Anda di halaman 1dari 13

AUDITING

“PENGENDALIAN INTERN (INTERNAL CONTROL)”

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Auditing yang diampu oleh

Bapak Fahri Ali Ahzar, SE, M.Si

Disusun oleh :

Kelompok 5

1. Defi Anjarsari ( 195221060 )


2. Winisudha Jatun Kuncara ( 195221065 )
3. Yuyun Septiyaningsih ( 195221071 )

Akuntansi Syariah 5D

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya serta kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Auditing
yang berjudul Pengendalian Intern (Internal Control) ini tepat pada waktu yang telah
ditentukan.

Adapun tujuan kami dalam penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas dalam mata
kuliah Auditing yang diampu oleh Bapak Fahri Ali Ahzar, SE, M.Si. Selain itu, makalah ini
kami buat bertujuan untuk menambah pengetahuan kami mengenai auditing khususnya di
dalam bab Pengertian Auditing. Serta menambah wawasan tentang audit bagi para pembaca
dan kami untuk lebih mendalami bab ini dalam perkuliahan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Fahri Ali Ahzar, SE, M.Si yang telah
memberikan tugas ini kepada kami sehingga kami dapat lebih mendalami materi tentang
Pengertian Auditing. Kami juga tidak lupa meminta maaf jika dalam penulisan malakah kami
masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah yang kami susun.

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................................4
C. TUJUAN MASALAH.......................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
A. PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERN.........................................................6
B. HUBUNGAN PENGENDALIAN INTERN DENGAN RUANG LINGKUP
(SCOPE) PEMERIKSAAN........................................................................................9
C. BAGAIMANA MELAKUKAN PEMAHAMAN DAN EVALUASI ATAS
PENGENDALIAN INTERN.....................................................................................9
D. KETERBATASAN PENGENDALIAN INTERN ENTITAS.............................11
BAB III.....................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................12
KESIMPULAN.......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam usaha di Indonesia saat ini sudah maju, bisa dilihat dari semakin banyaknya
berdiri usaha – usaha baru yang didirikan oleh masyarakat. Salah satu aspek penting pada
suatu perusahaan adalah sistem pengendalian intern. Karena suatu perusahaan tidak
dapat berjalan dengan baik tanpa adanya sistem pengendalian internal yang baik. Sistem
pengendalian intern merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari
penyalahgunaan. Sistem pengendalian intern dapat digunakan lebih efektif untuk
mencegah penggelapan atau penyimpangan. Pada suatu perusahaan, pengendalian
internal sangat dibutuhkan mengingat adanya faktor – faktor yang meliputi luas dan
entitas perusahaan yang sangat kompleks. Hal ini mengakibatkan manajemen harus
percaya pada laporan – laporan serta analisis untuk operasi pengendalian internal yang
efektif.
Dalam sistem pengendalian internal juga terdapat komponen – komponen yang
penting dan harus ditanamkan dalam suatu perusahaan yaitu lingkungan pengendalian,
penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan.
Dalam perancang sistem sekarang tidak hanya memahami prosedur sistem yang baik,
tetapi harus mengetahui berbagai sifat sistem yang baru. Unruk mengurangi ancaman dan
resiko terhadap sistem informasi akuntansi, diperlukan suatu sistem pengendalian intern
yang dirancang dan dijalankan dengan baik

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Pengendalian Intern ?


