 6

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................... 6

1.4 Manfaat Penulisan ................................................................ 7

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengendalian Internal ......................................... 8

2.2 Tujuan Pengendalian Internal .............................................. 9

2.3 Unsur Sistem Pengendalian Internal .................................... 10

2.4 Struktur Pengendalian Internal ............................................. 11

2.5 Komponen Pengendalian Internal ....................................... 12

2.5.1 Lingkungan Pengendalian .......................................... 12

2.5.2 Penilain Resiko ........................................................... 18

2.5.3 Aktivitas Pengendalian ............................................... 19

2.5.4 Informasi dan Komunikasi ......................................... 21

2.5.5 Pemantauan ................................................................ 23

2.6 Hubungan Sistem Pengendalian Internal dengan SIA ......... 24

3
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................... 26

3.2 Saran ............................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 28

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya setiap perusahaan dalam menjalankan fungsi-

fungsi yang terdapat di dalam perusahaan memerlukan pengawasan

dan pengendalian dalam melaksanakan semua kegiatan perusahaan

tersebut. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan kegiatan dari perusahaan

tersebut bisa mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan, dan bisa

terhindar dari kecurangan atau penyelewengan yang dilakukan pihak-

pihak tertentu.

Dengan adanya struktur pengendalian intern yang dapat menjaga

kekayaan perusahaan maupun kekayaan investor dan kreditur yang

ditanamkan dalam perusahaan. Suatu kegiatan perusahaan

menghasilkan informasi yang akan memberikan manfaat kepada para

pemakainya apabila kegiatan tersebut dilaksanakan sesuai dengan

prosedur yang ditentukan. Pengendalian internal akan menghasilkan

informasi yang berguna bagi para pemakainya apabila pengendalian

intern tersebut sudah efektif. Untuk menjaga aktiva, memastikan

akurasi, kejujuran dan efisiensi penanganan sumber-sumber daya dan

pencatatan transaksi-transaksinya setiap perusahaan harus mempunyai

sistem pengendalian intern. Pengendalian intern tidak menghilangkan

kekeliruan, kesalahan dan kecurangan-kecuranga yang terjadi pada

perusahaan, tapi pengendalian intern dimaksudkan untuk dapat

5
mengetahui kasalahan dengan cepat dan segera menanganinya,

menekan serendah mungkin masalah masalah tersebut.

1.2 Perumusan masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :

1) Apa pengertian pengendalian internal ?

2) Apa tujuan dari pengendalian internal ?

3) Apa saja yang termasuk unsur pengendalian internal ?

4) Apa saja yang termasuk struktur pengendalian internal ?

5) Apa saja yang termasuk komponen pengendalian internal ?

6) Bagaimana hubungan antara sistem pengendalian internal dengan

sistem informasi akuntansi?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu :

1) Menjelaskan mengenai pengertian pengendalian internal.

2) Menjelaskan mengenai tujuan pengendalian internal.

3) Menjelaskan mengenai unsur pengendalian internal.

4) Menjelaskan mengenai struktur pengendalian internal.

5) Menjelaskan mengenai komponen pengendalian internal.

6) Menjelaskan mengenai bagaimana hubungan antara

pengendalian internal dengan sistem informasi akuntansi.

6
1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang diperoleh dari penyusunan makalah ini

adalah :

1) Dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai

pengendalian internal mulai dari pengertiannya, tujuannya,

unsurnya, komponennya, strukturnya hingga hubungannya

antara pengendalian internal dengan sistem informasi

akuntansi.

2) Dapat menerapkan sistem pengendalian internal yang baik di dalam

kehidupan nyata khususnya di dalam dunia kerja.

7
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengendalian Internal

Struktur pengendalian internal meliputi berbagai kebijakan dan

prosedur yang ditetapkan guna memberikan arah yang jelas dan benar

untuk pencapaian tujuan organisasi dimasa depan.

Pengendalian internal merupakan suatu sistem yang meliputi

struktur organisasi beserta semua mekanisme dan ukuran-ukuran yang

dipatuhi bersama untuk menjaga seluruh harta kekayaan organisasi dari

berbagai arah.

