Nah bagaimana kita mengetahui tingkat kesehatan sebuah CU? Pada bulan Oktober
202, WOCCU mengeluarkan suatu dokumen penting yang disebut PEARLS melalui
web site mereka, sekumpulan rasio keuangan yang sangat bermanfaat bagi CU
(baca: David C. Richardson, 2002).
1. Sebagai alat untuk memantau kinerja credit union. Kekuatan dan kelemahan
credit union segera dapat diketahui dengan menggunakan PEARLS. Dengan
demikian, PEARLS dapat digunakan sebagai system peringatan dini.
2. Menstandarkan rasio dan rumus. Dengan rasio dan yang standar, maka dapat
mengurangi perbedaan persepsi dikalangan aktivis CU. Adanya kesepahaman
dalam mengukur tingkat kesehatan suatu CU.
3. Dapat digunakan untuk merangking suatu CU. Dengan menggunakan
PEARLS, maka ketika melakukan tidak terjadi banyak salah paham.
Perangkingan dapat dilakukan secara objektif karena di dalam PEARLS tidak
ada indicator kualitatif atau subjektif.
4. Sebagai alat pengawasan system. System PEARLS menyediakan kerangka
pengawasan suatu credit union. Dengan melakukan analisis rasio semua area
kunci PEARLS secara bulanan atau kuartalan, maka pengawas dapat
menyimpulkan tingkat kesehatan suatu CU. Jika ditemukan kesalahan, maka
pengawas dapat dengan mudah memberikan saran perbaikan.
1. P= Protection (Perlindungan)
Adalah mutlak sebuah CU melindungi secara sungguh-sungguh asset-
asetnya. Ini merupakan indicator penting suatu credit union model.
Perlindungan diukur dengan:
1) Membandingkan antarara total penyisihan dana cadangan untuk
menutup kerugian atas piutang lalai; dan.
2) Membandingan antara total penyisihan terhadap total kerugian
investasi bebas (non regulated investments). Penyisihan dana ini biasa
dana cadangan resiko.
Perlindungan terhadap kerugian atas piutang dianggap ideal jika credit union
mampu menyisihkan dana cadangan resiko sama besarnya dengan total
piutang lalai diatas 12 bulan ditambah dengan tersedianya dana cadngan
resiko yang mampu menutup 35% dari total piutang lalai 1-12 bulan. Yang
dimaksud dengan piutang adalah pinjaman yang sedang beredar ditangan
peminjam (anggota).
Apa akibat dari CU kalau ketersediaan dana cadangan resiko tidak memadai?
Ada dua akibat: nilai asset menurun dan pendapatan juga pasti menurun. Jika
alokasi dana cadangan resiko tidak memadai, CU dalam kondisi rawan.
Simpanan anggota tidak terlindungi dengan baik. Menurut WOCCU, yang
tentu saja kita semua sependapat, pengalokasian dana cadangan resiko yang
sesuai standar PEARLS merupakan benteng pertahanan utama CU terhadap
piutang lalai atau macet.
Aset
95% asset produktif terdiri atas piutang (pinjaman beredar), yaitu
berkisar pada rentangan 70-80% dari total asset; dan investasi likuid
(tersedianya dana segar), yang berkisar pada rentangan 10-20% dari
total asset;
5% asset-aset yang tidak produktif terutama berupa asset-aset tetap
(seperti tanah, gedung, perlengkapan, biaya dibayar dimuka, kas).
Kalau portofolio pinjaman dibawah 70% dari total asset, maka investasi liquid
akan tinggi. Kondisi ini tidak diharapkan, mengapa? Karena pendapatan dari
investasi pada portofolio pinjaman. Sebaliknya kalau portofolio pinjaman di
atas 80%, maka CU tidak likuid, karena kekurangan dana segar untuk
keperluan penarikan simpanan, pencairan kredit, atau keperluan lainnya.
Situasi seperti ini juga akan membahayakan CU.
Modal
Ketersediaan modal lembaga yang memadai (minimal 10% dari total asset)
bertujuan:
a. Untuk mendanai (berfungsi sebagai pengganti) asset-aset yang tidak
menghasilkan (tanah, gedung, perlengkapan, biaya dibayar dimuka, kas).
b. Meningkatkan Pendapatan
Modal lembaga sangat bermanfaat dalam meningkatkan. Mengapa?
Karena modal lembaga tidak diberikan balas jasa, sedang modal lembaga
ini sesungguhnya juga diputar, setidaknya dalam bentuk investasi likuid.
Investasi likuid artinya uang CU yang disimpan di bank. Memahami arus-
kas sangat penting untuk memahami konsep ini.
Apa yang disebut pinjaman lalai atau macet? Adalah uang CU yang
dipinjam anggota, tetapi anggota tersebut tidak membayar baik
anggsuran maupun bunga pinjamannya. Misalnya, pada bulan Juli 2006,
total pinjaman lalai dan macet berjumlah RP. 400 juta. Maka pada bulan
tersebut CU kehilangan pendapatan sebesar 2% dari Rp. 400 juta, yaitu
sebesar Rp. 8 juta.
