Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENYELESAIAN AUDIT

Disusun Oleh:
Kelompok 2
1.FITHIYA ASHARY 2010622010988
2.SITI GADIJAH

Dosen Pengampu:
SUSAN ESARI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA BARAT
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah berjudul
“Penyelesaian Audit” dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
atas bantuan para pihak yang berkontribusi dengan membantu pencarian data untuk makalah ini.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Pengauditan. Selain
itu, pembuatan makalah juga memiliki tujuan agar menambah wawasan dan pengetahuan bagi
penulis maupun pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maka kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah semakin lebih baik. Akhir kata,
semoga makalah dapat berguna.

Pariaman, 27 mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang..............................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pekerjaan Penyelesaian Audit......................................................................................................
2.2 Mengevaluasi Temuan Kredit......................................................................................................
2.3 Berkomunikasi Dengan Klien......................................................................................................
2.4 Tanggung Jawab Setelah Audit...................................................................................................
BAB III KESIMPULAN..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tahap penyelesaian audit sangat mempengaruhi keberhasilan hasil audit. Tahap
penyelesaian audit sangat penting dan dilaksanakan setelah pelaksanaan audit terhadap berbagai
siklus. Berbagai prosedur yang diterapkan dalam tahap penyelesaian audit dapat menghasilkan
bukti tambahan yang mempengaruhi kesimpulan audit. Prosedur – prosedur yang diterapkan
pada tahap penyelesaian audit mempunyai beberapa karakteristik khusus, yaitu : a. Prosedur –
prosedur tersebut tidak mengacu kesiklus transaksi maupun saldo rekening tertentu b. Prosedur –
prosedur tersebut dilaksanakan setelah tanggal neraca c. Prosedur – prosedur tersebut sangat
memerlukan pertimbangan subyektif auditor d. Prosedur – prosedur tersebut biasanya
dilaksanakan oleh manajer audit atau akuntan senior yang berpengalaman Dalam tahap
penyelesaian audit, auditor bekerja dalam keterbatasan waktu karena umumnya klien
menginginkan untuk memperoleh laporan audit secepat mungkin. Auditor harus menggunakan
waktu guna membuat pertimbangan professional yang baik dan menyatakan pendapat yang tepat.
Tanggung jawab auditor dalam menyelesaikan audit dibagi menjadi tiga kategori, yakni
menyelesaikan pekerjaan lapangan, mengevaluasi temuan, dan berkomunikasi dengan klien.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan latar belakang tersebut kami merumuskan masalah yang menjadi topik dalam
pembahasan dalam makalah ini yaitu :
1. Bagaimana proses penyelesaian Audit?
2. Bagaimana tahapan dalam penyelesaian Audit?
3. Bagaimana proses penyelesaian pekerjaan lapangan dan peristiwa kemudian?
4. Bagaimana jenis laporan Audit yang disampaikan Auditor?
5. Bagaimana tanggung jawab auditor setelah melakukan proses audit?
1.3 Tujuan Penulisan
Dengan memiliki rumusan masalah dalam penulisan makalah ini, maka penyusun dapat
mempelajari tema ini dengan tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui proses penyelesaian Audit
2. Menjelaskan tahapan dalam penyelesaian Audit
3. Menjelaskan perbedaan proses penyelesaian pekerjaan lapangan dan peristiwa kemudian
4. Menjelaskan jenis laporan audit yang dibuat oleh Auditor
5. Menjelaskan tanggung jawab sebagai Auditor setelah proses audit
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penyelesaian Audit


A. SIKLUS AUDIT
Siklus audit adalah prosedur di mana auditor dari suatu organisasi meninjau laporan
keuangan dan menemukan perbedaan dalam proses saat ini sehingga koreksi yang tepat
dapat dilakukan. Langkah-langkah atau tahapan-tahapan dalam audit memastikan dilakukan
dengan sungguh-sungguh dan laporan menerbitkan informasi yang keabsahannya dapat
ditentukan dan akurat.
Organisasi biasanya menunjuk auditor eksternal untuk melakukan audit terhadap proses
internal organisasi sehingga tidak ada bias. Siklus audit memiliki langkah-langkah berbeda
yang perlu dilakukan auditor agar audit dapat dilakukan secara akurat dan tidak ada
manipulasi data yang dilakukan. Yang akan menggambarkan citra organisasi yang salah.

Tidak semua tugas perlu dilakukan secara bersamaan karena satu tugas pada satu waktu terbukti
menjadi cara paling efisien untuk melakukan audit.

Contoh: Jika Proses A yang berhubungan dengan pembayaran diaudit pada bulan Agustus,
Proses B yang berhubungan dengan pengadaan bahan baku dapat diaudit kapan saja setelah audit
Proses A selesai.

B. MANFAAT SIKLUS

Siklus audit memiliki berbagai manfaat, di antaranya:

 Siklus audit memastikan bahwa audit dilakukan dengan lancar dan tidak ada kebocoran
proses yang terlibat.
 Memberi wewenang kepada auditor untuk mempertanyakan prosedur dan norma saat ini.
 Proses audit dapat dilacak secara efisien, memastikan tidak ada penundaan dalam
kegiatan dan penyelesaian tepat waktu dari audit lengkap.
 Berfokus pada pendekatan sistematis daripada banyak hal pada satu waktu. Akibatnya,
hasil dari siklus audit adalah laporan yang dapat diandalkan.

C.Jenis-Jenis Audit

Audit Internal

Audit internal adalah jenis audit yang dilakukan di dalam organisasi. Jenis audit ini
memberikan visibilitas pada keuangan saat ini untuk pemegang saham dan dewan direksi. Audit
internal dilakukan untuk memeriksa apakah tujuan keuangan terpenuhi dan bisnis sesuai dengan
peraturan.
Audit Eksternal

Audit eksternal dilakukan oleh badan pengatur seperti lembaga audit independen. Auditor
tidak boleh memiliki hubungan apa pun dengan perusahaan. Auditor eksternal ini mengikuti
standar auditing yang berlaku umum dan menghasilkan laporan audit yang mencakup proses
audit dan informasi yang diperoleh.

