Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SISTEM PENGENDALIAN INTERN

DOSEN PEMBIMBING
RONALD N GIRSANG, SE, M.S.Ak

DISUSUN OLEH
Nora Sinaga (211016162201016)

AKUNTANSI 2021

UNIVERSITAS MUARA BUNGO


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
2022/2023
LEMBAR PENILAIAN

A. Nilai Individu
No. Item Penilaian Nilai
1 Materi
2 Sumber
3 Penulisan
4 Audien
5 Pembahasan

B. Pertanyaan atas Individu


KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat dan Karunianya sehingga Makalah Sistem Pengendalian Intern ini
bisa terselesaikan dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat demi memenuhi tugas
matakuliah “Sistem Informasi Akuntansi”

Dalam pembuatan makalah ini, penulis banyak mendapat hambatan dan tantangan
namun dengan dukungan dari berbagai pihak makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
ikut membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutaman kepada Dosen Pengampu
RONALD N GIRSANG, S.E, M.S.Ak .

Penulis menyadari bahwa sepenuhnya masih ada kekurangan baik dari susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Maka dengan tangan terbuka penulis menerima semua
saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini dan semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1


A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3


A. Definisi Sistem Pengendalian Intern ........................................................................................ 3
B. Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern ................................................................................. 4
C. Tujuan Sistem Pengendalian Intern .......................................................................................... 7
D. Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggungjawab Fungsional Secara Tegas ................. 8
E. Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan ............................................................................ 8
F. Lingkungan Sistem Pengendalian Intern ................................................................................... 9
1. Filosofi dan Gaya Operasional Manajemen ......................................................................... 9
2. Struktur Organisasi .............................................................................................................. 9
3. Dewan Komisaris dan Audit Komite ................................................................................... 9
4. Metode Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab .................................................... 9
5. Metode Pengendalian Manajemen ....................................................................................... 9
6. Kebijakan dan Praktik Kepegawaian ................................................................................... 9
7. Pengaruh Ektern ................................................................................................................... 10
G. Pihak yang bertanggung Jawab Atas Sistem Pengendalian Intern ........................................... 10
H. Konsep yang Salah Mengenai Sistem Pengendalian Intern ..................................................... 10
I. Pendekatan Merancang Sistem Pengendalian Intern ................................................................. 11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 13
B. Saran ......................................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 15

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem pengendalian internal adalah sistem yang meliputi struktur


organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga aset
organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong
efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Sistem pengendalian
internal menjadi masalah penting bagi sebuah perusahaan. Sistem pengendalian
internal adalah suatu sistem usaha yang dilakukan oleh perusahaan terdiri dari
struktur organisasi, metode, dan strategi yang digunakan untuk menjaga
perusahaan dan mengarahkan perusahaan agar mencapai tujuan perusahaan
Usman, 2013. Menurut Andayani, 2008 berpendapat bahwa sistem pengendalian
internal sangat penting bagi perusahaan untuk membantu mengamankan aset
perusahaan, mengecek keakuratan laporan keuangan, data akuntansi yang dapat
dipercaya sehingga dapat meningkatkan operasional secara efisien. Sistem
pengendalian terdiri dari beberapa komponen yaitu lingkungan pengendalian,
penilaian resiko, pemantauan pengendalian, informasi dan komunikasi, kegiatan
pengendalian (The Committee of Sponsoring Organizations (COSO), 1992 dalam
Rae & Sands, 2008).

Sistem pengendalian internal dapat membantu perusahaan mencapai tujuan-


tujuan yang diinginkan, seperti terciptanya lingkungan pengendalian yang baik.
Tanpa adanya sistem pengendalian internal maka tujuan-tujuan tersebut tidak
akan pernah tercapai secara efektif dan efisien. Karena semakin besar perusahaan
maka sistem pengendalian internalnya pun akan semakin penting. Pengendalian
internal merupakan penggunaan semua sumber daya perusahaan untuk
meningkatkan, mengarahkan, mengendalikan, dan mengawasi berbagai aktivitas
dengan tujuan untuk memastikan bahwa suatu tujuan badan usaha atau perusahaan
tercapai.

