Anda di halaman 1dari 18

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

Dipresentasikan untuk memenuhi tugas matakuliah


“AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK”

Dosen Pengampu: Reynelda Sheba, M.Ak

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2 :

Annisa Triana Sari (1824180001)

M. Ihzan Syahwaldi (1824180010)

Ratika Yani (1824180018)

JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM


PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH
STAIN BENGKALIS
T.A 2020/202
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Akuntansi Sektor
Publik” yang berjudul Akuntansi Keuangan Daerah ”

Penyusunan makalah ini salah satu tujuan untuk memberikan informasi kepada para
mahasiswa tentang bagaimana perpajakan di Indonesia. Terlepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Akuntansi Keuangan Daerah”
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi kepada pembaca.

   

Bengkalis, 5 April 2021

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Istilah-istilah Akuntansi Keuangan Daerah ............................................................................. 2

2.2 Bultek....................................................................................................................................... 3

2.3 Keterkaitan Konseptual Framewoork, SAP, IPSAK, BULTEK DN SISTEM.......................... 4

2.4 Siklus Akuntansi Keuangan Daerah......................................................................................... 5

2.5 Transaksi Akuntansi Keuangan Daerah.................................................................................... 10

2.6 Contoh Kasus........................................................................................................................... 12

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN ...................................................................................................................... 14

3.2 SARAN.................................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi keuangan daerah merupakan suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan,


dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah daerah – Pemda (kabupaten,
kota, atau provinsi) yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi
yang diperlukan oleh pihak-pihak eksternal entitas pemda. Pihak-pihak eksternal entitas pemda yang
memerlukan informasi yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan daerah tersebut antara lain adalah
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD); badan pengawas keuangan; investor, kreditur, dan
donatur; analisis ekonomi dan pemerhati pemda; rakyat; pemda lain; dan pemerintah pusat yang
seluruhnya berada dalam lingkungan akuntansi keuangan daerah.

Akuntansi keuangan daerah menggunakan sistem pencatatan dan dasar akuntansi tertentu pada
era pra dan pasca reformasi. Selain itu, dasar atau basis akuntansi merupakan salah satu asumsi dasar
yang penting dalam akuntansi. Hal ini disebabkan karena asumsi ini menentukan kapan pencatatan
suatu transaksi dilakukan, yang dikenal dalam tata buku keuangan daerah selama era pra reformasi
keuangan daerah.

Dari definisi menurut American Accounting Association yang mendefinisikan akuntansi sebagai
suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi, maka
dapat diketahui bahwa akuntansi terdiri atas beberapa tahap. Setelah tahap terakhir selesai, maka
selanjutnya akan berputar kembali ke tahap pertama, dan terus seperti itu. dengan kata lain, akuntansi
adalah suatu siklus atau urutan tahap-tahap yang terus berulang. Tahap-tahap yang ada dalam siklus
akuntansi lebih rinci dari keempat tahap yang ada dalam definisi di atas, karena tahap-tahap dalam
definisi akuntansi merupakan garis besar dari tahap-tahap yang ada dalam siklus akuntansi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sistem pencatatan keuangan daerah?


2. Apa dasar akuntansi yang digunakan dalam akuntansi keuangan daerah?
3. Bagaimana sebenarnya siklus akuntansi keuangan daerah?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui cara sistem pencatatan keuangan daerah


2. Mengetahui Akuntansi yg digunakan dalam keuangan daerah
3. Mengetahui siklus akuntansi keuangan daerah

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Istilah-istilah Akuntansi Keuangan Daerah

