Anda di halaman 1dari 13

PENETAPAN HARGA BARANG DAN JASA INDONESIA

Matkul : AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Dosen : WA ODE SUWARNI, SE., M.Sc

Disusun Oleh:

PUNE PADU TEGAR 19320013

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, Atas Berkat dan
karunianya makalah yang berjudul “ Penetapan Harga Barang dan Jasa Publik
Indonesia “ ini dapat ditulis dengan baik.
Adapun maksud dan tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada akuntansi sektor publik , selain itu makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tetang topik sebuah perakuntansian didalam sektor publik baik
sipenulis dan sipembaca.
Kami mengucapkan terimakasih pada semua pihak khususnya dosen matakuliah
akuntansi sektor publik yang telah memberikan tugas sehingga bisa menambah wawasan
dan nilai-nilai yang dapat memberikan manafaat untuk kehidupan.
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun kami harapkan dapat memberi petunjuk
nantinya untuk makalah ini agar lebih baik.

i|Page
Daftar Isi

Kata Penganatar.....................................................................................................................................
Daftar Isi.................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................
Latarbelakang.........................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................
2.1 PELAYANAN PUBLIK YANG DAPAT DIJUAL.......................................................................
2.2 ARGUMEN TERHADAP PEMBEBANAN TARIF PELAYANAN...........................................
2.3 PRINSIP DAN PRAKTIK PEMBEBANAN.................................................................................
2.4 KEGUNAAN PEMBEBANAN DALAM PRAKTIK....................................................................
2.5 PENETAPAN HARGA PELAYANAN: Berapa Harga Yang Harus Dibebankan....................
2.6 KOMPLEKSITAS STRATEGI HARGA......................................................................................
2.7 TAKSIRAN BIAYA........................................................................................................................
BAB II PENUTUP..................................................................................................................................
Kesimpulan.............................................................................................................................................
Daftar Pustaka...............................................................................................................................

ii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN

Latarbelakang
Salah satu pokok pemerintah adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Pemberian pelayanan publik pada dasarnya dapat dihayati melalui dua sumber, yaitu: pajak, dan
pembebanan langsung kepada masyarakat sebagai konsumen jasa publik. Jika pelayanan publik
dibiayai dengan pajak, maka setiap wajib pajak harus membayar tanpa memperdulikan apakah
dia menikmati secara langsung layanan publik tersebut atau tidak. Hal tersebut karena pajak
merupakan iuran masyarakat kepada Negara yang tidak memiliki jasa timbal individu yang
secara langsung dapat dinikmati oleh pembayar pajak. Jika pelayana publik dibiayai melalui
pembebanan langsung, maka yang membayar hanyalah meraka yang memanfaatkan jasa
pelayanan publik tersebut, sedangkan yang tidak menggunakan tidak diwajibkan untuk
membayar. Permasalahan yang kemudian muncul adalah apakah suatu pelayanan publik lebih
baik dibiayai melalui pajak atau dengan pembebanan langsung kepada konsumen?.

1|Page
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PELAYANAN PUBLIK YANG DAPAT DIJUAL


Dalam memberikan pelayanan publik, pemerintah dapat dibenarkan menarik tarif untuk
pelayanan tertentu baik secara langung atau tidak langsung memlalui perusahan milik
pemerintah.
Beberapa pelayanan publik yang dapat dibebankan tarif pelayanan misalnya:
1. Penyedian air bersih
2. Transportasi publik
3. Jasa pos dan telekomunikasi
4. Energi dan listrik
5. Perumahan rakyat
6. Fasilitas rekreasi
7. Pendidikan
8. Jalan tol
9. Irigasi
10. Jasa pemadam kebakaran
11. Pelayanan kesehatan
12. Pengelolan limbah/sampah
Pembebanan tarif pelayanan publik kepada konsumen dapat dibenarkan karena beberapa alasan,
yaitu:
2.1.1 Adanya Barang Privat dan Barang Publik
Terdapat tiga jenis barang yang dapat menjadi kebutuhan masyarakat, yaitu:
a. Barang privat
Adalah barang-barang kebutuhan masyarakat yang manfaat barang atau
jasa tersebut hanya dinikmati secara individual oleh yang membelinya
sedangkan yang tidak membelinya tidak bisa menikmati barang/jasa
tersebut. Contoh makanan, listrik, telepon dll.
b. Barang publik
adalah barang-barang kebutuhan masyarakat yang manfaatnya barang atau
jasa tersebut dimiliki seluruh masyarakat secara bersama-sama. Contoh
barang publik adalah pertahanan nasional, pengendalian penyakit, jasa
polisi, dsb.
c. Campuran antara barang privat dan publik
Terdapat beberapa barang dan jasa yang merupakan campuran antara
barang privat dan barang publik. Karena, meskipun dikonsumsi secara
individual, seringkali masyrakat secara umum juga membutuhkan barang
atau jasa tersebut. Contoh adalah pendidikan, pelayanan kesehatan,
transportasi publik, dan air bersih. Barang-barang tersebut sering disebut
2|Page
“merit good” kerena semua orang membutuhkanya akan tetapi tidak
semua orang mendapatkan barang dan jasa tersebut. Untuk memenuhi
kebutuhan barang tersebut pemerintah dapat menyedikan secara langsung
(direct public provision), memberikan subsidi, atau mengontakan kepihak
swasta. Contoh pendidikan, meskipun pemerintah bertanggungjawab
untuk menyedikan pendidikan, namun bukan berarti barang/jasa pure
public good yang harus dibiayai semuanya dengan pajak dan makan
sendiri oleh pemerintah.

