SIKLUS PENDAPATAN
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunianya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “SIKLUS
PENDAPATAN”.
Dari makalah ini semoga dapat memberikan informasi kepada kita semua bahwa mata
kuliah Audit II itu penting. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada
semua pihak yang telah berperan tanggung jawab serta dalam penyusunan makalah ini dari
awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
2.1 Aktivitas Pengendalian – Transaksi penyesuaian penjualan.......................................5
2.2 Pengujian subtantif atas piutang usaha........................................................................6
2.3 Jasa Bernilai Tambah................................................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................14
PERTANYAAN.......................................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
Siklus pendapatan adalah Aktivitas yang terkait dengan pertukaran barang dan
jasa dengan pelanggan dan pengumpulan kas dari pendapatan.Audit terhadap siklus
pendapatan mencakup dua pendekatan yaitu pengujiankepatuhan dan pengujian
substansi. Pengujian kepatuhan bertujuan untukmemahami struktur pengendalian
intern terhadap siklus penjualan, yangselanjutnya digunakan sebagai dasar pengujian
substansi. Pengujiansubstansi dimaksudkan untuk melakukan verifikasi terhadap
kelayakanjumlah rupiah serta kesesuaian penyajiannya dengan prinsip akuntansi
yanglazim diterapkan di Indonesia
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Jika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat sedang
(moderate) atau tinggi, maka auditor mungkin akan mendukung penilaian risiko
pengendalian melibatkan pengendalian manual dan auditor akan memperoleh bukti
melalui Tanya-jawab, observasi, serta inspeksi dokumen.
Jika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat yang
rendah, maka auditor akan memperluas pengujian sehingga mencakup inspeksi
dokumen dan pelaksanaan kembali pengendalian manual.
5
2.2 PENGUJIAN SUBTANTIF ATAS PIUTANG USAHA
Piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas uang, barang, atau jasa yang
dapat diterima dalam jangkawaktu satu tahun, atau dalam satu siklus kegiatan
perusahaan. Piutang umumnya disajikan di neraca dalam dua kelompok: piutang
usahan dan piutang non usaha. Piutang usaha adalah piutang yang timbul dari
transaksi penjualan barang atau jasa dalam kegiatan normal perusahaan. Piutang
nonusaha timbul dari transaksi selain penjualan barang dan jasa kepada pihak luar,
seperti misalnya piutang kepada karyawan, piutang penjualan saham, piutang klaim
asuransi, piutang pengembalian pajak, piutang dividen dan bunga.
Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian piutang di neraca berikut ini:
1. Piutang usaha harus disajikan di neraca sebesar jumlah yang diperkirakan dapat
ditagih dari debitur pada tanggal neraca.
3. Jika piutang usaha bersaldo material pada tanggal neraca, harus disajikan rinciannya
di neraca.
4. Piutang usaha yang bersaldo kredit pada tanggal neraca harus disajikan dalam
kelompok utang lancar.
5. Jika jumlahnya material, piutang nonusaha harus disajikan terpisah dari piutang
usaha.
6
4. Membuktikan kewajaran penilaian piutang usaha yang dicantumkan di neraca.
Program audit untuk pengujian substantif terhadap piutang usaha berisi prosedur audit
yang dirancang untuk mencapai tujuan audit seperti yang telah diuraikan di atas.
Berbagai prosedur audit dilaksanakan dalam lima tahap, yaitu:
2. Prosedur analitik
Pada tahap awal, auditor menempuh prosedur audit yang memperoleh keyakinan
bahwa informasi yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangn didukung dengan
catatan akuntansi. Pada tahap berikutnya, auditor mengumpulkan berbagai ratio dan
perbandingan untuk memfokuskan kemana pengujian terhadap transaksi dan saldo
akun rinci diarahkan. Pada tahap-tahap akhir, auditor melaksanakan pengujian
terhadap transksi dan saldo akun rinci, serta verivikasi tehadap penyajian dan
pengungkapan dan pengungkapan saldo akun dalam laporan keuangan.
Sebelum membuktikan apakah saldo piutang yang dicantumkan oleh klien di dalam
neracanya sesuai dengan saldo piutang usaha yang benar-benar ada pada tanggal
neraca, auditor menempuh prosedur audit awal dengan cara melakukan rekonsiliasi
antara informasi piutang usaha yang dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi
yang mendukungnya. Auditor melakukan 6 prosedur audit berikut ini dalam
7
melakukan rekonsiliasi informasi piutang usaha di neraca dengan catatan akuntansi
yang bersangkutan:
1. Unsur saldo piutang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun piutang usaha
yang bersangkutan di dalam buku besar.
3. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumbe posting dalam
akun Piutang Usaha dan akun Cadangan Kerugian Piutang Usaha.
4. Usut saldo awal akun Piutang Usaha dan akun Cadangan Kerugian Piutang ke kertas
kerja tahun yang lalu.
5. Usut posting pendebitan akun Piutang Usaha ke dalam jurnal yang bersangkutan.
6. Lakukan rekonsiliasi akun kontrol piutang usaha dalam buku besar ke buku pembantu
piutang usaha
Prosedur Analitik
Pada tahap awal pengujian substantif terhadap piutang usaha, pengujian analitik
dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam
menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Untuk itu, auditor
melakukan perhitungan berbagai ratio berikut ini:
Ratio piutang usaha dengan aktiva lancar = Saldo piutang usaha + Aktiva lancer
Ratio kerugian piutang usaha dengan piutang usaha yang sesungguhnya tidak tertagih
= Kerugian piutang usaha + Piutang yang usaha sesungguhnya tidak tertagih
Ratio yang telah dihitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harapan dapat
membantu auditor untuk mengungkapkan: peristiwa atau transaksi yang tidak bisa,
perubahan akuntansi, perubahan usaha, fluktuasi acak, atau salah saji.
