Disusun oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan rahmat-Nya, kami
dapat menyelesaikan Makalah Akuntansi Keperilakuan ini dengan tepat pada waktunya. Secara
garis besar, makalah ini meliputi pembahasan mengenai Bab 3 Dimensi Perilaku dalam
Pengendalian Internal. Selain disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi
Keperilakuan, makalah ini pun disusun untuk menambah pengetahuan dan wawasan khususnya
kepada penulis dan pembaca.
Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.
2. Bapak Prof. Dr. Eko Suyono, S.E., M.Si, Ak, CA, CPA., selaku dosen pengampu
Akuntansi Keperilakuan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan.Untuk itu, kami
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi perbaikan makalah ini. Akhir kata ucapan
terima kasih tiada terhindar kepada Allah SWT juga mengucapkan doa dan syukur kepada semua
pihak yang telah ikut mendorong dan membantu terwujudnya makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semuanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................2
A. Pengertian Pengendalian Internal ......................................................................................2
B. Pentingnya Pengendalian Internal .....................................................................................4
C. Komponen Pengendalian Internal .....................................................................................4
D. Jenis Pengendalian Internal...............................................................................................7
E. Manfaat Pengendalian Internal .........................................................................................8
F. Masalah Pengendalian Internal .........................................................................................8
G. Tipe Pengendalian Internal ...............................................................................................9
H. Faktor Pemilihan Pengendalian....................................................................................... 10
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 12
iii
BAB I PENDAHULUAN
Membangun dan memelihara sistem yang efektif pengendalian intern adalah tanggung
jawab penting dari manajemen, tetapi istilah "pengendalian intern" sebenarnya diciptakan dan
didefinisikan oleh auditor. Auditor memusatkan perhatian mereka pada pengendalian yang
digunakan dalam organisasi yang diaudit karena mereka menyadari bahwa jenis dan lingkup
pengujian yang mereka butuhkan untuk melakukan dalam hubungannya dengan audit harus
bervariasi dengan efektivitas pengendalian organisasi gunakan untuk memastikan keakuratan
data-data akuntansi.
1
BAB II PEMBAHASAN
2
mengamankan aset dari kerugian yang muncul karena kesalahan baik yang disengaja maupun
tidak disengaja dalam memproses transaksi dan menangani aset yang berkaitan, dan (2)
keandalan pencatatan keuangan bagi tujuan pelaporan eksternal.
Securities and Exchange Commission (SEC) mendefinisikan pengendalian internal
sebagai berikut:Pengendalian internal terdiri dari perencanaan organisasi, prosedur dan
pencatatan yarg memperhatikan keamanan aset dan keandalan pencatatan keuangan dan
konsekuensinya didisain untuk menyediakan jaminan yang beralasan (reasonable) bahwa:
Transaksi dilakukan sesuai dengan otorisasi manajemen baik otorisasi umum maupun
spesifik.Transaksi dicatat (1) untuk memungkinkan penyiapan laporan keuangan yang sesuai
dengan generally accepted accounting principles (GAAP)/prinsip akuntansi berterima umum
(PABU) atau kriteria lain yang dapat diterapkan pada laporan tersebut, dan (2) untuk
memelihara akuntabilitas atas aset.Akses atas aset diizinkan hanya bila ada otorisasi
manajemen. Pencatatan akuntabilitas atas aset dibandingkan dengan aset yang ada pada
interval yang reasonable dan bila terjadi perbedaan dilakukan tindakan yang dibutuhkan.
Federasi Internasional Akuntan (IFAC) mendefinisikan sistem pengendalian internal
sebagai berikut :Sistem pengendalian internal adalah rencana organisasi dan semua sistem
koordinasi, keuangan, dan lainnya, yang didirikan oleh entitas suatu manajemen untuk
membantu dalam mencapai tujuan manajemen, memastikan, praktis, tertib, dan efisien dalam
usahanya, termasuk kepatuhan penipuan dan kesalahan, akurasi dan kelengkapan catatan
akuntansi, dan ketepatan waktu penyampaian informasi keuangan yang handal.