Pada tataran praktik, terdapat kesulitan dalam membedakan barang publik


dengan barang privat. Beberapa sebab sulitnya membedakan barang
publik dan privat tersebut antara lain:
1. Batasan antara barang publik sulit untuk ditentukan
Barang-barang yang memiliki sifat sebagai barang privat, seperti
transportasi atau perumahan yang memadai dapat dianggap sebgai
kebutuhan dasar manusia. Apakah akses terhadapnya harus dibatasi hanya
bagi mereka yang mam pu membayar? Padahal distribusi pelayanan
publik harus dapat dinikmati oleh setiap orang.
2. Terdapat barang dan jasa yang merupakan barang/jasa publik
Tapi dalam penggunaanya tidak dapat dihindari keterlibatan beberapa
elemen pembebanan langsung. Contohnya adalah biaya peratan medis,
tarif obat-obatan, dan air.
3. Terdapat kecenderungan untuk membebankan tarif pelayanan dari pada
membebankan pajak karena pemberian tarif lebih mudah pengumpulanya.
Jika digunakan pajak maka akan terdapat kesulitan dalam menentukan
besaran pajak yang pantas dan cukup. Sedangkan jika digunakan
pembebanan tarif pelayanan, orang harus membayar untuk memperoleh
jasa yang diingikannya, dan mungkin bersedia untuk membayar lebih
tinggi dibandingkan dengan tarif pajak.

2.1.2 Efisiensi Ekonomi


Ketika setiap individu bebas menentukan berapa banyak barang/jasa yang mereka
ingin konsumsi, mekanisme harga memiliki peran penting dalam ngelokasikan
sumber daya melalui:
a. Pendistribusian permintaan, siapa yang mendapatkan manfaat paling
banyak, maka ia akan membayar lebih banyak pula.
b. Permintaan insentif untuk menghindari pemborosan.
c. Pemberiaan insentif kepada suplier berkaitan dengan skala produksi.
d. Penyediaan sumber daya pada supplier untuk mempertahankan dan
meningkatkan persedian jasa.

3|Page
Tanpa adanya mekanisme harga, permintaan dan penawaran tidak
mungkin menuju titik keseimbangan sehingga alokasi sumber daya tidak efisein,
seperti: penyedian air, obat-obatan dan sebgainya.
Akan tetapi dalam kenyataanya pasar seringkali tidak sempurna. Dalam
banyak hal pemerintah mungkin menjadi supplier, namun tidak boleh
memanfaatkan situasi ini untuk memaksimalkan keuntungan, seperti penyediaan
air dan obat-obatan. Dalam kondisi tertentu, ketika barang atau jasa mendukung
sifat-sifat publik good pemerintah lebih baik menentapkan harga dibawah harga
normalnya atau bahkan tanpa dipungut biaya. Pemeritah juga dihadapkan pada
masalah distribusi pendapatan yang tidak seimbang, yang berarti golongan kaya
mampu mendapatkan pelayanan yang lebih baik.
Mekanisme pembebasan tarif pelayanan merupakan salah satu cara untuk
menciptakan keadilan dalam distribusi pelayanan publik mereka yang menfaatkan
pelayanan publik lebih banyak akan membayar lebih banyak pula. Pembebanan
tarif pelayanan akan mendorong efisiensi ekonomi karena setiap orang
dihadapkan pada masalah pilihan karena adanya kelanggkaan sumber daya. Jika
berlakukan tarif, makas setiap orang dipaksa berfikir ekonomis dan tidak boros.

