DISUSUN OLEH:
NAMA:ARDI PULUH WAHYUDI
NPM:C1C114005
Assalamu’alaikum wr. wb
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita
semua sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini.
semoga apa yang terdapat dalam makalah ini dapat membantu dan dapat dengan
mudah untuk di jadikan bahan pembelajaran bagi semua kalangan pembaca Dengan
diambil dari berbagai sumber.
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar lebih baik lagi
untuk selanjutnya. Akhir kata, penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan.
DAFTAR ISI
Bab 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang ...........................................................
B.Rumusan Masalah ...........................................................
C.Tujuan Penulisan ...........................................................
Bab 2 PEMBAHASAN
A. Auditing ...............................................................
B.Audit Operasional ............................................................
C. Elemen Sasaran Audit Operasional ...............................................................
D. Tahapan Audit Operasional ..............................................................
E.Efisiensi ..............................................................
F,Efektivitas ..............................................................
G. Efisiensi ..............................................................
H.TUJUAN DAN LINGKUP AUDIT OPERASIONAL ...................................................
Bab 3 PENUTUP
A.Kesimpulan ...............................................................
B.Saran ................................................................
Daftar Pustaka ................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Audit operasional memiliki posisi strategis dalam mewujudkan suatu organisasi untuk
memiliki keunggulan bersaing. Hal ini relevan dengan karakteristik dari audit operasional
yaitu menilai dan memperbaiki metode dan kinerja perusahaan, melalui standar
kehematan, efisiensi, efektivitas dengan orientasi masadepan. Dengan demikian, audit
operasional dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan, apakah suatu perusahaan
telah menjalankan operasionalnya sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang telah
ditetapkan atau tidak. Apabila suatu perusahaan menjalankan kegiatan operasionalnya tidak
sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang berlaku maka akan berimbas pada menurunnya
kinerja perusahaan.salah satu cara manajemen untuk dapat mengendalikan perusahaan
secara lebih baik yaitu dengan mengendalikan biaya operasi seefesien dan seefektif
mungkin agar biaya operasional tersebut tepat sasaran.ini juga bertujuan untuk menjaga
agar tidak terjadinya penyalahgunaan biaya operasionL yang akan merugikan
perusahaan.dengan itu sebuah manajemen perusahaan perlu menggunakan audit
operasional berkala melalui audit operasional manajemen perusahaan dapat mengetahui
pelaksanaan kegiatan operasi,masalah yang ada dalam kegiatan dan cara-cara untuk
mengatasi masalah tersebut.dengan demikian auditor dapat memberikan informasi yang
diperlukan dalam membantu para pengelola perusahaan dalam proses pengambilan
keputusan agar tujuan perusahaan teersebut tercapai dengan baik.
B. Rumusan Masalah
C.Tujuan Penulisan
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Auditing
Auditing adalah pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk
menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria
yang ditetapkan,Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan
mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-
kejadian ekonomi secara obyektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.
B.Audit Operasional
Audit operasional adalah suatu proses sistematis yang mengevaluasi efektivitas, efesiensi, dan
kehematan operasi organisasi yang berada dalam pengendalian manajemen serta melaporkan
kepada orang-orang yang tepat hasil evaluasi tersebut beserta rekomendasi perbaikan Audit
operasional adalah audit yang sistematis terhadap program, kegiatan/ aktivitas organisasi dan
seluruh atau sebagian dari aktivitas dengan tujuan menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan
dana telah digunakan secara ekonomis dan efisien, serta apakah tujuan program, dan kegiatan/
aktivitas yang telah direncanakan dapat dicapai dengan tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
1. Persiapan Audit
Dalam tahap persiapan audit seoran auditor harus mentukan dan merencankan program
audit secara keseluruhan yang akan dilakukan. Dalam tahap ini auditor seharusnya melakukan
aktivitas: Meyakinkan mandat audit, Memantapkan tujuan dan sasaran audit, Menentukan ruang
lingkup audit, Memahami auditi secara umum, Menentukan anggaran, Menentukan rencana
dimulainya audit dan rencana penerbitan laporan, Menyusun tim audit (personil), dan Menerbitkan
surat tugas untuk melaksanakan audit
2. Pelaksanaan Audit
Setelah persiapan awal audit selesai dilakukan langkah selajutnya adalah melaksanakan
audit yang telah dirancang. Dalam melaksananakan audit diagunakan prosedur audit yang
komprehensif untuk memperoleh haril audit yang baik.