Pengendalian internal berperan untuk mencegah dan mendeteksi


penyelewengan dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud
maupun yang tidak berwujud. Berhubungan dengan semakin maraknya
permasalahan mengenai penyelewengan dan penyalahgunaan wewenang dalam
operasional terhadap penerimaan dan pengeluaran kas maka dari itu kita
membutuhkan adanya pengendalian internal agar bisa dengan mudah dapat
menemukan atau menganalisis permasalahan-permasalahan yang ada atau
mungkin permasalahan yang ada akan timbul dalam proses pencapaian tujuan
sehingga pencapaian tujuan bisa diketahui secara jelas. Itulah pentingnya
menjalankan pengendalian internal dalam sebuah perusahaan/organisai.

1
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah


penting sebagai berikut ,
1. Apa pengertian sistem pengendalian intern ?
2. Apa saja unsur-unsur dan tujuan dari sistem pengendalian internal ?
3. Bagaimana sistem wewenang dan prosedur pencatatan akan memberikan
perlindungan yang cukup terhadap aset, utang, pendapatan, dan beban ?
4. Apa saja yang termasuk kedalam lingkungan sistem pengendalian internal?
5. Siapa yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengendalian intern ?
6. Apa saja konsep yang salah mengenai sistem pengendalian intern
7. Bagaimana pendekatan merancang sistem pengendalian intern ?

C. TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah dapat mengetahui tujuan dari rumusan


masalah berikut,
1. Untuk mengetahui pengertian sistem pengendalian intern;
2. Untuk mengetahui unsur-unsur dan tujuan dari sistem pengendalian internal;
3. Untuk mengetahui sistem wewenang dan prosedur pencatatan akan
memberikan perlindungan yang cukup terhadap aset, utang, pendapatan, dan
beban;
4. Untuk mengetahui yang termasuk kedalam lingkungan sistem pengendalian
internal;
5. Untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
pengendalian intern;
6. Untuk mengetahui konsep yang salah mengenai sistem pengendalian intern;
7. Untuk mengetahui pendekatan merancang sistem pengendalian intern.

2
BAB II ISI

A. Definisi Sistem Pengendalian Intern


Setiap perusahaan harus menggunakan sistem untuk mengatur kegiatan
operasional perusahaan. Dengan menggunakan sistem yang baik, maka
perusahaan bisa mencegah kecurangan-kecurangan yang akan terjadi. Salah satu
sistem yang baik bagi perusahaan adalah sistem pengendalian internal. Pengendalian
intern merupakan suatu perencanaan yang meliputi struktur organisasi dan semua
metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan
dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa
ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan membantu
mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.
Adapun pengertian sistem pengendalian intern menurut para ahli :
1. Mulyadi (2017:129) sistem pengendalian internal meliputi struktur
organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga aset
organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong
efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
2. Jason Scott (2014:226) sistem pengendalian internal adalah proses yang
dijalankan untuk menyediakan jaminan yang memadai bahwa tujuan-tujuan
pengendalian telah dicapai.
3. IAPI (2011:319.2) sistem pengendalian internal sebagai suatu proses yang
dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan entitas lain yang didesain
untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian dalam keandalan
pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi dan kepatuhan
terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
4. Baridwan (2010:13) sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi
dan semua cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasi yang digunakan dari dalam
perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan,
memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi di
dalam operasi dan menjaga dipatuhinya kebijakan manajemen.

Berdasarkan pengertian sistem pengendalian intenal menurut para ahli diatas,


maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal adalah suatu
perencanaan yang meliputi struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat yang
dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga
keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data
akuntansi, mendorong efisiensi, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen yang telah ditetapkan.