Audit Operasional

Audit ini biasanya dilakukan secara internal tetapi organisasi memiliki opsi untuk
melakukan audit operasional eksternal.Jenis audit ini mengevaluasi operasi bisnis seperti
penyelarasan tujuan perusahaan, proses perencanaan, prosedur, dan kinerja operasional. Hasil
audit operasional digunakan untuk meningkatkan bisnis.

Audit Kepatuhan

Audit ini memeriksa apakah bisnis mematuhi standar yang ditetapkan oleh bisnis itu
sendiri dan oleh organisasi eksternal. Alasan untuk melakukan audit kepatuhan adalah untuk
menentukan apakah suatu bisnis membayar karyawan mereka secara adil atau memberikan
distribusi pemegang saham yang tepat.

Audit Sistem Informasi

Ini biasanya dilakukan oleh perangkat lunak, TI, dan perusahaan teknologi lainnya, tetapi
bisnis lain yang memiliki departemen TI sendiri juga dapat berpartisipasi dalam Audit Sistem
Informasi. Audit ini membantu menentukan masalah perangkat lunak yang dapat menyebabkan
serangan cyber dan kebocoran data. Audit sistem informasi juga memastikan bahwa pemrosesan
data dan sistem komputer cukup efisien untuk bisnis.

Audit Keuangan

Audit ini secara teratur digunakan oleh bisnis untuk menganalisis keakuratan laporan
keuangan mereka. Audit keuangan wajib dilakukan oleh auditor eksternal. Audit keuangan dapat
dilakukan secara internal tetapi hanya untuk tujuan pengecekan. Auditor eksternal akan
membagikan hasilnya kepada pemberi pinjaman, kreditur, dan investor.

Audit Pajak

Audit pajak dilakukan secara acak secara langsung atau melalui surat. Audit ini akan
menentukan apakah ada perbedaan pada pengembalian pajak yang diajukan oleh bisnis. Ini
berarti pajak yang diajukan harus akurat karena kelebihan pembayaran atau kesalahan informasi
dapat membuat Anda bermasalah dengan IRS.
Audit Penggajian

Audit ini biasanya dilakukan secara internal untuk memperbaiki masalah penggajian yang
dapat menyebabkan audit penggajian eksternal. Disarankan untuk melakukan audit penggajian
tahunan untuk memastikan proses penggajian yang benar diikuti dan sesuai. Audit ini memeriksa
faktor-faktor penggajian seperti tarif gaji, upah, pemotongan pajak, dan informasi karyawan.

Audit Pembayaran

Jangan bingung dengan audit penggajian, audit pembayaran digunakan untuk memastikan
bahwa karyawan dibayar secara adil untuk posisi, pangkat, keterampilan, dan senioritas mereka.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan disparitas adalah ras, agama, usia, dan jenis kelamin
yang tidak ada kaitannya dengan kualitas pekerjaan. Audit pembayaran juga menentukan
pembayaran yang adil oleh bisnis menurut lokasi dan industri.

D. Dokumen yang Diperlukan untuk Audit Perusahaan

Ketika sebuah perusahaan siap untuk diaudit oleh pihak ketiga, pihak ketiga akan memberi
perusahaan tanggal mulai dan persyaratan tim audit. Persyaratan biasanya terdiri dari daftar
dokumen yang jika disiapkan sebelumnya, membuat audit selesai lebih cepat

Mari kita lihat dokumen yang diperlukan selama audit:

1. Laporan Penggajian

Laporan penggajian sangat penting dari sudut pandang audit karena jumlah karyawan di
suatu perusahaan dapat menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam durasi audit. Analisis
laporan penggajian akan membantu auditor untuk memahami situasi perusahaan saat ini dan
karenanya auditor akan menyarankan untuk mempekerjakan lebih banyak karyawan atau
memundurkan beberapa dari mereka.

2. Daftar Semua Rekening Bank yang Digunakan

Semua rekening bank perusahaan harus terdaftar dan dokumen yang diperlukan dari
masing-masing rekening perlu dipresentasikan kepada auditor. Ini akan sangat menyederhanakan
pekerjaan auditor karena ia tidak perlu mengumpulkan dokumen yang diperlukan selama audit.

3. Daftar dan Bukti Semua Transaksi

Perusahaan yang diaudit harus menyebutkan semua transaksi yang dilakukan dalam
jangka waktu yang ditentukan dan juga harus memberikan semua faktur dan tagihan untuk
pembelian yang dilakukan. Auditor akan meminta faktur untuk mengetahui berapa total
pengeluaran perusahaan selama jangka waktu tersebut dan apakah jumlahnya sesuai dengan
jumlah dalam pembukuan.
4. Buku Besar

Buku besar berisi rincian semua transaksi yang dilakukan selama periode waktu tertentu.
Hal ini diperlukan bagi seorang auditor agar dapat menghitung jumlah total dengan jumlah yang
disebutkan dalam pembukuan.Saat ini, alih-alih menyiapkan buku besar secara manual, sebagian
besar perusahaan menggunakan software akuntansi yang secara otomatis mengubah data input
menjadi keuangan yang diperlukan. Software akuntansi akan sangat meningkatkan akurasi suatu
perusahaan dan akan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan buku besar.

5. Neraca Saldo Perusahaan

Neraca saldo membantu dalam mengatur dengan benar berbagai transaksi perusahaan dan
dapat membantu auditor untuk melacak kembali sejarah transaksi tertentu. Neraca saldo juga
dapat disiapkan menggunakan perangkat lunak akuntansi.

6. Salinan semua dokumen hukum

Untuk mengumpulkan dan memverifikasi dokumen hukum perusahaan di bagian penting


dari audit. Dokumen hukum termasuk Lisensi, memorandum dan anggaran dasar, sertifikat
saham, sertifikat pendirian, dll.