2.1.3 Prinsip Keuangan


Ketika pelayanan tidak dinikmati oleh semua orang, pembebanan langsung
kepada mereka yang menerika jasa tersebut dianggap “wajar” bila didasarkan
prinsip bahwa yang tidak menikmati manfaat tidak perlu membayar. Jadi
pembebanan hanya dikenankan kepada mereka yang diuntungkan dengan
pelayanan tersebut. Pembebanan tarif pelayanan publik pada dasarnya juga
menguntungkan pemerintah karena dapat digunakan sebagai salah satu sumber
penerimanan pemerintah. Hanya saja pemerintah tidak boleh melakukan
maksimasasi keuntungan, bahkan lebih baik menerapkan harga dibawah full cost.,
memberikan subsidi, atau memberikanya secara gratis.

2.2 ARGUMEN TERHADAP PEMBEBANAN TARIF PELAYANAN


Dasar pembebanan tarif pelayanan

4|Page
Dalam praktik, pembebanan langsung biasanya ditentukan karena alasan-alasan
sebagaiberikut:
1. Suatu jasa baik merupakan barang publik maupun privat, mungkin tidak dapat
diberikan kepada setiap orang, sehingga tidak adil bila biayanya dibebankan kepada
masyarakat melaui pajak, sementara mereka tidak menikmati jasa tersebut.
2. Suatu pelayanan mungkin membutuhkan sumber daya yang mahal atau langka
seingga konsumsi publik didisiplikan, misalnya pembebanan terhadap penggunaan
air dan obat-obatan medis.
3. Terdapat variasi dalam konsumsi individual yang lebih berhubungan dengan pilihan
daripada kebutuhan, misalnya penggunan fasilitas rekreasi.
4. Suatu jasa mungkin digunakan untuk operasi komersial yang menguntungkan dan
untuk memenuhi kebutuhan domestic secara individual atau industrial, misalnya air,
listrik, jasa pos dan telepon.
5. Pembebanan dapat digunakan untuk mengetahui arah dan skala permintaan publik
atas suatu jasa apablia jenis dan standar pelayanan nya tidak dapat ditentukan secara
tegas.

Terlepas dari kasus yang merupakan barang publik murni, terdapat argument yang
menentang pembeban tarif pelayanan:
a. Terdapat kesulitan administrasi dalam menghitung biaya pelayanan
Penerapan tarif pelayanan masyarakat adanya sistem pencatatan dan pengukuran
yang handal. Hal tersebut dapat meningkatkan biaya penyediaan pelayanan. Akan
tetapi keterukuran membuat penaksiran tarif pelayanan lebih mudah dibandingkan
dengan perhitungan pajak.
b. Yang miskin tidak mampu untuk membayar
Kesenjangan ekonomi dan pendapatan yang lebar menyebabkan orang miskin tidak
mampu membayar pelayanan dasar yang mestinya meraka datapkan, seperti
pendidikan, kesahatan, air bersih, transfortasi umum dan bahkan makanan sehat.
Namum, yang menjadi masalah adalah dapatkan kita membuat daftar kebutuhan
dasar secara objektif. Yang penting bagi seseorang belum tentu penting bagi orang
lain, sehingga skala prioritas dan pilihan individual berbeda-beda pula, sehingga
pembebanan tarif pelayanan dipandang sesuai dengan pilihan kebutuhan seseorang.
Pelayanan publik dapat juga diberikan secara garis oleh pemerintah, akan tetapi
penyediaan gratis tersebut akan memepngaruhi mungkin ia lebih suka diberi uang
untuk membeli pakain. Keputusan untuk membebankan biaya pelayanan kepada
pelanggan harus dikompensasi dengan pemberian subsidi atau pemberian pelayanan
gratis.