2. Bagaimana Hubungan Pengendalian Intern dengan Ruang lingkup Pemeriksaan ?
3. Bagaimana Pemahaman dan Evaluasi Pengendalian Intern ?
4. Bagaimana Keterbatasan Pengendalian Intern ?
C. TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui pengertian Pengendalian Intern


2. Untuk mengetahui hubungan Pengendalian Intern dengan Ruang Lingkup
Pemeriksaan
3. Untuk mengetahui Pemahaman dan Evaluasi Pengendalian Intern
4. Untuk mengetahui Keterbatasan Pengendalian Intern
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERN

Pengendalian internal adalah sistem pengendalian intern, sistem pengawasan intern


dan struktur pengendalian intern. Ada beberapa definisi pengendalian intern menurut :
1. Menurut SA 315 (IAPI, 315:4)
Pengendalian Intern adalah auditor harus memperoleh suatu pemahaman atas
pengendalian internal yang relevan dengan audit. Meskipun sebagian besar
pengendalian yang relevan dengan audit kemungkinan berhubungan dengan pelaporan
keuangan, namun tidak semua pengendalian yang berhubungan dengan pelaporan
keuangan relevan dengan audit.
2. Menurut SA 315 (IAPI, 315:2)
Pengendalian Intern adalah proses yang dirancang, diimplementasikan, dan
dipelihara oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, manajemen, dan
personil lain untuk menyediakan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan suatu
entitas yang berkaitan dengan keandalan laporan keuangan, efisiensi dan efektivitas
operasi dan kepatuhan terhadap perundang – undangan.
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik pada SA319.Per 06 : Pengendalian
Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh Dewan Komisaris dan manajemen,
dan personil lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakonan memadai terkait
pencapaian tiga golongan tujuan yaitu : Keandalan pelaporan keuangan, Efektivitas
dan efisien operasi, dan Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Sedangkan, Standar Pekerjaan Lapangan yang Kedua menyebutkan (IAPI, 2011 :
150.1): Pengendalian Intern adalah pemahaman memadai atas pengendalian intern
harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan. Ada lima komponen dalam pengendalian intern
sebagai berikut :
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan Pengendalian menetapkan corak suatu organisasi dan
mempengaruhi kesadaran pengendalian orang – orangnya. Lingkungan
pengendalian adalah dasar untuk semua komponen pengendalian intern yang lain,
menyediakan disiplin dan struktur. Dalam lingkungan pengendalian mencakup hal
– hal sebagai berikut :
a. Integritas dan nilai etika
b. Komitmen terhadap kompetensi
c. Partisipan dewan komisaris
d. Struktur organisasi
e. Pembebanan wewenang dan tanggung jawab
f. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
2. Penaksiran Risiko
Penaksiran Risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang
relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan
bagaimana risiko harus dikelola. Risiko dapat timbul atau berubah karena keadaan
berikut ini:
a. Perubahan dalam lingkungan operasi
b. Personel baru
c. Sistem informasi yang baru
d. Teknologi baru
e. Lini produk, produk atau aktivitas baru
f. Restrukturisasi korporasi
g. Operasi luar negeri
h. Standar akuntansi baru
3. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu
memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam
pencapaian tujuan entitas, sudah dilaksanakan. Aktivitas pengendalian mempunyai
berbagai tujuan dan diterapkan di berbagai tingkat organisasi dan fungsi.
Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat
digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hal-hal sebagai
berikut ini :
a. Review terhadap kinerja
b. Pengolahan informasi
c. Pengendalian phisik
d. Pemisahan tugas
4. Informasi dan Komunikasi
Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang
meliputi sistem akuntansi, terdiri atas metode dan catatan yang dibangun untuk
mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi entitas (baik peristiwa
maupun kondisi) dan untuk memelihara akuntabilitas bagi aset, utang, dan ekuitas
yang bersangkutan. Kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem tersebut
berdampak terhadap kemampuan manajemen untuk membuat keputusan
semestinya dalam mengendalikan aktivitas entitas dan menyiapkan laporan
keuangan yang andal. Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman
tentang peran dan tanggung jawab individual berkaitan dengan pengendalian intern
terhadap pelaporan keuangan.
Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem informasi
yang relevan dengan pelaporan keuangan untuk memahami :
1. Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan
keuangan.
2. Bagaimana transaksi tersebut dimulai.
3. Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam laporan
keuangan yang tercakup dalam pengolahan dan pelaporan transaksi.
4. Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai dengan
dimasukkan ke dalam laporan keuangan, termasuk alat elektronik (seperti
komputer dan electronic data interchange) yang digunakan untuk mengirim,
memproses, memelihara, dan mengakses informasi.
5. Pemantauan
Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian intern
sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi
pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini
dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi
secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya. Di berbagai
entitas, auditor intern atau personel yang melakukan pekerjaan serupa memberikan
konstribusi dalam memeantau aktivitas entitas. Aktivitas pemantauan dapat
mencakup penggunaan informasi dari komunikasi denagan pihak luar seperti
keluhan Customers dan komentar dari badan pengatur yang dapat memberikan
petjuk tentang masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan.
B. HUBUNGAN PENGENDALIAN INTERN DENGAN RUANG LINGKUP
(SCOPE) PEMERIKSAAN

