Anda di halaman 1dari 24

RANGKUMAN MATERI KULIAH

MATA KULIAH AUDIT DAN ASURANS

DOSEN PENGAMPU :
Prof. Dr. Gusnardi, S.E., M.Si., Ak., CA

Disusun oleh :
SHADIQIN NAWARA (2310246456)

PASCASARJANA MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

Rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis diberikan kemudahan dan kelancaran

dalam menyelesaikan tugas “Ringkasan Materi Kuliah” untuk mata kuliah Audit.

Tugas ini dibuat berguna sebagai pemenuhan atas tugas yang diberikan oleh

dosen pengampu sebagai salah satu kewajiban mahasiswa dalam menjalankan

pendidikannya. Dalam menyelesaikan tugas ini saya mengucapkan terimakasih

kepada Bapak Prof. Dr. Gusnardi, S.E., M.Si., Ak., CA selaku dosen pengampu

mata kuliah Audit yang telah memberikan tugas dan petunjuk sehingga saya dapat

menyelesaikan tugas ini dan saya berharap tugas ini dapat bermanfaat dan

menambah wawasan pengetahuan bagi para pembaca, serta dapat memperbaiki

bentuk maupun menambah isi tugas ini agar menjadi lebih baik. Mengingat

keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, saya yakin masih banyak kekurangan

dalam tugas ini, oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari pembaca demi kesempurnaan tugas ini.

Pekanbaru, 20 Oktober 2023

SHADIQIN NAWARA
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

TOPIK 1 : PENGUJIAN SUBSTANTIF AUDIT PENDAPATAN......................1

1.1 Pengujian Substantif Audit........................................................................1

1.2 Pengujian Substantif Audit Piutang Usaha................................................1

1.3 Penentuan Risiko Deteksi Untuk Pengujian..............................................2

1.4 Perangcangan Pengujian Substantif ........................................................2

1.5 Prosedur Awal Analitis..............................................................................2

1.6 Pengujian Transaksi..................................................................................3

1.6.1 Memvouching Catatan Piutang ke Transaksi Pendukung..................4

1.6.2 Melakukan Pengujian Pisah Batas Untuk Penjualan dan Retur

Penjualan yang terjadi........................................................................4

1.6.3 Melakukan Pengujian Pisah Batas Atas Penerimaan Kas..................5

1.7 Pengujian Saldo........................................................................................6

TOPIK 1 : SOAL ESSAY DAN PILIHAN GANDA..........................................7

TOPIK 2 : PENGUJIAN SUBSTANTIF AUDIT PEMBELIAN.......................10

2.1 Pengujian Substantif Audit......................................................................10

2.2 Audit Siklus Pembelian............................................................................11

2.3 Siklus Pembelian dan Pelunasan Utang.................................................11

2.4 Proses Pembelian...................................................................................12

2.5 Proses Menerima Barang dan Jasa........................................................12

2.6 Mengakui Utang......................................................................................13


2.7 Mencatat dan Memproses Pengeluaran Kas..........................................14

2.8 Pengujian Rincian Saldo Pembelian dan Utang.....................................14

TOPIK 2 : SOAL ESSAY DAN PILIHAN GANDA........................................15

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................18
TOPIK 1

PENGUJIAN SUBSTANTIF AUDIT PENDAPATAN

1.1 Pengujian Substantif Audit

Pengujian substantif audit adalah suatu proses audit yang dirancang berguna

untuk menemukan kemungkinan kesalahan yang terjadi secara langsung

mempengaruhi kewajaran penyajian laporan keuangan. Pengujian ini dilakukan

untuk menghasilkan sebuah opini tentang audit yang berhubungan dengan

kewajaran atas laporan keuangan yang disajikan.

1.2 Pengujian Substantif Audit Akun Piutang Usaha

Piutang usaha adalah aset yang dimiliki Perusahaan dalam bentuk hutang orang

lain terhadap Perusahaan. Pada pengujian substantif akun piutang usaha, pengujian

substantif audit dilakukan untuk melihat adanya kesalahan yang mengakibatkan

akun piutang usaha menjadi tidak wajar dalam proses penyajiannya.