 Musrenbang ( Musyawarah Perencanaan Pembangunan): Aktifitas yang


dilakukan oleh pemerintah daerah dalam rangka penyusunan perencanaan
pembangunan daerah
 RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah): Dokumen
perencanaan jangka panjang daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun.
 RPJMD : (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah): Dokumen
perencanaan jangka menengah daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
 RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah): Dokumen perencanaan jangka
pendek daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
 Renstra SKPD (Rencana Strategis SKPD): Dokumen perencanaan strategis
SKPD untuk periode 5 (lima) tahun
 Renja SKPD (Rencana Kerja SKPD):  Dokumen perencanaan kerja SKPD
untuk periode 1 (satu) tahun
 RKA-SKPD (Rencana Kerja dan Anggaran SKPD): Dokumen perencanaan dan
penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan
kegiatan SKPD serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD
 DPA-SKPD (Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD): Dokumen yang memuat
pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan
anggaran oleh pengguna anggaran
 DPPA-SKPD (Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran SKPD): Dokumen yang
memuat perubahan pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai
dasar pelaksanaan perubahan anggaran oleh pengguna anggaran
 DPAL-SKPD (Dokumen Pelaksanaan Anggaran Lanjutan SKPD): Dokumen yang
memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar
pelaksanaan anggaran lanjutan oleh pengguna anggaran
 APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah): Rencana keuangan tahunan
pemerintahan daerah  yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah
dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah
 Program : Penjabaran kebijakan SKPD dalam bentuk upaya yang berisi satu atau
lebih kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapai
hasil yang terukur sesuai dengan misi SKPD
 Kegiatan : Bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih unit kerja
pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan
terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil
(sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau
kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan
(input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa
 Kinerja Kegiatan : Keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau
telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas
yang terukur

2
 Pendapatan : Hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih
 Belanja Tidak Langsung : Belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung
dengan pelaksanaan program dan kegiatan
 Belanja Langsung : Belanja yang dianggarkan terkait secara langsung
dengan pelaksanaan program dan kegiatan
 Pembiayaan : Semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran
yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun
pada tahun-tahun anggaran berikutnya
 Anggaran Kas : Dokumen perkiraan arus kas masuk yang bersumber
dari penerimaan dan perkiraan arus kas keluar untuk mengatur ketersediaan dana
yang cukup guna mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode
 SPD (Surat Penyediaan Dana): Dokumen yang menyatakan tersedianya dana untuk
melaksanakan kegiatan sebagai dasar penerbitan SPP
 TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah):  Tim yang dibentuk dengan keputusan
kepala daerah dan dipimpin oleh sekretaris daerah yang mempunyai
tugas menyiapkan serta melaksanakan kebijakan kepala daerah dalam rangka
penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari pejabat perencana daerah, PPKD dan
pejabat Iainnya sesuai dengan kebutuhan
 Kas Umum Daerah : Tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh kepala
daerah untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan digunakan untuk
membayar seluruh pengeluaran daerah
 SKPKD (Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah):  Perangkat daerah pada
pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang, yang juga
melaksanakan pengelolaan keuangan daerah
 PPKD (Pejabat Pengelola Keuangan Daerah ): Kepala satuan kerja pengelola
keuangan daerah yang selanjutnya disebut dengan. kepala SKPKD yang
mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara
umum daerah
 SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah):  Perangkat daerah pada pemerintah daerah
selaku pengguna anggaran/pengguna barang
 BUD (Bendahara Umum Daerah):  PPKD yang bertindak dalam kapasitas sebagai
bendahara umum daerah
 Kuasa BUD (Kuasa Bendahara Umum Daerah):  Pejabat yang diberi kuasa untuk
melaksanakan sebagian tugas BUD): Pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha
keuangan pada SKPD

2.2 Bultek

 BULTEK MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH

Pemerintah Indonesia telah mencanangkan reformasi manajemen 6 keuangan negara baik pada
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dengan ditetapkannya satu paket undang-undang bidang
keuangan negara, yaitu UU 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara dan UU 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan 10 Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara.

Sebelum paket undang-undang di bidang keuangan negara tersebut ditetapkan, Pemerintah telah
melakukan usaha-usaha pengembangan bidang keuangan daerah dengan menetapkan UU 22 tahun
1999 tentang Pemerintah Daerah, UU 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan

3
Daerah, dan PP 105 tahun 2000 tentang Pokok-pokok Pengelolaan dan Pertanggungjawaban
Keuangan Daerah yang dalam implementasinya mengalami berbagai permasalahan. Permasalahan
tersebut antara lain karena pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan daerah belum dilengkapi
dengan ketentuan atau pedoman lebih lanjut.

