Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Tentang

BENTUK PENGAWASAN DALAM SISTEM


INFORMASI AKUNTANSI

“Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Sistem Informasi Akuntansi”

Disusun Oleh:

Geony Bahder
211000462201032

Dosen pengampu: Dr. Siska Yulia Defitri, SE, M.Si

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN

TA. 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran allah Swt. Yang telah melimpahkan
rahmat taufiq dan hidayahnya kepada seluruh umat manusia, sehingga kami
tetap iman dan islam, serta komitmen sebagai insan yang haus akan ilmu
pengetahuan.

Sholawat serta salam tetap terlimpahkan kepada nabi besar


Muhammad Saw yang membawa kita dari zaman yang gelap menuju zaman
yang terang benderang yakni dengan agama islam.

Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Ir.Syahro Ali Akbar,Mp Selaku rector universitas


Mahaputra Muhammad Yamin yang telah menyediakan berbagai
fasilitas belajar kampus.
2. Ibu Afni Yeni, SE, MM Selaku dekan fakultas ekonomi yang selalu
Memberikan dorongan semangat dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan selama perkuliahan.
3. Ibu Dr. Siska Yulia Defitri, SE, M.Si Selaku dosen pengampu yang
telah memberikan pengarahan yang sangat berarti bagi penyusunan
makalah ini.
4. Rekan-rekan yang telah membantu hingga selesainya makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, karna kesempurnaan hanya milik allah Swt. Untuk itu kritik
dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca demi perbaikan dan
pengembangan makalah ini.

Demikianlah makalah ini dibuat semoga dapat bermanfaat bagi


penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya..

Solok, 19 November 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ 2

DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 4

A.Latar Belakang ................................................................................4

B.Rumusan Masalah ............................................................................4

C.Tujuan Penulisan .............................................................................5


BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 6

A.Bentuk Pengawasan Dalam Sia ........................................................6

B.Pengawasan Intern ...........................................................................7

C.Pengawasan Input ............................................................................9

D.Pengawasan Proses ........................................................................ 10

E.Pengawasan Output ........................................................................ 12

F.Pengawasan Penggunaan Komputer ............................................... 13


BAB III PENUTUP .......................................................................................... 16

A.Kesimpulan ................................................................................... 16
B.Saran .............................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 17

3
BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Sistem informasi akuntansi (disingkat SIA) merupakan proses


pengumpulan data, pemrosesan data, dan menghasilkan informasi atas kegiatan
transaksi perusahaan. Data keuangan maupun non-keuangan dari aktivitas
perusahaan akan diolah menjadi informasi yang dibutuhkan stakeholder
perusahaan dalam bentuk laporan keuangan.tugas pengolahan data perusahaan
dilaksnakan oleh SIA yang mengumpulkan data kegiatan perusahaan lalu
memprosesnya menjadi informasi yang berguna bagi pihak internal maupun
eksternal perusahaan. fungsi sistem informasi bertanggung jawab dalam
pengolahan data.pengolahan data merupakan aplikasi SIA yang paling mendasar
dalam setiap organisasi.

Kasus-kasus yang sering terjadi dalam banyak organisasi adalah tidak


diselesaikannya suatu penugasan, tidak ditepatinya waktu penyelesaian
pekerjaan (deadline), suatu anggaran yang berlebihan, dan kegiatan-kegiatan
lain yang menyimpang dari rencana. Pengawasan dapat didefinisikan sebagai
proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai.
Hal ini berkenaan dengan cara-cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai yang
direncanalan. Pengertian ini menunjukkan adanya hubungan yang sangat erat
antara perencanaan dan pengawasan.

