1. Kegiatan produksi atas dasar pesanan, masing-masing pesanan, pekerjaan atau produk
dapat dipisahkan identitasnya secara jelas dan perlu dilakukan penentuan harga pokok
pesanan secara individual.
2. Biaya produksi harus dipisahkan ke dalam dua golongan biaya langsung terdiri dari biaya
Bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, sedangkan biaya tak langsung terdiri dari
biaya-biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
3. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dibebankan atau diperhitungkan
secara langsung terhadap pesanan yang bersangkutan, sedangkan biaya overhead pabrik
dibebankan kepada pesanan tertentu atas dasar tarif yang ditentukan sebelumnya (Pre
determined rate).
5. Harga pokok per satuan produk dihitung dengan cara membagi jumlah biaya produksi
yang dibebankan pada pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk dalam pesanan
yang bersangkutan.
Untuk mengumpulkan biaya produksi tiap-tiap pesanan dipergunakan kartu harga pokok
(job cost sheet) dan untuk memudahkan pencatatan biaya-biaya langsung ke dalam kartu
harga pokok masing-masing pesanan, nomor order produksi atau nomor pesanan harus
dicantumkan di atas kartu harga pokok tersebut. Bukti-bukti pembukuan yang berhubungan
dengan pengeluaran biaya langsung untuk pesanan tertentu harus diberi nomor pesanan
tersebut sehingga memudahkan pencatatan biaya ke dalam kartu harga pokok yang
bersangkutan. Kartu harga pokok ini berfungsi sebagai rekening pembantu rekening kontrol
Barang Dalam Proses di buku besar.
C. Pengelolaan Produk Dengan Satu Departemen Produksi dan jurnal-jurnal yang diperlukan
Pengelolaan produk atas dasar pesanan yang hanya menggunakan satu departemen
produksi, perhitungan harga pokok produk dihitung pada saat pesanan di departemen yang
bersangkutan diselesaikan.
PT ATIKA berproduksi atas dasar pesanan. Pada tanggal 1 Januari 1999 terdapat persediaan:
Produk jadi: pesanan no. 30 harga pokok Produknya Rp 300.000,- dan pesanan no. 31 harga
pokoknya Rp 312.000,-
Produk dalam proses untuk pesanan no. 32 berupa kursi kuliah dari STIE Widya Wiwaha sebanyak
100 unit dengan rincian biaya produksi sbb:
Total Rp 192.000
Harga jual pesanan no. 30 dan 31 seharga 120 % dari harga pokoknya. Tarif BOP didasarkan pada
anggaran BOP sebesar Rp 2.400.000,- dengan dasar pembebanan sebesar 6.000 Jam Kerja Langsung
(JKL). Tarif BOP Rp 2.400.000/6.000 jam = Rp 400/jam.
1. Dibei bahan baku dan penolong masing-masing Rp 1.020.000,- dan Rp 60.000,- secara kredit.
2. Diterima pesanan no.33 sebanyak 120 unit meja kantor dari Akademi Akuntansi Widya
Wiwaha dengan harga jual Rp 300.000,- dan pesanan no.34 sebanyak 96 unit papan tulis
dengan harga jual Rp 360.000. untuk pesanan no.33 telah dibayar persekot Rp 120.000,-
3. Pesanan no. 30 dan no. 31 telah diserahkan kepada pemesan dan telah dibayar tunai.
4. Pemakaian bahan baku selama bulan januari 1999 sebagai berikut: pesanan no. 33 sebanyak
Rp 84.000,- dan pesanan no. 34 sebanyak Rp 102.000,-
5. Gaji dan upah yang telah dibayarkan untuk pesanan no. 33 = 84 jam @ Rp 1.200,- = Rp
100.800,- dan pesanan no. 34 = 98 jam @ Rp 1.200 = Rp 117.600,-
6. Gaji dan upah tenaga kerja tidak langsung Rp 48.000,-
7. Biaya asuransi setahun Rp 288.000 sudah dibayar
8. Biaya listrik sebulan Rp 12.000
9. Biaya depresiasi sebulan untuk gedung dan mesin masing-masing Rp 60.000,- dan Rp
48.000,-
10. Tambahan biaya penyelesaian pesanan no. 32 masing-masing: BBB Rp 24.000,- BTK Rp
18.000 dan BOP Rp 12.000,-
11. Pembebanan BOP untuk pesanan no. 33 dan no. 34 berdasarkan jam kerja langsung.
12. Pesanan no. 33 diserahkan kepada pemesannnya dan telah dibayar tunai.
13. Pesanan no. 32 diserahkan kepada pemesannya dengan harga jual Rp 300.000
Diminta: A. Jurnal untuk masing-masing transaksi selama bulan Januari 1999
B. Berapa Harga Pokok Produksi pesanan no.32, 33 dan 34 yang dicantumkan dalam job
Penyelesaian:
A. Jurnal
Biaya asuransi
Persekot asuransi Rp 24.000
(mencatat persekot asuransi yang sudah menjadi biaya asuransi) Rp 24.000
c. BOP Sesungguhnya Rp 24.000
Biaya asuransi Rp 24.000
(Mencatat biaya asuransi ke dalam BOP sesungguhnya)
8. a. Biaya listrik Rp 12.000
Kas Rp 12.000
(Membayar biaya listrik selama sebulan)
b. BOP Sesungguhnya Rp 12.000
Biaya listrik Rp 12.000
Mencatat biaya asuransi ke dalam BOP sesungguhnya)
9. a. Biaya depresiasi gedung Rp 60.000
Biaya depresiasi mesin Rp 48.000
Akumulasi dep. gedung Rp 60.000
Akumulasi dep. Mesin Rp 48.000
(mencatat biaya depresiasi gedung dan mesin selama sebulan)
b. BOP sesungguhnya Rp 108.000
Biaya depresiasi gedung Rp 60.000
Biaya depresiasi mesin Rp 48.000
c. BOP dibebankan Rp 174.800
selisih rugi Rp 17.200
BOP sesungguhnya Rp 192.000
(menutup BOP dibebankan produk (32, 33, 34)ke BOP
sesungguhnya)
10. Persediaan produk jadi Rp 54.000
PDP BBB Rp 24.000
PDP BTK Rp 18.000
PDP BOP Rp 12.000
(mencatat tambahan biaya penyelesaian produk pesanan no. 32)
11. PDP BOP Rp 72.800
BOP yang dibebankan Rp 72.800
(mencatat pembebanan BOP ke produk pesanan no. 33 dan no.34)
12. Kas Rp 180.000
Penjualan Rp 180.000
(mencatat produk selesai pesanan no.33 dan dibayar tunai sisanya
yaitu Rp 300.000 – Rp 120.000)
13. Kas Rp 300.000,-
Penjualan Rp. 300.000,-
(Penyerahan pesanan produk jadi no. 32)
HPP Rp 246.000,-
Persediaan produk jadi Rp 246.000
(harga pokok penjualan pesanan no. 32)
B. Jumlah harga pokok produk jika dicantumkan pada kartu harga pokok produk pesanan (job
order cost sheet) sbb:
Rp 246.000
Rp 218.400
Rp 258.800
PENGELOLAAN PRODUK LEBIH DARI SATU DEPARTEMEN PRODUKSI DAN JURNAL-JURNAL YANG
DIPERLUKAN
Hal-hal yang harus diperhatikan pada proses produksi lebih dari satu departemen yaitu:
Biaya produksi dan laporan harga pokok produk disajikan per departemen
Tarif biaya overhead pabrik dilakukan atau dibuat per departemen
Pengelompokkan rekening biaya-biaya produksi juga didasarkan per departemen
Umumnya produk jadi departemen I menjadi bahan baku departemen II atau departemen
selanjutnya.
Contoh:
Bulan Februari 1999 menerima 3 jenis pesanan dari STIE Widya Wiwaha dengan perincian sebagai
berikut:
Pesanan nomor 01 sebanyak 400 unit meja kantor dengan harga @ Rp 250.000
Pesanan nomor 02 sebanyak 1.000 unit kursi kuliah dengan harga @ Rp 100.000
Diminta:
B. Harga pokok produk jadi yang disajikan pada job order cost sheet (kartu harga pokok
pesanan) sebagai berikut:
Keterangan rekap harga pokok produksi pesanan nomor sebesar Rp 60.500.000 sbb:
Keterangan rekap harga pokok pesanan nomor 2 sebsar Rp 78.500.000,- sebagai berikut:
Keterangan rekap harga pokok produksi pesanan nomor sebesar Rp 16.500.000 sbb:
Biaya produksi Departemen A Departemen B Total biaya produksi
BBB Rp 5.000.000 Rp 2.000.000 Rp 7.000.000
BTK 3.000.000 3.000.000 6.000.000
BOP 2.000.000 1.500.000 3.500.000