2.3 PRINSIP DAN PRAKTIK PEMBEBANAN


Sebagian barang dan jasa yang disediakan pemerintah lebih sesuai dibiayai dengan
pembebanan tarif. Semakin dekat suatu pelayan terkait dengan barang privat, semakin sesuai
5|Page
barang tersebut dikenai tarif. Namun batasan indentifikasi barang privat dan publik kadang sulit
dan harus dilakukan dengan dasar pelayanan. Kegagalan dalam menetapkan biaya pada situasi
tertentu menyebabkan distorsi harga dan alokasi sumber daya yang keliru sehingga mengurangi
pilihan bagi konsumen.
Meskipun demikian dalam prakteknya permasalahan administrasi dan pertimbangan
sosial dan politik memiliki prioritas yang lebih besar dibandingkan dengan pertimbangan
efisiensi ekonomi. Namun perlu diwaspadai bahwa kesalahan dalam menetapkan tarif pelayanan
publik merupakan penyebab utama defisit anggaran dibanyak Negara berkembang.
Dalam praktiknya pelayanan yang gratis normal sering kali sulit dijumpai. Pelayanan gratis
menyebabkan insentif rendah, sehingga terkadang kualitas pelayanan menjadi sangat rendah.
Misalnya pemberian pelayanan kesehatan gratis biasanya kualitasnya kurang memuaskan.

2.4 KEGUNAAN PEMBEBANAN DALAM PRAKTIK


Praktik pemebanan pelayanan publik berbeda-beda untuk setiap Negara atara jasa yang
disediakan langsung pemerintah dan yang disediakan oleh pemerintah milik Negara, antara
pemerintah pusat dan daerah tertentu. Charging for service merupakan salah satu sumber
penerimaan bagi pemerintah daerah tertentu.
Pemerintah memperoleh peneriamaan dari beberapa sumber, antara lain:
1. Pajak
2. Pembebanan langsung kepada masyarakat
3. Laba BUMN
4. Utang
5. Penjualan aset milik Negara
6. Pembayaran defisit anggaran
Data biaya kadang sulit diperoleh dan sulit diperbandingkan, terutama antara jasa yang
disediakan oleh pemerintah milik Negara. Pada khusus perusahan Negara, hanya net defisit atau
surplus yang muncul dalam rekening pemerintah. Pada umumnya kita mengharapkan bahwa
penyediaan barang publik seperti pertahanan, kesehatan publik, dan jasa kepolisian seharusnya
diberikan secara gratis, dalam arti dibiayai pajak. Sementara itu penyedian barang privat yaitu
jasa untuk kepentingan individu seperti listrik telepon, transportasi umum ditarik tarif sebesar
harga pemulihan biaya totalnya. Untuk barang campuran seperti pendidikan menengah,
penyembuhan kesehatan, sanitasi disediakan sebagian melalui pajak dan sebagian lagi dari tarif.

2.5 PENETAPAN HARGA PELAYANAN: Berapa Harga Yang Harus Dibebankan


Jika pemerintah hendak membebankan biaya pelayanan kepada konsumenya, maka
pemerintah harus memutuskan berapa beban yang pantas dan wajar, atau dengan kata lain berapa
harga pelayanan yang akan ditetapkan? Aturan yang biasa dipakai adalah bahwa beban dihitung
6|Page
besar total biaya untuk menyedikan pelayanan tersebut. Akan tetapi untuk menghitung biaya
total tersebut terdapat beberapa kesulitan karena:
1. Kita tidak akan tahu secara tepat berapa biaya total untuk menyedikan suatu
pelayanan. Oleh karena itu, kita perlu memperhitungkan semua biaya sehingga
dapat mengidentifikasi biaya secara tepat untuk setiap jenis pelayanan. Namun tidak
boleh terjadi pencampuran biaya untuk pelayanan yang berbeda atau harus ada
prinsip different cost for different perposes.
2. Sangat sulit mengukur jumlah yang dikonsumsi
Karena jumlah biaya untuk melayani satu orang dengan orang lain berbeda-beda,
maka diperlukan perbedan pembebanan tarif pelayanan, sebagai contoh diperlukan
biaya tambahan untuk mengumpulkan sampah dari lokasi rumah yang sulit
dijanhkau atau memiliki jarak yang jauh, jika hal ini dilakukan maka terlihat tidak
adil, meskipun untuk hal tertentu, misal bis kota.
3. Pembebanan tidak memperhitungkan kemampuan masyarakat untuk membayar.
jika orang miskin tidak mampu membayar suatu pelayanan yang sebenarnya vital,
maka mereka harus disubsidi. Mungkin perlu dibuat diskriminasi harga atau
diskriminasi harga produk untuk menghindari subsidi.
4. Biaya apa saja yang harus diperhitungkan: apakah biaya operasi langsung atau
perlu juga diperhitungkan biaya modal. Aturan umumnya adalah bahwa kita harus
memasukan bukan saja biaya operasi dan pemeliharaa, akan tetapi juga biaya
penggantian barang modal yang sudah usang dan biaya penambahan kapasitas
prinsip tersebut marginal cost pricing.