Jika pengendalian intern suatu satuan usaha lemah, maka kemungkinan terjadinya
kesalahan, ketidakakuratan ataupun kecurangan dala perusahaan sangat besar. Bagi
akuntan publik, hal tersebut menimbulkan risiko yang besar, dalam arti risiko untuk
memberikan opini tidak sesuai kenyataan, jika auditor kurang hati-hati dalam melakukan
pemeriksaan dan tidak cukup banyak mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung
pendapat yang diberikannya. Untuk mencegah kemungkinan tersebut, jika dari hasil
pemhaman dan evaluasi atas pengendalian intern perusahaan, auditor menyimpulkan
bahwa pengedalian intern tidak berjalan efektif, maka auditor harus memperluas scope
pemeriksaannya pada waktu melakukan substative test.
Misalnya :
a. Pada waktu mengirim konfirmasi piutang, jumlah konfirmasi yang dikirimkan harus
lebih banyak.
b. Pada waktu melakukan observasi dan stock opname, tes atas perhitungan fisik
persediaan harus lebih banyak.

Sebaliknya jika auditor menyimpulkan bahwa pengendalian intern berjalan efektif, maka
scope pemeriksaan pada waktu melakukan substantive test bisa dipersempit.

C. BAGAIMANA MELAKUKAN PEMAHAMAN DAN EVALUASI ATAS


PENGENDALIAN INTERN

1. Internal Control Questionnaires

Cara ini sering digunakan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) karena dianggap lebih
sederhana dan sangat praktis. Biasanya KAP memiliki satu aset ICQ yang bersifat standar
yang biasanya digunakan untuk dapat memahami dan mengevaluasi pengendalian intern di
berbagai perusahaan. ICQ dapat dikelompokkan sebagai berikut :

 Umum

Pertanyaannya biasanya menyangkut struktur organisasi, pembagian tugas, dan tanggung


jawab
 Akuntansi

Pertanyaannya biasanya menyangkut keadaan pembukuan perusahaan, misalnya pada


proses pembukuan yang dilakukan secara manual atau computerized.

 Siklus Penjualan – Piutang – Penerimaan Kas

Pertanyaanya biasanya menyangkut sistem dan prosedur yang terdapat dalam sebuah
perusahaan dalam siklus penjualan, utang, dan pengeluaran kas.

 Siklus Pembelian – Utang – Pengeluaran Kas

Pertanyaannya biasanya menyangkut sistem dan prosedur yang terdapat dalam sebuah
perusanaan dalam siklus pembelian, utang, dan pengeluaran kas.

 Persediaan

Pertanyaannya biasanya menyangkut sistem dan prosedur penyimpanan dan pengawasan


fisik persediaan, sistem pencatatan, dan metode penilaian persediaan.

 Surat Berharga

Pertanyaannya biasanya menyangkut surat berharga, otorisasi untuk pembelian dan


penjualan surat berharga dan penilaiannya.

 Aset Tetap

Pertanyaannya biasanya menyangkut sistem dan prosedur penambahan dan pengurangan


aset tetap, pencatatan, penilaian aset tetap, dll.