Pengawasan adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan atau diadakan


untuk penyempurnaan dan penilaian sehingga dapat mencapai tujuan seperti
yang direncanakan.sangat penting untuk mengetahui sampai mana pekerjaan
sudah dilaksanakan, mengevaluasi dan menentukan tindakan korektif atau
tindak lanjut sehingga pengembangan system informasi akuntansi dapat
ditingkatkan pelaksanaanya. dengan demikian pengawasan dalam Sistem
Informasi Akuntasi merupakan segala bentuk usaha,kegiatan atau tindakan
untuk mengetahui dan menilai pelaksanaan tugas atau kegiatan yang
dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

B.Rumusan Masalah

Merujuk pada latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang


dapat diambil adalah sebagai berikut:

A.Bagaimana Bentuk Pengawasan Didalam SIA?


B.Apa Itu Pengawasan Intern?
C.Apa Itu Pengawasan Input?

4
D.Apa Itu Pengawasan Proses?

E.Apa Itu Pengawasan Output?


F.Bagaimana Cara Pengawasan Penggunaan Komputer?

C.Tujuan Penulisan
Merujuk pada rumusan masalah diatas, Adapun tujuan penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut:

A.Memahami Bentuk Pengawasan Dalam SIA


B.Memahami Pengawasan Intern
C.Memahami Pengawasan Input
D.Memahami Pengawasan Proses

E.Memahami Pengawasan Output

F.Memahami Pengawasan Penggunaan komputer

5
BAB II

PEMBAHASAN
A.Bentuk Pengawasan di dalam SIA

Pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk meteapkan standar


pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan, dan
mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi
yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan
dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
perusahaan.

Seperti terlihat dalam kenyataan, langkah awal proses pengawasan


adalah langkah perencanaan, penetapan tujuan, standar, atau sasaran
pelaksanaan suau kegiatan. Pengawasan membantu penilaian apakah
perencanaan, pengorganisasian, penyusu personalia, dan pengarahan telah
dilaksanakan secara efektif. Proses pengawasan didalam sistem informasi
akuntansi juga berhubungan erat dengan fungsi-fungsi manajerial lainnya.

Kata “pengawasan” sering mempunyai konotasi yang tidak


meneyenangkan karena dianggap akan mengancam kebebasan dan otonomi
pribadi. Padahal organisasi sangat memerlukan pengawasan untuk menjamin
tercapainya tujuan. Tujuan manajer adalah menemukan keseimbangan antara
pengawasan organisasi dan kebebasan pribadi atau mencari tingkat
pengawasan yang tepat. Pengawasan yang berlebihan akan menimbulkan
birokrasi, mematikan kreatifitas, dan lain sebagainya yang akhirnya merugikan
organisasi sendiri. Sebaliknya, pengawasan yang tidak mencukupi dapat
menimbulkan pemborosan sumber daya dan membuat sulit pencapaian tujuan.
Ada berbagai faktor yang membuat pengawasan semakin di perlukan oleh
setiap organisasi, yaitu :

1. Perubahan lingkungan organisasi


2. Peningkatan kompleksitas organisasi
3. Kesalahan-kesalahan
4. Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang

Proes pengawasan yang dilakukan di dalam sistem informasi akuntansi


biasanya terdiri paling sedikit lima tahap, yaitu sebagai berikut :

1. Penetapan standar pelaksanaan (perencanaan)


2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan

6
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan yang nyata
4. Membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan
penyimpangan-penyimpangan
5. Pengambilan tindakan koreksi bila perlu
Tahap-tahap ini apabila diperinci dalam bentuk gambar dibawah ini.
akan memperlihatkan suatu hubungan horizontal yang mengikat.

Penentuan pembandingan
Standart pengukuran
Pelaksanaan standart

pengambilan tindakan
koreksi, bila perlu

B.Pengawasan Intern
Pengawasan intern (internal control) dapat mempunyai arti yang sempit
atau juga luas. Dalam arti yang sempit, pengawasan intern merupakan
pengecekan penjumlahan, baik penjumlahan mendatar (crossfooting), maupun
penjumlahan menurun (footing). Dalam arti yang luas, pengawasan intern tidak
hanya meliputi pekerjaan pengecekan, tetapi meliputi semua alat-alat yang
digunakan manajemen untuk mengadakan pengawasan.