Sehubungan dengan itu, Menteri Keuangan telah membentuk Tim Evaluasi dan Percepatan
Pelaksanaan Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
:355/KMK.07/2001. Kelompok Kerja Evaluasi Pembiayaan dan Informasi Keuangan Daerah dari tim
tersebut telah menghasilkan suatu Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, sebagai prototype sistem
akuntansi pemerintah daerah. Selanjutnya, Menteri Dalam Negeri telah berupaya mengisi
kekosongan peraturan tersebut dengan menerbitkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29
tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah
serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha
Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Dengan ditetapkannya paket undang-undang di bidang keuangan 36 negara, maka pemerintah


daerah mempunyai landasan hukum yang memadai 37 dan andal untuk melakukan reformasi
manajemen keuangan daerah. 38 Selanjutnya dalam tahun 2004 telah ditetapkan pula UU 32 tahun
2004 tentang 39 Pemerintahan Daerah dan UU 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan 40
Pemerintah Pusat dan Daerah sebagai pengganti UU 22 tahun 1999 dan UU 25 tahun 1999.

Peraturan perundang-undangan tersebut menyatakan bahwa Pemerintah Daerah menyampaikan


pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan daerah dalam bentuk laporan keuangan, yang terdiri
dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Laporan keuangan dimaksud disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Buletin Teknis Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Daerah Komite Standar Akuntansi
Pemerintahan

Buletin teknis ini merupakan informasi yang diterbitkan oleh KSAP yang memberikan
arahan/pedoman bagi entitas akuntansi dan entitas pelaporan untuk mengatasi permasalahan
akuntansi yang timbul dalam penyusunan Neraca Awal. Buletin teknis ini disusun dengan mengacu
pada dan diterapkan dalam lingkup Kerangka konseptual dan Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan. Buletin teknis ini disusun dengan sistematika menurut pos-pos neraca, meliputi: Aset
Lancar, Investasi Jangka Panjang, Aset Tetap, Aset Lainnya, Kewajiban dan Ekuitas Dana. Dalam
setiap pos dijelaskan mengenai definisi, klasifikasi, uraian ringkas (termasuk pengakuan, penilaian,
dan pengungkapan), dan kasus-kasus yang berhubungan dengan masing-masing komponen dan
pemecahannya.

2.3 Keterkaitan Conceptual Framework, SAP, IPSAP, Bultek dan Sistem

 Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan ( The Conceptual Framework) merupakan


suatu landasan untuk menetapkan Standar Akuntansi Pemerintahan.

 Bulletin Teknis (Bultek), Interprestasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (IPSAP)


Konvensi praktik akuntansi dan peraturan-peraturan pemerintahan, menjadi bahan
pertimbangan dalam penyusunan sistem akuntansi, selain Standar Akuntansi Pemerintahan.

4
 Sistem Akuntansi Keuangan Daerah yang menetapkan metode dan prosedur akuntansi,
menghasilkan laporan keuangan yg berupa neraca, laporan Realisai Anggran, Laporan Arus
Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

2.4 Siklus Akuntansi Keuangan Daerah

Pada dasarnya siklus akuntansi keuangan daerah mengikuti siklus akuntansi yang telah
dijelaskan diatas. Perbedaan yang ada adalah pada proses penyusunan laporan keuangan pemda.
Setelah menyusun neraca saldo setelah penyesuaian, dapat disusun laporan perhitungan APBD.
Namun demikian, untuk lebih mempermudah penyusunan laporan keuangan yang lain, yaitu Laporan
Perubahan Ekuitas Dana atau R/K Pemda, laporan Aliran Kas dan Neraca, biasanya terlebih dahulu
dilakukan proses tutup buku dengan membuat jurnal penutup. Kemudian, setelah jurnal penutup itu
diposting, barulah disusun ketiga laporan dimaksud. Selain itu, perlu diketahui bahwa siklus tersebut
didasari pula dengan konsep artikulasi. Sebenarnya, sangat mungkin dalam lingkup sektor public ini
diterapkan konsep nonartikulasi, mulai dari proses dan siklus akuntansi hingga tersusunnya laporan
keuangan.

SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH BERDASARKAN


PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006

Sistem akuntansi pemerintahan daerah menurut permendagri nomor 13 tahun 2006 pasal 232
ayat (3) meliputi serangkaian prosedur, mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan,
penggolongan, dan peringkasan atas transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan
dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau
menggunakan aplikasi komputer. Untuk menyelenggarakan akuntansi pemerintah daerah, kepala
daerah menetapkan sistem akuntansi pemerintahan daerah dengan mengacu pada peraturan daerah
tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah, disusun dengan berpedoman pada prinsip
pengendalian intern dan standar akuntansi pemerintahan.

Dalam sistem akuntansi pemerintahan ditetapakan entitas pelaporan dan entitas akuntansi yang
menyelenggarakan sistem akuntansi pemerintahan daerah. Sistemakuntansi pemerintahan daerah
dilaksanakan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) pada Satuan Kerja Pengelolaan
Keuangan Daerah (SKPKD) dan Sistem Akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
dilaksanakan oleh Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD).
Sistem akuntansi pemerintahan daerah secara garis besar terdiri atas empat prosedur akuntansi, yaitu:
prosedur akuntansi penerimaan kas, pengeluaran kas, selain kas, dan asset.

 Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas

Prosedur akuntansi penerimaan kas meliputi serangkaian proses, baik manual maupun
terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan/atau kejadian
keuangan, hingga pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang
berkaitan dengan penerimaan kas pada SKPD dan/atau SKPKD.

1. Fungsi terkait

5
Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi
akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada
SKPKD.

2. Dokumen yang digunakan

a. Surat keterangan pajak daerah, digunakan untuk menetapkan pajak daerah atas wajib pajak
yang dibuat oleh PPKD.

b. Surat Keterangan Retribusi Daerah (SKRD), digunakan untuk menetapkan retribusi daerah
atas wajib retribusi yang dibuat oleh pengguna anggaran.

c. Surat Tanda Bukti Penerimaan (STBP), digunakan untuk mencatat setiap penerimaan
pembayaran dari pihak ketiga yang diselenggarakan oleh bendahara penerimaan.

d. Surat Tanda Setoran (STS), digunakan untuk menyetorkan penerimaan daerah yang
diselenggarakan oleh bendahara penerimaan pada SKPD.

e. Bukti Transfer, merupakan dokumen atau bukti atas transfer penerimaan daerah.

f. Nota kredit bank, dokumen atau bukti dari bank yang menunjukkkan adanya transfer uang
masuk ke rekening kas.

g. Bukti jurnal penerimaan kas, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi
untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi atau kejadian yang berhubungan dengan
penerimaan kas.

h. Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk memosting
semua transaksi atau kejadian selain kas dari jurnal penerimaan kas ke buku besar untuk
setiap rekening aset, kewajiban ekuitas dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

i. Buku besar pembantu, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk
mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar untuk setiap
rekening yang dianggap perlu.

3. Laporan yang dihasilkan Pada SKPD, terdiri atas:

a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

b. Neraca

c. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

Pada SKPKD, terdiri atas:

a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

b. Neraca

c. Laporan Arus Kas

d. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

6
 Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas

1. Fungsi terkait

Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD dilaksanakan oleh
fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi
akuntansi pada SKPKD.