Didalam pengujian substantif audit akun piutang usaha, yang perlu dilihat adalah

jumlah piutang yang harus dibayar oleh pelanggan, karyawan, dan afiliasi yang

memiliki hubungan dengan transaksi piutang usaha Perusahaan. Pertimbangan

yang akan diberikan dalam hal ini adalah piutang kotor dari pelanggan atas transaksi

penjualan secara kredit dan yang berhubungan dengan akun tersebut. Dengan

dilakukannya audit terhadap akun piutang, secara tidak langsung maupun secara

langsung auditor dapat mengaudit yang berhubungan dengan transaksi penjualan

atau pendapat Perusahaan. Penjualan yang paling mungkin terjadi potensi salah saji

adalah penjualan yang tidak tertagih. Untuk merancang pengujian substantif ini,
auditor harus menentukan tingkat risiko pengujian rincian yang dapat diterima oleh

setiap asersi yang diberikan.

1.3 Penentuan Risiko Deteksi Dalam Pengujian

Penentuan risiko deteksi dalam pengujian substantif berbanding terbalik dengan

risiko inhern, risiko prosedur analitis dan risiko pengendalian. Penilaian risiko

tersebut yang tepat telah digunakan dalam model risiko audit, yaitu fase

perencanaan. Hal tersebut digunakan untuk mencapai risiko pengujian yang tepat

sesuai dengan yang direncanakan dan ditetapkan dalam strategi audit untuk setiap

asersi yang diberikan.

1.4 Perancangan Pengujian Substantif Audit

Pengujian substantif disatu disisi bisa menghasilkan bukti tentang kewajaran

setiap asersi laporan keuangan yang disajikan dan pengujian substantif juga bisa

menghasilkan bukti yang menunjukkan bahwa terdapat kesalahan yang tidak

disengaja (salah saji) dalam proses pencatatan atas transaksi akun-akun pada

laporan keuangan.

Pada proses pengujian substantif audit, terdapat proses perancangan pengujian

substantif yang akan dilakukan oleh seorang Auditor. Setelah menentukan tingkat

risiko pengujian substantif, Langkah selanjutnya adalah mencapai tujuan audit untuk

setiap akun dan saldo yang disajikan dalam laporan keuangan. Hal ini dilakukan

agar pengujian substantif yang dilakukan dapat memberikan asersi yang tepat

terhadap akun dan saldo pada laporan keuangan.

1.5 Prosedur Awal Analitis

Proses pengujian substantif audit prosedur awal yang dilakukan adalah

membuktikan dan memastikan bahwa saldo pendapatan, penjualan dan piutang

yang dicatat dan disajikan pada laporan keuangan sesuai dengan transaksi yang
benar-benar ada pada tanggal neraca. Tahap awal untuk memulai setiap pengujian

audit adalah memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri yang dijalankan

oleh klien. Dalam pengujian substantif saldo akun pendapatan, penjualan dan

piutang harus dilakukan verifikasi dengan cara menelusuri saldo akun dari awal

periode hingga akhir periode. Selanjutnya mereview aktivitas pada periode berjalan

dalam buku besar pembantu untuk setiap ayat jurnal yang dicatat. Apabila terdapat

transaksi yang tidak biasa dari segi sifat atau jumlah, hal ini harus memerlukan

investigasi khusus.

Prosedur pengujian analitis adalah salah satu tahap penting dalam setiap

pekerjaan proses audit keuangan yang bertujuan untuk mengidentifikasi ada

tidaknya anomali sehingga dapat menentukan area dan dokumen yang perlu

mendapatkan perhatian dalam melakukan pengujian substantif audit. Tujuan auditor

melakukan prosedur analitis adalah mengembangkan ekspektasi atas saldo akun

penjualan, pendapatan dan piutang usaha. Auditor harus memeriksa dan

memperhatikan pada perubahan-perubahan yang terjadi pada saldo akun apakah

terdapat kemungkinan penyajian yang tidak wajar atau salah saji. Prosedur analitis

dilakukan dalam tahap akhir yang bertujuan untuk memastikan bahwa bukti yang

diperoleh kemudian dievaluasi dalam pengujian substantif pada laporan keuangan

yang disajikan oleh Perusahaan.

