Dosen pengampu:
Disusun Oleh:
S1 AKUNTANSI
UNIVERSITAS MATARAM
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimaksih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah yang berjudul “Akuntansi Desa” ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke
depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun,
ii
Daftar Isi
Halaman Judul .......................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan ................................................................................................... 22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian desa dan tipologi desa.
2. Untuk mengetahui kebijakan keuangan desa.
3. Untuk mengetahui pengelolaan keuangan desa.
4. Untuk mengetahui siklus akuntansi dan penyusunan laporan keuangan
desa.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pemerintah desa meliputi Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan
Desa (BPD). Pemerintah desa mencakup Kepala Desa dan Perangkat Desa.
Perangkat Desa mencakup Sekretaris Desa, Peleksana Kewilayahan, dan
Pelaksana Teknis. BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan
yang anggota wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan
ditetapkan secara demokratis.
Desa atau yang disebut dengan nama lain ada sebelum Negara Kesatuan
Republik Indonesia terbentuk. Sebagai bukti keberadaannya, dalam Penjelasan
Pasal 18 Undang Undang Dasar Negara Tahun 1945 (sebelum perubahan)
menyebutkan bahwa “dalam teritori Negara Indonesia terdapat lebih kurang 250
“Zelbesturende landscappen” dan “Volksgemeenschappen”, seperti di Jawa dan
Bali, Nagari di Minangkabau, Dusun dan Marga di Palembang, dan sebagainya.
4
5. Undang Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintah
Daerah.
6. Undang Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa.
7. Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
8. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
9. Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
5
Selain itu, terdapat Kementrian Keuangan dan Kementerian Teknis yang memiliki
kegiatan yang didanai dari dana desa.
1. Kementerian Keuangan
Pemerintah Pusat mempunyai kewajiban untuk mengalokasikan dan desa
dalam APBN. Dalam hal ini, Pemerintah Pusat dilaksanakan oleh
Kementerian Keuangan, memiliki kewenangan pengalokasian, penyaluran,
penggunaan, serta pemantauan dan evaluasi atas dana yang dialokasikan
dalam APBN (dana desa). Pengaturan dana desa lebih lanjut diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang
Bersumber dari APBN.
2. Kementerian Dalam Negeri
Kementerian Dalam Negeri, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 11
Tahun 2015, memiliki tugas menyelenggarakan perumusan, penetapan, dan
pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan pemerintahan desa.
3. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,
sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2015, dalam kaitannya
dengan desa memiliki tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pembangunan desa dan kawasan perdesaan dan pemberdayaan
masyarakat desa. Agar melakukan hal ini, dibentuk Direktorat Jenderal
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Direktorat Jenderal
Pembangunan Kawasan Pedesaan.
Tabel 1.1.
Kewenangan Kementerian
6
2. Penyelenggaraan administrasi 2. Pengembangan usaha ekonomi
pemerintah desa desa
9. Kerjasama pemerintahan
10. Evaluasi perkembangan desa
7
Berkaitan dengan pengelolaan keuangan desa tersebut, pemerintah provinsi
dapat mengalokasikan bantuan keuangan kepada desa dalam APBD Provinsi yang
merupakan salah satu sumber pendapatan desa yang akan diuntungkan kedalam
APBDes.
2.2.5 Kecamatan
Seperti telah diamanatkan di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun
2014 pasal 101 dan Permedagri Nomor 113 tahun 2014 pasal 23, bupati/walikota
dapat mendelegasikan pelaksanaan evaluasi rancangan peraturan desa tentang
APBDes kepada camat atau sebutan lain. Camat berperan dalam hal penyampaian
Laporan Realisasi APBDesa dan Laporan Pertanggungjawaban Realisasi
Pelaksanaan APBDesa kepada bupati/walikota.
8
2.2.6 Pemerintah Desa
Hak asal usul adalah hak yang merupakan warisan yang masih hidup dan
perkara masyarakat desa seuai perkembangan kehidupan masyarakat, yaitu antara
lain sistem organisasi masyarakat adat, kelembagaan, prantara dan hukum adat,
tanah kas desa, serta kesepakatan dalam kehidupan masyarakat desa.