2. Dokumen yang digunakan

a. Surat Penyediaan Dana (SPD), merupakan dokumen yang dibuat oleh Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) sebagai media atau surat yang menunjukkan
tersediannya dana untuk diserap/direalisasi.

b. Surat Perintah Membayar (SPM), merupakan dokumen yang dibuat oleh pengguna
anggaran untuk mengajukan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang akan
diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD) atau Kuasa BUD.

c. Kuitansi pembayaran dan bukti pembayaran lainnya, merupakan dokumen sebagai


tanda bukti pembayaran.

d. SP2D, merupakan dokumen yang diterbitkan oleh BUD atau Kuasa BUD untuk
mencairkan uang pada bank yang telah ditunjuk.

e. Bukti transfer, merupakan dokumen atau bukti atas transfer pengeluaran daerah.

f. Nota debit bank, merupakan dokumen atas bukti dari bank yang menunjukkan adanya
transfer uang keluar dari rekening kas umum daerah.

g. Buku jurnal pengeluaran kas, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi
akuntansi untuk mencatat, dan menggolongkan semua transaksi atau kejadian yang
berhubungan dengan pengeluaran kas.

h. Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk
memosting semua transaksi atau kejadian selain kas dari jurnal pengeluaran kas ke
buku besar untuk setiap rekening aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja,
dan pembiayaan.

i. Buku besar pembantu, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi


akuntansi untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun
buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu.

3. Laporan yang dihasilkan

Pada SKPD, terdiri atas:

a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

7
b. Neraca

c. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

Pada SKPKD, terdiri atas:

1.) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

2.) Neraca

3.) Laporan Arus Kas

4.) Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

 Prosedur Akuntansi Selain Kas

Prosedur akuntansi selain kas meliputi transaksi dan/atau kejadian yang berupa:

a. Pengesahan pertanggungjawaban (SPJ) pengeluaran dana yang merupakan


pengesahan atas pengeluaran/belanja melalui mekanisme uang persediaan/ganti
uang/tambahan.

b. Koreksi kesalahan pencatatan yang merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam


membuat jurnal yang telah diposting ke buku besar.

c. Peneriaan hibah selain kas yang merupakan penerimaan sumber ekonomi non kas
yang bukan merupakan pelaksanaan APBD, tetapi mengandung konsekuensi
ekonomi bagi pemda.

d. Pembelian secara kredit yang merupakan transaksi pembelian aset tetap yang
pembayarannya dilakukan di masa yang akan datang.

e. Retur pembelian kredit yang merupakan pengembalian aset tetap/barang milik


daerah tanpa konsekuensi kas yang merupakan pemindahtanganan aset tetap kepada
pihak ketiga karena suatu hal tanpa ada penggantian berupa kas.

f. Penerimaan aset tetap/barang milik daerah tanpa konsekuensi kas yang merupakan
perolehan aset tetap akibat adanya tukar menukar (ruilslaag) dengan pihak ketiga.

1. Fungsi yang terkait

Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi
akuntansi pada PPK-SKPD. Sedangkan, pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada
SKPKD.

2. Dokumen yang digunakan

a. Berita acara penerimaan barang.

8
b. Surat keputusan penghapusan barang.

c. Surat pengiriman barang.

d. Surat keputusan mutasi barang.

e. Berita acara pemusnahan barang.

f. Berita acara serah terima barang.

g. Berita acara penilaian.

h. Bukti memorial, merupakan dokumen untuk mencatat transaksi dan/atau kejadian


keuangan selain kas sebagai dasar pencatatan ke jurnal umum.

i. Buku jurnal umum, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi
pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD untuk mencatat dan
menggolongkan semua transaksi dan/atau kejadian yang tidak dicatat dalam jurnal
enerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas.

j. Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada
PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD untuk memposting semua
transaksi atau kejadian selain kas dari jurnal umum ke dalam buku besar untuk setiap
rekening aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

k. Buku besar pembantu, untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi
rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu.

3. Laporan yang dihasilkan

a. Pada SKPD terdiri atas:

1.) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

2.) Neraca

3.) Catatan atas Laporan Keuangan (CALK)

b. Pada SKPKD terdiri atas:

1.) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

2.) Neraca

3.) Laporan Arus Kas

4.) Catatan atas Laporan Keuangan (CALK)

 Prosedur Akuntansi Aset

9
1. Prosedur akuntansi aset pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD
serta pejabat, pengurus, dan penyimpan barang. Sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh
fungsi akuntansi pada SKPKD.