Pengawasan intern didefinisikan sebaga pengawasan yang meliputi


struktur organisasi dan semua cara serta alat-alat yang dikoordinasikan dan
digunakan dalam perusahaan dengan tujuan menjaga keamanan harta milik
perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan
efisiensi di dalam usaha, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijaksanaan
manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu.

Tanggung jawab untuk menyusun suatu sistem pengawasan intern itu


terletak pada manajemen, begitu juga halnya dengan kegiatan mengawasi
sistem pengawasan intern.

Definisi di atas menunjukkan bahwa suatu sistem pengawasan intern


yang baik akan berguna untuk :

1. Menjaga keamanan harta milik suatu organisasi

7
2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi
3. Memajukan efisiensi dalam operasi
4. Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijaksanaan
manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu
Terdapat beberapa elemen pokok yang merupakan karakteristik dari
suatu sistem pengawasan intern untuk memenuhi tujuan-tujuan diatas, yaitu
sebagai berikut :

a. Suatu struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional


secara tepat.
b. Suatu sistem wewenang dan prosedur pembukuan yang baik yang berguna
untuk melakukan pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta milik,
utang-utang, pendapatan, dan biaya-biaya.
c. Praktek-praktek yang sehat harus dijalankan di dalam melakukan tugastugas
dan fungsi-fungsi setiap bagian dalam organisasi.
d. Suatu tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan tanggung jawabnya
Keempat elemen di atas merupakan ciri-ciri pokok dari satu sistem
pengawasan intern. Disampng ciri-ciri pokok tersebut ada cara-cara
pengawasan lain yang fungsinya merupakan tambahan dari ciri-ciri pokok
diatas. Pengawasan-pengawasan tambahan itu dapat dilakukan dengan
mengunakan laporan-laporan, budget atau standar, dan staff internal auditing.

Pengawasan intern dalam arti luas termasuk pengawasan-pengawasan


yang dapat dibedakan sebagai pengawasan akuntansi (accounting control) atau
pengawasan administratif (administrative control). Adapun penjelasan
mengenai dua bentuk pengawasan di atas akan dijelaskan di bawah ini.

a. Pengawasan akuntansi (accounting control)

Pengawasan ini terdiri dari struktur organisasi dan semua metode dan
prosedur yang terutama berkaitan dengan dan berhubungan langsung pada
pengamanan aktiva dan dapat dipercayanya catatan finansial. Pengawasan
akuntansi terdiri dari prosedur-prosedur dan catatan-catatan yang berkaitan
dengan pengamanan aktiva dan dapat dipercayanya catatan finansial,
sehingga organisasi, prosedur, dan catatan-catatan tersebut disusun untuk
memberikan jaminan yang cukup bahwa :

Transaksi-transaksi dilaksanakan sesuai dengan pengesahan (otorisasi)


manajemen yang umum mapupun yang khusus.

8
Transaksi-trannsaksi dicatat untuk (1) memungkinkan penyusunan
laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang umumnya
diterima, atau kriteria lain yang perlu untuk laporan-laporan tersebut
dan (2) menunjukkan pertanggungjawaban atas aktiva.
Access (penggunaan) aktiva hanya diperbolehkan bila sesuai dengan
otorisasi manajemen.
Tanggung jawab atas aktiva, dibandingkan dengan aktiva yang ada
setiap waktu tertentu dan diambil tindakan yang perlu bila ada
perbedaan.
b. Pengawasan administratif (administrative control)
Pengawasan ini terdiri dari struktur organisasi dan semua metode yang
terutama berkaitan dengan efisiensi operasi dan kepatuhan pada
kebijaksanaan manajemen dan biasanya hanya mempunyai hubungan yang
tidak langsung dengan catatan finansial. Pengawasan administratif meliputi
struktur organisasi dan prosedur-prosedur serta catatan-catatan yang
berkaitan dengan proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan
pengesahan transaksi-transaksi oleh manajemen.

C.Pengawasan Input
Pengawasan ini direncanakan untuk memberikan jaminan yang cukup
bahwa data yang diterima untuk diproses oleh EDP sudah disahkan dan diubah
ke bentuk yang sesuai dengan mesin dan diidentifikasi data tersebut tidak ada
yang hilang, dikurangi, ditambah, diduplikasi, atau diubah secara tidak benar.

Pengawasan ini terdiri dari pengawasan dalam setiap langkah berikut ini :
a. Pencatatan data adalah mencatat data untuk dapat diproses lebih lanjut.
b. Perubahan data ke dalam bentuk yang dapat dibaca oleh mesin.
c. Pengawasan input memeriksa data pada waktu data tersebut dibaca
dandisimpan untuk diproses.
Pengawasan terhadap input untuk komputer merupakan hal penting
karena bila data yang masuk itu keliru, dalam hal ini dikenal dengan istilah
GIGO yang berarti bila yang dimasukkan itu jelek, hasilnya akan jelek. Data
yang digunakan untuk memasukkan ke dalam komputer diperoleh dalam
beberapa tahap sebelum sampai ke komputer. Prtama kali, transaksi yang terjadi
perlu diidentifikasi dan dicatat. Tahap ini disebut dengan merekam data.

Sesudah data transaksi diidentifikasikan dan dicatat dalam bukti


transaksi, maka data transaksi tersebut perlu diubah bentuknya kedalam bentuk
yang dapat dibaca oleh mesin, atau dapat juga terjadi, bukti transaksi itu

9
langusng dimasukkan ke komputer lewat terminal tanpa perlu perubahan
bentuuk. Kegiatan mengubah bentuk data ke bentuk yang dapat dibaca oleh
mesin disebut kegiatan penyimpanan data. Pada umumya, perekaman data
terjadi sebelum penyiapan data, tetapi dapat juga terjadi yangs ebaliknya yaitu
penyiapan data sebelum perekaman data. Kegiatan berikutnya susdah data
dicatat dan disiapkan dalam bentuk yang dapat dibaca oleh komputer adalah
memasukkan data ke komputer atau file. Kegiatan ini disebut memasukkan data,
dapat digunakan berbagai alat untuk measukkan data ini, misalnya terminal,
card reader, atau scanner.

D.Pengawasan Proses
Pengawasan ini direncanakan untuk memberikan jaminan yang
cukup bahwa EDP suda dilaksanakan sesuai dengan aplikasi-aplikasi tertentu.
Pengawasan ini dilakukan dalam setiap kegiatan berikut ini :

1. Penyusunan, yaitu pensortiran atau penggabungan data, sebelum proses


atau sesudah proses.
2. Pemrosesan transaksi, yaitu memproses data menjadi informasi.
3. Perubahan file, yaitu mengubah data dalam file.
Sebelum data transaksi diproses oleh computer, data transaksi tersebut di
cek faliditasnya. Walaupun demikian, pengawasan proses harus direncanakan
untuk menemukan kesalahan yang belum terdeteksi oleh program pengecekan
faliditas dan sekaligus mengecek kesalahan-kesalahan dalam proses. Berbagai
sumber yang dapat menimbulkan kesalahan dalam proses data adalah sebagai
berikut :

a. Penggunaan program yang tidak benar


Apabila program yang digunakan untuk memproses data dalam
suatu aplikasi itu sering mengalami perubahan-perubahan untuk
penyesuaian, perbaikan, dan lainnya, maka perlu diberi tanda tertentu agar
operator tidak keliru menggunakan program yang sudah tidak terpakai.
seluruh program harus diberi tanda yang jelas dan penyimpanannya
dilakukan oleh si pembuat programnya untuk mencegah terjadinya hal ini.

b. Penggunaan file atau record yang tidak benar selama proses master file
selalu disesuaikan dengan transaksi yang terjadi sehingga yan seharusnya
digunakan adalah master file dari generasi yang terbaru. Apabila proses data
keliru menggunakan file dari generasi sebelumnya, maka hasil dari proses
itu akan keliru. Begitu juga dengan file transaksi yang akan digunakan untuk
meng-update master file. seharusnya digunakan file transaksi periode

10
tersebut, bukan periode sebelumnya. Dapat dilakukan dengan pemisahan
fungsi terhadap semua file yang sudah disimpan untuk mencegah kesalahan
pengunaan file seperti diatas. Selain itu setiap file harus diberi label yang
jelas untuk menunjukan enerasi dari file tersebut dan jenis transaksi yang
ada didalam file tersebut. Label ini ditempatkan dibagian luar dari media
yang digunakan untuk file, juga didalam filenya.
Setiap saat file ini akan digunakan, label itu dapat dicek dulu untuk
memastikan kebenarannya. Kesalahan lain yang mungkin terjadi adalah
penggunaan record yang keliru. Untuk mencegah hal ini, setiap kali suatu
record itu akan di update, harus dicek dulu identifikasi dari record itu
sehingga tidak sampai keliru record yang lainnya.

c. Penggunaan nilai yang keliru dari tabel intern


Dapat ditempuh 2 cara sebagai berikut untuk memastikan bahwa
tabel yang digunakan nilainya tidak keliru :

- Bila tabelnya tidak terlalu panjang, maka setiap kali tabel itu
digunakandalam proses data akan dihasilkan juga hasil cetakan dari tabel
tersebut. Cetakan ini akan diserahkan pada bagian pengawasan data
untuk di cek.
- Bila tabelnya panjang, maka setiap transaksi yang menggunakan
nilaidari tabel itu akan dibuat sedemikian rupa sehingga nilai tabel yang
digunakan itu akan tercetak dalam hasil dari proses.
d. Pemilihan alternatif yang keliru
BAnyak program yang dibuat dengan mengunakan berbagai pilihan
metode. MIsalnya, program untuk memproses peneluaran bahan dapat
dibuat denan alternative metode FIFO, LIFO atau AVERAGE.
Kemungkinan kesalahan yang terjadi adalah operator bermaksud
menggunakan metode LIFO, tetapi tidak memasukan metode yang
dikehendakinya. Akibatnya, mungkin proram tersebut akan memilih
metode yang lain, misalnya rata-rata. Pengawasan yang dapat dilakukan
adalah dengan mencantumkan metode yang digunakan di dalam bagian atas
dari setiap laporan yang dihasilkan sehingga pemakai laporan dapat
mengecek metode mana yang digunakan.

e. Memasukkan parameter yang salah untuk program


Kesalahan ini terjadi apabila operator keliru memasukkan parameter
lewat terminal. Proramnya harus disusun dengan menunjukan keterangan
dari parameter tadi diterminal untuk menceah kesalahan memasukan

11
parameter ini sehingga operator dapat mengetahui apakah telah dimasukan
parameter yang sesuai atau tidak.

f. Kesalahan pembulatan
Dalam transaksi tertentu yang hasil perhitungannya tidak
menunjukan angka bulat, program computer harus dibuat sedemikian rupa
sehingga pecahan yang ada tidak selalu didrop. Penggunaan cara tradisional
dimana pecahan yang lebih besar dari 0,5 dibu;atkan keatas dan pecahan
yang lebih kecil dari 0,5 dibulatkan kebawah akan mengakibatkan jumlah
dalam rekening control tidak sesuai dengan jumlah perinciannya.

Bila perincian dari rekenin control itu tidak banyak, masalah ini
tidak akan menimbulkan selisih yang besar. Akan tetapi, bila perinciannya
cukup banyak, selisih akan besar. Salah satu cara yang umumnya dipakai
untuk memecahkan masalah ini ialah dengan menggunakan akumulator
yang dipakai untuk menampung pecahan-pecahan itu. Bila jumlah dalam
akumulator sudah mencapai angka 1, maka ditambahkan ke perhitungan
yang dibuat.

g. Logika proses yang salah atau tidak lengkap


Program yang digunakan untuk memproses data harus bebas dari
kesalahan. Kesalahan logika dalam program akan tetap memungkinkannya
program itu, walaupun hasilnya akan salah. Setiap program yang dibuat
harus dicek dengan menggunakan data yang sudah diketahui hasilnya untuk
mencegah kesalahan seperti ini sehingga dapat dibandingkan dengan hasil
dari komputer.
E.Pengawasan Output
Pengawasan ini direncanakan untuk menjamin ketelitian hasil data yang
di proses dan untuk menjamin bahwa keluaran tersebut hanya diterima oleh
orang atau pihak yang berhak. Pengawasan ini dilakukan dengan berbagai
macam cara, tergantung dari bentuk laporan keluarannya, seperti display,
hardcopy, microfilm, atau file. Laporan yang berisi informasi dari data yang
diproses perlu diawasi agar tidak ada penyalahunaan. Pengawasan yang harus
dilakukan terhadap laporan ini tergantung kepada metode proses data yang
digunakan. Data tersebut diproses dengan cara online atau bacth. Bila data
diproses denan cara bacth, laporan yang dihasilkan umumnya akan berupa hasil
cetakan sehingga kontrolnya meliputi distribusu laporan itu kepada para
pemakainya.
Proses data yang menggunakan cara online, laopran yang dihasilkan
umumnya akan ditunjukan pada layar monitor sehingga pengawasannya akan
diarahkan pada pembacaan hasil dan pengiriman data ke layar monitor. selain
dipenaruhi oleh cara proses data, pengawasan terhadap laporan juga

12
dipengaruhi oleh jenis data yang ada dalam laporan. bila datanya tidak penting,
maka pengaawasan yang dilakukan tidak akan seketat pengawasan terhadap
laporan yang berisi data yang penting bagi perusahaan.Berikut ini akan
dijelaskan masing-masing pengawasan untuk setiap metode proses data.
a. Pengawasan outupun dalam on-line sistem
Output dari proses data yang menggunakan cara on-line umumnya
akan ditunjukkan dalam layar monitor ke pemakai, sehingga tidak
diperlukan pengawasan terhadap bahan pembantu maupun distribusi
laporan. Apabila informasi yang dilaporkan itu penting, maka ada beberapa
hal yang perlu diawasi dalam proses on-line ini, yaitu pada saat data dikirim
dari CPU ke terminal dan display pada terminal. bila computer dan terminal
yang digunakan terletak dalam satu tempat, kemungkinan untuk mencuri
data dapat terjadi pada saat data tersebut melewati kabel dari CPU ke
terminal. pencegahan pencurian data ini dapat dilakukan dengan mengawasi
kabel atau dengan menggunakan kabel khusus yang tidak dapat dipotong
pembungkusnya. Pengawasan terhadap informasi yang didisplay pada layar
monitor dilakukan dengan menempatkan layar monitor sedemikian rupa
sehingga orang lain tidak dapat ikut membaca informasinya.

Selain itu, selama output itu Nampak pada layar monitor, pemakai
tidak diperbolehkan meninggalkan terminal agar informasi nya tidak dibaca
orang lain.

b. Pengawasan output dalam bacth sistem


Pengawasan terhadap output dalam cara ini meliputi beberapa
aspek, yaitu merencanakan laporan yang akan dihasilkan dan mengawasi
proses pembuatan laporan sampai penyerahannya ke pemakai.