1.6 Pengujian Transaksi

Pengujian transaksi adalah proses tahap dalam memperoleh kebenaran

terhadap saldo akun yang disajikan pada laporan keuangan. Untuk melihat

kebenaran atas transaksi perlu dilakukan pengujian terhadap transaksi-transaksi

yang terjadi pada Perusahaan.


Pengujian transaksi dilakukan selama pekerjaan interim (interim work) bersama

dengan pengujian pengendalian dalam bentuk pengujian bertujuan ganda (dual-

purpose test). Pengujian pisah batas (cut-off test) dilakukan sebagai bagian dari

pekerjaan akhir tahun. Akhirnya, pengujian saldo yang juga merupakan pengujian

transaksi dan transaksi pendapatan yang belum ditagih, yang telah termasuk dalam

piutang usaha, memiliki risiko salah saji yang tinggi dari pada yang telah tertagih.

Hal ini dikarenakan terdapat beberapa kepentingan-kepentingan yang didahulukan

oleh Perusahaan. Pendapatan yang belum ditagih memiliki risiko salah saji yang

tinggi dikarenakan, mungkin saja Perusahaan menghindari beban pajak atau

kepentingan stakeholder dari pemegang saham dalam pemberian dividen atas

investasi yang dilakukan.

1.6.1 Memvouching Catatan Piutang ke Transaksi Pendukung

File akun pelanggan yang dilaksanakan oleh klien harus berupa dokumen

seperti pesanan pelanggan, pesanan penjualan, dokumen pengiriman, faktur

penjualan, memorandum kredit dan koresponden. Dalam melakukan pengujian

ini, sampel debet akun pelanggan dan divouching ke faktur penjualan

pendukung dan kemudian dicocokkan dengan dokumen-dokumen untuk

mendapatkan bukti yang berkaitan dengan asersi ekstensi atau kejadian atas

transaksi. Pengujian ini dilakukan secara lebih eksistensif apabila tingkat risiko

deteksi yang berlaku yang akan dicapai adalah rendah, apabila prosedur

konfirmasi tidak praktif atau untuk melengkapi prosedur konfirmasi apabila

situasi tertentu terjadi.

1.6.2 Melakukan Pengujian Pisah Batas Untuk Penjualan dan Retur

Penjualan
Pengujian pisah batas penjualan (sales cut-off test) dirancang dan dibuat

bertujuan untuk memperoleh kepastian yang layak bahwa :

1. Penjualan dan Piutang Usaha telah dicatat dalam periode akuntansi dimana

transaksi tersebut terjadi, dan

2. Ayat jurnal yang berkaitan dengan persediaan dan harga pokok penjualan

telah dibuat dalam periode yang sama.

Penjualan harus dicatat dalam periode ketika hak hukum atau barang telah

berpindah ke pembeli. Apabila barang telah dikirimkan dari persediaan dengan

system FOB (free on board) shipping point, maka hak akan berpindah pada saat

tanggal pengiriman atau saat persediaan barang keluar dari gudang perusahaan

atau penjual. Jika persayaratan penjualan adalah FOB (free on board)

Destination, maka hak akan berpinda pada saat persediaan barang sampai atau

diterima oleh pembeli. Pada situasi ini auditor harus mencurahkan perhatian

khusus pada pengakuan pendapatan, yang dimana klien menggunakan metode

apa dalam melakukan transaksi jual-beli terhadap persediaan barang.

Pengujian Pisah Batas Retur Penjualan (sales return cur-off test) adalah

pengujian yang dilakukan untuk melihat jumlah retur penjualan yang terjadi.

Apabila retur penjualan belum dicatat sampai akhir tahun, memiliki potensi yang

mengakibatkan piutang dan penjualan dinilai terlalu tinggi. Auditor harus

waspada terhadap kemungkinan nilai retur penjualan yang sangat besar dan

tidak biasa dapat menandakan bahwa pengiriman yang tidak diotorisasi sebelum

akhir tahun.