2. Bukti transaksi dan/atau kejadian akuntansi aset terdiri atas:

a. Berita acara penerimaan barang.

b. Surat keputusan penghapusan barang.

c. Surat pengiriman barang.

d. Surat keputusan mutasi barang.

e. Berita acara pemusnahan barang.

f. Berita acara serah terima barang.

g. Berita acara penilaian.

h. Berita acara penyelesaian pekerjaan.

3. Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD berdasarkan
bukti transaksi dan/atau kejadian melakukan pencatatan ke bukti memorial.

4. Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD berdasarkan
bukti memorian mencatat ke dalam buku jurnal umum.

5. Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD secara periodik
melakukan posting ke buku besar.

6. Setiap akhir periode, semua buku besar ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan
SKPD dan/atau SKPKD.

2.5 Transaksi Akuntansi Keuangan Daerah

Dalam akuntansi keuangan pemerintah daerah, jenis transaksi sanggup dirinci menurut struktur APBD
yang terdiri dari pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah. Selain itu masih ada
jenis transaksi lain, yaitu transaksi Non-Kas Pemda, dan transaksi Rekening Antar-Kantor (RAK),
yaitu antara PPKD-SKPD. Di samping itu, menurut sifat dan jenis entitas, transaksi masih sanggup
dibagi ke dalam akuntansi untuk transaksi di SKPD atau disebut transaksi SKPD dan transaksi untuk
tingkat Pemerintah Daerah yang ditangani PPKD atau disebut juga transaksi PPKD.

1. Pendapatan Daerah

Pendapatan tempat mencakup semua penerimaan uang melalui rekening kas umum
daerah, yang menambah ekuitas dana. Ini merupakan hak tempat dalam satu tahun anggaran
dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan tempat meliputi: Pendapatan Asli
Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah.

10
2. Belanja Daerah

Belanja tempat mencakup semua pengeluaran dari rekening kas umum tempat yang
mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban tempat dalam satu tahun anggaran dan tidak
akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah. Belanja Daerah meliputi: Belanja
Langsung, yaitu belanja yang terkait pribadi dengan pelaksanaan program; Belanja Tidak
Langsung, yaitu belanja kiprah pokok dan fungsi yang tidak dikaitkan dengan pelaksanaan
program.

3. Pembiayaan Daerah

Pembiayaan tempat mencakup semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau
untuk memanfaatkan surplus. Pembiayaan Daerah terdiri dari Penerimaan Pembiayaan,
Pengeluaran Pembiayaan, dan Sisa Lebih Anggaran Tahun Berkenaan. Termasuk dalam
transaksi Penerimaan Pembiayaan yang dimaksudkan untuk mengatasi defisit anggaran
adalah: Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya; Pencairan dana
cadangan; Hasil penjualan kekayaan tempat yang dipisahkan; Penerimaan pinjaman daerah;
Penerimaan kembali tunjangan pinjaman; Penerimaan piutang daerah. Sedangkan yang
termasuk dalam Pengeluaran Pembiayaan Daerah yang dimaksudkan untuk menyalurkan
surplus anggaran adalah: Pembentukan dana cadangan; Penyertaan modal (investasi)
pemerintah daerah; Pembayaran pokok utang; Pemberian pinjaman daerah.

4. Transaksi selain Kas

Prosedur akuntansi selain kas mencakup serangkaian proses, mulai dari pencatatan,
pengikhtisaran, hingga dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan semua transaksi atau
insiden selain kas yang mencakup transaksi: koreksi kesalahan dan penyesuaian; legalisasi aset tetap,
utang jangka panjang, dan ekuitas; depresiasi; dan transaksi yang bersifat accrual dan prepayment;
hibah selain kas.

 Koreksi Kesalahan dan Penyesuaian

Koreksi kesalahan pencatatan merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam menciptakan jurnal dan
telah diposting ke buku besar; sedangkan pembiasaan yakni transaksi pembiasaan pada final periode
untuk mengakui pos-pos menyerupai persediaan, piutang, utang, dan yang lain yang berkaitan dengan
adanya perbedaan waktu pencatatan dan yang belum dicatat pada transaksi berjalan atau pada periode
yang berjalan.