7. Konfirmasi

Mendapatkan konfirmasi dari bank, pelanggan, pemasok, pemberi pinjaman, dll adalah
dokumen yang sangat penting yang harus dikumpulkan oleh auditor dalam audit. Biasanya
auditor akan memilih sampel dan juga menyediakan format konfirmasi untuk diedarkan ke
berbagai pihak untuk mendapatkan konfirmasi. Merupakan tanggung jawab Perusahaan untuk
memastikan bahwa auditor menerima konfirmasi yang maksimal.

8. Schedule

Ini termasuk jadwal seperti daftar aset, depresiasi, pembayaran di muka, akrual dll yang
disiapkan oleh perusahaan sebagai bagian dari akuntansi.

9. Dokumen Pinjaman

Sebuah perusahaan dapat memperoleh hutang selama proses menjalankan perusahaan.


Dengan memberikan dokumen yang tepat mengenai pinjaman, proses audit berjalan lebih
efisien.

E. Tahapan Siklus Audit


Meskipun disebut siklus, ini bukanlah proses yang berkelanjutan. Prosesnya cukup
mudah, dan tahapan yang berbeda seperti yang disebutkan di bawah ini:

#1 – Perencanaan

Fase terpenting dari siklus audit adalah perencanaan, di mana audit direncanakan sesuai
dengan tujuan audit dan kriteria apa yang paling cocok untuk mencapai tujuan
tersebut.Auditorperlu merencanakan dengan baik sebelumnya mengenai jadwal audit untuk
memberikan tanggal penyelesaian tentatif kepada manajemen agar laporan mereka
dipublikasikan.

#2 – Mengumpulkan Sampel

Setelah rencana dibuat, auditor mendekati pemilik proses/unit bisnis tertentu untuk
memberikan sampel data yang dicari auditor. Sampel ini bisa berupa tanggal acak, dan auditor
dapat mengukur dari sampel ini jika ada anomali dalam proses yang sama untuk tanggal yang
berbeda. Auditor berhak untuk menggali lebih dalam ke dalam proses kecuali dia puas dengan
penjelasan yang diberikan oleh pemilik proses.

#3 – Pembuatan Draf Laporan

Peran auditor adalah membuat draft laporan berdasarkan temuan segera setelah sampel
dikumpulkan. Auditor perlu melaporkan setiap penipuan atau tindakan ilegal atau apa pun yang
setara dalam laporan ini. Materi yang dikoreksi, ketidaksepakatan dengan manajemen tentang
estimasi, kebijakan akuntansi dan setiap kesulitan signifikan yang dihadapi harus dilaporkan
dalam laporan. Setiap koreksi/saran dalam prosedur saat ini akan diberikan kepada pemilik
proses, yang akan memiliki seperangkat prosedur sendiri sebelum koreksi/saran
diimplementasikan pada akhirnya.

#4 – Persyaratan Tambahan

Misalkan auditor memerlukan informasi lebih lanjut, ia masih dapat meminta persyaratan
tambahan untuk dilengkapi. Saat menyiapkan laporan, auditor mungkin menemukan kebutuhan
akan bukti representasi yang dibuat oleh pemilik proses. Jika persyaratan tambahan tidak
dilengkapi, auditor dapat melaporkan ketidakmampuan untuk memberikan bukti pendukung
untuk setiap klaim yang dibuat. Perubahan laporan dapat dilakukan pada tahap ini. Namun, tidak
akan ada ruang untuk koreksi setelah langkah ini.

#5 – Penerbitan Laporan

Laporan akhir diterbitkan hanya setelah ditinjau oleh auditor, manajemen, dan pemilik
proses. Laporan tersebut dipublikasikan kepada manajemen dan investor, yang kemudian
mempelajari laporan tersebut dan memberikan saran mereka. Laporan proses audit tidak
dipublikasikan kepada investor. Sebagai gantinya, laporan konsolidasi dari semua proses dan
laporan keuangan diterbitkan untuk investor. Pasalnya, tumpang tindih laporan dapat
membingungkan investor untuk membaca laporan tersebut.