Pematauan tidak lanjut merupakan aktivitas yagn bertujuan untuk menjada dan memenatau
apakah temuan audit yang mengenai kelemahan dan rekomendasi telah dilakyankan oleh unit kerja
tyagn telah diaudit. Pemantau dapat dilakukan sekala berkala untuk memastikan bahwa seluruh
rekomendasi perbaikan telah dilaksakan dengan tepat. Kepastian atas hasil pematauan dpat pula
dilakukan bersaman dengan periode audit berikutnya.
Audit operasional merupakan proses sistematis yang bertujuan untuk mengkaji dan
menilai prosedur operasi yang akan menghasilkan informasi bagi manajemen mengenai hasil dari
penilaian beserta rekomendasi untuk perbaikan menuju pencapaian tingkat operasi yang efisien,
efektif, dan ekonomis. Tujuan dilakukan berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan telah
digunakan secara efisien dan ekonomis, menilai efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan Top Management, memberi rekomendasi kepada Top Management untuk
dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam penerapan pengendalian intern,
dan prosedur operasional perusahaan dalam rangka meningkatkan efisiensi, keekonomisan, dan
efektivitas dari kegiatan operasi perusahaan dengan tujuan untuk menilai efektivitas pengendalian
manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
Audit terinci, dimana auditor mengumpulkan bukti yang kompeten untuk mendukung tujuan
audit yang telah ditentukan dan mengembangkan bukti temuan untuk mencari keterkaitan antara
satu temuan dengan temuan yang lain dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan
audit.
Pelaporan, dimana pada tahap ini auditor mengkomunikasikan hasil audit dan memberikan
rekomendasi kepada pihak manajemen atau pemilik perusahaan guna perbaikan kegiatan
operasional di masa yang akan datang.
Tindak lanjut, dimana setelah mendapatkan rekomendasi atas temuan audit oleh
auditor, pihak-pihak yang berwenang dapat melaksanakan tindak lanjut (perbaikan) sesuai
dengan rekomendasi yang diberikan guna perbaikan tindakan untuk masa yang akan datang
Kriteria merupakan norma, standar, atau sekumpulan standar yang menjadi panduan
individu (kelompok) dalam menjalankan aktivitasnya sebagai pelaksanaan atas wewenang dan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kejadian merupakan tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh setiap individu pada saat objek
audit diteliti. Penyebab merupakan tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh setiap individu
(kelompok) di dalam perusahaan.
Akibat merupakan hasil pengukuran dan pembandingan antara aktivitas individu
(kelompok) dengan kriteria yang telah ditetapkan terhadap aktivitas produksi.
Audit pendahuluan, dimana audit ini dilakukan untuk mendapatkan informasi latar
belakang terhadap objek yang diaudit dengan penelaahan terhadap berbagai peraturan,
ketentuan dan kebijakan tertentu yang berkaitan dengan aktivitas yang diaudit, serta
menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh untuk mengidentifikasi hal-hal yang
potensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang diaudit.
E. Efisiensi
Efisiensi berhubungan dengan bagaimana perusahaan melakukan operasinya sehingga
dicapai optimalisasi penggunaan sumber daya. Efisiensi berhubungan dengan metode kerja
(operasi). Efisiensi berhubungan erat dengan konsep input-proses-output. Efisiensi adalah rasio
output dan input. Seberapa besar output yang dihasilkan dengan menggunakan sejumlah input
yang dimiliki perusahaan (Bayangkara 2008:13). Metode kerja yang baik akan dapat membantu
proses operasi berjalan dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki perusahaan.