 Pengakuan Aset Tetap, Utang Jangka Panjang, dan Ekuitas

11
Pengakuan Aset Tetap merupakan legalisasi terhadap perolehan aset yang dilakukan oleh
Satuan Kerja. Pengakuan aset tetap dan ekuitas sangat terkait dengan belanja modal yang dilakukan
oleh Satker (lihat pada Akuntansi Belanja).

Pengakuan Utang, kalau dalam hal ini yakni legalisasi utang perhitungan pihak ketiga di
Satker, maka sangat terkait dengan transaksi belanja yang mengharuskan pemotongan pajak atau
potongan-potongan belanja lainnya (lihat pada Akuntansi Belanja). Namun kalau utang yang
dimaksud yakni utang jangka panjang, maka hal ini timbul dari transaksi pembiayaan penerimaan
yang dilakukan oleh PPKD.

 Depresiasi

Depresiasi dilakukan untuk menyusutkan nilai aset yang dimiliki oleh Satker (apabila
diperlukan).

 Transaksi yang bersifat accrual dan prepayment

Transaksi yang bersifat accrual dan prepayment muncul alasannya yakni adanya transaksi
yang sudah dilakukan Satker namun pengeluaran kas belum dilakukan (accrual) atau terjadi
pengeluaran kas untuk belanja di masa yang akan tiba (prepayment).

 Hibah selain Kas

Penerimaan atau pengeluaran hibah selain kas yakni penerimaan atau pengeluaran sumber
ekonomi nonkas yang merupakan pelaksanaan APBD yang mengandung konsekuensi
ekonomi bagi pemerintah daerah.

2.6 Contoh Kasus

Dari UP telah dibelanjakan Rp8 juta untuk biaya perjalanan dinas. Pengeluaran tersebut
dipertanggungjawabkan ke SKPKD dan setelah diverifikasi pengeluaran tersebut disetujui.
Selanjutnya diberikan pengganti dengan menerbitkan SP2D-GU sebesar Rp8 juta.

Jurnal untuk pertanggungjawaban UP serta penggantian tersebut adalah:

SKPD

Tanggal Uraian Ref Debit kredit


Belanja Barang piutang dari Rp. 8000.000 Rp.8.0000.000
BUD (Untuk Mencatat
belanja Perjalanan Dinas

BUD

12
Tanggal Uraian Ref Debit kredit
Belanja Barang Kas di Kas Rp. 8000.000 Rp.8.0000.000
Daerah

BAB III

PENUTUP

13
3.1 KESIMPULAN

Akuntansi keuangan daerah adalah proses akuntansi yang meliputi identifikasi,


pengukuran, pencatatan serta pelaporan setiap transaksi keuangan yang terjadi dalam suatu
instansi pemerintah daerah seperti kabupaten, kota ataupun provinsi yang dijadikan acuan
untuk pengambilan kebijakan ekonomi, baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal.

3.2 SARAN

Untuk mendalai pemahaman tentang materi dalam bab ini diharapkan teman-teman bisa
melakukan kajian pustaka dengan referensi ynag berbeda untuk memperkaya pengetahuan
tentang bab yang kami bahas, dan bagi dosen pengasuh, pembahasan kami dalam makalah ini
tentu belum sempurna, dan kami mengaharapkan dosen pengasuh mata kuliah ini dapat
menjelaskan kembali dan memberikan pengetahuan yang baru untuk memperkaya
pengetahuan kami

DAFTAR PUSTAKA

14
https://www.harmony.co.id/blog/penjelasan-akuntansi-keuangan-daerah-dan-metode-
pencatatannya#:~:text=Akuntansi%20keuangan%20daerah%20adalah%20proses,ekonomi%2C
%20baik%20oleh%20pihak%20internal

15

Anda mungkin juga menyukai