Istilah “internal control”ditemukan dan didefinisikan oleh auditor.Namun sebenarnya
internal control atau pengendalian internal adalah tanggung jawab yang sangat penting bagi
manajemen.Pengendalian internal adalah suatu proses yang dilaksanakan oleh dewan direksi,
manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas yang dirancang untuk memberikan
keyakinan yang memadai untuk pencapaian tujuan dalam hal:
a. Keandalan laporan keuangan
b. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
c. Efektivitas dan efisiensi operasi
3
B. Pentingnya Pengendalian Internal
Pentingnya pengendalian internal bagi auditor dituangkan dalam standar auditing
kedua, yaitu standar pekerjaan lapangan poin ke 2 tentang perencanaan dan supervisi yang
menjelaskan tentang: “pemahaman pengendalian internal yang memadai diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat audit, waktu, serta luasnya pemeriksaan yang
dilaksanakan”.Semakin baik pengendalian internal, maka ruang lingkup pemeriksaan akan
semakin sempit. Semakin buruk pengendalian internal maka semakin luas pemeriksaan.
Suatu sistem pengendalian internal juga memiliki tujuan yang hendak dicapai yaitu
menjamin manajemen perusahaan/organisasi/entitas agar:
a. Tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat dicapai.
b. Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya
c. Kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Selain itu juga ada beberapa hal penting lainnya dari pengendalian internal,
pengendalian internal dapat menjaga kekayaan organisasi, melaksanakan pemeriksaan
ketelitian dan keandalan data akuntansi, memberikan dorongan efisiensi operasional dan
memberikan dipatuhinya kebijaksanaan manajemen
Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan sumber
daya perusahaan. Pengendalian intern dapat menyediakan informasi tentang bagaimana
menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan serta menyediakan informasi yang
akan digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan.
4
a. pengendalian manajemennya terdiri dari pengendalian intern dan eksternal.
b. lebih menekankan pada tujuan perusahaan dan menghubungkan pengendallian
manajemen untuk mencapai tujuan
c. meliputi produksi, transportasi dan riset perusahaan.
✓ Pengendalian manajemen
a. mengendalikan terdiri dari pengendalian administratif dan pengendalian
akuntansi
b. menekankan pada pengendalian terhadap mengamankan aktiva perusahaan
dengan melakukan pecatatan akuntansi memadai
c. meliputi akuntansi meningkatkan efektivitas dan efisiensi dan taat pd hukum
yang berlaku.
COSO memperkenalkan lima komponen pengendalian intern sebagai
pembaharuan dari pengendalian manajemen, pengendalian manajemen lebih menekankan
terhadap prosedur, sementara pengendalian intern lebih menekankan peran
manusia/pelaku dibandingkan serangkaian prosedur.
Terdiri dari kebijakan, tindakan, dan prosedur yang mencerminkan sifat
menyeluruh manajemen puncak, direktur pelaksana, komisaris, dan pemilik suatu satuan
usaha terhadap pentingnya pengendalian oleh satuan usaha tersebut. Faktor yang
mempengaruhi lingkungan pengendalian internal suatu perusahaan meliputi, falsafah
manajemen dan gaya operasional manajemen.
2. Penilaian risiko
Adalah kebijakan dan prosedur yang diterapkan oleh manajemen dalam
lingkungan pengendalian untuk memberikan cukup kepastian bahwa sasaran perusahaan
dapat tercapai.Semua organisasi memiliki risiko, dalam kondisi apapun yang namanya
risiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit
dan non profit) maupun non bisnis.Suatu risiko yang telah di identifikasi dapat di analisis
dan evaluasi sehingga dapat di perkirakan intensitas dan tindakan yang dapat
meminimalkannya.
5
3. Aktivitas pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan.Aktivitas tersebut memastikan
bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko pencapaian tujuan entitas
sudah dilaksanakan. Prosedur atau aktivitas pengendalian ditetapkan untuk
menstandardisasi proses kerja sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan
mencegah atau mendeteksi terjadinya ketidakberesan dan kesalahan. Prosedur
pengendalian meliputi hal-hal sebagai berikut:Personil yang kompeten, mutasi tugas dan
cuti wajib.Pelimpahan tanggung jawab.Pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan
terkait.Pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan aset dan operasional.
6
5. Monitoring
Pemantuan adalalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian intern
sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup desain dan operasi pengendalian tepat waktu
dan pengambilan tindakan koreksi. Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan
menemukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian
intern dapat di monitor dengan baik dengan cara penilaian khusus atau sejalan dengan
usaha manajemen. Usaha pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara
mengamati perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan oleh sistem
akuntansi.
Penilaian secara khusus biasanya dilakukan secara berkala saat terjadi perubahan
pokok dalam strategi manajemen senior, struktur korporasi atau kegiatan usaha.Pada
perusahaan besar, auditor internal adalah pihak yang bertanggung jawab atas pemantauan
sistem pengendalian intern. Auditor independen juga sering melakukan penilaian atas
pengendalian intern sebagai bagian dari audit atas laporan keuangan
7
Perbedaan kedua pengendalian ini diperlukan untuk mengklarifikasi ruang lingkup
audit.Pengendalian akuntansi dan pengendalian administratif dibutuhkan untuk evaluasi
pengendalian perusahaan.
8
Keterbatasan tersebut akan mungkin ada, baik pada tingkat rendah atau tinggi, pada
seluruh orang yang dipercaya organisasi. Sebagai konsekuensinya, penting bagi manajer
untuk memiliki suatu system pengendalian internal yang kuat dan efektif; jika peluang
untuk melakukan ketidakberesan (irregularities) ada.cepat atau lambat kesalahan dan
ketidakberesan akan terjadi dan cost yang dikeluarkan akan signifikan. Lebih jauh lagi,
tipe pengendalian yang digunakan harus tergantung pada pengetahuan atau asumsi
tentang tipe perilaku menyimpang yang mungkin terjadi, dan bagaimana tipe
pengendalian akan mempengaruhi perilaku para pihak yang terlibat
Preventif Deteksi
Spesifik 1 2
Umum 3 4
Sel 1 : Spesifik/Preventif
1. Akses yang terbatas terhadap tempat-tempat yang terdapat aset berharga dan catatan-
catatan penting disimpan
2. Pemisahan tugas
3. Validasi data sebelum dicatat dan diotorisasi
Sel 2 : Spesifik/Deteksi
1. Rekonsiliasi/perhitungan persediaan secara periodik melalui pencatatan persediaan
2. Format penomoran
3. Rekonsiliasi kesesuaian pencatatan dengan aktualnya
Sel 3 : Umum/Preventif
1. Kebijakan terhadap pelatihan dan penggunaan sumber daya manusia yang efektif
2. Perencanaan organsasi yang efektif
3. Kode etik/aturan main
Sel 4 : Umum/Deteksi
9
1. Pengawasan melekat pada karyawan
2. Penggunaan staf audit internal
3. Mencermati laporan keungan
10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengendalian internal merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan
mengukur sumber daya organisasi. Pengendalian internal yang efektif dapat mengurangi
adanya suatu perilaku tidak etis. Pengendalian internal yang efektif dapat membuat peluang
untuk melakukan suatu perilaku tidak etis menjadi tertutup.Oleh karena itu, perilaku tidak
etis dapat dicegah dengan sistem pengendalian internal yang baik dan efektif.
Adapun komponen pengendaian interna yaitu, lingkungan pengendalian, penilaian
risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta monitoring. Untuk jenis
pengendalian internal ada dua yaitu pengendalian akuntansi dan pengendalian administratif.
Pengendalian internal memiliki manfaat mencegah paling tidak mengurangi, bahkan
menghilangkan timbulnya perilaku yang tidak diinginkan dan menekan biaya-biaya yang
tidak diinginkan.Tetapi pengendalian internal juga memiliki masalah yaitu adanya
keterbatasan yang hadir untuk tingkat yang lebih besar atau ebih kecil dalam semua individu
dan juga adanya masalah perilaku karena berhubungan dengan risiko yang ditimbulkan bila
terjadi kegagalan.
B. Saran
Pengendalian internal sangat penting untuk dilakukan karena sistem pengendalian
internal merupakan proses yang dijalankan untuk memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian keandalan laporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum, efektivitas dan
efisiensi operasi. Sistem pengendalian yang efektif diharapkan dapat mengurangi adanya
perilaku tidak etis yang dilakukan manajemen untuk memaksimalkan kepentingan
pribadi.Selain mengurangi adanya perilaku tidak etis, sistem pengendalian internal
diharapkan mampu mengurangi adanya tindakan menyimpang yang dilakukan manajemen.
11
DAFTAR PUSTAKA
Pengetahuan, Seputar. Pengertian Sistem Pengendalian Intern, Tujuan & Unsurnya Lengkap.
November 2017. https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/11/pengertian-sistem-
pengendalian-intern-tujuan-unsur.html (diakses Desember 2020).
12