Disusun Oleh:
Ayu Permata Sari (0502192064)
Akuntansi Syari’ah VIF
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Auditor Internal..........................................................................................3
B. Tujuan Audit Internal ..............................................................................................3
C. Fungsi dan Peranan Auditor Internal ...........................................................................4
D. Wewenang dan Tanggung Jawab Auditor Internal .....................................................5
E. Pendekatan-pendekatan yang Dilakukan Auditor Internal............................................7
F. Pelaksanaan Audit Internal ..........................................................................................8
G. Laporan Audit Internal ................................................................................................10
H. Perbedaan Internal Audit dan External Audit...............................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era Persaingan masyarakat ekonomi ASEAN, sekarang ini telah banyak berkembang
perusahaan. Berbagai peluang usaha terbuka lebar bagi semua pelaku bisnis, baik dibidang jasa,
dagang, maupun manufaktur. Menghadapi era ini banyak pelaku bisnis yang meramalkan apa
yang akan terjadi di masa yang akan datang, dimana pada masa mendatang akan membawa
tantangan dan kesulitan-kesulitan yang harus dihadapi oleh usaha bisnis. Walaupun masa
mendatang membawa tantangan dan kesulitan, suatu perusahaan tetap dituntut untuk efektif
dalam pengelolaan perusahaannya.
Setiap perusahaan memiliki kegiatan operasi yang menghasilkan laporan keuangan dan
catatan Akuntansi maupun ketaatan terhadap kebijakan-kebijakan seorang manajemen dan
ketentuan-ketentuan pemerintah. Olehnya itu di perlukan suatu internal audit, internal audit itu
sendiri merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu pernyataan, pelaksanaan dari
kegiatan yang dilakukan oleh pihak independen guna memberikan suatu pendapat. Hal ini
bertujuan untuk membantu manajemen mencapai kinerja yang baik dengan memperkenalkan
pendekatan yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengendalian
intern serta memberikan catatan atas kekurangan yang ditemukan selama melakukan evaluasi.
Paradigma peran audit internal dalam sebuah perusahaan mengalami pergeseran dari yang
semula berdasar pada paradigma tradisional yaitu audit kepatuhan (compliance audit) menjadi
audit internal yang memberikan nilai tambah (Effendi, 2002). Auditor internal “tradisional”
bertugas hanya untuk memonitor dan menemukan kesalahan maupun penyimpangan yang
dilakukan auditee. Perubahan ini tidak melenceng jauh dari tujuan utama audit internal itu
sendiri. Temuan penyimpangan dalam proses audit dianalisis oleh auditor internal untuk
kemudian dijadikan saran penyempurnaan kebijakan sehingga penyimpangan tersebut dapat
dicegah. Auditee juga dapat berkonsultasi kepada auditor internal mengenai proses yang harus
dilaksanakan sehingga tidak terdapat penyimpangan dari kebijakan perusahaan.
Proses konsultasi ini tidak menempatkan auditor sebagai sumber solusi dari permasalahan
auditee, tetapi solusi juga dapat berasal dari pihak auditee. Auditee dapat memberikan masukan
kepada auditor internal untuk rekomendasi perbaikan yang akan diajukan kepada pihak
manajemen dalam laporan hasil audit. Sehingga pada saat penerapan perbaikan, auditee mampu
menerapkannya dengan baik. Komunikasi 2 arah ini akan membuat pihak auditee merasa
terbantu dan akan tidak sungkan untuk memberikan semua informasi yang diperlukan auditor
1
internal dalam mengungkap penyimpangan maupun potensi penyimpangan dalam perusahaan
yang dapat menghambat proses bisnis perusahaan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka Rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Auditor Internal ?
2. Apa ruang lingkup dari Auditor Internal ?
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami definisi Auditor Internal
2. Memahami ruang lingkup mengenai Auditor Internal
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Menurut Sukrisno Agoes (2004:222, tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh internal
auditor adalah membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan
tanggungjawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai
kegiatan yang diperiksanya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, internal auditor harus melakukan kegiatan-kegiatan
berikut:
1. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari sistem
pengendalian manajemen, pengendalian intern dan pengendalian operasional lainnya
serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal.
2. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur yang telah
ditetapkan oleh manajemen.
3. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari
kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan dan penyalahgunaan.
4. Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat
dipercaya.
5. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh
manajemen.
6. Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan efisiensi
dan efektifitas.
4
3. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggungjawabkan dan dilindungi
dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan dan penyalahgunaan.
4. Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat
dipercaya.
5. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh
manajemen.
6. Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan efisensi
dan efektifitas.
Dari kegiatan-kegiatan yang dilakukannya tersebut dapat disimpulkan bahwa internal
auditor antara lain memiliki peranan dalam:
1. Pencegahan Kecurangan (Fraud Prevention)
2. Pendeteksian Kecurangan (Fraud Detection)
3. Penginvestigasian Kecurangan (Fraud Investigation)
Peranan internal auditor dalam menemukan indikasi terjadinya kecurangan dan melakukan
investigasi terhadap kecurangan, sangat besar. Jika auditor internal menemukan indikasi dan
mencurigai terjadinya kecurangan diperusahaan, maka ia harus memberitahukan hal tersebut
kepada top management. Jika indikasi tersebut cukup kuat, manajemen akan menugaskan suatu
tim untuk melakukan investigasi. Tim tersebut biasanya terdiri dari internal auditor, lawyer,
investigator, security dan spesialis dari luar atau dalam perusahaan (misalkan ahli komputer,
ahli perbankan dan lain-lain). Hasil investigasi tim harus dilaporkan secara tertulis kepada top
management yang mencakup fakta, temuan, kesimpulan, saran dan tindakan perbaikan yang
perlu dilaporkan.
5
auditor harus mewaspadai kemungkinan adanya indikasi penyelewengan internal. ”Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan secara lebih terperinci mengenai tanggungjawab internal
auditor dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) (2001) internal auditor
bertanggungjawab untuk menyediakan jasa analisis dan evaluasi, memberikan keyakinan,
rekomendasi dan informasi kepada manajemen entitas dan dewan komisaris atau pihak lain
yang setara wewenang dan tanggungjawabnya tersebut. Internal auditor mempertahankan
objektivitasnya yang berkaitan dengan aktivitas yang diauditnya.
Menurut Amin W. Tunggal (2010) tanggung jawab internal auditor adalah menerapkan
program audit internal, mengarahkan personel, dan aktivitas-aktivitas departemen audit internal
juga menyiapkan rencana tahunan untuk pemeriksaan semua unit perusahaan dan menyajikan
program yang telah dibuat untuk persetujuan. Secara garis besar dan tanggungjawab seorang
internal auditor di dalam melaksanakan tugasnya adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi dan saran-saran kepada manajemen atas kelemahan-
kelemahan yang ditemukannya.
2. Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas yang ada dalam perusahaan untuk mencapai
tujuan audit dan tujuan organisasi atau perusahaan.
Kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi sangat mempengaruhi
keberhasilannya menjalankan tugas, sehingga dengan kedudukan tersebut memungkinkan
internal auditor dapat melaksanakan fungsinya dengan baik serta dapat bekerja dengan luwes
dalam arti independen dan objektif. Struktur organisasi penetapan bagian internal auditor secara
jelas disertai dengan job description yang jelas akan membawa dampak yang positif dalam
proses komunikasi antara internal auditor dengan pihak pemilik perusahaan atau manajer.
Namun sebaliknya, penempatan yang tidak jelas akan menghambat jalannya arus pelaporan dari
internal auditor karena itu perlu ditentukan secara tegas kedudukan internal auditor ini.
Menurut Sawyer (2006) untuk mencapai tujuannya masing-masing, auditor internal
dapat melakukan beberapa pendekatan yang berbeda yakni:
1. Audit Komprehensif, istilah ini pertama kali digunakan oleh General Accounting
Office (GAO) Amerika Serikat untuk menggambarkan audit atas semua aktivitas
yang terdapat pada entitas pemerintah. Audit komprehensif merupakan perluasan
yang dilakukan GAO atas audit terhadap aktivitas operasi.
2. Audit Berorientasi Manajemen, penelaahan atas semua aktivitas sesuai dengan
perspektif manajer atau konsultan manajemen. Audit berorientasi manajemen
dibedakan dari jenis-jenis lainnya berdasarkan cara pandangnya, bukan dari segi
prosedur audit. Audit berorientasi manajemen memfokuskan diri pada membantu
6
organisasi mencapai tujuannya. Hasil yang signifikan adalah membantu manajer
mengelola perusahaan dengan lebih baik dan untuk membuat manajer, bukan
auditor, kelihatan baik. Audit berorientasi manajemen jangan disamakan dengan
“audit manajemen”, yang merupakan audit atas manajer itu sendiri. Auditor
professional menghindari implikasi seperti ini karena penilai sejati atas manajer
adalah atasan mereka sendiri.