F. Efektivitas
Efektivitas dapat dipahami sebagai tingkat keberhasilan suatu perusahaan untuk
mencapai tujuannya. Apakah pelaksanaan suatu program/aktivitas telah mencapai tujuannya.
Efektivitas merupakan ukuran dari output. Sementara itu, menurut Mardiasmo (2002:134),
Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu
organisasi mencapai tujuan, maka organisasi tersebut dapat dikatakan efektif.
G. Ekonomisasi
Ekonomisasi berbicara tentang cara perusahaan untuk mendapatkan sumber daya yang
akan digunakan dalam setiap kegiatan operasinya (Mardiasmo 2002:134). Artinya, apakah
perusahaan mampu memperoleh sumber daya yang akan digunakan dalam operasi dengan
pengorbanan yang paling kecil sehingga harga pokok per unit input yang digunakan dalam
operasi juga menjadi rendah.
a. Mengevaluasi kinerja
b. Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan
c. Membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut.
Ruang lingkup audit operasional meliputi seluruh aspek kegiatan manajemen. Ruang lingkup
tersebut dapat mencakup seluruh kegiatan/program atau hanya mencakup bagian/element/dimensi
tertentu dari suatu kegiatan atau program.Secara garis besar lingkup audit opersaional meliputi 3
aspek besar yang meliputi audit atas pertanggungjawban dan ketaatan, audit atas kehematan dan
daya guna, dan audit atas hasil guna. Sacara lebih mendetail lingkup audit operasional dijabarkan
sebahgai berikut:
2. Audit atas kehematan (keekonomisan) dan dayaguna (efisiensi) mencakup penilaian apakah
Unit Kerja:
a. Mengikuti praktik-praktik pengadaan barang/jasa yang sehat; Mendapatkan jenis, kualitas,
dan jumlah sumber daya yang diperlukan dengan biaya terendah yang wajar;
b. Melindungi dan memelihara sumber daya secara layak;
c. Menghindari adanya duplikasi kerja oleh beberapa petugas dan menghindari adanya
pekerjaan yang tidak jelas atau bahkan tidak mempunyai tujuan;
d. Menghindari terjadinya hal-hal yang mubazir dan kelebihan tenaga kerja/staf;
e. Menggunakan metode/prosedur kerja yang berdayaguna (efisien);
f. Menggunakan sejumlah sumber daya yang minimum dalam memproduksi atau
menghasilkan barang/jasa sesuai dengan jumlah dan mutu yang diinginkan serta jadwal
waktu yang telah ditetapkan;
g. Menaati persyaratan-persyaratan hukum dan peraturan perundang-undangan yang mungkin
besar pengaruhnya dalam rangka memperoleh, melindungi dan menggunakan sumber daya
yang bersangkutan;
h. Mempunyai sistem yang cukup baik dalam mengukur dan melaporkan kehematan dan
dayaguna pelaksanaan program dan kegiatan.
3. Audit operasional juga meliputi audit hasil guna (efektivitas) yang mencakup penilaian apakah:
a. Tujuan dan sasaran program/kegiatan (yang diusulkan, baru atau yang sedang berjalan)
sudah sesuai, cocok, atau relevan dengan ketentuan yang berlaku;
b. Sejauh mana hasil suatu program dan kegiatan mencapai suatu tingkat yang diinginkan;
c. Pelaksanaan program/kegiatan telah diarahkan kepada penerima sesuai dengan apa yang
telah ditetapkan pada saat perumusan program/ kegiatan;
d. Faktor-faktor yang menghambat pencapaian kinerja telah diidentifikasikan secara
memuaskan;
e. Manajemen telah mempertimbangkan alternatif pelaksanaan program yang mungkin dapat
mencapai hasil yang diinginkan dengan lebih efektif atau pada biaya yang lebih rendah;
f. rogram/kegiatan yang diperiksa merupakan komplemen, duplikasi, tumpang tindih, atau
bertentangan dengan program lain yang berkaitan;
g. Cara-cara untuk membuat program/kegiatan agar lebih berhasil telah diidentifikasi secara
memuaskan;
I.METODOLOGI AUDIT
Metodologi audit mengacu pada cara pengukuran indikator kinerja berdasar nilai uang (ekonomi,
evetifitas, dan efisiensi), risiko dan penilaian risiko audir, metode penetuan sampel, dan faktor-
faktor yang dipertimbangakan dalam penentuan sampel. Penjabaran setiap komponen tersebut akan
diklakukan pada sub bab ini.