Desa dipimpin oleh kepala desa yang menjabat selama 6 tahun terhitung dari
tanggal pelantikan.dalam melaksanakan tugasnya, ia dibantu oleh perangkat desa
yang terdiri dari:
9
a. Sekretariat Desa. Sesuai pasal 62 peraturan pemerintah No 43 Tahun 2014,
Sekretaris Desa dibantu oleh paling banyak 3 (tiga) bidang urusan. Kepala
Urusan Keuangan merangkap Bendahara Desa dan kepala urusan umum
merangkap pengurus Kekayaan Milik Desa.
b. Pelaksana Kewilayahan. Merupakan unsur pembantu dari Kepala Desa
sebagai satuan tugas kewilayahan.
c. Pelaksana Teknis. Merupakan unsur pembantu dari Kepala Desa sebagai
pelaksana tugas operasional.
2. Penghasilan Tetap
Penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa dianggarkan dalam
APBDesa yang berasal dari Alokasi Dana Desa (ADD). Pengalokasian ADD
utuk penghasilan tetap kepala drsa dan perangkat desa menggunakan
perhitungan sebagaimana diatur daam peraturan pemerintah Nomor 43 Tahun
2014 pasal 81.
3. Badan Permusyawaratan Desa
BPD harus mempunyai visi dan misi yang sama dengan kepala desa
sehingga BPD tidak dapat menjatuhkan kepala desa yang dipilih secara
demokratis oleh masyarakat desa. BPD merupakan badan permusyawaratan
pada tingkat desa yang turut membahas dan menyepakati kebijakan
penyelenggaraan pemerintah desa. BPD mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Membahas dan menyepakati rancangan peraturan desa bersama kepala
desa.
b. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa.
c. Melakukan pengawasan kinerja kepala desa.
10
Masyarakat Desa (LPMD). Pmbentukan LKD diatur dalam peraturan desa,
dengan rincian tugas sebagai berikut:
a. Melkukan pemberdayaan masyarakat desa
b. Ikut srta dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
c. Meningkatkan pelayanan masyarakat desa
Fungsi yang dimiliki oleh LKD Aantara lain meliputi sebagai berikut:
5. Desa Adat
Desa Adat adalah warisan organisasi pemerintah masyarakat lokal yang
dipelihara turun-temurun yang tetap diakui dan diperjuangkan pemimpin serta
masyarakat desa adat agar dapat berfungsi mengembangkan kesejahteraan
dan identitas sosial bdya lokal. Desa adat memiliki hak asal ususl yang lebih
dominan daripada hak asal usul desa sejak desa adat lahir sebagai komunita
asli di tengah masyarakat. Desa adat ialah kesatuan masyarakat hukum adat
yang secara historis memiliki batas wilayah serta identitas budaya yang
dibentuk berdasarkan teritorial dengan wewewnagn mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat desa berdasarkan hak asal usul.
11
Pengertian keuangan desa sesuai Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan
uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban desa. Hak dan kewajiban itu menimbulkan
pendapatan, belanja, pembiayaan yang perlu diatur di dalam pengelolaan
keuangan desa yang baik. Siklus pengelolaan keuangan desa mencakup
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, serta pertanggungjawaban
dengan periodisasi 1 (satu) tahun anggaran, terhitung mulai dari tanggal 1 Januari
sampai dengan 31 Desember.
Gambar 3.1.
12
pusat/provinsi/kabupaten/kota, subjek pelaksananya di desa, struktur APBDesa,
laporan dan lingkungan strategis yang berupa ketentuan yang mengaturnya
4. Tertib dan disiplin anggaran, yaitu pengelolaan keuangan desa harus mengacu
pada aturan atau pedoman yang melandasinya.
13
Dalam siklus pengelolaan keuangan desa, Kepala Desa dibantu oleh
PTKD. PTKD terdiri atas Sekretaris Desa, Kepala Seksi, dan Bendahara Desa.
1. Kepala Desa
2. Sekretaris Desa
14
e. Melakukan verifikasi terhadap Rencana Anggaran Belanja (RAB), bukti-bukti
atas penerimaan dan pengeluaran APBDesa (SPP).
3. Kepala Seksi
Kepala Seksi merupakan salah satu unsur PTPKD yang bertindak sebagai
pelaksana kegiatan sesuai dengan bidangnya. Sesuai pasal 64 Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 dinyatakan bahwa desa paling banyak terdiri
atas 3 (tiga) seksi. Kepala Seksi mempunyai
4. Bendahara Desa
15
b) Memungut dan menyetorkan PPh dan pajak lainnya.
16
pembayaran kepada pihak ketiga secara normatif dilakukan melalui transfer ke
rekening bank pihak ketiga.
Buku Bank.