3. Audit Partisipatif, proses yang melibatkan bantuan klien dalam mengumpulkan data,
mengevaluasi operasi, dan mengoreksi masalah. Jadi audit ini merupakan kemitraan
untuk menyelesaikan masalah, sehingga terkadang disebut audit kemitraan.
4. Audit Program, penelaahan atas seluruh program, baik perusahaan publik maupun
privat, untuk menentukan apakah manfaat yang diinginkan telah tercapai. Program
dalam istilah ini berarti serangkaian rencana dan prosedur untuk mencapai hasil
akhir yang ditentukan. Istilah tersebut berbeda dari penelaahan atas aktivitas secara
terusmenerus dalam sebuah perusahaan.
Internal auditor dalam setiap pelaksanaannya menurut Amin W Tunggal (2010)
dituntuk untuk menerapkan prinsip-prinsip dasar yang diantaranya:
1. Integritas internal auditor membentuk kepercayaan sehingga memberi dasar untuk
mengandalkan penilaian mereka.
2. Objektivitas internal auditor menampilkan objektivita professional tertinggi alam
mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi tentang aktivitas
atau proses yang sedang diuji. Internal auditor membuat penilain yang seimbang atas
semua kondisi yang relevan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan mereka atau
pihak lain dalam membuat penilian.
3. Kerahasiaan internal auditor menghargai nilai dan kepemilikan informasi yang
mereka terima dan tidak mengunggkapkan informasi tanpa wewenang yang tepat
kecuali ada kewajiban hukum atau professional untuk melakukannya.
4. Kompetensi Internal auditor menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman yang dibutuhkan dalam kinerja jasa internal audit.
7
1. Audit Komprehensif
Istilah ini pertama kali digunakan oleh General Accounting Office (GAO) Amerika
Serikat untuk menggambarkan audit atas semua aktivitas yang terdapat pada entitas pemerintah.
Audit komprehensif merupakan perluasan yang dilakukan GAO atas audit terhadap aktivitas
operasi.
2. Audit Berorientasi Manajemen
Penelaahanatas semua aktivitas sesuai dengan perspektif manajer atau konsultan
manajemen. Audit berorientasi manajemen dibedakan dari jenis-jenis lainnya berdasarkan cara
pandangnya, bukan dari segi prosedur audit. Audit berorientasi manajemen memfokuskan diri
pada membantu organisasi mencapai tujuannya.Hasil yang signifikan adalah membantu manajer
mengelola perusahaan dengan lebih baik dan untuk membuat manajer, bukan auditor, kelihatan
baik.
3. Audit Partisipatif
Prosesyang melibatkan bantuan klien dalam mengumpulkan data, mengevaluasi operasi,
dan mengoreksi masalah. Jadi audit ini merupakan kemitraan untuk menyelesaikan masalah,
sehingga terkadang disebut audit kemitraan.
4. Audit Program
Penelaahanatas seluruh program, baik perusahaan publik maupun privat, untuk
menentukan apakah manfaat yang diinginkan telah tercapai.Program dalam istilah ini berarti
serangkaian rencana dan prosedur untuk mencapai hasil akhir yang ditentukan.Istilah tersebut
berbeda dari penelaahan atas aktivitas secara terus-menerus dalam sebuah perusahaan.
8
“Kerja Audit harus mencakup perencanaan audit, memeriksa dan mengevaluasi kinerja
informasi kerja audit harus mencakup:
1. Perencanaan audit
2. Menguji dan mengevaluasi informasi
3. Mengkomunikasikan hasil
4. Menindaklanjuti
Sama halnya yang diungkapkan Boynton et al, menurut Hiro Tugiman (2006:53),
tahapan-tahapan dalam pelaksanaan kegiatan audit internal adalah sebagai berikut:
1. Tahap perencanaan audit
2. Tahap pengujian dan pengevaluasian informasi
3. Tahap penyampaian hasil audit
4. Tahap tindak lanjut (follow up) hasil audit
Penjelasan dari tahapan-tahapan di atas adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan Audit
Menurut Hiro Tugiman (2006:53), audit intern haruslah merencanakan setiap
pemeriksaan. Perencanaan haruslah didokumentasikan dan harus meliputi:
a. Penetapan tujuan audit dan lingkup pekerjaan.
b. Peroleh informasi dasar (background information) tentang kegiatan-kegiatan yang
akan diperiksa.
c. Penentuan berbagai tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan audit.
d. Pemberitahuan kepada para pihak yang dipandang perlu.
e. Melaksanakan survey untuk mengenali kegiatan yang diperlukan, risiko-risiko dan
pengawasan-pengawasan.
f. Penulisan program audit.
g. Menentukan bagaimana, kapan dan kepada siapa hasil-hasil audit akan
disampaikan.
h. Memperoleh persetujuan bagi rencana kerja audit.
2. Pengujian dan Pengevaluasian Informasi
Menurut Hiro Tugiman (2006:59), proses pengujian dan pengevaluasian informasi
adalah sebagai berikut:
a. Dikumpulkannya berbagai informasi tentang seluruh hal yang berhubungan dengan
tujuan-tujuan pemeriksaan dan lingkup kerja.
b. Informasi haruslah mencukupi, kompeten, relevan dan berguna untuk membuat
suatu dasar yang logis bagi temuan audit dan rekomendasi-rekomendasi.
9
c. Adanya prosedur-prosedur audit, termasuk teknik-teknik pengujian.
d. Dilakukan pengawasan terhadap proses pengumpulan, penganalisaan, penafsiran
dan pembuktian kebenaran informasi.
e. Dibuat kertas kerja pemeriksaan.
10
1. Objective
2. Clear (jelas)
3. Concise (singkat tetapi padat)
4. Constructive (membangun)
5. Timely (cepat waktu)
11
berpedoman pada internal auditing berpedoman pada Standar
Standars yang ditentukan oleh Profesional Akuntan Publik yang
institute of internal Auditors, atau ditetapkan institute Akuntan
Norma Pemeriksaan Intern yang
Publik Indonesia.
ditentukan BPKP atau BPK dan
norma pemeriksaan satuan
pengawasan intern BUMN/BUMD
oleh SPI (Institute Akuntan Publik
Indonesia belum menyusun Standar
Pemeriksaan Intern).
6. Pemeriksaan intern dilakukan lebih 6. Pemeriksaan ekstern dilakukan secara
rinci dan memakan waktu sepanjang sampling, karena waktu yang terbatas
tahun, karena internal auditor dan akan terlalu tingginya internal fee
mempunyai waktu yang lebih banyak jika pemeriksaannya dilakukan secara
di perusahaannya. rinci.
7. Pimpinan (penanggung jawab) 7. Pemeriksaan ekstern dipimpin oleh
pemeriksaan intern tidak harus (penanggung jawabnya adalah)
seorang registered accountant. seorang akuntan publik yang terdaftar
dan mempunyai nomor register
(registered public accountant)
8. internal auditor mendapatkan gaji 8. external auditor mendapat internal
dan tunjangan sosial lainnya sebagai fee atas jasa yang diberikannya.
pegawai perusahaan.
9. Sebelum menyerahkan 9. Sebelum menyerahkan laporannya,
laporannya, internal auditor tidak external auditor terlebih dahulu harus
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Auditor
Internal ialah orang atau badan yang melakukan aktivitas internal auditing. Oleh sebab itu
internal auditor senantiasa berusaha untuk menyempurnakan dan melengkapi setiap kegiatan
dengan penilaian langsung atas setiap bentuk pengawasan untuk dapat mengikuti perkembangan
dunia usaha yang semakin kompleks. Terdapat beberapa perbedaan antara internal audit dan
13
eksternal audit salah satunya adalah pada bagian Laporan internal auditor tidak berisi opini
mengenai kewajaran laporan keuangan, tetapi berupa temuan pemeriksaan (audit findings)
mengenai penyimpangan dan kecurangan yang ditemukan, kelemahan pengendalian intern,
beserta saran-saran perbaikannya. Sedangkan pada Laporan external auditor berisi opini
mengenai kewajaran laporan keuangan, selain itu berupa management letter, yang berisi
pemberitahuan kepada manajemen mengenai kelemahan-kelemahan dalam pengendalian intern
beserta saran-saran perbaikannya.
B. Saran
Adapun saran yang diberikan penulis adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan harus menyadari pentingnya internal audit dalam kegiatan operasi
perusahaan;
2. Perusahaan harus memilih internal auditor yang tepat;
3. Perusahaan harus memilih internal auditor yang independen, profesional, objektif,
berintegritas, loyal dan bisa bekerja sama.
DAFTAR PUSTAKA
14
Eka. 2014. Pengertian Internal Auditing. Http://Nichonotes.Blogspot.Com . Diakses Tanggal 7
Juli 2022.
Mulyadi dan Kanaka Puradiredja. 1998. Auditing. Edisi Kelima. Penerbit Salemba Empat
Jakarta.
Soekrisno Agus. 2010. Auditing. Buku satu. Penerbit Salemba Empat.
Thodorus M. Tuanakotta. (TT-1). 2015. Audit Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat, Jakarta.
15