Pekerjaan Penyelesaian Audit


Setelah semua unsur laporan keuangan telah selesai diaudit, auditor harus me-review kertas
kerja yang dibuatnya dengan cara membandingkan dengan kuesioner pengendalian intern dan
program pengujian subtantif, untuk memperoleh keyakinan bahwa semua informasi yang
diperlukannya sebagai dasar penyusunan laporan audit telah terkumpul seluruhnya. Peristiwa –
peristiwa ekonomi yang signifikan tersebut harus dimasukkan dalam laporan audit, untuk
meningkatkan keandalan laporan keuangan yang akan digunakan sebagai rujukan utama
keputusan bisnis pengguna laporan keuangan. Dalam penyelesaian pekerjaan audit terbagi
menjadi dua bagian yaitu yang pertama adalah penyelesaian pekerjaan lapangan dan peristiwa
kemudian. Berikut terdapat lima prosedur yang dapat dilakukan oleh auditor untuk mendapatkan
bukti audit tambahan dalam proses penyelesaian pekerjaan lapangan :
1. Menyempurnakan Pekerjaan Lapangan
Periode peristiwa kemudian adalah periode yang dihitung sejak tanggal neraca sampai
dengan tanggal berakhirnya pekerjaan lapangan (tanggal laporan audit). Ada dua jenis
peristiwa kemudian, yaitu tipe peristiwa kemudian I dan tipe peristiwa kemudian II. Tipe
peristiwa kemudian I meliputi peristiwa yang memberikan tambahan bukti yang
berhubungan dengan kondisi yang ada pada tanggal neraca dan berdampak terhadap
taksiran yang melekat dalam proses penyusunan laporan keuangan. Contohnya peristiwa
yang dikelompokkan kedalam tipe pertama, yang memerlukan penyesuaian dan
pengungkapan dalam laporan keuangan adalah :
a) Kerugian akibat piutang tak tertagih yang disebabkan adanya pelanggan yang
mengalami kesulitan keuangan dan menuju kepailitan sesudah tanggal neraca, merupakan
indikasi keadaan yang ada pada tanggal neraca
b) Penyelesaian tuntunan hukum baik yang dilakukan klien maupun yang ditujukan pada
klien, yang jumlahnya berbeda dengan jumlah utang atau piutang yang dicatat,
membutuhkan penyesuaian laporan keuangan jika peristiwa yang menimbulkan tuntunan
tersebut telah terjadi atau ada sebelum tanggal neraca
c) Penghentian operasi perusahaan cabang dengan rugi terestimasi yang diakibatkan oleh
kondisi yang ada sebelum tanggal neraca
Tipe peristiwa kemudian II meliputi peristiwa – peristiwa yang memberikan tambahan
bukti yang berhubungan dengan kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca yang dilaporkan,
tetapi kondisi tersebut ada sesudah tanggal neraca. Contoh peristiwa yang dikelompokan
kedalam tipe kedua, yang tidak memerlukan penyesuaian, tetapi memerlukan pengungkapan
dalam laporan keuangan, adalah :
a) Penjualan obligasi maupun penerbitan saham baru
b) Akuisisi pada perusahaan laba
c) Kerugian aktiva tetap yang disebabkan kebakaran yang terjadi setelah tanggal neraca
d) Business combination misalnya perusahaan klien akan merger dengan sebuah perusahaan
lain
e) Perubahan struktur modal
f) Pengumuman dividen saham ataupun dividen kas yang lain dari biasanya.

Subsequent event yang harus diaudit terdiri dari subsequent collection dan subsequent
payment. Subsequent Collection merupakan penagihan sesudah tanggal neraca sampai mendekati
selesainya pekerjaan lapangan/audit field work, serta dilaksanakan dalam pemeriksaan piutang
dan barang dalam perjalanan. Sedangkan Subsequent Payment merupakan pembayaran sesudah
tanggal neraca sampai mendekati selesainya audit field work, serta dilaksanakan pada saat
pemeriksaan hutang dan biaya yang masih harus dibayar. Prosedur audit yang dapat dilakukan
auditor berkaitan dengan peristiwa kemudian, antara lain:
a) Membaca dan menganalisis laporan keuangan interim terbaru setelah tanggal neraca serta
membandingkannya dengan laporan keuangan tahunan
b) Mengajukan pertanyaan kepada manajer atau eksekutif perusahaan mengenai apakah laporan
keuangan interim telah disajikan dengan dasar yang sama dengan penyusunan laporan keuangan
tahunan
c) Mengajukan pertanyaan kepada pejabat atau eksekutif yang bertanggung jawab tasa masalah
keuangan dan akuntansi.
d) Membaca notulen rapat para pemegang saham, direktur, komite resmi lainnya
e) Mengajukan pertanyaan kepada konsultan hukum klien mengenai adanya tuntutan hukum,
klaim, dan keputusan pengendalian
f) Mendapatkan surat representasi dari manajer yang berwenang mengenai peristiwa kemudian
yang perlu penyesuaian dan pengungkapan, yang bertanggal sama dengan tanggal laporan audit.
g) Mengajukan pertanyaan tambahan h) Melaksanakan beberapa prosedur yang dipertimbangkan
perlu dan semestinya dilakukan. Dalam hal ini, auditor dapat mengeluarkan laporan audit sebagai
berikut (tergantung materialitas peristiwa kemudian) yaitu pendapat tidak wajar apabila peristiwa
kemudian sangat material dan pendapat menolak memberikan pendapat.
Beberapa hal yang harus dilakukan akuntan publik, sebelum suatu pemeriksaan akuntan
dinyatakan selesai:
1) Seluruh kertas kerja pemeriksaan harus diparaf oleh pembuatnya dan direview oleh atasannya
2) Hasil review harus didokumentasikan dalam suatu review notes dan harus dijawab oleh staf
yang direview (reviewee) secara tertulis
3) Daftar audit adjustment harus disusun, lengkap dengan indeks working papernya, diskusikan
dengan klien
4) Audit adjustment yang sudah disetujui klien harus diposting ke masing-masing kertas kerja
yang berkaitan
5) Draft report disusun oleh auditor in-charge (pimpinan tim audit), direview oleh audit manager
dan audit partner
6) Sebelum kertas kerja pemeriksaan dan draft report di review oleh audit manager dan audit
partner, maka audit supervisor harus menyusun notes to PPM (catatan untuk Partner, Principal
dan Manager)
7) Setelah draft report direview dan disetujui PPM, diskusikan dengan klien. Jika klien setuju,
buat final audit report.
8) Sebelum laporan audit diserahkan kepada klien, auditor harus meminta Surat Pernyataan
Langganan dari klien. Tanggal surat harus sama dengan tanggal selesainya audit field work dan
tanggal laporan audit.
9) Auditor membuat draft management letter, setelah direview dan disetujui PPM, diskusikan
dengan klien. Klien setuju, buat management letter final untuk klien
10) Tahap akhir, selesaikan urusan pelunasan audit fee
11) Dalam audit working papers, cantumkan “catatan untuk audit tahun berikutnya”.
12) Opini yang diberikan, tergantung hasil pemeriksaan
13) Dalam mereview kertas kerja pemeriksaan, KAP sebaiknya mempunyai daftar “Audit
Working Papers Review Guide”
2. Menelaah Notulen Rapat
Notulen rapat para pemegang saham, direktur, komite resmi lainnya (komite keuangan
dan komite audit) dapat berisi hal – hal yang secara signifikan berkaitan erat dengan audit
yang dilaksanakan, misalnya otorisasi pengeluaran obligasi, 0torisasi pengeluaran saham
baru, otorisasi pembelian kembali saham sendiri, otorisasi pembayaran dividen, dan
otorisasi penghentian jenis produk tertentu. Kelima hal tersebut berpengaruh pada asersi
– asersi managemen dalam laporan keuangan. Informasi yang diperoleh dari penelaahan
tersebut dapat menyebabkan auditor melakukan pengujian substantif tambahan atau
meminta klien mengungkapkan peristiwa kemudian dalam laporan keuangan.

3. Mengajukan Pertanyaan Atau Konfirmasi Kepada Penasihat Hukum Klien


Pengajuan pertanyaan atau konfirmasi dilakukan untuk memperoleh bukti mengenai
keberadaan tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan yang mempengaruhi
usaha dan keuangan klien dimasa datang. Kadang kejadian ekonomi lebih
mempengaruhi posisi keuangan daripada suatu transaksi kas atau transaksi lainnya.
Sebagai contoh adalah kewajiban kontinjensi. Kontinjensi adalah keadaan, situasi, atau
kondisi yang meliputi ketidak pastian yang mungkin melibatkan keuntungan atau
kerugian dimasa datang. Perlakuan akuntansi terhadap kontinjensi kerugian dapat dicatat
sebagai contingent liability (kewajiban bersyarat) diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan maupun tidak dicatat.
Kontinjensi dapat timbul karena ketidakpastian jumlah pajak terhutang, pemberian
generasi produk, maupun adanya tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan. Dalam hal
ini auditor harus menghimpun bahan bukti mengenai keberadaan keadaan, situasi, atau kondisi
yang meliputi ketidakpastian yang mungkin mengakibatkan kerugian pada perusahaan sebagai
akibat adanya tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan; periode atau waktu terjadinya
kejadian yang menyebabkan tindakan hukum tersebut; tingkat kemungkinan hasil yang tidak
menguntungkan; dan jumlah kerugian potensial Prosedur yang dapat dilaksanakan auditor untuk
proses ini adalah :
a) Mengajukan Pertanyaan kepada dan diskusi dengan manajemen
b) Membaca notulen rapat dewan komisaris
c) Menelaah perjanjian kontrak atau pinjaman
d) Konfirmasi dengan bank mengenai ada nya jaminan (agunan) pinjaman
e) Auditor meminta manajemen perusahaan
Surat pertanyaan audit kepada ahli hukum klien merupakan sarana utama bagi auditor untuk
mendapatkan informasi pendukung oleh manajemen. Surat tersebut harus dikirimkan oleh
manajemen kepada setiap ahli hukum yang telah ditugaskan oleh klien. Jawaban ahli hukum
tidak mempunyai pengaruh terhadap laporan auditor dimana seorang auditor dapat mengeluarkan
suatu laporan standar dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Hal ini dapat terjadi apabila
jawabannya menunjukkan bahwa berdasarkan penyelidikan yang layak atas masalah yang
dihadapi, terdapat probabilitas yang tinggi atas hasil yang menguntungkan serta masalah yang
dihadapi adalah tidak material.
4. Menghimpun Surat Representasi Klien
Auditor diwajibkan untuk mendapatkan representasi tertulis tertentu dari manajemen
dalam memenuhi sandar pekerjaan lapangan. Hal ini dapat dicapai melalui surat
representasi klien. Management representations menjelaskan bahwa representasi
merupakan bagian dari barang bukti tetapi bukan pengganti penerapan prosedur audit
yang diperlukan untuk mendapatkan dasar yang layak atas suatu pendapat. Representasi
manajemen harus dapat mengkonfirmasikan representasi lisan yang diberikan kepada
auditor, mendokumentasikan kelayakan yang berkelanjutan dari representasi tersebut dan
mengurangi kemungkinan kesalahpahaman mengenai representasi manajemen. Surat
representasi klien berisi representasi mengenai laporan keuangan, kelengkapan informasi,
pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan serta peristiwa kemudian. Apabila auditor
menerima surat representasi dan mampu mendukung representasi manajemen, maka
suatu laporan audit standar dapat dikeluarkan. Tetapi, jika ada keterbatasan pada lingkup
audit yang menyebabkan auditor tidak menerima surat representasi, maka akan
mengakibatkan penyimpangan dari laporan standar auditor baik melalui pendapat wajar
dengan kualifikasi maupun penolakan pemberian pendapat. Representasi klien
melengkapi dan mendukung prosedur audit lainnya. Isi representasi klien meliputi
pengakuan manajemen mengenai tanggungjawabnya untuk laporan keuangan dengan
prinsip akuntansi yang berterima umum, tersedianya catatan keuangan dan data yang
berkaitan, kelengkapan dan tersedianya semua notulen rapat, tidak terdapat kesalahan
dalam laporan keuangan dan transaksi yang tidak tercatat, informasi mengenai transaksi
antar pihak yang memiliki hubungan istimewa, ketidakpatuhan dengan berbagai isi
perjanjian kontrak yang mungkin berdampak pada laporan keuangan, informasi mengenai
peristiwa kemudian, ketidakberesan yang melibatkan karyawan dan manajemen, dan
komunikasi dari instansi pemerintah atau pelaporan keuangan.
5. Melaksanakan Prosedur Analitis Komprehensif
Prosedur analitis disyaratkan dalam penyelesaian audit sebagai review keseluruhan atas
laporan keuangan. Tujuan dari review keseluruhan adalah untuk membantu auditor
menilai kesimpulan yang dicapai dalam audit dan dalam mengevaluasi penyajian laporan
keuangan secara keseluruhan. Dalam melakukan review keseluruhan, auditor membaca
laporan keuangan dan catatan serta mempertimbangkan kelayakan bukti yang diperoleh
dalam menanggapi saldo dan hubungan yang tidak biasa serta tidak terduga yang
diantisipasi dalam perencanaan audit dan diidentifikasi selama audit dalam pengujian