1.6.3 Melakukan Pengujian Pisah Batas Atas Penerimaan Kas


Pengujian pisah batas atas penerimaan kas (cash receipts cut-off test)

dirancang untuk memperoleh kepastian yang layak bahwa penerimaan kas telah

dicatat dalam periode akuntansi yang tepat. Pisah batas yang tepat pada

tanggal neraca merupakan hal penting untuk menyajikan secara benar baik kas

maupun piutang usaha. Dengan demikan, pengujian ini berkaitan dengan asersi

eksistensi dan kelengkapan baik untuk kas maupun piutang usaha.

1.7 Pengujian Saldo

Pengujian saldo merupakan prosedur untuk menguji salah saji terhadap saldo

akun pada laporan keuangan. Pengujian saldo dirancang untuk melihat apakah

terdapat kesalahan saji atau tidak wajar terhadap nilai saldo akun yang dicatat dan

disajikan pada laporan keuangan.

Dalam melakukan pengujian saldo yang pertama dilakukan adalah konfirmasi

terhadap nilai saldo akun pada laporan keuangan. Seperti akun piutang usaha yang

harus dikonfirmasi baik secara tertulis langsung antara auditor dan pelanggan.

Pertimbangan yang relevan dalam melakukan pengujian substantif ini adalah

sebagai berikut :

Menurut “AU 330 Proses Konfirmasi (SAS 67)”, menyatakan ada anggapan

bahwa auditor akan meminta konfirmasi piutang selama melakukan audit, kecuali :

1. Piutang usaha bersifat tidak material terhadap laporan keuangan.

2. Penggunaan konfirmasi tidak efektif sebagai suatu prosedur audit.

3. Penilaian gabungan auditor atas risiko inheren serta risiko pengendalian

rendah.

Pada tahap melakukan konfirmasi terdapat dua formulir permintaan yaitu (1)

konfirmasi positif, yang mengharuskan debitur untuk menjawab apakah saldo yang
ditunjukkan benar atau tidak, dan (2) konfirmasi negatif, yang meminta debitur untuk

menjawab hanya apabila jumlah yang ditunjukkan tidak benar.

Selanjutnya menentukan penentuan waktu dan luas permintaan dalam

melakukan konfirmasi. Apabila tingkat risiko-deteksi yang berlaku adalah rendah,

maka auditor biasanya mengirimkan permintaan konfirmasi piutang pada tanggal

neraca. Sebaliknya, tanggal pengiriman konfirmasi dapat dipilih salah satu atau dua

bulan sebelumnya. Terdapat beberapa faktor pada dalam melakukan konfirmasi

yaitu :

1. Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk asersi dimana bukti

konfirmasi akan didipakai.

2. Luas dimana pengujian substantif lainnya akan bermanfaat untuk mencapai

tingkat risiko deteksi tersebut, dan

3. Salah saji piutang usaha yang dapat ditoleransi.

Pengendalian terhadap permintaan konfirmasi auditor harus mampu

mengendalikan setiap langkah proses konfirmasi yang dilakukan. Hal ini berarti

bahwa :

1. Memastikan bahwa jumlah, nama dan alamat pada konfirmasi telah sesuai

dengan data terkait dalam akun pelanggan.

2. Menjaga penyimpanan konfirmasi sampai dikirimkan.

3. Menggunakan amplop yang dilampirkan dengan logo Perusahaan.

4. Bersangkutan mampu menjawab konfirmasi.

5. Menangani sendiri pemasukan surat konfirmasi ke dalam amplop dan

mengiirimkannya melalui pos.

6. Mewajibkan pengiriman jawaban langsung kepada auditor.


TOPIK 1

SOAL ESSAY DAN PILIHAN GANDA

SOAL ESSAY

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengujian substantif audit ?

Jawaban : Pengujian substantif audit adalah suatu proses audit yang dirancang

berguna untuk menemukan kemungkinan kesalahan yang terjadi secara

langsung mempengaruhi kewajaran penyajian laporan keuangan. Pengujian ini

dilakukan untuk menghasilkan sebuah opini tentang audit yang berhubungan

dengan kewajaran atas laporan keuangan yang disajikan.