 Gaji dan Upah

Pertanyaannya biasanya menyangkut kebijakan personalia, serta sistem dan prosedur


pembayaran gaji dan upah.

2. Bagan Arus (Flow Chart)

Flow Chart menggambarkan tentang suatu arus dokumen dalam sebuah sistem dan
prosedur di suatu unit usaha. Misalnya dalam flow chat untuk sebuah sistem dan prosedur
pembelian, utang, dan pengeluaran kas, digambarkan dengan arus dokumen yang dimulai dari
permintaan, order pembelian, sampai dengan pelunasan utang yang bisa berasal dari
pembelian tersebut.
Setelah flow chat dibuat, kemudian auditor harus bisa melakukan walk through, yaitu
dapat mengambil dua maupun tiga dokumen untuk mengetes apakah suatu prosedur yang
dapat dijalankan sesuai dengan apa yang telah digambarkan dalam flow chart. Misalnya
ambil satu set dokumen, lalu periksa apakah semua dokumen sudah diproses sesuai dengan
prosedur yang bisa digambarkan dalam flow chart pembelian, utang, dan pengeluaran kas.

3. Narrative

Dalam hal ini seorang auditor menceritakan dalam bentuk memo, sistem, dan
prosedur akuntansi yang digunakan perusahaan, misalnya pada prosedur pengeluaran kas.
Cara tersebut biasa digunakan untuk klien kecil yang pembukuannya bersifat sederhana.

D. KETERBATASAN PENGENDALIAN INTERN ENTITAS

Faktor yang dapat membatasi pengendalian sebuah intern yaitu suatu biaya
pengendalian intern entitas yang tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari sebuah
pengendalian tersebut. Walaupun berhubungan dengan manfaat biaya yang merupakan
sebuah kriteria utama yang harus bisa dipertimbangkan dalam mendesain pengendalian
intern, pengukuran yang dilakukan secara tepat dari biaya dan manfaat pada umumnya tidak
boleh dilakukan. Dengan demikian, manajemen harus melakukan estimasi kualitatif dan
kuantitatif, serta melakukan pertimbangan dalam menilai sebuah hubungan antara biaya dan
manfaat tersebut.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dalam akuntansi sistem pengendalian intern yang berlaku dalam perusahaan atau
entitas merupakan faktor yang menentukan keandalan laporan keuangan yang
dihasilkan perusahaan tersebut. Oleh karena itu dalam memberikan pendapat atas
kewajaran laporan yang di auditnya. Auditor meletakkan kepercayaan atas efekyivitas
pengendalian internal dalam mencegah terjadinya kesalahan yang material dalam
proses akuntansi. Pengendalian intern merupakan suatu proses yang dijalankan oleh
dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk
memberikan keyakinan yang memadai terkait pencapaian tiga golongan tujuannya
yaitu keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi serta kepatuhan
terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Arti pentingnya pengendalian intern bagi manajemen dan auditor independen
karena manajemen tidak dapat melakukan pengendalian secara langsung atau secara
pribadi terhadap jalannya perusahaan. Pengecekan dan review yang melekat dalam
sistem pengendalian intern yang baik dapat akan pula melindungi dari kelemahan
manusia dan mengurangi kekeliruan dan penyimpangan yang akan terjadi, tidak
praktis bagi auditor untuk melakukan pengauditan secara menyeluruh atau secara
detail untuk hampir semua transaksi perusahaan dalam waktu dan biaya terbatas.
Pemahaman auditor terkait struktur pengendalian intern yang mengenai suatu asersi
adalah untuk digunakan dalam kegiatan mungkin atau tidaknya audit dilaksanakan,
salah saji material yang potensial dapat terjadi, resiko deteksi, perancangan pengujian
substantif.
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2019. AUDITING: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor
Akuntan Publik. Jakarta. Salemba Empat.

Setiadi. 2019. Pemeriksaan Akuntansi (Teori dan Praktek). Yogyakarta. Bening Pustaka

Anda mungkin juga menyukai