3
Adapun beberapa contoh utama yang memerlukan pengendalian internal secara
baik menurut Hery (2014:128) antara lain :
1. Pengupahan dan penggajian : pengendalian internal dilaksanakan sesuai
tujuan guna meyakinkan bahwa uang kas perusahaan dikeluarkan
semestinya guna pembayaran karyawan yang sah, yang sesuai dengan tarif
upah/gaji yang berlaku dan total jam kerja aktual karyawan. Ini dibutuhkan
untuk menghindari karyawan fiktif.
2. Pemesanan dan pembelian barang : pengendalian internal dilaksanakan
sesuai tujuan guna meyakinkan pemesanan dan pembelian barang telah
dilakukan sesuai dengan prosedur. Pengendalian internal disini diperlukan
guna menghindari adanya penggelapan / penyelewengan dari oknum
karyawan terhadap besarnya potongan pembelian yang diperoleh dari
supplier.
3. Pengiriman dan penjualan barang dagangan : pengendalian internal
dilaksanakan sesuai tujuan guna meyakinkan penjualan dan pengiriman
barang dagangan telah dilakukan sesuai prosedur. Ini diperlukan guna
menghindari adanya penjualan fiktif.
4. Pembayaran dan penerimaan kas : pengendalian internal dilaksanakan
sesuai tujuan guna meyakinkan kas sudah diterima semestinya oleh
perusahaan, memastikan kas keluar hanya dipergunakan pembayaran
beban perusahaan yang sudah diotorisasi pejabat yang berwenang, juga
untuk menghindari pembayaran berganda.
5. Penanganan atas aset tetap : pengendalian internal dilaksanakan sesuai
tujuan guna meyakinkan aset tetap yang dipunyai perusahaan telah
dipergunakan semestinya dan guna menunjang kegiatan operasional
sehari–sehari. Inventarisasi terhadap aset tetap perlu dilaksanakan supaya
adanya aset tetap tersebut secara fisik dapat diawasi sebaik mungkin.

B. Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2016:130), unsur-unsur sistem pengendalian intern meliputi:

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara


tegas.
Struktur organisasi merupakan rerangka (framework) pembagi tanggung
jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagian tanggung
jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan fungsi operasi yang
memiliki wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan harus terpisah dari
fungsi akutansi yang memiliki wewenang untuk mencatat peristiwa
keuangan perusahaan.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatat yang memberikan perlindungan
yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.
Setiap organisasi, transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat
yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut.

4
Oleh karena itu, dalam perusahaan harus dibuat sistem yang mengatur
pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.
Cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan
praktik yang sehat adalah:
 Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus
dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.
 Pemeriksaan mendadak (surprised audit).
 Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu
orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang atau unit
organisasi lain.
 Perputaran jabatan ( job rotation).
 Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.
 Secara periodik diadakan pencocokan fisik aset dengan catatannya.
 Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas
unsur-unsur sistem pengendalian internal yang lain.

Untuk menjamin praktik yang sehat dalam melaksanakan transaksi


pembelian misalnya, sistem pembelian disusun dengan dasar berikut ini:

 Transaksi pembelian harus dilaksanakan oleh beberapa fungsi berikut ini,


yang bekerja secara independen: fungsi gudang, fungsi pembelian,
fungsi penerimaan, dan fungsi akuntansi.
 Formulir-formulir: surat permintaan pembelian, surat order pembelian,
laporan penerimaan barang dan bukti kas keluar dirancang bernomor urut
tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh:

 Kepala fungsi gudang: untuk surat permintaan pembelian


 Kepala fungsi pembelian: untuk surat order pembelian
 Kepala fungsi penerimaan: untuk laporan penerimaan barang
 Kepala fungsi akuntansi: untuk bukti kas keluar
secara periodik diadakan rekonsiliasi antara buku pembantu persediaan
yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi dengan persediaan barang
secara fisik di gudang.

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.


Bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otoritas dan prosedur
pencatatan serta berbagai cara yang diciptakan untuk mendorong praktik
yang sehat, semuanya sangat tergantung kepada manusia yang
melaksanakannya.

5
Pengendalian internal terdiri atas lima komponen yang saling terkait berikut ini:

1. Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, memengaruhi


kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan
dasar untuk semua komponen pengendalian internal, menyediakan disiplin dan
struktur.
2. Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang
relevan untuk mencapai tujuanya, membentuk dasar untuk menentukan
bagaimana risiko harus dikelola.
3. Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan

Kegiatan pengawasan merupakan berbagai proses dan upaya yang


dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk menegakkan pengawasan atau
pengendalian operasi perusahaan. Committee of Sponsoring Organizations
(COSO) mengidentifikasi setidak-tidaknya ada lima hal yang dapat diterapkan
oleh perusahaan, yaitu:

