Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Pengelolaan Keuangan Desa


Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah
Akuntansi Sektor Publik

Disusun oleh :

1. Ainur Mutasyah (200302019)

Dosen pembimbing :
Muhammad Aufa, S.E., M.S.A.

Semester 5 / Kelas Akuntansi A / Sore


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehingga saya, kelompok tujuh dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Dengan
kesempatan ini, saya tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Muhammad Aufa, S.E., M.S.A. selaku dosen mata kuliah Akuntansi Sektor
Publik.
2. Kedua orang tua yang selalu memberikan semangat kepada saya.

3. Semua pihak yang telah berkenan memberikan bantuan-bantuan.


Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun sehingga pembuatan makalah yang akan datang dapat lebih baik. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi bagi para pembaca umumnya.

Gresik, 31 Oktober 2022

Penyusun

ii
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................... i

Kata Pengantar ................................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 1

1.4 Manfaat Penulisan .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3

2.1 Perencanaan Pembangunan Desa ................................................................... 3

A. Gambaran Umum Perencanaan Desa ......................................................... 3

B. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) ................. 4

C. Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa)............................................ 4

D. Batasan (Prioritas) Belanja Desa................................................................ 5

2.2 Pengelolaan Keuangan Desa .......................................................................... 6

2.3 Pengawasan dan Pengendalian Keuangan Desa.............................................. 8

A. Pihak yang Melakukan Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa ........... 8

B. Pola Pengawasan yang Dilakukan oleh Inspektorat Kabupaten/Kota ....... 9

C. Tahapan Audit atas Pengelolaan Keuangan Desa ...................................... 9

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 12

iii
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pengelolaan Keuangan Desa diatur dalam peraturan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 114 Tentang Pembangunan Desa yang tercantum dalam pasal 71
ayat 1, dikatakan Bahwa “semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang
serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak
dan kewajiban Desa”. Hak dan kewajiban tersebut menimbulkan pendapatan, belanja,
pembiayaan yang perlu diatur dalam pengelolaan keuangan desa yang baik. Sebagaimana
fungsinya desa merupakan tolok ukur pertama dalam melihat kemajuan suatu negara,
Seringkali desa terabaikan oleh negara dan penyelenggaraan desa hanya terbatas pada
perintah pemerintah pusat ataupun daerah. Adanya Undang-Undang No. 6 Tahun 2014
tentang Desa mulai memperlihatkan bahwa pemerintah telah memberikan perhatiannya
kepada desa.
Pengelolaan Keuangan Desa dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel,
partisipatif, serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran. Pemerintah desa sebagai
penyelenggara pemerintahan terdepan dalam pelaksanaan keuangan desa, maka
diperlukan adanya kapasitas perangkat desa yang memadai. Dari uraian latar belakang
tersebut, maka makalah ini akan membahas mengenai “Pengelolaan Keuangan Desa”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan pembangunan desa?
2. Apa yang dimaksud dengan pengelolaan keuangan desa?
3. Bagaimana pengawasan dan pengendalian keuangan desa?

1
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini,
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu perencanaan pembangunan desa.
2. Untuk mengetahui pengelolaan keuangan desa.
3. Untuk mengetahui pengawasan dan pengendalian keuangan desa.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Sebagai media belajar dan tambahan wawasan bagi penulis.
2. Memberikan informasi bagi pembaca.
3. Dapat memahami atau menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.
4. Mahasiswa mampu mengetahui materi dari pengelolaan keuangan desa.

