DOSEN PEMBIMBING
RONALD N GIRSANG, SE, M.S.Ak
DISUSUN OLEH
Nora Sinaga (211016162201016)
AKUNTANSI 2021
A. Nilai Individu
No. Item Penilaian Nilai
1 Materi
2 Sumber
3 Penulisan
4 Audien
5 Pembahasan
Puji syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat dan Karunianya sehingga Makalah Sistem Pengendalian Intern ini
bisa terselesaikan dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat demi memenuhi tugas
matakuliah “Sistem Informasi Akuntansi”
Dalam pembuatan makalah ini, penulis banyak mendapat hambatan dan tantangan
namun dengan dukungan dari berbagai pihak makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
ikut membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutaman kepada Dosen Pengampu
RONALD N GIRSANG, S.E, M.S.Ak .
Penulis menyadari bahwa sepenuhnya masih ada kekurangan baik dari susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Maka dengan tangan terbuka penulis menerima semua
saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini dan semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Oktober 2022
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
2
BAB II ISI
3
Adapun beberapa contoh utama yang memerlukan pengendalian internal secara
baik menurut Hery (2014:128) antara lain :
1. Pengupahan dan penggajian : pengendalian internal dilaksanakan sesuai
tujuan guna meyakinkan bahwa uang kas perusahaan dikeluarkan
semestinya guna pembayaran karyawan yang sah, yang sesuai dengan tarif
upah/gaji yang berlaku dan total jam kerja aktual karyawan. Ini dibutuhkan
untuk menghindari karyawan fiktif.
2. Pemesanan dan pembelian barang : pengendalian internal dilaksanakan
sesuai tujuan guna meyakinkan pemesanan dan pembelian barang telah
dilakukan sesuai dengan prosedur. Pengendalian internal disini diperlukan
guna menghindari adanya penggelapan / penyelewengan dari oknum
karyawan terhadap besarnya potongan pembelian yang diperoleh dari
supplier.
3. Pengiriman dan penjualan barang dagangan : pengendalian internal
dilaksanakan sesuai tujuan guna meyakinkan penjualan dan pengiriman
barang dagangan telah dilakukan sesuai prosedur. Ini diperlukan guna
menghindari adanya penjualan fiktif.
4. Pembayaran dan penerimaan kas : pengendalian internal dilaksanakan
sesuai tujuan guna meyakinkan kas sudah diterima semestinya oleh
perusahaan, memastikan kas keluar hanya dipergunakan pembayaran
beban perusahaan yang sudah diotorisasi pejabat yang berwenang, juga
untuk menghindari pembayaran berganda.
5. Penanganan atas aset tetap : pengendalian internal dilaksanakan sesuai
tujuan guna meyakinkan aset tetap yang dipunyai perusahaan telah
dipergunakan semestinya dan guna menunjang kegiatan operasional
sehari–sehari. Inventarisasi terhadap aset tetap perlu dilaksanakan supaya
adanya aset tetap tersebut secara fisik dapat diawasi sebaik mungkin.
4
Oleh karena itu, dalam perusahaan harus dibuat sistem yang mengatur
pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.
Cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan
praktik yang sehat adalah:
Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus
dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.
Pemeriksaan mendadak (surprised audit).
Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu
orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang atau unit
organisasi lain.
Perputaran jabatan ( job rotation).
Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.
Secara periodik diadakan pencocokan fisik aset dengan catatannya.
Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas
unsur-unsur sistem pengendalian internal yang lain.
5
Pengendalian internal terdiri atas lima komponen yang saling terkait berikut ini:
6
C. Tujuan Sistem Pengendalian Intern
Dilihat dari tujuan tersebut maka sistem pengendalian intern dapat dibagi
menjadi dua yaitu Pengendalian Intern Akuntansi (Preventive Controls) dan
Pengendalian Intern Administratif (Feedback Controls).
7
D. Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggung Jawab Fungsional secara
Tegas
8
F. Lingkungan Sistem Pengendalian Internal
2. Struktur Organisasi
9
7. Pengaruh Ekstern
10
sistem pengendalian internal, manajemen puncak sering kali menempuh cara
dengan membentuk unit organisasi yang disebut satuan pengawas intern.
5. Bagaimana mungkin suatu unit organisasi bertanggung jawab atas
pengembangan sistem pengendalian internal dan sekaligus dimintai
pertanggungjawaban atas penilaian terhadap hasil pengembangan sistem
tersebut? Kelemahan sistem pengendalian internal dalam perusahaan hanya
dapat dipecahkan dengan pengembangan berbagai unsur system pengendalian
internal.
11
4. Pencatatan transaksi yang terjadi dalam catatan akuntansi:
12
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dilihat dari tujuan tersebut maka sistem pengendalian intern dapat dibagi
menjadi dua yaitu Pengendalian Intern Akuntansi (Preventive Controls) dan
Pengendalian Intern Administratif (Feedback Controls). Pengendalian Intern
Akuntansi dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah
menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan data akuntansi, sedangkan
Pengendalian Administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan
mendorong dipatuhinya kebijakkan manajemen (dikerjakan setelah adanya
pengendalian akuntansi).
13
Beberapa komponen yang mempengaruhi lingkungan pengendalian internal
adalah:
B. SARAN
14
DAFTAR PUSTAKA
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/10766/BAB%20II.pdf?sequ
ence=10&isAllowed=y
http://eprints.polsri.ac.id/4855/3/BAB%20II.pdf
http://repository.stiewidyagamalumajang.ac.id/445/3/Bab%202_watermark.pdf
https://abiprahasto.wordpress.com/2013/06/28/pengendalian-internal-tanggung-
jawab-siapa/
https://spi.uin-alauddin.ac.id/index.php/2016/12/12/pengendalian-internal/
http://eprints.binadarma.ac.id/5521/1/BAB%206.pdf
15