Hartanto (1997) dalam buku Sistem Informasi Akuntansi

menjelaskan, pengendalian internal dengan membedakan kedalam arti

yang sempit dan arti yang luas. Dalam arti sempit, pengendalian internal

disamakan dengan internal check yang merupakan mekanisme

pemeriksaan ketelitian data administrasi. Sedangkan dalam arti luas,

pengendalian internal disamakan dengan management control yaitu suatu

sistem yang meliputi semua cara yang digunakan oleh pimpinan

perusahaan untuk mengawasi dan mengendalikan perusahaan.

Menurut Committee on Auditing Procedure American Institute of

Carified Public Accountant (AICPA) pengendalian internal adalah rencana

organisasi dan semua metode serta tindakan yang telah digunakan dalam

perusahaan untuk mengamankan aktivanya, mengecek kecermatan dan


8
keandalan data akuntansi, memajukan efisiensi operasi, dan mendorong

ketaatan pada kebijakan yang telah ditetapkan (James Hall, 2009).

Pemahaman yang baik terhadap pengendalian internal sangat

diperlukan baik oleh manajer, user sistem akuntansi, perancang system

akuntansi, maupun evaluator system akuntansi. Para manajer harus mampu

menilai sistem internal karena mereka bertanggung jawab atas

pengendalian internal pelaporan keuangan perusahaan. User sistem juga

harus memahami pengendalian internal perusahaan sehingga mereka dapat

menerapkannya secara tepat. Sebagai contoh, kebijakan manajemen

mensyaratkan bahwa rincian faktur harus diverifikasi dengan bukti

penerimaan barang dan order pembelian. Pengendalian tersebut menjadi

efektif hanya jika orang yang bertanggung jawab merekam faktur tersebut

memahami dan melakukan verifikasi.

Perancang sistem juga penting untuk memahami pengendalian

internal perusahaan karena mereka harus menilai risiko perusahaan tidak

dapat mencapai tujuan perusahaan serta menerapkan pengendalian internal

yang dapat menurunkan risiko tersebut.

2.2 Tujuan Pengendalian Internal

Berdasarkan definisi dari pengendalian internal diatas, dapat dilihat

bahwa sistem pengendalian internal bertujuan untuk :

1) Menjaga kekayaan organisasi

2) Melaksanakan pemeriksaan ketelitian dan keandalan data akuntansi

9
3) Memberikan dorongan efisiensi operasional

4) Memberikan dipatuhinya kebijaksanaan manajemen.

2.3 Unsur Sistem Pengendalian Internal

Agar suatu sistem pengendalian internal dapat berjalan secara

efektif seperti yang diharapkan, harus memiliki unsur pokok yang dapat

mendukung prosesnya.

Berikut unsur pokok sistem pengendalian internal :

1) Struktur organisasi

Suatu kerangka pemisahan tanggung jawab secara tegas

berdasarkan fungsi dan tingkatan unit yang dibentuk.

2) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan dalam organisasi

Struktur organisasi harus dilengkapi dengan uraian tugas yang

mengatur hak dan wewenang masing-masing tingkatan beserta seluruh

jajarannya. Uraian tugas harus didukung petunjuk prosedur berbentuk

peraturan pelaksanaan tugas disertai penjelasan mengenai pihak-pihak

yang berwenang mengesahkan kegiatan, kemudian berhubungan

dengan pencatatan harus disertai pula prosedur yang baku.

3) Pelaksanaan kerja secara sehat

Tata cara kerja secara sehat merupakan pelaksanaan yang dibuat

sedemikian sedemikian rupa sehingga mendukung tercapainya tujuan

pengendalian internal yang ditunjukkan dalam beberapa cara. Unsur

kehati-hatian penting dijaga agar tidak seorang pun menangani

transaksi di awal sampai akhir sendirian, harus rolling antar pegawai,

10
melaksanakan berbagai tugas yang telah diberikan, memeriksa

kekurangan dalam pelaksanaan, serta menghindari

kecurangan.

4) Pegawai berkualitas

Secara umum kualitas karyawan ditentukan tiga aspek, yaitu:

pendidikan, pengalaman dan ahklak. Tidak hanya kualitas, tetapi

kesesuaian tanggung jawab dan pembagian tugas perlu diperhatikan.

Pegawai yang berkualitas dapat ditentukan berdasarkan proses

rekruitmen yang dilakukan kepada mereka, apakah berbasis

profesional atau carity (kedekatan teman).

2.4 Struktur Pengendalian Internal

Struktur pengendalian internal meliputi berbagai kebijakan dan

prosedur yang ditetapkan guna memberikan arah yang jelas dan benar

untuk pencapaian tujuan organisasi di masa depan. Terdapat model

pengendalian internal yang memenuhi tiga fungsi penting

pengendalian yaitu model PDK (Preventif – Deteksi – Koreksi) :

1) Pengendalian preventif (pencegahan). Contoh sistem e-budgeting

di DKI untuk mencegah perubahan anggaran oleh pihak-pihak

yang tidak bertanggungjawab. Dimana yang dapat merubahnya

adalah hanya gubernur dan ketua DPRD.

2) Pengendalian deteksi; apabila pengendalian preventif lolos maka

diperlukan peralatan, teknik dan prosedur untuk mencegah

perluasan atau menghentikannya. Contoh: ternyata preventif ini

11
lolos juga (kasus munculnya anggaran UPS tahun 2016 di Disdik

DKI) dengan adanya APBD 2016 versi DPRD yang berbeda

dengan milik Pemda DKI.

3) Pengendalian koreksi; memperbaiki kesalahan-kesalahan akibat

pengendalian deteksi dapat terlewati. Contoh: menelusuri siapa-

siapa yang bermain merubah anggaran dan di instansi mana yang

merubah. Setelah diketahui maka dilakukan penggantian kepala

instansi atau bagian penyusun anggaran di instansi tersebut untuk

efek jera.

2.5 Komponen Pengendalian Internal

Komponen pengendalian internal ada lima komponen, yaitu :

1) Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

2) Penilaian Risiko (Risk Assessment)

3) Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

4) Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

5) Pemantauan (Monitoring)

2.5.1 Lingkungan Pengendalian (Control Enviroment)

Menetapkan suasana suatu organisasi yang mempengaruhi

kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya. Lingkungan

pengendalian merupakan fondasi dari semua komponen pengendalian

intern lainnya, yang menyediakan disiplin dan struktur.


12
Lingkungan pengendalian memiliki tujuh komponen, yaitu :

1) Integritas dan Nilai – Nilai Etik

Dalam rangka menekankan pentingnya integritas dan nilai etika

diantara semua personel dalam organisasi, CEO dan anggota

manajemen puncak lainnya harus :

o Menetapkan suasana melalui contoh mendemonstrasikan

integritas dan standar yang tinggi dari perilaku etis.

Contohnya: Direktur selalu member teladan dengan datang

tepat pada waktunya, berpakaian rapi, well trained and well

graduated.

o Mengkomunikasikan kepada semua karyawan, baik secara

verbal maupun melalui pernyataan kebijakan tertulis dan

kode etik berperilaku bahwa hal yang sama diharapkan dari

mereka, bahwa setiap karyawan memiliki tanggung jawab

untuk melaporkan pelanggaran yang diketahui atau yang

mungkin akan terjadi kepada tingkat yang lebih tinggi

dalam organisasi, dan bahwa pelanggaran akan dikenakan

denda.

o Memberikan bimbingan moral kepada karyawan yang

memiliki latar belakang moral yang kurang baik yang telah

mangakibatkan mereka tidak memperdulikan yang mana

yang baik dan mana yang buruk.

13
o Mengurangi atau menghilangkan insentif dan godaan yang

dapat mengarahkan individu untuk melakukan tindakan

yang tidak jujur, melawan hukum, atau tidak etis.

2) Komitemen Pada Kompetensi

Untuk mencapai tujuan entitas, personel pada setiap tingkatan

dalam organisasi harus memiliki pengetahuan dan keahlian yang

diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif.

Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan

manajemen mengenai pengetahuan dan keahlian yang diperlukan

untuk mengembangkan kompetensi tersebut.

3) Falsafah Manajemen (Filosofi) dan Gaya Pengoperasian

Filosofi merupakan apa yang seharusnya dikerjakan dan apa yang

seharusnya tidak dikerjakan oleh organisasi. Sedangkan gaya

operasi menentukan ide manajer tentang bagaimana operasi suatu

entitas harus dilaksanakan. Tindakan sikap dan pendekatan dalam

pengambilan keputusan oleh manajemen sangat mempengaruhi

mutu pngendalian internal. Banyak karakteristik yang mungkin

ditampilkan dalam bagian dari falsafah manajemen dan gaya

pengoperasian.