Perencanaan laporan meliputi berbagai aspek seperti bentuk laoran, data yang
dilaporkan, periode penerbitan laporan, pihak yang akan di beri laporan, dan lain
sebagainya. Pada proses bacth sistem, laporan dibuat dalam bentuk hasil cetakan
sehingga lankah pengawasan yang pertama adalah mengawasi bahan pembantu
yang digunakan dalam laporan. bila hasil cetakan itu merupakan dokumen yang
berharga seprti cek, faktur, dan sebgaainya, maka persediaan formulir ini perlu
diawasi dengan ketat.salah satu caranya ialah dengan perpetual.
F.Pengawasan Penggunaan Komputer
Pengawasan yang dilakukan adalah usaha untuk mencegah penggunaan
komputer atau sumber tertentu yang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
Pengawasan ini biasanya tidak menjadi masalah bila komputer hanya ditangani
oleh seorang operator. Akan tetapi, bila computer digunakan oleh berbagai
pihak (time sharing), perlu dibuat suatu mekanisme pengawasan yang dapat
mencegah setiap pemakai komputer untuk menggunakan data atau program

13
yang tidak menjadi haknya. Selain itu pengawasan penggunaan computer ini
juga harus dapat mencegah dipakainya computer oleh orang yang tidak berhak.
ketat tidaknya pengawasan ini selain ditentukan oleh banyaknya pemakai
computer, jua ditentukan oleh penting tidaknya data atau program yang ada.
semakin penting data atau program itu, maka semakin ketat pengawasannya.
Suatu hal yang perlu diinat adalah dengan semakin ketatnya pengawasan ini
akan berakibat kenaikan biaya. Oleh karna itu, perlu diadakan kombinasi antara
keduanya, yaitu tanpa mengorbankan penawsan, tetapi juga tidak memnaikan
biaya terlalu banyak. Pengawasan penggunaan komputer ini dapat dilakukan
dalam beberapa cara sebagai berikut :
a. Pemakai yang tidak berhak dihalangi untuk masuk ke ruang komputer
dengan menggunakan penjaga, kunci pintu ke ruang komputer, atau dengan
menggunakan pengamanan fisik lainnya, seperti setiap karyawan harus
menggunakan tanda pengenal yang meuat foto dan identitas lainnya.
b. Komputer dimatikan sesudah jam tertentu, sehingga tidak ada yang dapat
memasukkan transaksi untuk diproses sesudah jam tersebut. cara ini akan
bermanfaat bila computer yang digunakan dapat menerima data lewat jalur
komunikasi, seperti telpon dan internet.
c. Apabila sistemnya menggunakan banyak terminal, maka setiap terminal
akan diberi nomor identifikasi secara elektronik. sistemnya akan deprogram
untuk hanya menerima perintah dan data transaksi dari terminal yang nomor
identifikasinya sah.
d. Pemakai komputer diberi identifikasi. Setiap kali pemakai itu akan
menggunakan computer, ia harus memasukkan identifikasinya ke
mekanisma pengawasan. Apabila identifikasinya sah, maka ia akan
menggunakan computer.
Ada berbagai informasi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan
pemakai komputer dalam proses pengawasan penggunaan komputer, yaitu :
Informasi yang diingat, seperti nama, nomor kode, atau password.
Barang yang ditujukan, seperti tanda pengenal dan kunci.
Ciri-ciri individu, seperti cap telapak tangan/sidik jari, suara, dan tanda
tangan.
Dengan mengunakan cara seperti yang tersebut diatas, maka diperlukan
alat-alat khusus yang dapat membaca barang atau cirri individu yang digunakan
butir ketiga. Alat-alat ini tidak murah sehinga biasannya hanya digunakan bila
computer tersebut memproses data yang sangat penting. Akan tetapi, dalam
sistem informasi akuntansi yang umumnya digunakan adalah cara-cara dalam
butir satu diatas karena mekanisme pengawsan penggunaan computer sudah
dapat dijalankan tanpa perlu memasang alat-alat khusus yang mahal harganya.
Berikut ini akan dijelaskan mekanisme pengawasan penggunaan
komputer yang dapat dilakukan dalam tiga langkah, yaitu :
a. Pemakai mengidentifikasikan dirinya. Proses identifikasi ini dapat
menggunakan berbagai macam cara seperti yang telah disebutkan di atas,

14
antara lain dengan nama, nomor kode, password, sidik jari, dan lain
sebagainya.
b. Identifikasi ini dibuktikan kebenarannya dengan mencocokkannya
informasi yang disimpan dialam komputer. Kemudian, komputer memberi
tanda apakah identifikasi itu benar atau tidak. Tanda ini oleh pemakai
dicocokkan dengan tanda yang seharusnya nampak. Denan demikian terjadi
proses identifikasi dua arah, yaitu computer pasti bahwa pemakai adalah
orang yang berhak dan pemakai pasti bahwa ia dapat masuk ke komputer
sesuai dengan haknya.
c. Pemakai kemudian meminta data atau program yang menjadi haknya dan
mulai bekerja menggunanakan komputer.

15
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Tujuan dibuatanya makalah ini adalah untuk menjawab semua
rumusan masalah yang ada. Setelah dibuatnya makalah ini, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk meteapkan standar
pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan, dan
mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi
yang diperlukan.
2. Pengawasan intern didefinisikan sebaga pengawasan yang meliputi
struktur organisasi dan semua cara serta alat-alat yang dikoordinasikan dan
digunakan dalam perusahaan dengan tujuan menjaga keamanan harta milik
perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi,dan
memajukan efisiensi di dalam usaha.

3. Pengawasan Input ini direncanakan untuk memberikan jaminan yang


cukup bahwa data yang diterima untuk diproses oleh EDP sudah disahkan dan
diubah ke bentuk yang sesuai dengan mesin dan diidentifikasi data tersebut
tidak ada yang hilang, dikurangi, ditambah, diduplikasi, atau diubah secara
tidak benar.
4. Pengawasan Proses ini direncanakan untuk memberikan jaminan yang
cukup bahwa EDP suda dilaksanakan sesuai dengan aplikasi-aplikasi tertentu.
5. Pengawasan Output ini direncanakan untuk menjamin ketelitian hasil
data yang di proses dan untuk menjamin bahwa keluaran tersebut hanya
diterima oleh orang atau pihak yang berhak.
6. Pengawasan Penggunaan Komputer yang dilakukan adalah usaha untuk
mencegah penggunaan komputer atau sumber tertentu yang tidak sesuai
dengan yang direncanakan.
B.Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah dijelaskan sebelumnya,
Adapun saran yang ingin disampaikan adalah keinginan penulis atas partisipasi
pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kemajuan penulisan makalah ini.penulis menyadari bahwa
makalah ini masih memiliki banyak kekurangan baik dari segi tulisan maupun
bahasan yang disajikan.Oleh karena itu, dengan adanya kritik dan saran dari
pembaca, penulis bisa mengkoreksi diri dan menjadikan makalah kedepan
menjadi makalah yang lebih baik lagi dan dapat memberikan manfaat yang
lebih bagi kita semua.

16
DAFTAR PUSTAKA
Hall,James A.(2001).Sistem Informasi Akuntansi (terjemahan), Jakarta:
Salemba Empat (PT. Salemba Emban Patria).

Bobnar, George H., and William S. Hopwood. (2000).Sistem Informasi


Akuntansi (Di Indonesiakan oleh Amir Abdi Jusuf dan Rudi M.
Tambunan), Buku Satu, Jakarta: Salemba Empat.

Sutabri,tata.(2004).Sistem Informasi Akuntansi.Yogyakarta: Andi.

17

Anda mungkin juga menyukai