b. Efisiensi ekonomi,
Mekanisme harga snagat penting dalam mengalokasikan sumber dana yang dimiliki
pemerintah, hal ini bertujuan untuk keseimbangan ekonomi. Ketika suatu barang atau jasa
mengandung sifat eksternalits positif atau barang public pemerintah sebaiknya
menetapkan harga di bawah normal. Maka dari itu mekanisme pembebanan tariff
pelayanan menjadi cara untuk menciptakan keadilan dalam distribusi pelayanan public.
Nantinya hal tersebut akan mendorong efisiensi ekonomi.
c. Prinsip keuntungan.
Dengan prinsip keuntungan dan melihat prinsip bahwa siapa yang mneikmati
pelayanan maka mereka yang dibebankan tariff, maka pembebanan tariff pelayanan
secara langsung dianggap wajar. Namun dengan hal ini pemerintah juga tidak boleh
mencari keuntungan yang berlebih, sebaiknya pemerintah menerapkan harga di bawah
full cost, subsidi, atau diberikan secara gratis.
Pada dasarnya biaya pelayanan dengan fee berbeda, fee merupakan biaya yang
dikenakan ketika ada perizinan yang diberikan oleh pemerintah (biaya relatif kecil). Fee
atau biaya perizinan ini didasarkan pada : katagori yang diajukan, da nada tidaknya
keuntungan financial yang diperoleh pemeganng izin.
Argument teradap pembebanan tariff pelayanan
Pembebanan traif pelayanan secara langsung memiliki dasar diantaranya :
a. Pembebanan dilihat dari siapa yang menikmati manfaatnya,
b. Melihat sumber daya yang digunakan,
c. Melihat tingkatan konsumsi pada barang tersebut bagi setiap masyarakat,
d. Melihat penggunaan dalam memenuhi kebutuhan apakah bertujuan komersial atau tidak,
e. Melihat skala dan arah dalam standar pelayanan.
Dalam praktik yang terjadi sering kali ad apertentangan dalam pembebanan tariff langsung,
diantaranya :
a. Kesulitan administrasi dalam penentuan biaya, pennetuan tariff pelayanan melibatkan
pencatatan dan perhitungan tariff yang mensyaratkan keandalan di dalamnya.
b. Masyarakat miskin tidak mampu membayar, hal ini mendasar pada kesenjangan ekonomi
menjadi permasalahan. Maka dri itu pembebanna tariff dilihat dari pilihan kebutuhan
sehingga pemerintah dapat menentukan pemberlakukan pada setiap pelayanannya.
c. Adanya eksternalitas, merit good, dan bersyaratan legal, adanya persepsi untuk setiap
pelayanan yang disediakan oleh pemerintah.
Prinsip dan praktik pembebanan
Pembebanan tarif pelayanan yang semakin dekat dengan barang atau jasa privat maka
akan semakin wajar untuk dikenai tariff langsung. Namun priktiknya masih banyak kesa;ahan
dalam penetapan tariff pelayanan public, hal ini menyebabkan distorsi harga dan alokasi
sumber daya yang keliru, sehingga mengurangi pilihan konsumen yang berujung
menyebabkan deficit anggaran. Praktik di lapangan pelayanan dengan nominal tariff yang
rendah maka berkaitan dengan intensif yang rendah pula. Hal ini mengakibatkan tidak jarang
ditemui pelayanan dengan kualitas yang rendah di masyarakat.
Kegunaan pembeanan dalam praktik
Pembebanan tariff pelayanan tergantung darimana sumber pelayanan tersbeut apakah
dari pemerintah langsung, disediakan perusahaan perusahaan milik negara, dan antara
pemerintah pusat dna daerah. Untuk itu sumber pendanaan pelayanan umumnya diperoleh
dari : pajak, pembebanan langsung kepada masyarakat, labab BUMN/BUMD, penjualan aset
negara, dan utang. Data dalam pembiayaan umumnya sulit dibanding kan karena hanya
terlihat defisit atau surplus ada rekening pemerintah.
Penetapan harga pelayanan: berapa harga yang harus dibebankan
Pemerintah semestinya menentukan berapa harga pelayanan yang akan dibebankan
kepada masyarakat. Dengan beban dihitung dengan total biaya untuk menyediakan pelayanan
(full cost recovery). Namun sering kali ditemui kesulitan dalam penentuan harga yang harus
dibebankan, diantaranya :
a. Kesulitan dalam menentukan berapa biaya total untuk penyediaan pelayanan,
b. Kesulitan dalam menentukan jumlah pelayanan yang dikonsumsi masyarakat,
c. Kesulitan dalam memperhitungkan dan menentukan kemampuan bayar masyarakat,
d. Kesulitan dalam menentukan biaya apa saja yang diperhitungkan.
Anjuran yang diberikan oleh ahli ekonomi untuk penetapan menggunakan marginal cost
pricing, dimana tariff yag dipungut seharusnya dama dengan biaya untuk melayani konsumen
tambahan (cost of serving the marginal consumer). Menggunakan metode marginal cost
pricing maka harus memperhitungkan : Biaya operasi variable, Biaya semi variable overhead
cost, Biaya penggantian aset modal, dan Biaya penambahan aset modal.
Permasalahan marginal cost pricing.
Menggunakan marginal cost pricing juga akan menghadapi permasalahan pada
praktiknya, dimana akan menemui : kesulitan perhitungan secara tepat untuk marginak cost
pada jasa tertentu, memperhitungkan dasar yang digunakan antara marginal cost jngka
pendek atau panjang, marginal cost yang bukan merupakan full cost recovery, kewajaran
yang berlaku dari siapa yang menerima manfaat dan kapasitas pembebanan, eksternalisasi
konsumsi yang dilakukan masyarakat, dan pertimbangan ekuitas masyaraka dalam
pembebanan tariff.
Komplesitas strategi harga
a. Two-part tariffs, fixed charge yang menutupi biaya infrastruktur dan variable charge
yang didasarkan dengan besaran konsumsinya;
b. Peak-load tariffs, pelayanan public dipungut berdasarkan tariff tertingg dengan melihat
higher marginal cost;
c. Diskriminasi harga, pemberlakukan penetapan harga dengan pertimbangan keadilan,
dimana bisa dilakukan subsidi silang antara kelompok berpendapatan rendan dan kelopok
berpendapatan tinggi;
d. Full recovery, didasari dengan pembiayaan penuh dan pertimbangan keadilan serta
kemampuan public untuk membayar;
e. Harga di atas marginal cost.
Taksiran biaya
Dalam menentukan harga tentunya mendasar pada penaksiran yang akurat, hal
tersebut dilakukan dengan melibatkan pertimbangan : Opportunity cost, Opportunity coft of
capital, Accounting price, Pooling, dan Cadangan inflasi. Untuk itu unit kerja sebaiknya
memiliki data yang tepat dalam mengestimasikan harga dalam marginal cost. Namun
marginal cost bukan satu-satunya metode yang dpat digunakan dalam penentuan harga untuk
pelayanan public. Pada dasarnya penentuan harga dalam elayanan public harus bermanfaat da
nada kebijakan yang jelas untuk harga pelayanan yang mampu menunjukkan secara akurat
dan mampu di identifikasi skala subsidi public.