Ahli ekonomi pada umumnya menganjurkan untuk menggunakan marginal cost pricing,
yaitu tarif yang dipungut seharusnya sama dengan biaya untuk melayani konsumen tambahan.
Harga tersebut adalah harga yang juga berlaku dalam pasar yang paling efisien karena pada
tingkat harga tersebut akan memaksimalkan manfaat ekonomi dan penggunaan sumber daya
terbaik. Masyarakat akan memperoleh peningkatan output dari barang atau jasa samapi titik
dimana marginal cost sama dengan harga.
Namun ada beberapa permasalahan dalam penggunanya marginal cost antara lain:
a. Sulit untuk memperhitungkan secara tepat marginal cost untuk jasa tertentu
b. Apakah harga seharusnya didasarkan pada biaya marginal jangka pendek atau biaya
marginal jangka panjang.
c. Eksternalitas konsumsi
d. Permintaan ekuitas mensyaratkan yang kaya membayar lebih

2.6 KOMPLEKSITAS STRATEGI HARGA


a. Two-part tariffs: banyak kepentingan publik dipungut dengan two-part tariff,
yaitu fixed charge untuk menutupi biaya overhead atau biaya infrastruktur dan
variabel chage yang didasarkan atas besarnya konsumsi.

7|Page
b. Peak-load tariff: pelayanan publik dipungut berdasarkan terif tertinggi.
Permasalahnya adalah bebena tertinggi membutuhkan tambahan kapasitas yang
disediakan tarif tertinggi untuk periode puncak harus menggambarkan higher
marginal cost
c. Diskriminasi harga, hal ini adalah salah satu cara untuk mengekomodasikan
timbangan keadilan melalui kebijakan penetapan harga. Jika kelompok dengan
pendapatan berbeda, pelayanan yang diberikan kepada kelompok yang
berpendapatan rendah dapat disubsidi silang dengan kelompok dengan
pendapatan tinggi.
d. Full cost recovery, harga pelyanan didasarkan pada biaya penuh atau biaya total
untuk menghasilkan pelayanan.
e. Harga diatas marginal cost, seperti tarif parkir mobil adanya biaya perizinan.

2.7 TAKSIRAN BIAYA


Penentuan harga dengan teknik apapun yang digunakan pada dasarnya adalah
mendasarkan pada usaha penaksiran biaya secara akurat.
Hal ini melibatkan beberapa pertimbangan sebagai berikut:
a. Opportunity cost untuk staff, perlengkapan dll
b. Opportunity cost of capital
c. Accounting price untuk input ketika harga pasar tidak menunjukan value to society
d. Pooling ketika biaya berbeda-beda setiap individu.
e. Cadangan inflasi.
Pelayanan menyebabkan unit kerja harus memiliki data yang akurat agar dapat mengestimasi
marginal cost sehingga dapat ditetapkan harga pelayanan yang tepat prinsip biaya memberikan
dasar yang bermanfaat untuk penentuan harga disektor publik. Marginal cost pricing bukan
merupakan satu-satu dasar penetapan harga disektor publik. Diperlukan kebijakan yang jelas
mengenai harga pelayanan yang mampu menunjukan biaya secara akurat dan mampu
mengidentifikasi skala subsidi masyarakat.

8|Page
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Penyediaan pelayanan publik dapat dibiayai melalui dua sumber yaitu pajak dan
pembebanan lasngsung kepada masyarakat sebagai konsumen jasa publik.
Pembebanan tarif dilakukan karena alasan efisiensi ekonomi, untuk memperoleh
keuntungan dan karena adanya barang dan jasa privat publik yang perlu diatur
penggunaanya secara proporsional dan memenuhi strandar keadilan.

9|Page
Daftar Pustaka

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Edisi2. Penerbit Andi.Yogyakarta

10 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai