Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AKUNTANSI KEPERILAKUAN

DIMENSI PERILAKU DALAM PENGENDALIAN INTERNAL


Dosen Pengampu : Prof. Dr. Eko Suyono, S.E., M.Si, Ak, CA, CPA.

Disusun oleh :

1. Eva Rosanda C1C018007


2. Fitria Zulfa Destiana C1C018038
3. Sherly Widyaningtyas C1C018049
4. Hartati Pramesti C1C018053
5. Rizki Aprilia Sugesti C1C018054
6. Vanyya Mitasari C1C018070
7. Adya Raras Pramesti C1C018074
8. Mirza Mozalika Putri C1C018076
9. Adelia C1C018092
10. Detia Rifna Rahayu C1C018116

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan rahmat-Nya, kami
dapat menyelesaikan Makalah Akuntansi Keperilakuan ini dengan tepat pada waktunya. Secara
garis besar, makalah ini meliputi pembahasan mengenai Bab 3 Dimensi Perilaku dalam
Pengendalian Internal. Selain disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi
Keperilakuan, makalah ini pun disusun untuk menambah pengetahuan dan wawasan khususnya
kepada penulis dan pembaca.
Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.
2. Bapak Prof. Dr. Eko Suyono, S.E., M.Si, Ak, CA, CPA., selaku dosen pengampu
Akuntansi Keperilakuan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan.Untuk itu, kami
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi perbaikan makalah ini. Akhir kata ucapan
terima kasih tiada terhindar kepada Allah SWT juga mengucapkan doa dan syukur kepada semua
pihak yang telah ikut mendorong dan membantu terwujudnya makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semuanya.

Purwokerto, Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................2
A. Pengertian Pengendalian Internal ......................................................................................2
B. Pentingnya Pengendalian Internal .....................................................................................4
C. Komponen Pengendalian Internal .....................................................................................4
D. Jenis Pengendalian Internal...............................................................................................7
E. Manfaat Pengendalian Internal .........................................................................................8
F. Masalah Pengendalian Internal .........................................................................................8
G. Tipe Pengendalian Internal ...............................................................................................9
H. Faktor Pemilihan Pengendalian....................................................................................... 10
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 12

iii
BAB I PENDAHULUAN

Pengendalian internal merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan


mengukur sumber daya organisasi. Pengendalian internal yang efektif dapat mengurangi adanya
suatu perilaku tidak etis. Pengendalian internal yang efektif dapat membuat peluang untuk
melakukan suatu perilaku tidak etis menjadi tertutup.Oleh karena itu, perilaku tidak etis dapat
dicegah dengan sistem pengendalian internal yang baik dan efektif.

Sistem pengendalian internal merupakan proses yang dijalankan untuk memberikan


keyakinan memadai tentang pencapaian keandalan laporan keuangan, kepatuhan terhadap
hukum, efektivitas dan efisiensi operasi. Sistem pengendalian yang efektif diharapkan dapat
mengurangi adanya perilaku tidak etis yang dilakukan manajemen untuk memaksimalkan
kepentingan pribadi.Selain mengurangi adanya perilaku tidak etis, sistem pengendalian internal
diharapkan mampu mengurangi adanya tindakan menyimpang yang dilakukan
manajemen.Manajemen cenderung melakukan tindakan mentimpang untuk memaksimalkan
keuntungan pribadi seperti kecenderungan melakukan kecurangan akuntansi.

Membangun dan memelihara sistem yang efektif pengendalian intern adalah tanggung
jawab penting dari manajemen, tetapi istilah "pengendalian intern" sebenarnya diciptakan dan
didefinisikan oleh auditor. Auditor memusatkan perhatian mereka pada pengendalian yang
digunakan dalam organisasi yang diaudit karena mereka menyadari bahwa jenis dan lingkup
pengujian yang mereka butuhkan untuk melakukan dalam hubungannya dengan audit harus
bervariasi dengan efektivitas pengendalian organisasi gunakan untuk memastikan keakuratan
data-data akuntansi.