Nilai uang merupakan inti pengukuran kinerja pada unit-unit kerja pemerintah.
Pengembangan indikator kinerja sebaiknya memusatkan perhatian pada pertanyaan mengenai
ekonomi, efisiensi dan efektivitas program dan kegiatan
Ekonomi adalah hubungan antara pasar dan masukan. Dengan kata lain, ekonomi adalah
praktik pembelian barang dan jasa input dengan tingkat kualitas tertentu pada harga terbaik yang
dimungkinkan. Pengertian ekonomi (hemat/tepat guna) sering disebut kehematan yang mencakup
juga penaelolaan secara hati-hati atau cermat dan tidak ada pemborosan. Suatu kegiatan
operasional dikatakan ekonomis apabila dapat menghilangkan atau mengurangi biaya yang tidak
perlu. Dengan demikian, pada hakikatnya ada pengertian yang serupa antara efisiensi dengan
ekonomi, karena keduanya menghendaki penghapusan atau penurunan biaya. Terjadinya
peningkatan biaya mestinya terkait dengan peningkatan manfaat yang lebih besar.
1) Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang telah dianggarkan oleh organisasi?
2) Apakah biaya organisasi lebih besar daripada biaya organisasi lain yang sejenis
yang dapat diperbandingkan?
Indikator efisiensi menggambarkan hubungan antara masukan sumber daya oleh suatu unit
organisasi dan keluaran yang dihasilkan. Indikator tersebut memberikan informasi tentang konversi
masukan menjadi keluaran (yaitu efisiensi dari proses internal). Efisiensi diukur dengan rasio antara
output dengan input. Semakin besar output dibanding input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi
suatu organisasi.
Rasio efisiensi tidak hanya dinyatakan dalam bentuk absolut, tetapi dalam bentuk relatif. Unit A
adalah lebih efisien dibanding unit B, unit A lebih efisien tahun ini dibanding tahun lalu, dan
seterusnya. Karena efisiensi diukur dengan membandingkan keluaran dan masukan, maka perbaikan
efisiensi dapat dilakukan dengan cara berikut.
Efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil
guna). Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang hams
dicapai. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran
akhir kebijakan (spending wesely).
Indikator efektivitas menggambarkan jangkauan akibat dan dampak (outcome) dari keluaran
(output) program dalam mencapai tujuan program. Semakin besar kontribusi output yang dihasilkan
terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang ditentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu
unit organisasi. Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai
tujuarmya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan maka organisasi tersebut dikatakan
telah berjalan dengan efektif. Hal terpenting yang perlu dicatat adalah bahwa efektivitas tidak
menyatakan tentang berapa besar biaya yang telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Efektivitas hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
BAB 3 PENUTUP
A.KESIMPULAN
Audit operasional merupakan proses sistematis yang bertujuan untuk mengkaji dan
menilai prosedur operasi yang akan menghasilkan informasi bagi manajemen mengenai hasil
dari penilaian beserta rekomendasi untuk perbaikan menuju pencapaian tingkat operasi yang
efisien, efektif, dan ekonomis. Tujuan dilakukan berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan
telah digunakan secara efisien dan ekonomis, menilai efektivitas perusahaan dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan Top Management
B.SARAN