Nah seandainya total pinjaman lalai diatas satu tahun Rp. 100 juta dan
total pinjaman lalai 1-12 bulan sebesar Rp. 300 juta, maka CU harus
mempunyai modal lembaga dalam bentuk dana cadangan resiko sebesar
100% untuk pinjaman lalai diatas satu tahun dan 35% untuk pinjaman
lalai 1-12 bulan. Jadi, total dana cadangan yang tersedia Rp. 100 juta +
Rp. 105 juta = Rp. 205 juta. Kalau keadaan ini terpenuhi, maka CU akan
tetap aman.
Setiap kali anda merencanakan belanja asset-aset mati, hitung dulu rasio
asset-aset mati yang sudah ada. Apakah CU anda masih mungkin
menambah asset-aset mati tersebut. Melanggar aturan ini, CU akan
menerima akibatnya. Citra CU akan negative. Tidak mudah lho
memperbaiki citra CU yang sudah negative.
Kalau sewaktu-sewaktu ada klaim Solkes, klaim DS, uang ini pasti
dikeluarkan. Modal transit artinya modal yang dititipkan. Sewaktu-waktu
akan digunakan, walaupun penggunaanya tidak sekaligus.
a. Portofolio pinjaman
Total pendapatan dari bunga pinjaman, pendapatan dari denda, dan
pendapatan dari jasa pelayanan dibagi dengan total piutang (pinjaman
beredar)
b. Investasi Likuid
Semua pendapatan dari bunga tabungan di bank dan cadangan likuiditas
yang disimpan di BK3D Kalimantan dibagi dengan total dana yang
diinvestasikan di tempat tersebut.
c. Investasi Keuangan
Banyak credit union menginvestasikan dana likuidnya dalam investasi
keuangan (seperti di sekuiritas pemerintah) yang menghasilkan
pendapatan lebih tinggi daripada kalau diinvestasikan di bank.
Pendapatan dari investasi seperti ini dibagi dengan total investasi dalam
jenis ini.
f. Biaya administrasi
Area kritis lain yang memerlukan analisis mendalam adalh biaya
administrasi. Banyak CU bersaing ketat dengan bank dalam hal besarnya
tingkat bunga simpanan dan bunga pinjaman. Tetapi, biaya administrasi
per unitnya jauh lebih tinggi. Mengapa? Karena ukuran pinjaman kecil.
Kebanyakan besar pinjaman anggota di bawah Rp. 5 juta. Demikian pula,
besar tabungan rata-rata peranggota Rp. 5 juta.
Jenis biaya terakhir yang dievaluasi oleh PEARLS adalah biaya provinsi
pinjaman lalai/macet. Dikerjakan dengan menggunakan peristilahan
akuntansi yang jelas. Standar akuntansi tradisional biasanya memasukan
provisi kerugian atas pinjaman sebagai bagian dari biaya administrasi
secara keseluruhan. Dalam kenyataannya, pengalokasian provisi yang
memadai menunjukan suatu tipe pengeluaran yang sama sekali berbeda.
Ini terkait langsung dengan analisis kredit yang benar dan teknik
pengembalian pinjaman yang efektif. Dengan memisahkan pengeluaran
provisi ini dari biaya administrasi, maka ada gambaran yang lebih jelas
tentang titik lemah administrasi kredit di CU.
5. L = Liquidity (Likuiditas)
e. Modal Lembaga
Pertumbuhan modal lembaga merupakan indicator terbaik bagi perolehan
keuntungan Pertumbuhan modal lembaga yang statis atau menurun
biasanya menunjukan adanya masalah dengan perolehan pendapatan,
jika perolehan pendapatan rendah, CU akan menghadapi masalah besar
dalam meningkatkan modal lembaga. Salah satu tanda penting bahwa CU
itu sehat atau tidak adalah pertumbuhan modal lembaga yang biasanya
lebih tinggi daripada pertumbuhan total asset.
Rumus PEARLS
P = Perlindungan
Indicator-indikator P mengukur kekuatan provisi pinjaman
lalai/macet
Sasaran : Putihkan semua (100%) dari total pinjaman lalai > 12 bulan
Sasaran : Diminimalkan
Sasaran : 100%
P6. SOLVENCY
Sasaran : >110%
Sasaran : 0%
LIABILITAS HUTANG
Sasaran : Maksimum 5%
MODAL
A = KUALITAS ASET
o Modal transit meliputi dana pendidikan, dana social, SHU tak berbagi,
asset-aset yang dievaluasi.
o Modal transit merujuk pada dana yang tidak berbiaya seperti
SOLKER, DMS, SOLDUKA.
Sasaran : <10%
Sasaran : Tersedia untuk menutup 100% pinjaman lalai > 12 bulan dan
35% untuk pinjaman lalai 1-12 bulan
Sasaran : 10%
L3. ASET-ASET LIKUID YANG TIDAK MENGHASILKAN/TOTAL ASET
Sasaran : < 1%
S= TANDA-TANDA PERTUMBUHAN
Sasaran : >12%