14
Karakteristik termasuk dalam manajemen :

o Pendekatan dalam mengambil dan memantau resiko bisnis.

o Mengandalkan pertemuan informal dengan manajer –

manajer kunci lawan sebuah sistem formal dari kebijakan

tertulis, indikator – indikator kinerja dan laporan – laporan

pengecualian.

o Sikap – sikap dan tindakan – tindakan dalam pelaporan

keuangan.

o Pemilihan yang konservatif atau agresif dari prinsip –

prinsip akuntansi yang tersedia.

o Kesadaran dan konservatif dalam pengembangan perkiraan

– perkiraan akuntansi.

o Pengembangan dan pengertian terhadap resiko – resiko

yang diasosiasikan dengan teknologi informasi.

o Sikap – sikap terhadap pemrosesan informasi dan fungsi –

fungsi akuntansi dan personel.

4) Struktur Organisasi

Struktur organisasi menyediakan kerangka kerja untuk

perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemantauan aktivitas

dari suatu perusahaan. Struktur organisasi berkontribusi terhadap

kemampuan suatu entitas untuk memenuhi tujuan dengan

15
menyediakan kerangka kerja menyeluruh atas perencanaan,

pelaksanaan, pengendalian, dan pemantauan aktifitas suatu entitas.

Pengembangan struktur organisasi untuk suatu organisasi

menyangkut perumusan kewenangan dan tanggung jawab serta alur

pelaporan yang dituangkan dalam bentuk bagan organisasi.

Pemahaman hubungan tersebut diperlukan untuk menilai

lingkungan pengendalian organisasi dan dampaknya terhadap

efektivitas kebijakan dan prosedur pengendalian.

5) Dewan Komisaris / Direksi dan Komite Audit yang Efektif

Dewan Komisaris dan Komite Audit secara signifikan

mempengaruhi kesadaran akan pengendalian suatu entitas. Panitia

audit merupakan sub panitia dari dewan direksi yang biasanya

terdiri dari direktur-direktur yang bukan merupakan bagian dari tim

manajemen. Dewan Komisaris dan panitia audit adalah orang-

orang yang tepercaya dan secara aktif mengawasi akuntansi entitas,

kebijakan dan prosedur pelaporan.

Faktor yang sangat berpengaruh pada keefektifan dari dewan

direksi dan komite audit, meliputi :

o Orang – orang yang independent dari manajemen, yang

berhubungan dewan direktur – direktur luar, berpengalaman

dan lebih tinggi dari para anggota, dan keterlibatan mereka

yang dalam dan meneliti dari aktivitas manajemen.

o Kepatuhan dari tindakan mereka.


16
o Tingkat dimana mereka meningkatkan dan melanjutkan

pertanyaan yang sulit dengan manajemen.

o Sifat dasar dan keterlibatan dari mereka yang interaksi

dengan internal dan eksternal auditor.

Dewan komite audit terdiri dari direktur – direktur luar yang dapat

memberi sumbangan penting untuk perusahaan dalam tujuan

pelaporan keuangan dengan mengurangi kesalahan pelaporan

keuangan dan meningkatkan independensi auditor eksternal.

6) Pelimpahan Wewenang dan Tanggung Jawab

Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab merupakan

perpanjangan dari pengembangan suatu struktur organisasi.

Wewenang dan tanggung jawab mencakup penjelasan mengenai

bagaimana dan kepada siapa wewenang dan tanggung jawab untuk

semua aktivitas entitas dibebankan, dan harus saling

mempengaruhi satu sama lain dalam memberikan kontribusi

terhadap pencapaian tujuan entitas dan setiap individu bertanggung

jawab atas hal apa. Dengan pembagian wewenang yang jelas,

organisasi akan dapat mengalokasikan berbagai sumber daya yang

dimilikinya untuk mencapai tujuan organisasi.

7) Kebijakan dan Prosedur Kepegawaian

Agar pengendalian internal efektif adalah penting bahwa kebijakan

dan prosedur sumber daya manusia yang diterapkan akan

menjamin bahwa personel entitas memiliki tingkat integritas, nilai


17
etika, dan kompetensi yang diharapkan. Praktik tersebut mencakup

kebijakan perekrutan karyawan dan proses penyeleksian yang

dikembangkan dengan baik; orientasi personel baru terhadap

budaya dan gaya operasi entitas; kebijakan pelatihan yang

mengkomunikasikan peran prospektif dan tanggung jawab;

tindakan pendisiplinan untuk pelanggaran terhadap perilaku yang

diharapkan; pengevaluasian; konseling; dan mempromosikan orang

berdasarkan kinerja periodic; serta program kompensasi yang

memotivasi dan memberikan penghargaan atas kinerja yang tinggi

sambil menghindari disinsentif terhadap perilaku etis. Efektif

tidaknya pengendalian intern tergantung pada kebijakan dan

praktik tentang sumber daya manusia yang dianut. Hal ini akan

menentukan apakah setiap karyawan memiliki integritas, nilai-nilai

etika, dan kompetensi yang diharapkan.

2.5.2 Penilaian Resiko (Risk Assessment)

Penilaian resiko adalah identitas, analisis dan manajemen risiko

entitas yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan

secara wajar sesuai prinsip – prinsip akuntansi yang berlaku umum. Proses

penilaian resiko entitas harus memperhatikan keadaan serta kejadian

internal dan eksternal yang dapat sangat mempengaruhi kemampuannya

dalam mencatat, memproses, dan melaporkan data keuangan yang

konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Penialian

risiko oleh manajemen juga harus mempertimbangkan risiko yang muncul

akibat beberapa kondisi, terdiri dari identifikasi risiko dan analisis risiko.

18
Identifikasi risiko meliputi pengujian terhadap faktor-faktor eksternal

seperti perkembangan teknologi, persaingan, dan perubahan ekonomi.

Faktor internal diantaranya kompetensi karyawan, sifat dari aktivitas

bisnis, dan karaketrisitik pengelolaan sistem informasi. Sedangkan Anlisis

Risiko meliputi mengestimasi signifikan risiko, menilai kemungkinan

terjadinya risiko dan bagaimana mengelola risiko.

2.5.3 Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang

dikembangkan oleh manajemen untuk mengantisipasi risiko yang dapat

menghalangi entitas mencapai tujuannya. Aktivitas pengendalian memiliki

berbagai tujuan dan diaplikasikan pada berbagai tingkat organisasionalnya

atau fungsional dalam sebuah entitas. Meskipun aktivitas pengendalian

dapat dilaksanakan baik secara manual amupun dengan komputer, namun

saat ini penggunaan komputer telah semakin meluas, dimana pengendalian

yang terkomputerasisasi lebih sering digunakan untuk beberapa tujuan.

Aktifitas pengendalian memiliki lima komponen, yaitu :

1) Pemisahan Tugas yang Memadai

Pemisahan tugas melibatkan suatu pemastian bahwa individu tidak

melaksanakan tugas yang seimbang. Tugas di anggap tidak

seimbang dari sudut pandang pengendalian ketika memungkinkan

bagi seorang individu untuk melakukan kecurangan dan kemudian

menutupinya dalam melaksanakan tugas normalnya.

19
2) Otorisasi yang Pantas Atas Transaksi dan Aktivitas

Setiap transaksi harus disahkan dengan benar jika kendali

diharapkan untuk memuaskan. Otorisasi umum berarti bahwa

manajemen menetapkan kebijakan untuk diikuti oleh organisasi.

Otorisasi khusus berlaku bagi transaksi individual. Manajemen

sering enggan menetapkan suatu kebijakan umum tentang otorisasi

untuk beberapa transaksi.

3) Dokumen dan Catatan yang Memadai

Dokumen dan catatan adalah objek fisik dimana transaksi

dimasukkan dan diringkaskan. Prinsip relevan untuk merancang

dan dalam penggunaan dokumen dan catatan yang sesuai, yaitu

dokumen dan catatan haruslah :

o Bernomor urut. Dengan bernomor urut akan dapat

memudahkan untuk menelusuri dan mencari dokumen yang

hilang ataupun dokumen sebagai bukti terjadinya

kecurangan, ataupun untuk memenuhi kelengkapan audit

terkait dengan transaksi.

o Disiapkan pada waktu transaksi berlangsung, atau segera

sesudah itu. Bila disiapkan pada waktu yang realtif lebih

panjang, catatan menjadi kurang bisa diandalkan dan

kesempatan salah saji semakin meningkat.

20
o Dirancang dengan persiapan yang benar dan dapat

digunakan untuk berbagai penggunaan ketika mungkin.

4) Pengendalian Atas Aktiva dan Catatan

Pengendalian fisik adalah aktivitas pengendalian yang fokus pada

pembatasan jenis akses ke aktiva dan catatan yaitu akses fisik

langsung dan akses tidak langsung melalui persiapan dan

pemrosesan dokumen.

5) Pengecekan Independen dan Pelaksanaan

Review kinerja meliputi review dan analisis manajemen terhadap :

o Laporan yang mengikhtisarkan secara terinci dari saldo

akun, seperti akun neraca saldo, laporan pengeluaran kas

berdasarkan pelanggan, atau laporan aktivitas penjualan dan

laba kotor oleh konsumen atau daerah, tenaga penjualan,

atau lini produk.

o Kinerja aktual dibandingkan dengan anggaran, peramalan,

atau jumlah periode sebelumnya.

o Hubungan dari rangkaian data yang berbeda seperti data

operasi non keuangan dan data keuangan.

2.5.4 Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

Informasi dan komunikasi merupakan pengidentifikasian,

penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan kerangka

21
waktu yang membuat orang mampu melaksanakan tanggung jawab

mereka”. Fokus utama kebijakan dan prosedur pengendalian yang

berkaitan dengan sistem informasi akuntansi adalah transaksi dilaksanakan

dengan cara mencegah salah saji dalam asersi laporan keuangan dan

tindakan kecurangan yang mungkin dilakukan oleh sumber daya manusia.

Oleh karena itu, sistem informasi yang efektif dapat memberikan

keyakinan yang memadai bahwa transaksi yang dicatat atau terjadi adalah:

o Sah

o Telah diotorisasi

o Telah dicatat

o Telah dinilai dengan wajar

o Telah dicatat dalam periode seharusnya

o Telah dimasukkan kedalam buku pembantu dan telah diringkas dengan

benar

Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada semua personel

yang terlibat dalam pelaporan keuangan tentang bagaimana mereka

berkaitan dengan pekerjaan orang lain, baik yang berada di dalam maupun

di luar organisasi. Komunikasi ini mencakup sistem pelaporan

penyampaian pihak yang lebih tinggi dalam entitas. Pedoman kebijakan,

pedoman akuntansi dan pelaporan keuangan, dan juga daftar akun yang

22
juga merupakan bagian dari komponen informasi dan komunikasi dalam

pengendalian internal.

Komponen ini terdiri dari sistem informasi yang digunakan untuk

menghasilkan informasi keuangan dan bagaimana mengkomunikasikan

informasi tersebut. Komunikasi melibatkan penyediaan informasi yang

dihasilkan oleh sistem informasi pelaporan keuangan kepada pihak – pihak

terkait dari suatu entitas secara tepat waktu. Komunikasi juga mencakup

tujuan yang lebih luas dalam hal pemahaman yang jelas tentang peranan

individu dan tanggungjawab yang berkaitan dengan pengendalian internal

atas pelaporan keuangan. Komunikasi mencakup perluasan pemahaman

personel tentang bagaimana aktivitas mereka dalam sistem informasi

pelaporan keuangan berhubungan dengan pekerjaan lainnya, dan arti

pengecualian pelaporan pada tingkat yang lebih tinggi dalam entitas.

2.5.5 Pemantauan (Monitoring)

Pemantauan merupakan suatu proses yang menilai kualitas kinerja

pengendalian intern pada suatu waktu”. Pemantauan dapat dilakukan

melalui aktivitas terus – menerus atau evaluasi terpisah. Prosedur

pemantauan yang terus – menerus dilakukan terhadap aktivitas rutin yang

normal terjadi dalam sebuah entitas serta mencakup aktivitas manajemen

dan pengawasan yang biasa. Sebagai contoh, dalam beberapa entitas,

auditor internal secara teratur menyediakan informasi tentang berfungsi

tidaknya sistem pengendalian internal, dnegan berfokus pada evaluasi

desain dan operasi pengendalian internal. Evaluasi terpisah adalah

23
penilaian periodik atas semua atau sebagian pengendalian internal.

Evaluasi tersebut dapat dilakukan oleh personel internal atau oleh pihak

luar, seperti kantor akuntan publik.

2.6 Hubungan Sistem Pengendalian Internal dengan SIA

Sistem informasi akuntansi ini dirancang sedemikian rupa oleh

suatu perusahaan sehingga dapat memenuhi fungsinya yaitu menghasilkan

informasi akuntansi yang tepat waktu, relevan dan dapat dipercaya. Dalam

suatu sistem informasi akuntansi terkandung unsur-unsur pengendalian,

maka baik buruknya sistem informasi akuntansi sangat mempengaruhi

fungsi manajemen dalam melakukan pengendalian internal, karena

informasi yang dihasilkannya akan dijadikan salah satu dasar dalam

pengambilan keputusan yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan.

Mengingat begitu pentingnya penerapan sistem informasi akuntansi dalam

suatu perusahaan, maka tidak dapat dibayangkan bagaimana jadinya kalau

suatu perusahaan tidak memiliki sistem informasi akuntansi yang

memadai.

Perusahaan tersebut mungkin tidak dapat memproses transaksinya

secara jelas, terinci dan terstruktur. Kemudian perusahaan tersebut

mungkin tidak akan memperoleh informasi yang relevan dan dapat

dipercaya yang diperlukannya untuk dijadikan dasar dalam mengambil

keputusan yang menyangkut aktivitas dan kelangsungan hidup perusahaan.

Selanjutnya karena sistem informasi akuntansi didalamnya mengandung

unsur-unsur pengendalian, maka perusahaan mungkin tidak dapat

24
menjalankan pengendalian-pengendalian yang diterapkannya dengan baik.

Karena pengendalian tidak dijalankan dengan baik, tidak menutup

kemungkinan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dan kecurangan-

kecurangan yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja. Jika

penyimpangan dan kecurangan sudah terjadi otomatis aktiva yang dimiliki

perusahaan terancam keselamatannya dan aktivitas yang dilakukan

menjadi tidak efektif dan efisien

25
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengendalian internal merupakan suatu sistem yang meliputi

struktur organisasi beserta semua mekanisme dan ukuran-ukuran yang

dipatuhi bersama untuk menjaga seluruh harta kekayaan organisasi dari

berbagai arah.

Tujuan sistem pengendalian internal yaitu :

1) Menjaga Kekayaan Organisasi

2) Melaksanakan Pemeriksaan Ketelitian dan Keandalan Data

Akuntansi

3) Memberikan Dorongan Efisiensi Operasional

4) Memberikan Dipatuhinya Kebijaksanaan Manajemen.

Unsur pokok sistem pengendalian internal yaitu :

1) Struktur Organisasi

2) Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan Dalam

Organisasi

3) Pelaksanaan Kerja Secara Sehat

4) Pegawai Berkualitas

26
Struktur pengendalian internal yaitu :

1) Pengendalian Preventif

2) Pengendalian Deteksi

3) Pengendalian Koreksi

Komponen Pengendalian Internal yaitu :

1) Lingkungan Pengendalian

2) Penilaian Resiko

3) Aktivitas Pengendalian

4) Informasi dan Komunikasi

5) Pemantauan

Sistem informasi akuntansi ini dirancang sedemikian rupa oleh

suatu perusahaan sehingga dapat memenuhi fungsinya yaitu menghasilkan

informasi akuntansi yang tepat waktu, relevan dan dapat dipercaya. Dalam

suatu sistem informasi akuntansi terkandung unsur-unsur pengendalian,

maka baik buruknya sistem informasi akuntansi sangat mempengaruhi

fungsi manajemen dalam melakukan pengendalian internal, karena

informasi yang dihasilkannya akan dijadikan salah satu dasar dalam

pengambilan keputusan yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan.

3.2 Saran

Dalam dunia kerja disarankan untuk seluruh sumber daya manusia

yang ada pada perusahaan atau organisasi dapat berkomunikasi dengan

baik, saling berkordinasi antara satu dengan yang lain, terutama dalam hal

sistem pengendalian internal. Hal ini dilakukan agar terwujudnya suatu

visi dan juga misi dari perusahaan atau organisasi tersebut dimasa depan.

27
Daftar Pustaka

http://spimakalah1.blogspot.com/

https://nilaernila.blogspot.com/2018/04/v-behaviorurldefaultvmlo_4.html

https://www.e-akuntansi.com/2018/03/komponen-komponen-struktur-

pengendalian.html

Modul Sistem Informasi Akuntansi Pertemuan 7 “Konsep dan Struktur

Pengendalian Internal”

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/11/pengertian-sistem-pengendalian-

intern-tujuan-unsur.html

https://www.akuntansilengkap.com/akuntansi/tujuan-unsur-dan-pengertian-

sistem-pengendalian-intern/

28

Anda mungkin juga menyukai