substantive. Dalam melakukan review keseluruhan atas kewajaran penyajian laporan
keuangan, data perusahaan dapat dibandingkan dengan
(1) hasil yang diharapkan entitas berdasarkan dinamika bisnis yang mendasarinya,
(2) data yang tersedia mengenai kinerja industri, dan
(3) data non keuangan yang relevan seperti unit yang diproduksi atau dijual serta jumlah
karyawan.
Prosedur ini dilaksanakan dengan membandingkan data perusahaan dengan hasil
perusahaan yang diharapkan misalnya seperti yang tercantum dalam anggaran,
membandingkan data perusahaan dengan data industri, dan dengan data non keuangan
yang relevan seperti jumlah produksi atau jumlah tenaga kerja Suatu review keseluruhan
biasanya akan membandingkan kinerja keuangan entitas yang dilaporkan dengan sasaran
strategisnya atas pendapatan, pelanggan, dan pangsa pasar atas efisiensi dari proses inti
serta kesesuaian ukuran non keuangan dengan gambaran keseluruhan yang dilaporkan
dalam laporan keuangan.
2.2 Mengevaluasi Temuan Kredit
Tujuan auditor dalam mengevaluasi temuan-temuan ada dua. Diantaranya untuk menentukan
jenis pendapat yang harus dinyatakan dan untuk menentukan apakah GAAS telah dipenuhi
dalam audit. Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor menyelesaikan langkah-langkah berikut
ini:
1. Membuat Penilaian Akhir Atas Materialitas Dan Risiko Audit
Prasyarat yang esensial dalam memutuskan suatu pendapat yang akan dikeluarkan adalah
penilaian akhir atas materialitas dan risiko audit. Titik tolak untuk melakukan proses ini adalah
menjumlahkan salah saji-salah saji yang ditemukan ketika memeriksa semua akun yang belum
dikoreksi oleh klien. Penentuan auditor atas salah saji dalam suatu akun dapat mencakup
komponen berikut:
a. Salah saji yang belum dikoreksi yang secara spesifik diidentifikasi melalui pengujian
substantif atas rincian transaksi dan saldo
b. Proyeksi salah saji yang belum dikoreksi yang diestimasi melalui teknik sampling audit
c. Estimasi salah saji yang dideteksi melalui prosedur analitis dan dikuantifikasi oleh prosedur
audit lainnya
Semua komponen yang terdapat dalam suatu akun dikenal sebagai salah saji yang
mungkin, sementara jumlah salah saji yang mungkin dalam semua akun disebut sebagai salah
saji agregat yang mungkin. Penilaian auditor atas salah saji agregat yang mungkin dapat
mencakup pengaruh dari semua salah saji yang mungkin belum dikoreksi selama periode
sebelumnya terhadap laporan keuangan periode berjalan. Data yang telah diakumulasi kemudian
dibandingkan dengan pertimbangan pendahuluan auditor mengenai materialitas yang dibuat
ketika merencanakan audit. Dalam merencanakan audit, auditor menetapkan tingkat risiko audit
yang dapat diterima. Jika salah saji agregat meningkat, maka risiko bahwa laporan keuangan
mengandung salah saji yang material juga meningkat. Jika auditor merasa bahwa risiko audit
tidak dapat diterima, maka auditor harus melaksanakan pengujian substantif tambahan dan
meyakinkan klien untuk melakukan koreksi yang diperlukan untuk mengurangi risiko salah saji
yang material Langkah selanjutnya dalam proses ini adalah menentukan pengaruh jumlah
seluruh salah saji pada laba bersih dan elemen laporan keuangan lain yang terkait dengan salah
saji, seperti aktiva lancar dan utang lancar. Penentuan salah saji oleh auditor dalam suatu akun
meliputi beberapa komponen berikut:
a. Salah saji yang tidak dikoreksi yang terdeteksi melalui pengujian substantive (known
misstatement).
b. Proyeksi salah saji yang tidak dikoreksi, yang diperkirakan melalui teknik sampling audit.
c. Estimasi salah saji yang dideteksi melalui prosedur analitis, dan yang dikuantifikasikan dengan
prosedur audit lainnya.
2) Mengevaluasi Kelanjutan Usaha
Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah ada keraguan yang substansial
tentang kemampuan klien untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama suatu periode
waktu yang layak, yaitu tidak melebihi satu tahun di luar tanggal laporan keuangan yang sedang
diaudit. Jika auditor merasa yakin bahwa terdapat keraguan yang substansial mengenai
kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelanjutan usahanya, maka auditor harus
mendapatkan informasi mengenai rencana manajemen untuk mengurangi pengaruh kondisi atau
peristiwa tersebut dan menilai kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat diterapkan secara
efektif. Tetapi jika auditor menyimpulkan terdapat keraguan yang substansial mengenai
kelanjutan usaha, maka auditor harus mempertimbangkan kelayakan pengungkapan mengenai
kemungkinan ketidakmampuan entitas untuk melanjutkan kegiatan usahanya dalam periode
waktu yang layak dan menyertakan suatu paragraph penjelasan dalam laporan audit untuk
mencerminkan kesimpulannya. Jika auditor menyimpulkan tidak ada keraguan yang substansial,
maka auditor tetap harus mempertimbangkan kebutuhan akan pengungkapan. Beberapa
informasi yang mungkin diungkapkan mencakup:
a) Kondisi atau peristiwa bersangkutan yang menimbulkan penilaian atas keraguan yang
substansial mengenai kemampuan entitas untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama
periode waktu yang layak.
b) Kemungkinan pengaruh kondisi dan peristiwa tersebut
c) Evaluasi manajemen atas signifikansi dari kondisi-kondisi dan peristiwa serta faktor-faktor
yang dapat mengurangi
d) Kemungkinan penghentian operasi
e) Rencana managemen (ternasuk informasi keuangan prospektif yang relevan)
f) Informasi tentang pemulihan atau klasifikasi jumlah aktiva yang tercatat atau jumlah
klasifikasi kewajiban
3) Melakukan Review Teknis Atas Laporan Keuangan
Sebelum mengeluarkan laporan audit atas klien, review teknis harus dilakukan atas
laporan tersebut oleh partner yang bukan anggota tim audit dengan laporan daftar periksa
tersebut mencakup hal-hak yang berkenaan dengan bentuk dan isi dari masing-masing laporan
keuangan dasar termasuk pengungkapan yang disyaratkan.
4) Merumuskan Pendapat Dan Membuat Naskah Laporan Audit
Dalam penyelesaian audit, auditor perlu memisahkan temuantemuan dengan
mengikhtisarkan dan mengevaluasinya untuk tujuan menyatakan pendapar atas laporan keuangan
secara keseluruhan. Tanggung jawab akhir atas langkah-langkah tersebut terletak pada partner
yang melakukan tugas tersebut. Sebelum mengambil keputusan akhir tentang pendapat, biasanya
diadakan konferensi dengan klien.
5) Melakukan Review Akhir Atas Kertas Kerja
Review akhir atas kertas kerja dilakukan untuk mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan,
bukti yang diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat oleh penyusun kertas kerja. Review tambahan
atas kertas kerja dapat dilakukan pada akhir pekerjaan lapangan oleh anggota tim audit. Manager
bertugas mereview kertas kerja yang disipakan oleh auditor senior dan mereview beberapa atau
semua kertas kerja yang direview oleh auditor senior. Sedangkan partner yang bertanggungjawab
atas penugasan bertugas mereview kertas kerja yang disipakan oleh manager dan mereview
kertas kerja lainnya atas dasar selektif. Review yang dilakukan oleh partner atas kertas kerja
dirancang untuk mendapatkan kepastian bahwa :
 Pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan adalah akurat dan lengkap
 Pertimbangan yang dilakukan oleh bawahan adalah layak dan tepat pada situasi
bersangkutan
 Penugasan audit telah diselesaikan sesuai dengan kondisi dan syarat yang ditetapkan
dalam surat penugasan
 Semua pertanyaan tentang akuntansi, auditing, dan pelaporan signifikan yang timbul
selama audit telah diselesaikan dengan tepat
 Kertas kerja mendukung pendapat auditor
 GAAS dan kebijakan serta prosedur pengendalian mutu kantor akuntan telah dipenuhi.
2.3 BERKOMUNIKASI DENGAN KLIEN
1. Mengkomunikasian Hal-Hal Yang Berkaitan Dengan Pengendalian Internal.
Auditor bertugas untuk menyampaikan kondisi-kondisi yang dapat dilaporkan, yang
didefinisikan sebagai hal yang merupakan kekurangan yang signifikan dalam
perancangan atau operasi pengendalian internal,yang dapat berpengaruh buruk terhadap
kemampuan organisasi untuk mencatat, memproses, mengikhtisarkan dan melaporkan
data keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan.
Auditor tidak berkewajiban untuk mencari kondisi yang dapat dilaporkan. Tetapi, auditor
mungkin menemukan kondisi yang dapat dilaporkan melalui pertimbangannya atau
pemahamannya atas unsur-unsur SPI dan penerapan prosedur audit terhadap saldo
maupun transaksi Komunikasi sebaiknya dilaksanakan dalam bentuk suatu laporan
tertulis. Distribusi tersebut harus dibatasi pada komite audit, manajemen dan anggota
organisasi klien lain yang berwenang. Laporan tersebut harus:
a. Mengindikasikan kegunaan audit laporan keuangan. Adalah memberikan pendapat atas
laporan keuangan, bukan menyediakan mengenai struktur pengendalian intern klien.
b. Mencakup definisi reportable condition
c. Mencakup pembatasan distribusi laporan
2. Mengkomunikasikan Hal-hal Yang Berkenaan Dengan Pelaksanaan Audit (komite
audit)
Auditor bertanggungjawab untuk menyampaikan hal-hal tertentu berkenaan dengan
pelaksanaan audit kepada mereka yang bertanggung jawab mengawasi proses pelaporan
keuangan. Komunikasi dapat berbentuk lisan atau tertulis. Komunikasi dengan komite
audit meliputi masalah-masalah berikut:
a. Tanggung jawab auditor berdasarkan standar pengauditan yang ditetapkan Ikatan
Akuntansi Indonesia
b. Kebijakan akuntansi yang signifikan termasuk pilihan dan perubahan kebijakan
akuntansi serta metode akuntansi yang digunakan untuk transaksi yang tidak biasa.
c. Pertimbangan manajemen dan estimasi akuntansi termasuk dasar pertimbangan yang
dilakukan, dan proses pembuatan estimasi.
d. Penyesuaian audit yang signifikan yang berdampak signifikan atas proses pelaporan
satuan usaha.
e. Ketidaksepakatan dengan manajemen
f. Konsultasi dengan akuntan lain mengenai masalah akuntansi dan pengauditan.
g. Kesulitan yang dijumpai selama pelaksanaan audit

3. Menyiapkan surat managemen


Management letter berisi rekomendasi-rekomendasi yang tidak disyaratkan untuk
dikomunikasikan dengan komite audit. Rekomendasi tersebut biasanya berkaitan erat
dengan usaha peningkatan efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan klien oleh karena
itu, management letter menunjukkan pelayanan yang diberikan auditor agar klien puas.
Pelayanan ini menunjukkan adanya perhatian auditor terhadap kesejahteraan dan masa
depan klien. Management letter dapat mencakup komentar atas: a. Struktur pengendalian
intern, yang bukan termasuk reportable condition. b. Sumber daya manajemen seperti
kas, persediaan, dan investasi c. Masalah perpajakan.
2.4 TANGGUNG JAWAB SETELAH AUDIT
Tanggung jawab setelah audit meliputi pertimbangan:
a. Peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal laporan audit dan tanggal dipublikasikannya
laporan audit.
b. Penemuan fakta-fakta baru. Fakta-fakta baru yang ditemukan mungkin mempengaruhi
penyajian laporan keuangan yang akan berakibat menyesatkan para pengguna laporan keuangan.
c. Penemuan adanya prosedur yang tidak dilaksanakan. Prosedur yang belum dilaksanakan akan
mempengaruhi tingkat efektivitas audit. Bila efektivitas audit lemah ada kemungkinan auditor
tidak dapat mencapai tingkat risiko deteksi yang direncanakan.
 Peristiwa Kemudian Yang Terjadi Antara Tanggal Laporan Audit Dan Tanggal
Dipublikasikannya Laporan Audit
Auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk mengajukan pertanyaan atau melaksanakan
suatu prosedur audit apapun selama periode waktu ini guna menemukan peristiwa kemudian
yang material. Akan tetapi, jika pengetahuan tentang peristiwa semacam itu menarik perhatian
auditor, maka ia harus mempertimbangkan apakah perlu melakukan pengungkapan atau
penyesuaian atas laporan keuangan untuk peristiwa itu. Apabila penyesuaian diperlukan dan
manajemen secara layak mengubah laporan tersebut, maka auditor dapat mengeluar laporan audit
standar. Apabila pengungkapan yang diperlukan dibuat oleh manajemen, auditor juga dapat
mengeluarkan laporan standar asalkan laporan itu diberi tanggal agar sesuai dengan tanggal
peristiwa kemudian. Tanggal ganda adalah praktik yang paling umum karena memberi tanggal
kembali atas keseluruhan laporan akan memperluas tanggung jawab auditor secara keseluruhan
di luar penyelesaian pekerjaan lapangan. Ketika memberi tanggal kembali, auditor harus
memperpanjang prosedur review atas peristiwa kemudian sampai tanggal terakhir.
 Penemuan Fakta-Fakta Baru
Apabila penyelidikan auditor menunjukkan adanya fakta tersebut, dan auditor yakin bahwa
informasi tersebut penting bagi keandalan laporan keuangan, auditor harus mengambil
langkahlangkah untuk mencegah pengandalan (pemanfaatan) dimasa datang atas laporan audit.
Langkah-langkah tersebut meliputi:
a. Memberitahu (tertulis) klien bahwa laporan audit tidak dapat lagi dikaitkan dengan laporan
keuangan.
b. Memberitahu (tertulis) badan yang berwenang seperti BAPEPAM bahwa laporan audit tidak
dapat diandalkan lagi.
c. Memberitahu (tertulis) melalui badan berwenang (BAPEPAM) kepada setiap individu yang
diketahui mengandalkan laporan keuangan, bahwa laporan audit tidak dapat diandalkan lagi.
 Penemuan Adanya Prosedur Yang Tidak Dilaksanakan
Setelah tanggal laporan audit, ada kemungkinan auditor menyimpulkan bahwa satu atau lebih
prosedur audit, yang dianggap perlu sesuai keadaan, tidak dilaksanakan selama pelaksanaan
audit. Standar pengauditan tidak mensyaratkan auditor untuk melaksanakan penelaahan pos audit
(setelah audit berakhir) atas pekerjaan lapangan. Meskipun demikian, penemuan adanya prosedur
audit yang tidak dilaksanakan dapat diketahui melalui: a. Pelaksanaan program pengendalian
kualitas Kantor Akuntan Publik b. Pelaksanaan peer review Sebagai contoh, auditor tidak
melaksanakan penelaahan notulen rapat dan verifikasi kesesuaian saldo.
BAB III
KESIMPULAN

Auditor harus menggunakan waktu guna membuat pertimbangan professional yang baik
dan menyatakan pendapat yang tepat. Tanggung jawab auditor dalam menyelesaikan audit dibagi
menjadi tiga kategori, yakni menyelesaikan pekerjaan lapangan, mengevaluasi temuan, dan
berkomunikasi dengan klien. Tahap penyelesaian audit merupakan tahap yang penting untuk
memastikan audit yang berkualitas. Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam penyelesaian
perkerjaan lapangan mencakup melakukan review atas peristiwa kemudian, membaca notulen
rapat, mendapatkan bukti mengenai litigasi, klaim dan penilaian, mendapatkan surat representasi
klien, dan melakukan prosedur analitis. Tujuan auditor dalam mengevaluasi temuan-temuan ada
dua. Diantaranya untuk menentukan jenis pendapat yang harus dinyatakan dan untuk
menentukan apakah GAAS telah dipenuhi dalam audit. Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor
menyelesaikan langkah-langkah, diantaranya membuat penilaian akhir atas materialitas dan
risiko audit, mengevaluasi kelanjutan usaha, melakukan review teknis atas laporan keuangan,
merumuskan pendapat dan membuat naskah laporan audit. Auditor bertugas untuk
menyampaikan kondisi-kondisi yang dapat dilaporkan, yang didefinisikan sebagai hal yang
merupakan kekurangan yang signifikan dalam perancangan atau operasi pengendalian
internal,yang dapat berpengaruh buruk terhadap kemampuan organisasi untuk mencatat,
memproses, mengikhtisarkan,dan melaporkan data keuangan yang konsisten dengan asersi
manajemen dalam laporan keuangan. Selain itu, Auditor bertanggungjawab untuk
menyampaikan hal-hal tertentu berkenaan dengan pelaksanaan audit kepada mereka yang
bertanggung jawab mengawasi proses pelaporan keuangan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim dan Totok Budisantoso. 2004. Auditing 2- Dasar-dasar Prosedur Pengauditan
Laporan Keuangan Edisi 3, UPP AMP YKPN:Yogyakarta Agus, Sukrisno. 2012. “Auditing
Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik”. Jilid 1. Edisi Keempat, Salemba
Empat:Jakarta

Anda mungkin juga menyukai