a) Pemberian otorisasi atas transaksi dan kegiatan. Otorisasi dengan cara


membubuhkan tanda tangan sebagai bentuk persetujuan dari atasan. Contoh:
untuk meminta pergantian peralatan kantor maka bagian pembelian harus
meminta persetujuan dari pimpinan dari bagian keuangan, persetujuan dari
pimpinan keuangan itu dibuktikan dengan tanda tangan.
b) Pembagian tugas dan tanggung jawab. Pembagian tugas dan tanggung jawab
berdasarkan struktur organisasi yang telah dibuat perusahaan.
c) Rancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang baik. Dokumen
sebaiknya mudah dipakai oleh karyawan, dokumen dibuat dengan bahan yang
berkualitas agar bertahan lama jika disimpan.
d) Perlindungan yang cukup terhadap kekayaan dan catatan
perusahaan. Perlindungan yang ketat ini meliputi:
 Antara pecatat dan pembawa kas harus berbeda orangnya.
 Tersedia tempat penyimpanan yang baik.
 Pembatasan akses ruang – ruang yang penting.
e) Pemeriksaan terhadap kinerja perusahaan. Pemeriksaan kinerja ini dapat
dilakukan dengan salah satu langkah berikut:
 Membuat rekonsiliasi/pencocokan antara catatan perusahaan dengan bank,
maupun rekonsiliasi antara dua catatan yang terpisah mengenai suatu
rekening.
 Melakukan stok opname yaitu mencocokkan jumlah unit persediaan di
gudang dengan catatan persediaan.
 Menjumlah berbagai hitungan dengan cara batch totals,
yaitu penjumlahan dari atas ke bawah.

4. Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan


pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang
dilaksanakan tanggung jawab mereka
5. Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian
internal sepanjang waktu

6
C. Tujuan Sistem Pengendalian Intern

Pengendalian intern menurut Mulyadi (2016:129) memiliki tujuan sebagai


berikut :
1. Menjaga aset organisasi Manajemen memerlukan informasi yang teliti dan dapat
dipercaya dan tepat pada waktunya untuk mengolah kegiatan-kegiatan
perusahaan.
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
Pengawasan yang memadai diperlukan untuk melindungi barang-barang
atau harta milik perusahaan yang mungkin hilang karena dicuri,
disalahgunakan, rusak karena kecelakaan atau musibah dan sebab-sebab
lain yang dapat merugikan perusahaan.
3. Mendorong efisiensi kerja atau operasional perusahaan mekanisme
pengawasan atau pengendalian intern yang diasosiasikan dengan para
personil dan kegiatannya, dimaksudkan untuk mencegah atau
menghindarkan terjadinya berbagai peristiwa dan keadaan yang berakibat
timbulnya unefisiensi operasi manajemen.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Kebijaksanaan peraturan dan prosedur-prosedur pelaksanaan kegiatan itu
ditetapkan oleh manajemen sebagai alat untuk mencapai tujuan yang telah
dicanangkan. Sistem pengendalian intern beserta mekanismenya diciptakan
untuk manajemen bahwa semua kebijakan, peraturan dan prosedur-prosedur
yang ditetapkan itu selalu dipatuhi oleh perusahaannya.

Dilihat dari tujuan tersebut maka sistem pengendalian intern dapat dibagi
menjadi dua yaitu Pengendalian Intern Akuntansi (Preventive Controls) dan
Pengendalian Intern Administratif (Feedback Controls).

Pengendalian Intern Akuntansi dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi


yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan
data akuntansi. Contoh : adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit
organisasi.

Pengendalian Administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi


dan mendorong dipatuhinya kebijakkan manajemen (dikerjakan setelah adanya
pengendalian akuntansi) Contoh : pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan
yang ada, untuk kemudian diambil tindakan.

7
D. Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggung Jawab Fungsional secara
Tegas

Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada


prinsip-prinsip berikut ini:
1. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi.
Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang
untuk melaksanakan suatu kegiatan (misalnya pembelian).
Setiap kegiatan dalam perusahaan memerlukan otorisasi dari manajer fungsi
yang memiliki wewenang untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Fungsi
penyimpanan adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk menyimpan
aset perusahaan. Fungsi akuntansi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk
mencatat peristiwa keuangan perusahaan.
2. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh
untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
Untuk melaksanakan transaksi pembelian dalam perusahaan
misalnya, fungsi-fungsi yang dibentuk adalah: fungsi gudang, fungsi pembelian,
fungsi penerimaan, dan fungsi akuntansi, dengan fungsinya masing-masing
sebagai berikut:
a. Fungsi gudang (merupakan fungsi penyimpanan): mengajukan permintaan
pembelian dan menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi
penerimaan.
b. Fungsi pembelian (merupakan fungsi operasi) : melaksanakan pemesanan
barang kepada pemasok).
c. Fungsi penerimaan (merupakan fungsi operasi) : menerima atau menolak
barang yang diterima dari pemasok.
d. Fungsi akuntansi (merupakan fungsi pencatatan) : mencatat utang yang
timbul dari transaksi pembelian dalam kartu utang dan mencatat persediaan
barang yang diterima dari transaksi pembelian dalam kartu persediaan.

E. Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan

Dalam melaksanakan transaksi pembelian misalnya, system wewenang


diatur sebagai berikut:
1. Kepala fungsi gudang: berwenang mengajukan permintaan pembelian dengan
surat permintaan pembelian yang ditujukan kepada fungsi pembelian.
2. Kepala fungsi pembelian: berwenang memberikan otorisasi pada surat order
pembelian yang diterbitkan oleh fungsi pembelian.
3. Kepala fungsi penerimaan: berwenang memberikan otorisasi pada laporan
penerimaan barang yang diterbitkan oleh fungsi penerimaan.
4. Kepala fungsi akuntansi: berwenang memberikan otorisasi pada bukti kas keluar
yang dipakai sebagai dasar pencatatan terjadinya transaksi pembelian.

8
F. Lingkungan Sistem Pengendalian Internal

Lingkungan pengendalian merupakan sarana dan prasarana yang ada di dalam


organisasi atau perusahaan untuk menjalankan struktur pengendalian internal yang
baik. Beberapa komponen yang mempengaruhi lingkungan pengendalian internal
adalah:

1. Filosofi dan Gaya Operasional Manajemen

Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar yang menjadi parameter bagi


perusahaan dan karyawannya (menggambarkan apa yang seharusnya dikerjakan
dan yang tidak dikerjakan). Gaya Operasional mencerminkan ide manajer tentang
bagaimana kegiatan operasi suatu perusahaan harus dikerjakan (Filosofi
perusahaan dikomunikasikan melalui gaya operasi manajemen)

2. Struktur Organisasi

Salah satu elemen kunci dalam lingkungan pengendalian adalah struktur


organisasi. Struktur Organisasi menunjukkan pola wewenang dan tanggung jawab
yang ada dalam suatu perusahaan (desentralisasi maupun sentralisasi).

3. Dewan Komisaris Dan Audit Komite

Dewan komisaris merupakan penghubung antara pemegang saham dengan


pihak manajemen perusahaan. Pemegang saham mempercayakan pengendalian
atas manajemen melalui dewan komisaris. (jadi semuanya tergantung dari dewan
komisaris). Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris untuk melaksanakan
pengawasan terhadap pelaksanaan pengendalian operasional perusahaan.

4. Metode Pendelegasian Wewenang Dan Tanggung Jawab

Metode pendelegasian wewenang dan tanggung jawab mempunyai


pengaruh yang penting dalam lingkungan pengendalian. Biasanya metode ini
tercermin dalam suatu bagan organisasi.

5. Metode Pengendalian Manajemen

Lingkungan pengendalian juga dipengaruhi oleh metode pengendalian


manajemen. Metode ini meliputi pengawasan yang efektif (melalui peranggaran),
laporan pertanggung jawaban dan audit internal.

6. Kebijakkan dan praktik kepegawaian

Kebijakan dan praktek yang berhubungan dengan perekrutan, pelatihan,


evaluasi, penggajian dan promosi pegawai, mempunyai pengaruh yang penting
dalam mencapai tujuan perusahaan sebagaimana juga dilakukan dalam
meminimumkan resiko.

9
7. Pengaruh Ekstern

Organisasi harus mematuhi aturan-aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah


maupun pihak yang mempunyai juridiksi atas organisasi. Hal tersebut sangat
berpengaruh pada pengendalian intern perusahaan.

G. Pihak yang Bertanggung Jawab Atas Sistem Pengendalian Intern

Pengendalian internal adalah tanggung jawab manajemen puncak pada


organisasi dan bukan auditor internal atau auditor eksternal karena di Pundak
merekalah tanggung jawab atas pengelolaan dana yang dipercayakan oleh pemilik
perusahaan terletak.. Penyusunan, pengimplementasian dan peninjauan sehari-hari
(review) kelima kerangka pengendalian internal diatas merupakan tanggung jawab
manajemen. Manajemen yang bertanggung jawab menetapkan tujuan organisasi dan
manajemen juga lah yang bertanggung jawab memastikan tujuan tersebut tercapai.

Tanggung jawab auditor internal dan auditor eksternal hanyalah sebatas


memberikan keyakinan yang wajar mengenai kecukupan, keefektifitasan dan
kualitas pengendalian internal yang telah disusun dan diimplementasikan oleh
manajemen.

Secara struktural pihak-pihak yang bertanggung jawab dan terlibat langsung


dalam perancangan dan pengawasan Sistem Pengendalian Internal meliputi :

· Chief Executive Officer (CEO)


· Chief Financial Officer (CFO)
· Controller / Director Of Accounting & Financial
· Internal Audit Comitee

H. Konsep yang Salah Mengenai Sistem Pengendalian Intern

Sistem Pengendalian terkadang salah diartikan oleh pihak-pihak yang terkait.


Adapun konsep yang salah mengenai system pengendalian intern tersebut yaitu :
1. Manajemen puncak sering kali mempunyai konsep yang salah mengenai sistem
pengendalian internal.
2. Sistem pengendalian internal dianggap merupakan tanggung jawab direktur
keuangan saja, sehingga direksi umumnya menyerahkan pengembangannya
kepada direktur keuangan, tanpa dukungan penuh dari anggota direksi yang lain.
3. Tidak jarang pula manajemen puncak memiliki persepsi bahwa sistem
pengendalian internal dapat menggantikan ketidakmampuannya dalam
mengelola perusahaan. Sistem pengendalian internal tidak dapat menggantikan
ketidakmampuan manajemen dalam mengelola perusahaan.
4. Sistem pengendalian internal sering kali disamakan dengan unit organisasi yang
disebut dengan satuan pengawas intern dalam perusahaan. Untuk memperbaiki

10
sistem pengendalian internal, manajemen puncak sering kali menempuh cara
dengan membentuk unit organisasi yang disebut satuan pengawas intern.
5. Bagaimana mungkin suatu unit organisasi bertanggung jawab atas
pengembangan sistem pengendalian internal dan sekaligus dimintai
pertanggungjawaban atas penilaian terhadap hasil pengembangan sistem
tersebut? Kelemahan sistem pengendalian internal dalam perusahaan hanya
dapat dipecahkan dengan pengembangan berbagai unsur system pengendalian
internal.

I. Pendekatan Merancang Sistem Pengendalian Intern

Secara garis besar, pendekatan untuk merancang pengendalian internal


akuntansi adalah bertitik tolak dari dua tujuan sistem yaitu menjaga aset perusahaan
dan mengecek ketelitian dan keandalan informasi akuntansi.
Adapun rincian tujuan pengendalian internal akuntansi adalah sebagai
berikut:
1. Menjaga aset perusahaan:
 Penggunaan aset perusahaan hanya melalui sistem otorisasi
yang telah ditetapkan.
 Pertanggungjawaban aset perusahaan yang dicatat
dibandingkan dengan aset yang sesungguhnya ada.
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi:
 Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah
ditetapkan.
 Pencatatan transaksi yang terjadi dalam catatan akuntansi.

Tujuan tersebut dirinci lebih lanjut sebagai berikut:

1. Penggunaan aset perusahaan hanya melalui sistem otorisasi yang telah


ditetapkan:

a. Pembatasan akses langsung terhadap asset


b. Pembatasan akses tidak langsung terhadap aset.

2. Pertanggungjawaban aset perusahaan yang dicatat dibandingkan dengan aset


yang sesungguhnya ada:

a. Pembandingan secara periodik antara catatan akuntansi dengan aset yang


sesungguhnya ada.
b. Rekonsiliasi antara catatan akuntansi yang diselenggarakan.

3. Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan:

a. Pemberian otorisasi oleh pejabat yang berwenang.


b. Pelaksanaan transaksi sesuai dengan otorisasi yang diberikan oleh pejabat
yang berwenang.

11
4. Pencatatan transaksi yang terjadi dalam catatan akuntansi:

a. Pencatatan semua transaksi yang terjadi.


b. Transaksi yang dicatat adalah benar-benar terjadi.
c. Transaksi dicatat dalam jumlah yang benar.
d. Transaksi dicatat dalam periode akuntansi yang seharusnya.
e. Transaksi dicatat dengan penggolongan yang seharusnya.

12
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sistem pengendalian internal adalah suatu perencanaan yang meliputi struktur


organisasi dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di
dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan,
memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan
membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.
Sistem pengendalian internal menjadi masalah penting bagi sebuah perusahaan
karena dapat membantu perusahaan mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.
Adapun beberapa contoh utama yang memerlukan pengendalian internal secara baik
menurut Hery (2014:128) antara lain pengupahan dan penggajian, pemesanan dan
pembelian barang, pengiriman dan penjualan barang dagangan, pembayaran dan
penerimaan kas, dan penanganan atas aset tetap.
Menurut Mulyadi (2016:130), unsur-unsur sistem pengendalian intern meliputi:

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara


tegas.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatat yang memberikan perlindungan
yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Pengendalian intern menurut Mulyadi (2016:129) memiliki tujuan sebagai


berikut :
1. Menjaga aset organisasi Manajemen memerlukan informasi yang teliti dan dapat
dipercaya dan tepat pada waktunya untuk mengolah kegiatan-kegiatan
perusahaan.
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
3. Mendorong efisiensi kerja atau operasional perusahaan mekanisme
pengawasan atau pengendalian intern yang diasosiasikan dengan para
personil dan kegiatannya.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Dilihat dari tujuan tersebut maka sistem pengendalian intern dapat dibagi
menjadi dua yaitu Pengendalian Intern Akuntansi (Preventive Controls) dan
Pengendalian Intern Administratif (Feedback Controls). Pengendalian Intern
Akuntansi dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah
menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan data akuntansi, sedangkan
Pengendalian Administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan
mendorong dipatuhinya kebijakkan manajemen (dikerjakan setelah adanya
pengendalian akuntansi).

13
Beberapa komponen yang mempengaruhi lingkungan pengendalian internal
adalah:

1. Filosofi dan Gaya Operasional Manajemen;


2. Struktur Organisasi;
3. Dewan Komisaris Dan Audit Komite;
4. Metode Pendelegasian Wewenang Dan Tanggung Jawab;
5. Metode Pengendalian Manajemen;
6. Kebijakkan dan praktik kepegawaian;
7. Pengaruh Ekstern.

Pengendalian internal adalah tanggung jawab manajemen puncak pada


organisasi dan bukan auditor internal atau auditor eksternal karena di Pundak
merekalah tanggung jawab atas pengelolaan dana yang dipercayakan oleh pemilik
perusahaan terletak. Pengendalian intern sendiri sering terjadi salah konsep diantara
pihak yang bertanggung jawab, misalnya Manajemen puncak sering kali mempunyai
konsep yang salah mengenai sistem pengendalian internal ataupun Sistem
pengendalian internal dianggap merupakan tanggung jawab direktur keuangan saja.
Sehingga perlu dibuat pendekatan untuk merancang pengendalian internal akuntansi.
Pendekatan ini adalah bertitik tolak dari dua tujuan sistem yaitu menjaga aset
perusahaan dan mengecek ketelitian dan keandalan informasi akuntansi.

B. SARAN

Sistem pengendalian internal menjadi masalah penting bagi sebuah perusahaan


karena dapat membantu perusahaan mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan
sehingga setiap perusahaan atau organisasi harus benar-benar melakukan sistem
pengendalian intern dengan baik. Pihak-pihak yang bertanggungjawab dalam
pelaksanaan sistem pengendalian intern ini hendaknya benar-benar mengerti dan
tidak lagi salah konsep tentang sistem pengendalian intern tersebut. Para Manajemen
tingkat puncak hendaknya membuat pendekatan untuk merancang pengendalian
internal.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/10766/BAB%20II.pdf?sequ
ence=10&isAllowed=y

http://eprints.polsri.ac.id/4855/3/BAB%20II.pdf

http://repository.stiewidyagamalumajang.ac.id/445/3/Bab%202_watermark.pdf

https://abiprahasto.wordpress.com/2013/06/28/pengendalian-internal-tanggung-
jawab-siapa/

https://spi.uin-alauddin.ac.id/index.php/2016/12/12/pengendalian-internal/
http://eprints.binadarma.ac.id/5521/1/BAB%206.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai