Disusun oleh :
Dosen pembimbing :
Muhammad Aufa, S.E., M.S.A.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehingga saya, kelompok tujuh dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Dengan
kesempatan ini, saya tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Muhammad Aufa, S.E., M.S.A. selaku dosen mata kuliah Akuntansi Sektor
Publik.
2. Kedua orang tua yang selalu memberikan semangat kepada saya.
Penyusun
ii
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
DAFTAR ISI
iii
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
BAB I
PENDAHULUAN
1
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini,
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu perencanaan pembangunan desa.
2. Untuk mengetahui pengelolaan keuangan desa.
3. Untuk mengetahui pengawasan dan pengendalian keuangan desa.
2
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
BAB II
PEMBAHASAN
3
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
B. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa)
RPJM Desa memuat visi dan misi kepala desa, arah kebijakan pembangunan
desa, serta rencana kegiatan yang meliputi bidang penyelenggaraan pemerintahan
desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan
pemberdayaan masyarakat desa. RPJM Desa ditetapkan dalam jangka waktu paling
lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak pelantikan kepala desa. Sesuai Permendagri
Nomor 114 tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa, tahapan penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa meliputi :
Gambar 2.1
Tahapan Penyusunan RPJM Desa
4
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
Gambar 2.2
Tahapan Penyusunan RKP Desa
5
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
Menteri Desa PDTT diberi kewenangan untuk menetapkan prioritas
penggunaan Dana Desa paling lambat 3 bulan sebelum dimulainya tahun anggaran.
Prioritas ini dilengkapi dengan Pedoman Umum pelaksanaan penggunaan Dana
Desa. Untuk penggunaan Dana Desa Tahun 2015, telah diterbitkan Permendes
PDTT nomor 5 Tahun 2015. Sedangkan untuk penggunaan Dana Desa Tahun 2016
telah diterbitkan Permendes PDTT nomor 21 Tahun 2015 jo Permendes 8 Tahun
2016.
Prioritas penggunaan Dana Desa didasarkan pada prinsip‐prinsip :
Keadilan, dengan mengutamakan hak atau kepentingan seluruh warga desa
tanpa membedabedakan.
Kebutuhan prioritas, dengan mendahulukan yang kepentingan desa yang
lebih mendesak, lebih dibutuhkan dan berhubungan langsung dengan
kepentingan sebagian besar masyarakat desa.
Tipologi desa, dengan mempertimbangkan keadaan dan kenyataan
karakteristik geografis, sosiologis, antropologis, ekonomi, dan ekologi desa
yang khas, serta perubahan atau perkembangan kemajuan desa.
6
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
Gambaran rincian proses Siklus Pengelolaan Keuangan Desa adalah sebagai berikut:
Gambar 2.3
Siklus Pengelolaan Keuangan Desa
Setiap tahapan proses pengelolaan keuangan desa tersebut memiliki aturan‐aturan yang
harus dipahami dan dilaksanakan sesuai dengan batasan waktu yang telah ditentukan.
Asas‐asas Pengelolaan Keuangan Desa sebagaimana tertuang dalam Permendagri
Nomor 113 Tahun 2014 yaitu :
1. Transparan yaitu prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk
mengetahui dan mendapat akses informasi seluas‐luasnya tentang keuangan
desa. Asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan
pemerintahan desa dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan perundang‐
undangan.
2. Akuntabel yaitu perwujudan kewajiban untuk mempertanggung‐jawabkan
pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang
dipercayakan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Asas
akuntabel yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan desa harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang‐
undangan;
3. Partisipatif yaitu penyelenggaraan pemerintahan desa yang mengikutsertakan
kelembagaan desa dan unsur masyarakat desa.
7
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
4. Tertib dan disiplin anggaran yaitu pengelolaan keuangan desa harus mengacu
pada aturan atau pedoman yang melandasinya.
Beberapa disiplin anggaran yang perlu diperhatikan dalam Pengelolaan Keuangan Desa
yaitu :
Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara
rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja
yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja.
Pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan
dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang
belum tersedia atau tidak mencukupi kredit anggarannya dalam APB
Desa/Perubahan APB Desa.
Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam tahun anggaran yang
bersangkutan harus dimasukan dalam APB Desa dan dilakukan melalui
Rekening Kas Desa.
8
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
Gambar 2.4
Stakeholders Pengawasan Desa
9
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
1. Survey Pendahuluan
memiliki beberapa tujuan diantaranya :
1) Mendapatkan informasi latar belakang obyek yang diaudit (desa).
2) Mendapatkan informasi keberadaan infrastruktur dokumen‐
dokumen pengelolaan keuangan desa.
3) Mendapatkan informasi tentang realisasi pendapatan desa.
4) Mendapatkan informasi awal tentang potensi kelemahan pada
pemerintah desa yang diaudit
2. Reviu Sederhana atas Sistem Pengendalian Intern Pengelolaan
Keuangan Desa
Tujuan auditnya yatitu :
1) Mendapatkan keyakinan memadai atas pengendalian intern
pengelolaan keuangan desa
2) Mendapatkan keyakinan atas ketaatan pemerintaha desa pada
peraturan pengelolaan keuangan desa dalam hal implementasi
proses perencanaan sampai pertanggungjawaban.
3) Menyimpulkan kelemahan‐kelemahan yang terjadi dalam proses
pengelolaan keuangan desa.
3. Pengujian Substantif atas Pengelolaan Keuangan Desa
1) Memperoleh keyakinan yang memadai bahwa pertanggungjawaban
belanja telah dibuat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2) Memperoleh keyakinan memadai bahwa kegiatan yang
direalisasikan telah dianggarkan dalam APBDesa.
3) Memperoleh keyakinan memadai bahwa pengadaan barang/jasa
telah dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku.
4) Memperoleh keyakinan memadai bahwa kewajiban perpajakan atas
pengelolaan keuangan desa telah dipenuhi sesuai dengan ketentuan.
5) Memperoleh keyakinan memadai bahwa semua sumber pendapatan
telah ditatausahakan dengan benar sesuai ketentuan.
6) Memperoleh keyakinan bahwa peruntukkan belanja dana desa
maupun dana lainnya telah sesuai dengan ketentuan.
4. Menyusun Laporan
Bertujuan untuk merumuskan kesimpulan dan permasalahan hasil audit
pengelolaan keuangan desa dalam laporan secara terstruktur dan sistematis.
10
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Sesuai dengan UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Pasal 79 bahwa Pemerintah
Desa menyusun perencanaan Pembangunan Desa sesuai dengan kewenangannya secara
berjangka meliputi :
a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) untuk jangka
waktu 6 (enam) tahun.
b. Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana Kerja
Pemerintah Desa (RKP Desa), merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun.
11
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
DAFTAR PUSTAKA
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa.
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Desa.
5. Adrian Puspawijaya, Ak., Julia Dwi Nuritha Siregar; Modul Pengelolaan Keuangan
Desa; Edisi Kedua; Tahun 2016.
12
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: PENGELOLAAN KEUANGAN DESA