Disusun oleh :
Dosen pembimbing :
Abdullah Mujaddid, S.E., M.M., BKP., AK., A-CPA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami, kelompok empat dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Dengan
kesempatan ini, kami tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Abdullah Mujaddid, S.E., M.M., BKP., AK., A-CPA selaku dosen mata
kuliah Auditing II.
2. Teman-teman kelompok empat yang telah bekerja sama untuk menyelesaikan
makalah ini.
3. Kedua orang tua kami yang selalu memberikan semangat kepada kami.
Penyusun
ii
SIKLUS PENGELUARAN; PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG USAHA
DAFTAR ISI
2.2 Perbedaan Pengujian Substantif Hutang Lancar Dengan Aktiva Lancar .......3
iii
SIKLUS PENGELUARAN; PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG USAHA
BAB I
PENDAHULUAN
1
SIKLUS PENGELUARAN; PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG USAHA
1.4 Manfaat Penulisan
1. Sebagai media belajar dan tambahan wawasan bagi penulis.
2. Memberikan informasi bagi pembaca.
3. Dapat memahami atau menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.
4. Mahasiswa mampu mengetahui materi dari siklus pengeluaran; pengujian
substantif atas saldo hutang usaha.
2
SIKLUS PENGELUARAN; PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG USAHA
BAB II
PEMBAHASAN
3
SIKLUS PENGELUARAN; PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG USAHA
2. Dalam pengujian substantif terhadap aktiva lancar, auditor menghadapi masalah
penentuan kewajaran nilai aktiva lancar (nilai bersih yang dapat direalisasikan)
yang dicantumkan dalam neraca. Penentuan nilai aktiva lancar ini menyangkut
penaksiran apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dalam pengujian
substantif terhadap utang lancar, auditor menghadapi fakta, menghadapi data
historis mengenai kewajiban perusahaan yang terjadi di masa yang lalu, yang
dalam jangka pendek harus dilunasi.
4
SIKLUS PENGELUARAN; PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG USAHA
semua transaksi yang berkaitan dengan utang usaha dalam tahun yang diaudit,
auditor melakukan berbagai pengujian substantif berikut ini: pengujian analitik,
pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan utang usaha,
pemeriksaan pisah batas transaksi yang berkaitan dengan utang usaha,
konfirmasi piutang usaha, dan rekonsiliasi utang yang tidak dikonfirmasi ke
pernyataan piutang yang diterima oleh klien dari krediturnya.
Transaksi yang berkaitan dengan timbul dan berkurangnya utang usaha
mempunyai pengaruh yang langsung terhadap perhitungan saldo utang usaha
pada tanggal neraca, sehingga ketidaktepatan dalam penetapan pisah batas
transaksi yang bersangkutan dengan utang usaha akan berdampak langsung
terhadap perhitungan akun Utang Usaha dan Pembelian (purchases). Oleh
karena itu harrus dilakukan pengujian substantif untuk membuktikan asersi
kelengkapan utang usaha yaitu pemerikasaan terhadap ketepatan pisah batas
transaksi yang bersangkutan dengan utang usaha.
4. Membuktikan kewajiban klien yang dicantumkan di neraca. Untuk
membuktikan kewajiban klien yang tercermin dalam utang usaha yang
dicantumkan di neraca, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini:
pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan utang usaha,
konfirmasi piutang usaha, dan rekonsiliasi utang yang tidak dikonfirmasi ke
pernyataan piutang yang diterima oleh klien dari krediturnya.
5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan utang usaha di
neraca. Pengujian substantif terhadap utang usaha diarahkan untuk mencapai
salah satu tujuan untuk membuktikan apakah unsur utang usaha telah disajikan
dan diungkapkan oleh klien di neracanya sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum. Pengujian substantif untuk membuktikan asersi penyajian dan
pengungkapan utang usaha di neraca adalah: konfirmasi utang usaha,
rekonsiliasi utang yang tidak dikonfirmasi ke pernyataan piutang yang diterima
oleh klien dari krediturnya, dan pembandingan penyajian utang usaha di neraca
dengan prinsip akuntansi berterima umum yang diaudit dengan prinsip
akuntansi berterima umum.
5
SIKLUS PENGELUARAN; PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG USAHA
dalam neracanya sesuai dengan utang usaha yang benar-benar ada pada tanggal
neraca, auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi utang usaha yang
dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Auditor
melakukan enam prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi
tersebut:
1. Usut saldo utang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun Utang
Usaha yang bersangkutan di dalam buku besar. Untuk akun Utang Usaha,
jika perusahaan menggunakan sistem bukti kas keluar (voucher system)
dalam pengendalian kasnya, akun Utang Usaha ini disebut dengan akun
Bukti Kas Keluar yang Akan Dibayar (Voucher Payable).
3. Usut saldo awal akun Utang Usaha ke kertas kerja tahun yang lalu.
4. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber
posting dalam akun Aktiva Tetap dan Akumulasi Depresesiasinya.
B. Prosedur Analitik
1. Auditor melakukan perhitungan berbagai ratio berikut ini:
6
SIKLUS PENGELUARAN; PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG USAHA
2. Auditor melakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang
didasarkan pada data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan,
atau data lain.
3. Auditor membandingkan akun biaya dengan akun biaya yang sama tahun
lalu atau biaya yang dianggarkan untuk mendapatkan indikasi
kemungkinan adanya understatement utang lancar.
7
SIKLUS PENGELUARAN; PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG USAHA
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Utang lancar memiliki karakteristik yang berbeda dengan karakteristik aktiva
lancar, yang berdampak terhadap pengujian subtantif terhadap utang lancar. Dalam
menyajikan aktiva lancar, klien berkecendrungan umum untuk menyajikan aktiva
tersebut lebih tinggi dari jumlah yang senyatnya. Di lain pihak, dalam menyajikan
utang lancar, klien berkecendrungan umum untuk menyajikan utang tersebut lebih
rendah dari jumlah yang senyatanya. Kecendrungan ini di dorong oleh keinginan untuk
menyajikan gambaran modal kerja perusahaan yang lebih baik. Oleh karena itu,
pegujian subtantif terhadap utang lancer di tujukan untuk menemukan adanya penyajian
utang lancar yang lebih rendah dari jumlah yang seharusnya (understatment Utang
Lancar).
8
SIKLUS PENGELUARAN; PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG USAHA
DAFTAR PUSTAKA
9
SIKLUS PENGELUARAN; PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG USAHA