2. Jelaskan tujuan pengujian analitis pada prosedur audit ?

Jawaban : Bertujuan untuk mengidentifikasi ada tidaknya anomali sehingga

dapat menentukan area dan dokumen yang perlu mendapatkan perhatian dalam

melakukan pengujian substantif audit. Tujuan auditor melakukan prosedur

analitis adalah mengembangkan ekspektasi atas saldo akun penjualan,

pendapatan dan piutang usaha. Prosedur analitis dilakukan dalam tahap akhir

yang bertujuan untuk memastikan bahwa bukti yang diperoleh kemudian


dievaluasi dalam pengujian substantif pada laporan keuangan yang disajikan

oleh Perusahaan.

3. Jelaskan apa itu pengujian saldo ?

Jawaban : Pengujian saldo merupakan prosedur untuk menguji salah saji

terhadap saldo akun pada laporan keuangan. Pengujian saldo dirancang untuk

melihat apakah terdapat kesalahan saji atau tidak wajar terhadap nilai saldo

akun yang dicatat dan disajikan pada laporan keuangan.

4. Sebutkan faktor-faktor apa saja yang ada dalam melakukan konfirmasi terhadap

saldo akun ?

Jawaban : Faktor-faktor dalam melakukan konfirmasi terhadap saldon akun

yaitu :

 Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk asersi dimana bukti

konfirmasi akan dipakai.

 Luas dimana pengujian substantif akan bermanfaat untuk mencapai

tingkat risiko deteksi tersebut, dan

 Salah saji piutang usaha yang dapat ditoleransi.

5. Jelaskan apa itu pengujian pisah batas atas penerimaan kas (cash receipts cut-

off test) ?

Jawaban : Pengujian pisah batas ata penerimaan kas (cash receipts cut-off test)

dirancang untuk memperoleh kepastian yang layak bahwa penerimaan kas telah

dicatat dalam periode akuntansi yang tepat. Pisah batas yang tepat pada

tanggal neraca merupakan hal penting untuk menyajikan secara benar baik kas

maupun piutang usaha. Dengan demikan, pengujian ini berkaitan dengan asersi

eksistensi dan kelengkapan baik untuk kas maupun piutang usaha.

SOAL PILIHAN GANDA


1. Proses audit yang dirancang berguna untuk mengetahui adanya salah saji atau

tidak wajar dalam mensajikan laporan keuangan disebut ?

A. Pengujian Substantif

B. Pengujian Regresi Linear

C. Pengujian Standar Ganda

D. Pengujian Hipotesis

2. Pengujian yang dirancang untuk memperoleh suatu kepastian terhadap

penerimaan kas disebut ?

A. Pengujian piutang

B. Pengujian pisah batas penerimaan kas

C. Pengujian Modal

D. Pengujian Substantif

3. Dalam melakukan konfirmasi, terdapat 2 permintaan yaitu ?

A. Negatif biasa dan negatif tidak biasa

B. Positif biasa dan positif tidak biasa

C. Positif dan Netral

D. Positif dan Negatif

4. Proses pengiriman barang yang berpindah hak ketika barang keluar dari

Gudang Perusahaan meskipun belum sampai kepada tangan pembeli akan

tetapi sudah terjadi transaksi disebut ?

A. FOB Shipping Point

B. COD

C. FOB Destination

D. FOB Paylater
5. Proses pengiriman barang yang berpindah hak ketika barang sudah sampai

kepada tangan pembeli disebut ?

A. FOB Shipping Point

B. COD

C. FOB Destination

D. FOB Paylater

TOPIK 2

PENGUJIAN SUBSTANTIF AUDIT PEMBELIAN

2.1 Pengujian Substantif Audit

Pengujian substantif audit adalah suatu proses audit yang dirancang berguna

untuk menemukan kemungkinan kesalahan yang terjadi secara langsung

mempengaruhi kewajaran penyajian laporan keuangan. Pengujian ini dilakukan

untuk menghasilkan sebuah opini tentang audit yang berhubungan dengan

kewajaran atas laporan keuangan yang disajikan.

2.2 Audit Siklus Pembelian

Audit siklus pembelian adalah audit yang dilakukan untuk mengevaluasi apakah

akun yang dipengaruhi oleh transaksi pembelian barang dan jasa dan pelunasan

utang usaha disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi keuangan.

Tujuan audit siklus pembelian sebagai berikut :

1. Untuk memastikan bahwa pembelian yang tercatat adalah untuk barang dan

jasa yang telah diterima.

2. Untuk memastikan bahwa transaksi pembelian yang terjadi telah dibukukan.


3. Untuk memastikan bahwa transaksi yang dicatat adalah akurat.

4. Untuk memastikan bahwa nilai transaksi dicatat di jurnal dan dibukukan

dengan benar.

5. Untuk memastikan bahwa transaksi pembelian telah diklasifikasikan.

2.3 Siklus Pembelian dan Pelunasan Utang

Pada proses melakukan pengujian substantif terhadap akun pembelian dan

utang auditor perlu mengetahui proses bisnis yang dilakukan oleh klien. Hal ini

bertujuan untuk meminimalisir risiko audit dalam memberikan opini audit yang sesuai

dengan keadaan laporan keuangan yang disajikan. Dalam melakukan pengujian

auditor harus memperoleh informasi dan bukti yang tepat serta akun-akun yang

digunakan dalam transaksi pembelian dan dokumen-dokumen yang digunakan.

Informasi akuntansi dalam siklus pembelian dan pelunasan utang yaitu :

1. Pembelian barang dan jasa

2. Pembayaran

3. Retur pembelian dan diskon pembelian

2.4 Proses Pembelian

Proses pembelian yang dilakukan Perusahaan menjadi fokus utama auditor

untuk melihat bagaimana proses transaksi pembelian terjadi. Proses pembelian

merupakan aktivitas yang dimana Perusahaan melakukan pembelian terhadap

barang atau jasa kepada pihak penyedia.

Dokumen yang butuhkan dalam melakukan pengujian terhadap pembelian

seperti prosedur dalam melakukan pembelian yang dilakukan oleh Perusahaan.

Perusahaan pada saat membutuhkan bahan baku, auditor harus mengetahui

bagaimana proses pembelian bahan baku yang terjadi. Sebagai contoh permintaan

bahan baku oleh staf produksi atau pengawas bagian gudang. Hal ini bertujuan
untuk menghubungkan dan mencocokan antara bahan baku dengan produk barang

atau jasa yang dihasilkan oleh Perusahaan. Bertujuan untuk mengetahui apakah

terdapat salah saji atau ketidakwajaran terhadap penyajian atas laporan keuangan

Perusahaan.

2.5 Proses Menerima Barang dan Jasa

Proses menerima barang dan jasa adalah aktivitas Perusahaan dalam siklus

pembelian dan pembayaran utang karena sebagian besar Perusahaan mulai

mengakui pembelian dan utang pada saat kegiatan saat ini. Jika barang telah

diterima, akan dilakukan pemeriksaan atas deskripsi, kuantitas dan kualitas.

Pada saat proses penerimaan barang dan jasa, maka perlu membuat sebuah

laporan atau dokumen atas transaksi yang terjadi. Pada saat barang atau jasa

diterima maka perlu dibuat dokumen laporan penerimaan barang. Laporan ini

merupakan dokumen yang dibuat saat barang atau jasa diterima untuk merekam

data barang atau jasa yang telah diterima. Pada saat barang atau jasa telah

diterima, bagian yang bertanggung jawab penerimaan barang atau jasa harus

melakukan pemeriksaan untuk deskripsi, jumlah, kualitas, dan kuantitas pada

barang atau jasa tersebut.

2.6 Mengakui Utang

Pada saat transaksi kredit terjadi, pengakuan utang dapat dilakukan pada saat

barang diterima atau pada saat faktur dari vendor diterima. Beberapa dokumen yang

dibutuhkan dan catatan yang digunakan sebagai dasar pengakuan utang meliputi :

1. Faktur (Invoice)

2. Voucher

3. File Transaksi

4. Jurnal atau daftar pembelian (Accuisitions Journal)


5. File induk utang usaha (Account Payable Master File)

6. Neraca saldo utang usaha (Account Payable Trial Balance)

7. Memo Debit (Debit Memo)

8. Laporan Vendor (Vendor’s Statement)

2.7 Mencatat dan Memproses Pengeluaran Kas

Transaksi-transaksi yang berhubungan dengan kas harus dicatat dan diproses

oleh Perusahaan. Dokumen yang terkait dengan proses pengeluaran kas harus

dicatat dan harus terdapat bukti-bukti yang valid atas transaksi tersebut yang

dilakukan oleh Perusahaan.

Dalam melakukan pengujian substantif terhadap akun pembelian, auditor harus

mengumpulkan dokumen-dokumen yang terkait dengan proses pengeluaran kas.

Hal ini bertujuan untuk mengetahui kas yang dikeluarkan dapat dijadikan bukti audit

terhadap akun pembelian. Dokumen yang terkait dengan proses pengeluaran kas

adalah :

1. Check

Digunakan untuk membayar pembelian ketika jatuh tempo.

2. File Transaksi Pengeluaran

File yang dibuat oleh sistem komputerisasi yang didalamnya tercantum

semua transaksi pengeluaran kas selama periode tertentu.

3. Jurnal atau Daftar Pengeluaran Kas

Daftar atau laporan yang dibuat dari file transaksi pengeluaran kas yang

didalamnya tercantum semua transaksi tiap periode.

2.8 Pengujian Rincian Saldo Pembelian dan Utang Usaha

Pengujian rincian saldo pembelian dan utang usaha adalah prosedur untuk

menguji salah saji atau kewajaran terhadap saldo akun yang disajikan pada laporan
keuangan. Pengujian ini dibuat dan dirancang untuk melihat apakah saldo akun

terdapat kesalahan saji atau disajikan tidak wajar didalam laporan keuangan.

Dalam melakukan pengujian saldo yang pertama dilakukan adalah konfirmasi

terhadap nilai saldo akun pada laporan keuangan. Akun pembelian dan utang usaha

harus dikonfirmasi baik secara tertulis langsung antara auditor dan pelanggan.

Prosedur pengujian rincian saldo untuk akun utang usaha adalah sebagai berikut :

1. Auditor meminta klien menyiapkan daftar utang usaha

2. Auditor mengirimkan surat konfirmasi utang usaha untuk saldo yang

berjumlah besar dan tidak biasa

3. Pengujian utang setelah tanggal neraca

4. Pengujian utang usaha kepada pihak yang berelasi

5. Auditor melakukan pengujian untuk barang-barang yang masih dalam

perjalanan

6. Auditor memeriksa laporan dari vendor dan jawaban konfirmasi utang usaha

untuk memastikan bahwa utang yang diakui klien memang benar-benar

utang yang wajib dibayar oleh klien.


TOPIK 2

SOAL ESSAY DAN PILIHAN GANDA

SOAL ESSAY

1. Jelaskan apa itu audit siklus pembelian ?

Jawaban : Audit siklus pembelian adalah audit yang dilakukan untuk

mengevaluasi apakah akun yang dipengaruhi oleh transaksi pembelian barang

dan jasa dan pelunasan utang usaha disajikan secara wajar sesuai dengan

standar akuntansi keuangan.

2. Sebutkan tujuan audit siklus pembelian ?

Jawaban : Tujuan audit siklus pembelian yaitu :

 Untuk memastikan bahwa pembelian yang tercatat adalah untuk barang dan

jasa yang telah diterima.

 Untuk memastikan bahwa transaksi pembelian yang terjadi telah dibukukan.

 Untuk memastikan bahwa transaksi yang dicatat adalah akurat.


 Untuk memastikan bahwa nilai transaksi dicatat di jurnal dan dibukukan

dengan benar.

 Untuk memastikan bahwa transaksi pembelian telah diklasifikasikan.