2
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA


A. Gambaran Umum Perencanaan Desa
Sebagaimana diatur di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 114 tahun
2014, tentang Pedoman Pembanguna Desa, disebutkan bahwa Perencanaan
pembangunan desa adalah proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh
pemerintah Desa dengan melibatkan Badan Permusyawaratan Desa dan unsur
masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya
desa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan desa. Sesuai dengan UU Nomor
6 Tahun 2014 Tentang Desa Pasal 79 bahwa Pemerintah Desa menyusun
perencanaan Pembangunan Desa sesuai dengan kewenangannya secara berjangka
meliputi :
a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) untuk jangka
waktu 6 (enam) tahun.
b. Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana Kerja
Pemerintah Desa (RKP Desa), merupakan penjabaran dari RPJM Desa
untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

Pemerintah Desa menyusun perencanaan Pembangunan Desa sesuai dengan


kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan
Kabupaten/Kota. Perencanaan dan Pembangunan Desa dilaksanakan oleh
Pemerintah Desa dengan melibatkan seluruh masyarakat Desa dengan semangat
gotong royong.Masyarakat Desa berhak melakukan pemantauan terhadap
pelaksanaan Pembangunan Desa. Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan Desa, pemerintah Desa didampingi oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota yang secara teknis dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah
kabupaten/kota. Untuk mengoordinasikan pembangunan Desa, kepala desa dapat
didampingi oleh tenaga pendamping profesional, kader pemberdayaan masyarakat
Desa, dan/atau pihak ketiga. Camat atau sebutan lain akan melakukan koordinasi
pendampingan di wilayahnya.

3
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
B. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa)
RPJM Desa memuat visi dan misi kepala desa, arah kebijakan pembangunan
desa, serta rencana kegiatan yang meliputi bidang penyelenggaraan pemerintahan
desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan
pemberdayaan masyarakat desa. RPJM Desa ditetapkan dalam jangka waktu paling
lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak pelantikan kepala desa. Sesuai Permendagri
Nomor 114 tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa, tahapan penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa meliputi :
Gambar 2.1
Tahapan Penyusunan RPJM Desa

C. Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa)


Pemerintah desa menyusun RKP Desa sebagai penjabaran RPJM Desa. RKP
Desa disusun oleh pemerintah desa sesuai dengan informasi dari pemerintah daerah
kabupaten/kota berkaitan dengan pagu indikatif desa dan rencana kegiatan
pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah
kabupaten/kota.
RKP Desa mulai disusun oleh pemerintah desa pada bulan Juli tahun berjalan.
RKP Desa ditetapkan dengan peraturan desa paling lambat akhir bulan September
tahun berjalan. RKP Desa menjadi dasar penetapan APB Desa. Kepala desa
menyusun RKP Desa dengan mengikutsertakan masyarakat desa.
Sesuai Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan
Desa, tahapan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) meliputi :

4
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
Gambar 2.2
Tahapan Penyusunan RKP Desa

D. Batasan (Prioritas) Belanja Desa


Desa dalam mengelola keuangan desa memperhatikan regulasi yang dibuat
oleh pemerintah supra desa. Terdapat aturan‐aturan yang perlu dicermati
khususnya terkait pengeluaran atau belanja yang dilakukan oleh pemerintah desa.
Berdasarkan pasal 100 PP Nomor 43 Tahun 2014 jo PP Nomor 47 Tahun 2015
tentang Pedoman Pelaksanaan UU Desa, disebutkan bahwa belanja desa yang
ditetapkan dalam APB Desa digunakan dengan ketentuan paling sedikit 70% dari
APB Desa untuk 4 bidang dan paling banyak 30% untuk 4 item belanja.
Selain batasan proporsi belanja dalam APB Desa, khusus belanja yang
bersumber dari Dana Desa terdapat batasan penggunaan berupa prioritas
penggunaan Dana Desa. Dalam Pasal 19 PP nomor 43 Tahun 2014 jo PP nomor 47
tahun 2015 disebutkan bahwa Dana Desa digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan masyarakat dan
kemasyarakatan namun diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat.

5
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
Menteri Desa PDTT diberi kewenangan untuk menetapkan prioritas
penggunaan Dana Desa paling lambat 3 bulan sebelum dimulainya tahun anggaran.
Prioritas ini dilengkapi dengan Pedoman Umum pelaksanaan penggunaan Dana
Desa. Untuk penggunaan Dana Desa Tahun 2015, telah diterbitkan Permendes
PDTT nomor 5 Tahun 2015. Sedangkan untuk penggunaan Dana Desa Tahun 2016
telah diterbitkan Permendes PDTT nomor 21 Tahun 2015 jo Permendes 8 Tahun
2016.
Prioritas penggunaan Dana Desa didasarkan pada prinsip‐prinsip :
 Keadilan, dengan mengutamakan hak atau kepentingan seluruh warga desa
tanpa membedabedakan.
 Kebutuhan prioritas, dengan mendahulukan yang kepentingan desa yang
lebih mendesak, lebih dibutuhkan dan berhubungan langsung dengan
kepentingan sebagian besar masyarakat desa.
 Tipologi desa, dengan mempertimbangkan keadaan dan kenyataan
karakteristik geografis, sosiologis, antropologis, ekonomi, dan ekologi desa
yang khas, serta perubahan atau perkembangan kemajuan desa.

2.2. PENGELOLAAN KEUANGAN DESA


Pengertian Keuangan Desa menurut UU Desa adalah semua hak dan kewajiban desa
yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa. Hak dan kewajiban tersebut
menimbulkan pendapatan, belanja, pembiayaan yang perlu diatur dalam pengelolaan
keuangan desa yang baik. Siklus pengelolaan keuangan desa meliputi perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban, dengan periodisasi 1
(satu) tahun anggaran, terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember.

6
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
Gambaran rincian proses Siklus Pengelolaan Keuangan Desa adalah sebagai berikut:
Gambar 2.3
Siklus Pengelolaan Keuangan Desa

Setiap tahapan proses pengelolaan keuangan desa tersebut memiliki aturan‐aturan yang
harus dipahami dan dilaksanakan sesuai dengan batasan waktu yang telah ditentukan.
Asas‐asas Pengelolaan Keuangan Desa sebagaimana tertuang dalam Permendagri
Nomor 113 Tahun 2014 yaitu :
1. Transparan yaitu prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk
mengetahui dan mendapat akses informasi seluas‐luasnya tentang keuangan
desa. Asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan
pemerintahan desa dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan perundang‐
undangan.
2. Akuntabel yaitu perwujudan kewajiban untuk mempertanggung‐jawabkan
pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang
dipercayakan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Asas
akuntabel yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan desa harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang‐
undangan;
3. Partisipatif yaitu penyelenggaraan pemerintahan desa yang mengikutsertakan
kelembagaan desa dan unsur masyarakat desa.

7
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
4. Tertib dan disiplin anggaran yaitu pengelolaan keuangan desa harus mengacu
pada aturan atau pedoman yang melandasinya.

Beberapa disiplin anggaran yang perlu diperhatikan dalam Pengelolaan Keuangan Desa
yaitu :
 Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara
rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja
yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja.
 Pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan
dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang
belum tersedia atau tidak mencukupi kredit anggarannya dalam APB
Desa/Perubahan APB Desa.
 Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam tahun anggaran yang
bersangkutan harus dimasukan dalam APB Desa dan dilakukan melalui
Rekening Kas Desa.

2.3. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KEUANGAN DESA


A. Pihak Terkait yang Melakukan Pengawasan Terhadap Pengelolaan
Keuangan Desa
Desa saat ini diberikan mandat dalam mengelola keuangan desa yang nilainya
cukup besar dimana sumber pendapatannya berasal dari dari Pendapatan Asli
Daerah, Pendapatan Transfer dan Lain‐lain pendapatan, sehingga banyak
pemangku kepentingan yang diberikan amanat untuk melakukan pengawasan
keuangan desa baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti dalam gambar
dibawah ini :

8
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
Gambar 2.4
Stakeholders Pengawasan Desa

B. Pola Pengawasan yang Dilakukan oleh Inspektorat Kabupaten/Kota


Sesuai standar Audit Intern Indonesia tahun 2013, maka Inspektorat
Kabupaten dapat melakukan pengawasan terhadap pengelolaan keuangan desa
dengan pola audit yaitu audit terhadap terhadap aspek keuangan tertentu yang
secara definisi adalah audit atas aspek tertentu pengelolaan keuangan yang
diselenggarakan oleh instansi pemerintah atas dana yang dibiayai oleh
APBN/APBD dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa
pengelolaan keuangan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah
ditetapkan sebagaimana ketentuan yang berlaku agar tujuan pengelolaan keuangan
tepat sasaran.
Ruang lingkup audit pengelolaan keuangan desa oleh Inspektorat Kabupaten
meliputi proses siklus keuangan desa dari perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban atas tujuh sumber
pendapatan desa yaitu pendapatan asli daerah, Dana Desa, Alokasi Dana Desa,
Bagi Hasil Pajak/Retribusi, Bantuan Keuangan Provinsi, Bantuan Keuangan
Kabupaten dan Lain‐lain pendapatan desa yang sah.

C. Tahapan Audit atas Pengelolaan Keuangan Desa


Audit yang dilakukan oleh Inspektorat terhadap pengelolaan keuangan desa dapat
dilakukan melalui beberapa tahap dan langkah kerja audit dimana masing‐masing
tahap terdapat tujuan yang harus dicapai oleh auditor, yaitu sebagai berikut:

9
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
1. Survey Pendahuluan
memiliki beberapa tujuan diantaranya :
1) Mendapatkan informasi latar belakang obyek yang diaudit (desa).
2) Mendapatkan informasi keberadaan infrastruktur dokumen‐
dokumen pengelolaan keuangan desa.
3) Mendapatkan informasi tentang realisasi pendapatan desa.
4) Mendapatkan informasi awal tentang potensi kelemahan pada
pemerintah desa yang diaudit
2. Reviu Sederhana atas Sistem Pengendalian Intern Pengelolaan
Keuangan Desa
Tujuan auditnya yatitu :
1) Mendapatkan keyakinan memadai atas pengendalian intern
pengelolaan keuangan desa
2) Mendapatkan keyakinan atas ketaatan pemerintaha desa pada
peraturan pengelolaan keuangan desa dalam hal implementasi
proses perencanaan sampai pertanggungjawaban.
3) Menyimpulkan kelemahan‐kelemahan yang terjadi dalam proses
pengelolaan keuangan desa.
3. Pengujian Substantif atas Pengelolaan Keuangan Desa
1) Memperoleh keyakinan yang memadai bahwa pertanggungjawaban
belanja telah dibuat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2) Memperoleh keyakinan memadai bahwa kegiatan yang
direalisasikan telah dianggarkan dalam APBDesa.
3) Memperoleh keyakinan memadai bahwa pengadaan barang/jasa
telah dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku.
4) Memperoleh keyakinan memadai bahwa kewajiban perpajakan atas
pengelolaan keuangan desa telah dipenuhi sesuai dengan ketentuan.
5) Memperoleh keyakinan memadai bahwa semua sumber pendapatan
telah ditatausahakan dengan benar sesuai ketentuan.
6) Memperoleh keyakinan bahwa peruntukkan belanja dana desa
maupun dana lainnya telah sesuai dengan ketentuan.
4. Menyusun Laporan
Bertujuan untuk merumuskan kesimpulan dan permasalahan hasil audit
pengelolaan keuangan desa dalam laporan secara terstruktur dan sistematis.

10
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Sesuai dengan UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Pasal 79 bahwa Pemerintah
Desa menyusun perencanaan Pembangunan Desa sesuai dengan kewenangannya secara
berjangka meliputi :
a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) untuk jangka
waktu 6 (enam) tahun.
b. Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana Kerja
Pemerintah Desa (RKP Desa), merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun.

Asas‐asas Pengelolaan Keuangan Desa sebagaimana tertuang dalam Permendagri


Nomor 113 Tahun 2014 yaitu bersifat transparan, akuntabel, partisipatif, tertib dan
disiplin.

11
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
DAFTAR PUSTAKA

1. Undang‐Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa.

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Desa.

4. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 5


Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2015;

5. Adrian Puspawijaya, Ak., Julia Dwi Nuritha Siregar; Modul Pengelolaan Keuangan
Desa; Edisi Kedua; Tahun 2016.

12
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

Anda mungkin juga menyukai