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengendalian Internal


Pertama kali pengendalian internal didefinisikan tahun 1949 oleh komite American
Institute of Accountants sebagai berikut: Pengendalian internal terdiri dari rencana organisasi
dan seluruh metode koordinasi dan pengukur yang diadopsi didalam suatu bisnis untuk
mengamankan asetnya mengecek keakurasian dan reliabilitas data akuntansinya mendorong
efisiensi operasional dan mendukung dipatuhinya kebijaksanaan manajemen. Definisi ini
mungkin lebih luas.Dalam hal ini diakui bahwa suatu "sistem" pengendalian internal lebih
luas daripada hal-hal yang berkaitan langsung dengan fungsi departemen akuntansi dan
keuangan. Sistem seperti ini mencakup pengendalian budgetair, standard costs, laporan
operasional periodik, analisis statistik dan diseminasinya, program pelatihan yang didisain
untuk karyawan memenuhi tanggung jawabnya, dan staf auditor internal untuk memberikan
jaminan tambahan pada manajemen tentang kecukupan prosedur.
Tahun 1958, suatu komite baru dalam American Institute of Certified Public
Accountant (AICPA) mencoba untuk mengklarifikasi definisi pengendalian internal, yaitu:
a. Pengendalian akuntansi terdiri dari perencanaan organisasi dan seluruh metode dan
prosedur yang berhubungan langsung dengan keamanan aset dan keandalan pencatatan
keuangan. Pengendalian ini termasuk pengendalian sistem otorisasi dan persetujuan,
pemisahan tugas berkaitan dengan operasi atau pengamanan aset, pengendalian fisik atas
aset, dan audit internal.
b. Pengendalian administratif terdiri dari perencanaan organisasi dan seluruh metode dan
prosedur yang berhubungan langsung dengan efisien operasional dan dipatuhinya
kebijakan manajerial dan biasanya berhubungan tidak langsung dengan pencatatan
keuangan. Pengendalian ini termasuk pengendalian seperti analisis statistik, time and
motion studies, laporan kinerja, program pelatihan karyawan dan pengendalian kualitas.
Revisi dan klasifikasi tahun 1958 tentang pendefisian pengendalian internal kemudian
membatasi lingkup auditor hanya pada pengendalian akuntansi. Meski demikian, setelah
revisi 1958 masih ada kemungkinan untuk menginterpretasikan secara luas mengamankan
aset dan keandalan pencatatan keuangan, kemudian menyebabkan auditor harus menguji
beberapa atau seluruh prosedur pembuatan keputusan manajemen. Sebagai konsekuensinya
pada tahun 1972 komite AICPA menerbitkan interpretasi yang membatasi auditor pada: (1)

2
mengamankan aset dari kerugian yang muncul karena kesalahan baik yang disengaja maupun
tidak disengaja dalam memproses transaksi dan menangani aset yang berkaitan, dan (2)
keandalan pencatatan keuangan bagi tujuan pelaporan eksternal.
Securities and Exchange Commission (SEC) mendefinisikan pengendalian internal
sebagai berikut:Pengendalian internal terdiri dari perencanaan organisasi, prosedur dan
pencatatan yarg memperhatikan keamanan aset dan keandalan pencatatan keuangan dan
konsekuensinya didisain untuk menyediakan jaminan yang beralasan (reasonable) bahwa:
Transaksi dilakukan sesuai dengan otorisasi manajemen baik otorisasi umum maupun
spesifik.Transaksi dicatat (1) untuk memungkinkan penyiapan laporan keuangan yang sesuai
dengan generally accepted accounting principles (GAAP)/prinsip akuntansi berterima umum
(PABU) atau kriteria lain yang dapat diterapkan pada laporan tersebut, dan (2) untuk
memelihara akuntabilitas atas aset.Akses atas aset diizinkan hanya bila ada otorisasi
manajemen. Pencatatan akuntabilitas atas aset dibandingkan dengan aset yang ada pada
interval yang reasonable dan bila terjadi perbedaan dilakukan tindakan yang dibutuhkan.
Federasi Internasional Akuntan (IFAC) mendefinisikan sistem pengendalian internal
sebagai berikut :Sistem pengendalian internal adalah rencana organisasi dan semua sistem
koordinasi, keuangan, dan lainnya, yang didirikan oleh entitas suatu manajemen untuk
membantu dalam mencapai tujuan manajemen, memastikan, praktis, tertib, dan efisien dalam
usahanya, termasuk kepatuhan penipuan dan kesalahan, akurasi dan kelengkapan catatan
akuntansi, dan ketepatan waktu penyampaian informasi keuangan yang handal.
Istilah “internal control”ditemukan dan didefinisikan oleh auditor.Namun sebenarnya
internal control atau pengendalian internal adalah tanggung jawab yang sangat penting bagi
manajemen.Pengendalian internal adalah suatu proses yang dilaksanakan oleh dewan direksi,
manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas yang dirancang untuk memberikan
keyakinan yang memadai untuk pencapaian tujuan dalam hal:
a. Keandalan laporan keuangan
b. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
c. Efektivitas dan efisiensi operasi

Auditor dalam melakukan audit perlu memusatkan perhatiannya pada pengendalian


internal untuk memastikan keakuratan data akuntansi perusahaan.

3
B. Pentingnya Pengendalian Internal
Pentingnya pengendalian internal bagi auditor dituangkan dalam standar auditing
kedua, yaitu standar pekerjaan lapangan poin ke 2 tentang perencanaan dan supervisi yang
menjelaskan tentang: “pemahaman pengendalian internal yang memadai diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat audit, waktu, serta luasnya pemeriksaan yang
dilaksanakan”.Semakin baik pengendalian internal, maka ruang lingkup pemeriksaan akan
semakin sempit. Semakin buruk pengendalian internal maka semakin luas pemeriksaan.
Suatu sistem pengendalian internal juga memiliki tujuan yang hendak dicapai yaitu
menjamin manajemen perusahaan/organisasi/entitas agar:
a. Tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat dicapai.
b. Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya
c. Kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Selain itu juga ada beberapa hal penting lainnya dari pengendalian internal,
pengendalian internal dapat menjaga kekayaan organisasi, melaksanakan pemeriksaan
ketelitian dan keandalan data akuntansi, memberikan dorongan efisiensi operasional dan
memberikan dipatuhinya kebijaksanaan manajemen
Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan sumber
daya perusahaan. Pengendalian intern dapat menyediakan informasi tentang bagaimana
menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan serta menyediakan informasi yang
akan digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan.

C. Komponen Pengendalian Internal


1. Lingkungan pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para manajemen dan
karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di organisasi tersebut. Salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan pengendalian adalah filosofi manajemen
(manajemen tunggal dalam persekutuan atau manajemen bersama dalam perseroan) dan
gaya operasi manajemen (manajemen yang progresif atau yang konservatif), struktur
organisasi (terpusat atau ter desentralisasi) serta praktik kepersonaliaan. Lingkungan
pengendalian ini amat penting karena menjadi dasar keefektifan unsur-unsur
pengendalian intern yang lain. Pengendalian internal vs pengendalian manajemen:
✓ Pengendalian internal

4
a. pengendalian manajemennya terdiri dari pengendalian intern dan eksternal.
b. lebih menekankan pada tujuan perusahaan dan menghubungkan pengendallian
manajemen untuk mencapai tujuan
c. meliputi produksi, transportasi dan riset perusahaan.
✓ Pengendalian manajemen
a. mengendalikan terdiri dari pengendalian administratif dan pengendalian
akuntansi
b. menekankan pada pengendalian terhadap mengamankan aktiva perusahaan
dengan melakukan pecatatan akuntansi memadai
c. meliputi akuntansi meningkatkan efektivitas dan efisiensi dan taat pd hukum
yang berlaku.
COSO memperkenalkan lima komponen pengendalian intern sebagai
pembaharuan dari pengendalian manajemen, pengendalian manajemen lebih menekankan
terhadap prosedur, sementara pengendalian intern lebih menekankan peran
manusia/pelaku dibandingkan serangkaian prosedur.
Terdiri dari kebijakan, tindakan, dan prosedur yang mencerminkan sifat
menyeluruh manajemen puncak, direktur pelaksana, komisaris, dan pemilik suatu satuan
usaha terhadap pentingnya pengendalian oleh satuan usaha tersebut. Faktor yang
mempengaruhi lingkungan pengendalian internal suatu perusahaan meliputi, falsafah
manajemen dan gaya operasional manajemen.

2. Penilaian risiko
Adalah kebijakan dan prosedur yang diterapkan oleh manajemen dalam
lingkungan pengendalian untuk memberikan cukup kepastian bahwa sasaran perusahaan
dapat tercapai.Semua organisasi memiliki risiko, dalam kondisi apapun yang namanya
risiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit
dan non profit) maupun non bisnis.Suatu risiko yang telah di identifikasi dapat di analisis
dan evaluasi sehingga dapat di perkirakan intensitas dan tindakan yang dapat
meminimalkannya.

5
3. Aktivitas pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan.Aktivitas tersebut memastikan
bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko pencapaian tujuan entitas
sudah dilaksanakan. Prosedur atau aktivitas pengendalian ditetapkan untuk
menstandardisasi proses kerja sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan
mencegah atau mendeteksi terjadinya ketidakberesan dan kesalahan. Prosedur
pengendalian meliputi hal-hal sebagai berikut:Personil yang kompeten, mutasi tugas dan
cuti wajib.Pelimpahan tanggung jawab.Pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan
terkait.Pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan aset dan operasional.

4. Informasi dan komunikasi


Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang meliputi
system akuntansi terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat,
mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi entitas (baik peristiwa maupun kondisi)
dan untuk memelihara akuntabilitas bagi aktiva, utang, dan ekuitas yang
bersangkutan.Kualitas informasi berdampak pada kemampuan manajemen untuk
membuat keputusan semestinya dalam mengendalikan aktivitas entitas dan menyiapkan
laporan keuangan yang andal.Komunikasi menyangkut penyediaan suatu pemahaman
tentang peran dan tanggung jawab individual yang berkaitan dengan pengendalian intern
terhadap pelaporan keuangan.
Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang penting dari
pengendalian intern perusahaan.Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian
risiko, prosedur pengendalian dan monitoring diperlukan oleh manajemen Winnebago
pedoman operasional dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum dan peraturan-
peraturan yang berlaku pada perusahaan.Informasi juga diperlukan dari pihak luar
perusahaan.Manajemen dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar
eksternal.Hukum, peristiwa dan kondisi yang berpengaruh pada pengambilan keputusan
dan pelaporan eksternal.

6
5. Monitoring
Pemantuan adalalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian intern
sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup desain dan operasi pengendalian tepat waktu
dan pengambilan tindakan koreksi. Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan
menemukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian
intern dapat di monitor dengan baik dengan cara penilaian khusus atau sejalan dengan
usaha manajemen. Usaha pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara
mengamati perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan oleh sistem
akuntansi.
Penilaian secara khusus biasanya dilakukan secara berkala saat terjadi perubahan
pokok dalam strategi manajemen senior, struktur korporasi atau kegiatan usaha.Pada
perusahaan besar, auditor internal adalah pihak yang bertanggung jawab atas pemantauan
sistem pengendalian intern. Auditor independen juga sering melakukan penilaian atas
pengendalian intern sebagai bagian dari audit atas laporan keuangan

D. Jenis Pengendalian Internal


1. Pengendalian Akuntansi
Pengendalian mengenai perencanaan dan semua metode yang digunakan organisasi yang
berhubungan dengan penjagaan asset dan keandalan pencatatan keuangan.
Termasuk didalamnya:
➢ Pengendalian terhadap sistem otorisasi dan persetujuan
➢ Pemisahan tugas terkait dengan operasi dan penjagaan asset
➢ Pengendalian terhadap fisik asset
➢ Internal audit
2. Pengendalian Administratif
Pengendalian mengenai perencanaan dan semua metode, dan prosedur yang berhubungan
dengan efisiensi operasional dan kepatuhan terhadap kebijakan manajerial.
Termasuk didalamnya:
a. Pengendalian terhadap analisis statistic
b. Mempelajari waktu dan pergerakan perusahaan
c. Laporan kinerja
d. Program pelatihan karyawan dan kontrol kualitas.

7
Perbedaan kedua pengendalian ini diperlukan untuk mengklarifikasi ruang lingkup
audit.Pengendalian akuntansi dan pengendalian administratif dibutuhkan untuk evaluasi
pengendalian perusahaan.