8
Prosedur Audit Terhadap Transaksi Rinci
Keandalan saldo piutang usaha sangat ditentukan oleh keterjadian transaksi berikut ini
yang didebit dan dikredit ke dalam akun Piutang Usaha:
Keandalan saldo akun Piutang Usaha ditentukan pula oleh ketepatan pisah batas yang
digunakan untuk mencatat berbagai transaksi tersebut. Auditor melakukan pengujian
sibstantif terhadap transaksi rincian yang mendebit dan mengkredit akun Piutang
Usaha dan pengujian pisah batas yang digunakan untuk mencatat transaksi yang
berkaitan dengan akun tersebut.
Periksa sampel transaksi yang tercatat dalam akun piutang usaha ke dokumen yang
mendukung timbulnya transaksi tersebut
Periksa pengkreditan akun piutang ke dokumen pendukung: bukti kas masuk, memo
kredit untuk retur penjualan atau penghapusan piutang.
Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi penjualan dan retur penjualan
Periksa dokumen yang mendukung timbulnya piutang usaha dalam minggu terakhir
tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.
Tujuan pengujian saldo akun piutang usaha rinci adalah untuk memverifikasi:
9
2. Kelengkapan
3. Hak kepemilikan
4. Penilaian
1. Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok aktiva lancar dan aktiva tidak lancar.
2. Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan piutang nonusaha.
10
2.3 JASA BERNILAI TAMBAH
Dalam proses pelaksanaan audit, auditor dapat menetapkan tolak ukur (benchmark)
atas kinerja purusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri itu.
Sebagai contoh, auditor dapat membicarakan apakah:
Setelah auditor menyelesaikan audit atas siklu penjualan, dia harus mengikhtisarkan
masalah penting yang dapat menghambat kinerja jasa bernilai tambah kepada klien.
Utang usaha termasuk sebagai unsur utang lancar. Utang lancar meliputi semua
kewajiban yang akan dilunasi dalam periode jangka pendek (satu tahun atau kurang
dari tanggal neraca atau dalam siklus kegiatan normal perusahaan) dengan cara
mengurangi aktiva yang dikelompokkan dalam aktiva lancaratau dengan cara
menimbulkan utang lancar yang lain. Utang lancar digolongkan menjadi 6 kelompok
berikut ini :
a) Utang usaha yang timbul dari transaksi pembelian bahan baku dan bahan
penolong, suku cadang, dan bahan habis pakai pabrik (factory supplies) Utang
usaha dapat digolongkan menjadi 2 golongan : (1) utang yang tidak disertai
dengan surat berharga sebagai bukti tertulis tentang kesanggupan untuk
membayar kewajiban (disebut dengan utang usaha atau account payable) dan (2)
utang yang disertai dengan surat berharga sebagai bukti tertulis tentang
kesanggupan untuk membayar kewajiban (disebut dengan utang wesel atau
notes payable).
d) Utang yang timbul kepada pihak ketiga karena perusahaan yang ditunjuk
sebagai pemungut pajak atau iuran yang lain, seperti utang Pajak Pertambahan
Nilai (PPN), utang Pajak Penghasilan Karyawan (PPh Pasal 25), utang dana
pensiun, utang asuransi karyawan
11
e) Accrual yang timbul dari kegiatan usaha perusahaan
meskipun :
o Krediturnya tidak diketahui seperti utang biaya reparasi untuk produk perusahaan
yang dijual dengan garansi.
o Utang yang jumlahnya harus diukur dari transaksi sekarang misalnya utang sewa,
pendapatan yang diterima dimuka, utang yang jumlahnya dihitung dari besarnya
deplesi sumber alam.
f) Utang lain yang diperkirakanakan dilunasi dalam jangka waktu pendek seperti
utang bank (kredit modal kerja misalnya), utang jangka panjang yang segera
jatuh tempo, utang pajak penghasilan utang deviden.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas uang, barang, atau jasa yang
dapat diterima dalam jangkawaktu satu tahun, atau dalam satu siklus kegiatan
perusahaan. Piutang umumnya disajikan di neraca dalam dua kelompok: piutang
usahan dan piutang non usaha. Piutang usaha adalah piutang yang timbul dari
transaksi penjualan barang atau jasa dalam kegiatan normal perusahaan. Piutang
nonusaha timbul dari transaksi selain penjualan barang dan jasa kepada pihak luar,
seperti misalnya piutang kepada karyawan, piutang penjualan saham, piutang klaim
asuransi, piutang pengembalian pajak, piutang dividen dan bunga.
Setelah auditor menyelesaikan audit atas siklus penjualan, dia harus mengikhtisarkan
masalah penting yang dapat menghambat kinerja jasa bernilai tambah kepada klien.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://nursoerya.blogspot.com/2015/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html
https://www.kompasiana.com/andine/570536dd319773b416f187d9/audit-terhadap-siklus-
pendapatan-pengujian-substantif-terhadap-saldo-piutang-usaha?page=all
14
PERTANYAAN
1. Pemahaman apakah yang harus dimiliki auditor apabila terdapat potensi salah saji
yang material dari transaksi penyesuaian penjualan?
2. Bagaimana cara pengujian kepatuhan dan pengujian substansi pada audit terhadap
siklus pendapatan?
3. Apa saja tujuan" yang di ketahui untuk sebuah aktivitas pengendalian transaksi
penjualan?
15