17
transaksi penerimaan dan pengeluaran yang melalui bank/transfer dicatat dalam
Buku Bank. Buku Kas Pembantu Pajak digunakan oleh Bendahara Desa untuk
mencatat penerimaan uang yang berasal dari pungutan pajak dan mencatat
pengeluaran berupa penyetoran pajak ke kas Negara. Khusus untuk
pendapatandan pembiayaan, terdapat buku pembantu berupa Buku Rincian
Pendapatan dan Buku Rincian Pembiayaan.
18
Terdapat empat tahapan penting dalam siklus akuntansi, antara lain sebagai
berikut.
1. Tahap pencatatan. Tahap ini merupakan langkah awal dari siklus akuntansi.
Berawal dari bukti-bukti transaksi selanjutnya dilakukan pencatatan pada buku
yang sesuai
3.Tahap Pengikhtisaran. Tahap ini dilakukan pembuatan neraca saldo dan kertas
kerja Laporan kekayaan milik desa berisi saldo akhir akun-akun yang telah di
catat di buku besar utama dan buku besar pembantu. Laporan kekayaan milik
desa bisa berfungsi untuk memeriksa keakuratan dalam memposting akun ke
dalam debet dan kredit. Di dalam laporan kekayaan milik desa. Jumlah kolom
debet dan kredit harus sama atau seimbang sehingga perlu Pemerikasan saldo
debet dan keredit dalam laporan kekayaan milik desa dan waktu ke waktu untuk
mengindari salah pencatatan. Jadi, pembuktian bukan merupakan indikasi bahwa
pencatatan dilakukan dengan benar.
4. Tahap pelaporan. tahap ini merupakan tahapan akhir pada siklus akuntansi.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain sebagai berikut.
a. Membuat laporan pertanggung jawaban realisasi pelaksanaan APBDesa, yaitu
memuat jumlah anggaran dan realisasi pendapatan, belnja, serta pembiayaan
dari pemerintah desa bersangkutan untuk tahun anggaran tertentu
b. Membuat laoran kekayaan milik desa, yang membuta posisi dari aset lancer,
aset tidak lancer, dan kewajiban pemerintah desa per 31 desember tahun
tertentu.
19
2.4.2 Penulisan Bukti Akuntansi
1. Bukti transaksi internal. Bukti transaksi internal merupakan bukti yang berasal
atau dikeluarkan oleh pemerintah desa sebagai bukti telah terjadinya transaksi.
Buku itu terdiri dari dua jenis yaitu sebagai berikut
a. Bukti kas masuk yaitu bukti transaksi yang mencatat pemerintah desa
menerima sejumlah uang.misalnya tanda terima uang yang di buat karena
pemerintah desa meminta sumbangan dalam bentuk uang dari masyarakat.
2. Bukti transaksi external. Bukti transaksi external merupakan bukti yang berasal
dan dibuat pihak luar akibat transaksi yang terjadi misalnya surat tagihan,
kuintansi, bon/nota, faktur,cek, bilyet giro, dan rekening koran bank, bukti-
bukti ini diperolah pemerintah desa karena transaksi dengan pihak ketiga
menggunakan uang desa.
20
Bukti transaksi perlu diberi nomer pengarsipan agar bisa memdahkan
melakukan pencatatan dan pencarian bukti transaksi setelah dilaksanakan
pengarsipan. Pemberian nomor pengarsipan akan mempermudah pengecekan
pada pencatatan yang dilakukan. Bukti transaksi dari internal dapat diberikan
penomoran yang tercetak sebelumnya (pre numbered) atau memberikan cap
nomor yang akan tercetak berurutan jika digunakan.
21
BAB III
KESIMPULAN
Menurut Undang Undang Nomor 6 Tahum 2014 tentang Desa, desa ialah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
22
keuangan yang terjadi. Penatausahaan keuangan desa yang dilakukan oleh
Bendahara Desa dilakukan dengan cara sederhana, yaitu berupa pembukuan
belum menggunakan jurnal akuntansi.
a. Bukti transaksi internal. Bukti transaksi internal merupakan bukti yang berasal
atau dikeluarkan oleh pemerintah desa sebagai bukti telah terjadinya transaksi.
Buku itu terdiri dari dua jenis yaitu Bukti kas masuk dan Bukti kas keluar.
23
Daftar Pustaka
https://bppk.kemenkeu.go.id/id/publikasi/artikel/417-artikel-perimbangan
keuangan/23373-perencanaan-dan-penganggaran-keuangan-desa
http://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/sakd/files/Juklakbimkonkeudesa.pdf
24