E. Manfaat Pengendalian Internal


1. Mencegah, paling tidak mengurangi, bahkan menghilangkan timbulnya perilaku yang
tidak diinginkan
2. Menekan biaya-biaya yang tidak diinginkan
Karena permasalahan pengendalian internal merupakan masalah perilaku, maka
pemahaman tentang bagaimana dan mengapa pengendalian internal dapat berjalan perlu
dilakukan dalam konteks perilaku, psikologi, (bukan akuntansi atau ekonomi) yang
mungkin merupakan dasar disiplin ilmu yang paling penting yang mendasari teori dan
praktik pengendalian internal. Fakta penting tentang pengendalian internal ini seringkali
tidak dinyatakan dalam dokumen pengendalian internal, dan dokumen tersebut lebih
banyak berorientasi pada aspek teknis dan procedural.
Pada beberapa orang yang memiliki motivasi tinggi untuk melakukan harapan
organisasi, terdapat kendala tidak dapat melakukan tugas secara sempuma karena adanya
keterbatasan kemampuan. Misalnya tugas yang diberikan mereka sangatlah kompleks
sehingga mereka tidak dapat mengingat informasi penting, atau menjadi bingung dengan
detil yang dihadapi. Karyawan juga mungkin tidak dapat melakukan tugas dengan
sempuma karena keterbatasan pengetahuan mereka yang terjadi ketika karyawan tidak
tahu apa yang harus dilakukan atau bagaimana melakukannya. Misalnya, memberi tugas
pada orang yang tidak terlatih untuk menyiapkan laporan keuangan, atau melakukan
rekonsiliasi bank, akan menyebabkan orang tersebut memiliki probabilitas sukses yang
sangat kecil.

F. Masalah Pengendalian Internal


1. Keterbatasan yang hadir untuk tingkat yang lebih besar atau lebih kecil dalam semua
individu.Keterbatasan ini dapat diklarifikasikan ke dalam tiga kategori utama, yaitu
motivasi, kemampuan, dan pengetahuan.
2. Masalah perilaku karena berhubungan dengan risiko yang ditimbulkan bila terjadi
kegagalan. Hal ini dapat menyebabkan munculnya perilaku-perilaku yang tidak
diinginkan dalam perusahaan.

8
Keterbatasan tersebut akan mungkin ada, baik pada tingkat rendah atau tinggi, pada
seluruh orang yang dipercaya organisasi. Sebagai konsekuensinya, penting bagi manajer
untuk memiliki suatu system pengendalian internal yang kuat dan efektif; jika peluang
untuk melakukan ketidakberesan (irregularities) ada.cepat atau lambat kesalahan dan
ketidakberesan akan terjadi dan cost yang dikeluarkan akan signifikan. Lebih jauh lagi,
tipe pengendalian yang digunakan harus tergantung pada pengetahuan atau asumsi
tentang tipe perilaku menyimpang yang mungkin terjadi, dan bagaimana tipe
pengendalian akan mempengaruhi perilaku para pihak yang terlibat

G. Tipe Pengendalian Internal


Klasifikasi pengendalian internal dapat digambarkan dalam matriks berikut ini :

Preventif Deteksi

Spesifik 1 2

Umum 3 4

Sel 1 : Spesifik/Preventif
1. Akses yang terbatas terhadap tempat-tempat yang terdapat aset berharga dan catatan-
catatan penting disimpan
2. Pemisahan tugas
3. Validasi data sebelum dicatat dan diotorisasi

Sel 2 : Spesifik/Deteksi
1. Rekonsiliasi/perhitungan persediaan secara periodik melalui pencatatan persediaan
2. Format penomoran
3. Rekonsiliasi kesesuaian pencatatan dengan aktualnya

Sel 3 : Umum/Preventif
1. Kebijakan terhadap pelatihan dan penggunaan sumber daya manusia yang efektif
2. Perencanaan organsasi yang efektif
3. Kode etik/aturan main

Sel 4 : Umum/Deteksi

9
1. Pengawasan melekat pada karyawan
2. Penggunaan staf audit internal
3. Mencermati laporan keungan

H. Faktor Pemilihan Pengendalian


1. Tipe-tipe kesalahan dan ketidaksesuaian aturan yang mungkin dihadapi
Hal ini akan beragam tergantung tipe aset yang dimiliki perusahaan dan tipe transaksi
yang terjadi. Misainya risiko hilangnya persediaan bukan merupakan hal yang signifikan
pada perusahaan jasa, yang memiliki persediaan dalam jumlah sedikit. Komputerisasi
sistem akuntansi menyebabkan perubahan besar dalam jumlah dan tipe orang yang
memiliki akses pada catatan keuangan, dan perubahan ini memunculkan risiko
2. Biaya yang harus dikeluarkan untuk mengantisipasi kesalahan yang terjadi, kontrol yang
ketat harus dilakukan pada transaksi atau aset yang penting
3. Kemungkinan kesalahan dan ketidaksesuaian aturan pada peristiwa yang terjadi dari
masing-masing tipe pengendalian internal. Hal ini akan beragam misalnya:
➢ Tipe orang dalam aktivitas dikontrol. Risiko terjadinya kesalahan pada orang yang
terlatih baik dan berpengalaman lebih rendah daripada orang yang tidak
berpengalaman.
➢ Tingkat kemudahan penjualan aset. Bisnis yang berhubungan dengan kas memiliki
risiko yang tinggi.
➢ Kompleksitas aktivitas yang dikontrol. Proses yang sangat kompleks akan
mengakibatkan kurangnya pemahaman pada sebagian orang yang mengerjakan
aktivitas tersebut.
➢ Struktur organisasi. Sangatlah sulit bagi manajemen puncak untuk selalu memantau
seluruh aktivitas pada organiasi yang sangat terdesentralisasi.
➢ Filosofi manajemen. Lingkungan kerja yang tertekan akan cenderung mendorong
karyawan memanipulasi data untuk mencapai target. Hal ini juga akan memunculkan
perilaku disfungsional seperti pencurian.
4. Biaya dan efektivitas yang potensial dari masing-masing tipe pengendalian internal yang
digunakan.

10
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengendalian internal merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan
mengukur sumber daya organisasi. Pengendalian internal yang efektif dapat mengurangi
adanya suatu perilaku tidak etis. Pengendalian internal yang efektif dapat membuat peluang
untuk melakukan suatu perilaku tidak etis menjadi tertutup.Oleh karena itu, perilaku tidak
etis dapat dicegah dengan sistem pengendalian internal yang baik dan efektif.
Adapun komponen pengendaian interna yaitu, lingkungan pengendalian, penilaian
risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta monitoring. Untuk jenis
pengendalian internal ada dua yaitu pengendalian akuntansi dan pengendalian administratif.
Pengendalian internal memiliki manfaat mencegah paling tidak mengurangi, bahkan
menghilangkan timbulnya perilaku yang tidak diinginkan dan menekan biaya-biaya yang
tidak diinginkan.Tetapi pengendalian internal juga memiliki masalah yaitu adanya
keterbatasan yang hadir untuk tingkat yang lebih besar atau ebih kecil dalam semua individu
dan juga adanya masalah perilaku karena berhubungan dengan risiko yang ditimbulkan bila
terjadi kegagalan.
B. Saran
Pengendalian internal sangat penting untuk dilakukan karena sistem pengendalian
internal merupakan proses yang dijalankan untuk memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian keandalan laporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum, efektivitas dan
efisiensi operasi. Sistem pengendalian yang efektif diharapkan dapat mengurangi adanya
perilaku tidak etis yang dilakukan manajemen untuk memaksimalkan kepentingan
pribadi.Selain mengurangi adanya perilaku tidak etis, sistem pengendalian internal
diharapkan mampu mengurangi adanya tindakan menyimpang yang dilakukan manajemen.

11
DAFTAR PUSTAKA

Commitee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commision: Internal Control –


Integrated Framework (1994)

International Organization of Supreme Audit Institutions (INTOSAI): Guidelines for Internal


Control Standards (1992)

Pengetahuan, Seputar. Pengertian Sistem Pengendalian Intern, Tujuan & Unsurnya Lengkap.
November 2017. https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/11/pengertian-sistem-
pengendalian-intern-tujuan-unsur.html (diakses Desember 2020).

Sugiarto. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2002.

12

Anda mungkin juga menyukai