3. Sebutkan dokumen yang dibutuhkan dalam pengakuan utang ?

Jawaban : Dokumen yang dibutuhkan dalam pengakuan utang adalah sebagai

berikut :

 Faktur (Invoice)

 Voucher

 File Transaksi

 Jurnal atau daftar pembelian (Accuisitions Journal)

 File induk utang usaha (Account Payable Master File)

 Neraca saldo utang usaha (Account Payable Trial Balance)

 Memo Debit (Debit Memo)

 Laporan Vendor (Vendor’s Statement)

4. Bagaiaman proses penerimaan barang atau jasa yang harus dilakukan ?

Jawaban : Pada saat proses penerimaan barang dan jasa, maka perlu

membuat sebuah laporan atau dokumen atas transaksi yang terjadi. Pada saat

barang atau jasa diterima maka perlu dibuat dokumen laporan penerimaan

barang. Laporan ini merupakan dokumen yang dibuat saat barang atau jasa

diterima untuk merekam data barang atau jasa yang telah diterima. Pada saat

barang atau jasa telah diterima, bagian yang bertanggung jawab penerimaan

barang atau jasa harus melakukan pemeriksaan untuk deskripsi, jumlah,

kualitas, dan kuantitas pada barang atau jasa tersebut.

5. Jelaskan apa itu pengujian rincian saldo pembelian dan utang usaha ?
Jawaban : Pengujian rincian saldo pembelian dan utang usaha adalah prosedur

untuk menguji salah saji atau kewajaran terhadap saldo akun yang disajikan

pada laporan keuangan. Pengujian ini dibuat dan dirancang untuk melihat

apakah saldo akun terdapat kesalahan saji atau disajikan tidak wajar didalam

laporan keuangan.

SOAL PILIHAN GANDA

1. Proses audit yang mengevaluasi nilai saldo akun kas disebut ?

A. Audit Siklus Pembelian

B. Siklus Jual-Beli

C. Audit Siklus Penjualan

D. Audit Siklus Pendapatan

2. Apabila suatu departemen Perusahaan membutuhkan barang maka dokumen

yang disiapkan adalah ?

A. Purchase Order

B. Permintaan Pembelian

C. Memo Pembelian

D. Memo Debit

3. Setelah melakukan pembelian, Perusahaan mengembalikan barang atau jasa

yang sudah dibeli tersebut disebut ?

A. Retur Penjualan

B. Retur Barang

C. Retur Jasa

D. Retur Pembelian

4. Pilihlah akun-akun bersaldo normal debit yang terdapat pada siklus pembelian ?

A. Kas dan Utang Usaha


B. Kas dan Aset Tetap

C. Potongan Pembelian dan Aset Tetap

D. Retur Pembelian dan Utang Usaha

5. Memastikan bahwa transaksi pembelian dicatat dalam laporan keuangan benar.

Merupakan tujuan audit untuk memperoleh bukti asersi ?

A. Keberadaan

B. Kelengkapan

C. Keterjadian

D. Hak dan Kewajiban

DAFTAR PUSTAKA

Auditing & Assurance Services, A Systematic Approach, 4th Edition,

Messier/Glover/Prawitt (MGP).

Auditing Concepts And Applications, A Risk-Analysis Approach, Larry F.

Konrath (LFK), 5th Edition, South Western, 2001.

Arens A. Alvin, Elder J. Randal And Beasley S. Mark. Auditing And

Assurance Services Pearson, 17 Edition, 2019 (terbaru).

Gramling, A. Audrey., Larry, E. Rittenberg, And Karla, M. Johnstone. 2012.

Auditing. 8 Edition. Singapore: South-Western Cencage Learning.

Institute Akuntan Publik Indonesia, Standar Profesional Akuntan Publik.

Salemba Empat. 31 Maret 2016. (Terbaru).


Kell, Walter G. and William C. Boynton. Modern Auditing. John Wiley & Sons.

Inc. 8 Edition. 2006. (Terbaru).

Kode Etik Akuntan Indonesia – Tahun 2020.

Standar Professional Akuntan Publik (SPAP) 2001 (Terbaru).

Anda mungkin juga menyukai