Anda di halaman 1dari 4

Pajak Hotel

Dasar Hukum
1.

Undang undang nomor 28 tahun 2009 yang merupakan perubahan atas undang undang nomor 34 tahun 2000 tentang
pajak daerah dan retribusi daerah.

2.

Peraturan pemerintah nomer 91 tahun 2010 tentang jenis pajak daerah yang dipungut berdasarkan penetapan kepala
daerah atau dibayar sendiri oleh wajib pajak.

Pengertian Pajak Hotel


Pajak hotel adalah pajak atas pelayanan hotel. Dalam pemungutan pajak hotel terdapat beberapa terminologi,
sebagai berikut:
Hotel adalah fasilitas jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang
mencakup motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pasanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya,
serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh). Pengusaha hotel adalah orang pribadi atau badan
dalam bentuk apapun yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya melakukan usaha di bidang fasilitas
jasa penginapan. Bon penjualan (Bill) adalah bukti pembayaran yang sekaligus sebagai bukti pungutan pajak, yang
dibuat oleh wajib pajak pada saat mengajukan pembayaran atau jasa pemakaian kamar atau tempat penginapan
beserta fasilitas penunjang lainnya kepada subjek pajak/tamu hotel.
Setiap pengusaha hotel harus menggunakan bon penjualan atau nota pesan (Bill), termasuk penggunaan mesin
cash register sebagai bukti pembayaran. Bon penjualan baru dapat digunakan setelah dilegalisasi (berupa perporasi
atau stempel pemerintah) oleh Kepala Dinas Pendapatan Daerah atas nama Bupati Cianjur. Dalam bon penjualan
sekurang-kurangnya harus mencantumkan nama dan alamat usaha, dicetak dengan nomor sen, dan digunakan
sesuai dengan nomor urut.
Objek Pajak
Objek pajak hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran, termasuk fasilitas olahraga dan
hiburan. Objek pajak dimaksud meliputi:
1.

Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek. Antara lain gubuk pariwisata (cottege), villa yang
disewakan, motel, wisma pariwisata, pesanggrahan (hostel). Losmen dan rumah penginapan, termasuk
rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).

2.

Jasa penunjang sebagaimana dimaksud ayat (2) antara lain tempat menyantap makanan dan atau
minuman, telepon, faximail, telex, fotocopy, pelayanan cuci, setrika, dan transportasi, yang disediakan atau
dikelola hotel.

3.

Fasilitas olah raga dan hiburan sebagaimana dimaksud ayat (2) antara lain pusat kebugaran, kolam renang,
tenis, golf, karaoke, pub, diskotik yang disediakan atau dikelola hotel. Jasa persewaan ruangan untuk
kegiatan acara atau pertemuan di hotel.

Yang tidak termasuk pajak hotel, adalah:


1.

Jasa tempat tinggal asrama yang diselenggarakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah.

2.

Jasa sewa apartemen, kondominium, dan sejenisnya.

3.

Jasa tempat tinggal di pusat pendidikan atau keagamaan.

4.

Jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat, panti jompo, panti asuhan dan panti sosial lainnya
yang sejenis.

5.

Jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel yang dapat dimanfaatkan oleh
umum.

Subjek pajak dan wajib pajak


1.

Subjek pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada orang pribadi
atau badan yang mengusahakan hotel. Dalam hal ini, subjek pajak adalah konsumen yang menikmati dan
membayar pelayanan yang diberikan oleh pengusaha hotel.

2.

Wajib pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel.

Dasar Pengenaan Pajak


Dasar pengenaan pajak hotel adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada hotel.
Tarif Pajak
Tarif pajak hotel ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen).
Besaran pokok pajak hotel yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak hotel dengan dasar pengenaan
pajak

Sistem Pemungutan Dan Pembayaran Pajak


Pemungutan pajak hotel menggunakan system self assesment yaitu sistem pengenaan pajak yang memberi
kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri pajak
yang terutang dengan jumlah besaran disesuaikan dengan omzet bulanan yang terjual.

Wp diwajibkan melaporkan pajak yanng terutang dengan menggunakan sptpd, dengan melampirkan bon nota/tanda
pembayaran yang telah di perporasi/legalisasi. Apabila wp yang tidak memenuhi kewajibannya setelah dilakukan
pemeriksaan, kepadanya dapat diterbitkan surat ketetapan pajak daerah kurang bayar (skpdkb) dan atau surat
ketetapan pajak daerah kurang bayar tambahan (skpdkbt) yang menjadi sarana penagihan pajak.
Kelengkapan yang harus dipersiapkan antara lain
1.

Wp harus mengisi surat pemberitahuan pajak daerah ( SPTPD ) dan menandatangani oleh WP atau yang
diberi kuasa;

2.

Menyiapkan Bon nota/tanda pembayaran untuk di perporasi/legalisasi oleh Dinas

3.

Bilamana tidak, maka Dinas menyiapkan bon nota dengan permohonan WP;

4.

Menyiapkan laporan keuangan untuk pemeriksaan rutin maupun berkala dari Dinas dengan melaporkan
jumlah bon nota/tanda pembayaran yang sah yang telah terjual untuk ditetapkan besaran pajaknya

5.

Bilamana pihak pengelola tidak memenuhi kewajiban perpajakannya, maka terhadap WP dikenakan sanksi
administratif berupa SKPDKB sesuai hasil pemeriksaan

Dasar Pengenaan Pajak, Tarif Dan Cara Perhitungan Pajak Terutang


Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Hotel adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada hotel. Yakni
segala pengeluaran yang se-nyatanya telah dibayarkan atas jasa yang telah dinikmati pada hotel tersebut.
Contoh kasus :
Seseorang menginap di Hotel ABC dengan harga/tarif kamar Rp.200.000,00 sebelum discount. Pada saat keluar
( check out time ) yang bersangkutan melakukan pembayaran atas:
Jasa Sewa Kamar
Discount 50%

Rp. 200.000,Rp. 100.000,Rp. 100.000,-

Jasa Binatu (Laundry)


Jasa Makanan (Restoran)
Jasa Karaoke (Hiburan)
Jasa Telepon

Rp. 50.000,Rp. 100.000,Rp. 150.000,Rp. 100.000,Rp. 400.000,-

Perhitungan Pajak Hotel adalah sebagai berikut :


Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak

(+)

(+)

= Tarif Pajak x Jumlah Pembayaran yang dilakukan kepada hotel


= 10%xRp.600.000,= Rp 60.000,- ( Enam Puluh Ribu Rupiah)
Dengan kata lain bahwa dalam hal iini perhitungan Pajak Restoran diskon dinyatakan bukan komponen pengurang
besarnya pajak terhutang.

Anda mungkin juga menyukai