Anda di halaman 1dari 13

MINI RISET

“PENGARUH KOPETENSI TERHADAP


KINERJA AUDITOR”
Dosen Pengampu :
R. Muhammad Syah Arief Atmaja Wijaya, SE., M. Sc.

Mata Kuliah :
Pengauditan 1

Oleh :
Cindy Leo Rensha
1962194
Akuntasi KS 2 2019

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI DEWANTARA


JOMBANG
Tahun 2021/2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Mini Riset
Pengauditan 1. Adapun Mini Riset Pengauditan 1.ini telah saya usahakan semaksimal
mungkin, sehingga dapat memperlancar pembuatan Mini Riset ini. Untuk itu saya tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada Bapak R. Muhammad Syah Arief Atmaja
Wijaya, SE., M. Sc. Selaku dosen mata kuliah pengauditan 1 saya dalam pembuatan Mini
Riset ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan
lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki Mini Riset
Pengauditan 1.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari Mini Riset Pengauditan 1.ini dapat
diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Jombang, 21 Januari 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................
1.1.Latar Belakang Masalah .......................................................................................................
1.2.Rumusan Masalah ...............................................................................................................
1.3.Tujuan Dan Manfaat.............................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................................
2.1.Kajian Teori…… .................................................................................................................
2.2.Pengembangan Hipotesis .....................................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN ..........................................................................................................
BAB V PENUTUP………………………………………………………………………………
4.1.Kesimpulan.....................................................................................................................
4.2.Saran ...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini profesi akuntan terutama yang bekerja di bidang audit menghadapi tantangan
yang cukup berat dalam hal pelaksanaan maupun hasil kerja yang dihasilkan oleh organisasi
jasa profesi akuntan. Pihak - pihak yang berkepentingan dalam laporan audit tidak lagi
terfokus pada pemimpin perusahaan, tetapi meluas pada investor dan kreditor, calon investor
dan kreditor, serta pemerintah. Ramdhani (2012) menyebutkan bahwa pihak – pihak di luar
perusahaan memerlukan informasi mengenai perusahaan untuk pengambilan keputusan
tentang hubungan mereka dengan perusahaan. Umumnya mereka mendasarkan keputusan
mereka berdasarkan informasi yang disajikan oleh manajemen dalam laporan keuangan
perusahaan. Dengan demikian terdapat dua kepentingan dalam situasi seperti yang diuraikan
diatas, yaitu di satu pihak, manajemen perusahaan ingin menyampaikan informasi mengenai
pertanggungjawaban pengelolaan dana yang berasal dari pihak internal perusahaan,
sedangkan di pihak lain yaitu pihak pusatn perusahaan ingin memperoleh informasi yang
andal dari manajemen perusahaan mengenai pertanggungjawaban dana yang mereka
gunakan.
Manajemen memerlukan jasa pihak auditor internalnya agar pertanggungjawaban
keuangan yang disajikan untuk pihak pusat dapat dipercaya. Pihak pusat perusahaan
memerlukan jasa pihak auditor internal perusahaan untuk memperoleh keyakinan bahwa
laporan keuangan yang disajikan kepada manajemen perusahaan dapat dipercaya sebagai
dasar keputusan - keputusan yang diambil oleh mereka. Auditor internal perusahaan
mempunyai kepentingan, baik kepentingan keuangan maupun kepentingan yang lain.
Di era sekarang ini auditor tidak hanya berperan penting untuk bisa menganalisis
laporan keuangan, namun juga bisa menjadi suatu lembaga yang mengatur kinerja organisasi
pada suatu perusahaan secara efektif dan efisien. Keberhasilan seorang auditor tidak hanya
diukur dari kecakapannya dalam mengambil dan membuat opini secara wajar, tetapi juga dari
cara dan etika yang dimiliki untuk mencegah suatu kasus tidak akan terulang kembali untuk
diteliti.
Audit internal diperlukan untuk mengendalikan jalannya kegiatan operasional karena
audit internal bertindak sebagai alat dalam evaluasi kinerja karyawan agar tidak terjadi
penyimpangan maupun kecurangan yang dapat merugikan perusahaan.Audit bukan hanya
bertindak sebagai pengawas namun bertindak juga sebagai perantara antara pemilik
perusahaan dengan karyawan.
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu audit internal untuk mengawasi kegiatan
perusahaan. menurut Hiro Tugiman (2008:11) pengertian internal audit atau pemeriksaan
internal adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji
dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan auditor internal harus memiliki
sikap profesionalisme.

1.2.Rumusan Masalah
a.  Apa pengertian kinerja auditor yang sesuai dengan ketentuan atas pekerjaan sebagai
auditor?

b. Bagaimana pengaruh terhadap kinerja aktivitas sehari-hari yang dilakukan seorang auditor
internal perusahan ?

c. Bagaimana pengaruh penyajian Laporan dan data auditor pada pusat pemegang
perusahaan?

1.3.Tujuan Dan Manfaat


a. Menjadikan pengetahuan sebagaimana dengan ketentuan atas pekerjaan sebagai auditor

b. Untuk mengetahui bagaimana kinerja auditor yang sesuai dengan kemampuan dan
pengalaman yang dimiliki

c. Untuk mengetahui bagaimana penyajian Laporan atau data Auditor Independen pada
pusatpemegang perusahaan

d. Atas penelitian mini riset ini akan memberikn pengetahuan bagaimana menjadi seorang
auditr dengan dilandasi pengetahuan dan kriteria yang di harapkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Pada bab landasan teori ini, dikemukakan teori-teori dan konsepkonsep yang berhubungan
dengan masalah-masalah penelitian. Dalam bab ini peneliti akan mengemukakan beberapa
teori yang relevan dengan topik penelitian.

2.2 Kajian Teori


2.2.1 Auditor
Auditor Menurut Mulyadi (2013:1) auditor adalah akuntan publik yang melayani dengan
menggunakan jasanya kepada auditan untuk dilakukan pemeriksaan atas laporan
keuangannya agar bebas dari salah saji. Tuankotta (2014) mengatakan bahwa auditor adalah
orang- orang yang melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan dalam proses auditnya,
yang memimpin penugasan yaitu partner. Menurut Arens et al ( 2015:12-15) akuntan publik
memiliki tiga jenis tugas utama yaitu: 25 1. Audit operasional Melakukan evaluasi
keefektifan dan efisiensi prosedur dan operasi organisasi 2. Audit ketaatan Untuk menilai
pihak yang diaudit apakah telah mengikuti aturan dan ketentuan yang telah ditetapkan. 3.
Audit laporan keuangan Untuk menilai kesesuaian laporan keuangan terhadap kriteria yang
ditentukan 4. Audit kinerja Untuk mendapatkan bukti yang obyektif dan mengevaluasi atas
kinerja suatu perusahaan. 5. Audit kecurangan Memeriksa laporan keuangan perusahaan
apakah melakukan kecurangan yang dilakukan dengan sengaja maupun tidak disengaja oleh
pihak tertentu yang dapat menyebabkan salah saji yang material, menjadi penipuan bagi para
pengguna laporan keuangan. 2.2.5.1 Jenis-Jenis Auditor Menurut Arens et al (2013) ada
beberapa jenis auditor adalah: 1. Kantor Akuntan Publik (KAP) Disebut juga dengan auditor
eksternal, mempunyai tanggung jawab dalam pemeriksaan laporan keuangan yang
dipublikasikan oleh seluruh perusahaan terbuka 2. Audit badan akuntabilitas pemerintah
Akuntan publik yang bekerja pada Government Accountability Office (GAO). GAO
mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan audit bagi kongres. 3. Agen penerimaan
negara (International Revenue Agent) Akuntan publik yang bekerja pada Internal Revenue
Service (IRH) yang melaksanakan pemeriksaan SPT pajak para wajib pajak. 26 4. Auditor
internal Merupakan seorang akuntan publik yang bekerja pada suatu perusahaan yang
menjadi karyawan. Auditor internal tidak dapat dipisah dari struktur organisasi perusahaan.
Tugas utamanya dalam perusahaan ialah mengawasi dan menilai efektivitas pengendalian
internal perusahaan.
2.2.2 Kinerja
Kinerja adalah suatu hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh individu
dimana dalam menyelesaikan pekerjaanya dengan tepat waktu dan menggunakan waktu
tersebut seefisien mungkin untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. (Triningsih, 2010)
Kinerja auditor menurut Mulyadi (2010) adalah akuntan publik yang melaksanakan
penugasan pemeriksaan secara obyektif atas laporan keuangan suatu perusahaaan atau
organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut
menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dalam semua
hal yang material, posisi keuangan, dan hasil usaha perusahaan. Indikator-indikator
pengukuran untuk menilai kinerja karyawan menurut Barnard (2010:27-32), adalah sebagai
berikut: 1. Efektivitas dan Efisiensi Efektivitas dari suatu organisasi apabila tujuan suatu
organisasi dapat dicapai sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan, efisiensi berkaitan
dengan jumlah pengorbanan yang dikeluarkan dalam mencapai tujuan. 2. Otoritas dan
Tanggung Jawab Dalam hal ini otoritas adalah wewenang yang dimiliki seseorang untuk
memerintah orang lain (bawahannya) untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepada
masing-masing bawahan dalam suatu organisasi. Sedangkan tanggung jawab adalah bagian
yang tidak terpisahkan atau 7 sebagai akibat dari kepemilikan wewenang tersebut. Bila ada
wewenang berarti dengan sendirinya muncul tanggung jawab. 3. Disiplin Disiplin apabila taat
pada hukum dan peraturan yang berlaku. Disiplin karyawan sebagai ketaatan karyawan
bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dimana karyawan bek 4. Inisiatif Inisiatif
seseorang berkaitan dengan daya pikir, kreativitas dalam bentuk ide untuk suatu yang
berkaitan dengan tujuan organisasi. Setiap inisiatif sebaliknya mendapat perhatian atau
tanggapan positif dari atasan.

2.2.3 Kompetensi
Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu
pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh
sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut (Bustomi, 2013). Lebih lanjut (Bustami,
2013) menyatakan kompetensi sebagai kemampuan seseorang untuk menghasilkan pada
tingkat yang memuaskan di tempat kerja, juga menunjukkan karakteristik pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki atau dibutuhkan oleh setiap individu yang memampukan mereka
untuk melakukan tugas dan tanggung jawab mereka secara efektif dan meningkatkan standar
kualitas professional dalam pekerjaan. Kompetensi dalam audit internal memiliki arti setiap
auditor internal pemerintah harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan hatihati,
berkompeten, ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan
dan keterampilan professional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien
atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa professional yang kompeten berdasarkan
perkembangan pada praktik, legislasi, dan teknik yang paling mutakhir (Setiadi 2016) 8
Arens (2012:42) mendefinisikan kompetensi auditor sebagai berikut: “Kompetensi sebagai
keharusan bagi auditor untuk memiliki pendidikan formal dibidang auditing dan akuntansi,
pengalaman praktik yang memadai bagi pekerjaan yang sedang dilakukan, serta mengikuti
pendidikan profesional yang berkelanjutan.“ Kompetensi diperlukan sebagai kemampuan
seseorang untuk menghasilkan pada tingkat yang memuaskan di tempat kerja, juga
menunjukkan karakteristik pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki atau dibutuhkan oleh
setiap individu yang memampukan mereka untuk melakukan tugas dan tanggung jawab
mereka secara efektif dan meningkatkan standar kualitas professional dalam pekerjaan.
Menurut Akbar (2010:560), kualifikasi kompetensi auditor internal pemerintah adalah auditor
internal pemerintah menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang
dibutuhkan dalam kinerja jasa audit internal. Kompetensi auditor internal pemerintah pada
era sekarang tidak cukup hanya dengan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman individu saja, dengan keseluruhan pengetahuan, kemampuan, dan berbagai
disiplin ilmu yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan secara tepat dan pantas.
Seperti yang dikatakan (Hiro, 2006:27) Kemampuan kompetensi profesional merupakan
tanggung jawab bagian audit internal dan setiap auditor internal pemerintah. Pimpinan audit
internal dalam setiap pemeriksaan haruslah menugaskan orang-orang yang secara bersama
atau keseluruhan memiliki kemahiran dalam pengetahuan, kemampuan, dan berbagai disiplin
ilmu yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan secara tepat dan pantas. Berdasarkan
teori-teori yang dikemukakan diatas, kompetensi auditor internal pemerintah akan diukur
dengan menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Agung dalam (Setiadi, 2016)
indikator – indikator kompetensi auditor internal pemerintah meliputi : 9 1. Mutu personal
yang baik Dalam menjalankan tugasnya, seorang auditor internal pemerintah harus memiliki
mutu personal yang baik, seperti memiliki rasa ingin tahu yang besar, berpikiran luas, dan
mampu menangani ketidakpastian. Harus dapat menerima bahwa tidak ada solusi yang
mudah serta menyadari bahwa temuan dapat bersifat subjektif. Mampu bekerja sama dengan,
auditor internal pemerintah juga harus memiliki intergritas yang tinggi serta dituntut untuk
memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. 2. Pengetahuan yang memadai Seorang
auditor internal pemerintah harus memiliki pengetahuan umum untuk memahami entitas yang
diaudit dan membantu pelaksanaan audit. Pengetahuan dasar ini meliputi kemampuan untuk
melakukan review analistis, memiliki pengetahuan tentang teori organisasi untuk memahami
organisasi tempat auditor internal pemerintah bekerja, memiliki pengetahuan tentang
auditing, memiliki pengetahuan tentang akuntansi yang dapat membantu dalam mengolah
angka dan data. 3. Keahlian khusus dalam bidangnya Keahlian khusus yang harus dimiliki
oleh auditor internal pemerintah antara lain, memiliki keahlian dalam melakukan wawancara
serta kemampuan membaca cepat, memiliki ilmu statistik dan ahli dalam menggunakan
komputer, minimal mampu mengoperasikan word processing dan spread sheet, memiliki
kemampuan dalam menulis dan mempresentasikan laporan dengan baik. 10 2.1.2.1
Kompetensi Teknis Pengawasan Auditor Internal Pemerintah Berdasarkan Peraturan Kepala
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor PER-211/K/JF/2010 Tentang
Standar Kompetensi Auditor. “Kompetensi teknik pengawasan terkait dengan persyaratan
untuk dapat melaksanakan penugasan pengawasan sesuai dengan jenjang jabatannya.
Kompetensi teknis pengawasan meliputi 7 bidang kompetensi yang dikategorikan dalam
kompetensi inti kompetensi pendukung dan kompetensi menejerial. Ketujuh bidang
kompetensi tersebut adalah: 1. Kompetensi bidang menejemen resiko, pengendalian
internaldan tata kelola sektor publik 2. Kompetensi bidang strategi pengawasan 3.
Kompetensi bidang pelaporan hasil pengawasan 4. Kompetensi bidang sikap profesional 5.
Kompetensi bidang komunikasi 6. Kompetensi bidang lingkungan pemerintah 7. Kompetensi
bidang menejemn pengawasan. Audit internal membantu suatu organisasi dalam mencapai
tujuannya melalui pendekatan sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan memperbaiki
efektivitas proses tata kelola organisasi, pengendalian, dan manajemen risiko. Oleh karena itu
sangat penting bagi auditor untuk memiliki kompetensi bidang manajemen risiko,
pengendalian internal, dan tata kelola sektor publik. Selanjutnya agar auditor dapat
melaksanakan pengawasan secara profesional maka diperlukan kompetensi bidang strategi
pengawasan, yaitu bagaimana pengawasan tersebut dilaksanakan, serta teknik dan metode
pengawasan yang digunakan. Ini meliputi berbagai bentuk pengawasan sesuai PerMenPAN
nomor: PER/220/M.PAN/7/2008. Pengawasan yang dilakukan tidak akan berarti apabila
tidak memberikan nilai tambah bagi organisasi pemerintah. Oleh karenanya kompetensi di
bidang pelaporan hasil pengawasan penting untuk dimiliki auditor agar hasil penugasan
pengawasan dapat mendorong perbaikan bagi auditan dalam mengelola organisasinya serta
mengendalikan dan mengelola risiko di dalam organisasinya. Sementara itu, kompetensi
bidang sikap profesional memastikan auditor berperilaku yang mencerminkan
profesionalismenya, baik pada saat sedang melaksanakan penugasannya maupun di luar
penugasan pengawasan. Untuk mendukung pelaksanaan pengawasan, kompetensi di bidang
komunikasi akan membantu memberikan keyakinan bahwa komunikasi yang dilakukan jelas
dan dapat dimengerti. Selain itu pemahaman auditor mengenai faktor-faktor tertentu dan isu-
isu terkait pemerintahan yang terangkum dalam kompetensi bidang lingkungan pemerintahan
akan mendukung hasil pengawasan yang realistis dan dapat diterima pihak-pihak terkait.
Terakhir, kompetensi bidang manajemen pengawasan diperlukan agar pengawasan dapat
dikelola 11 dengan baik sehingga tujuan pengawasan dapat dicapai.” Pusat Pembinaan
Jabatan Fungsional BPKP (2010:11-13).

2.2.4 Komponen Kompetensi


Komponen kopetensi auditor (Mulyadi, 2018:58) di Indonesia auditor memiliki komponen
kompetensi, yaitu: 1. Komponen pengetahuan, merupakan komponen yang sangat penting
yang mencakup pengetahuan tentang kebenaran-kebenaran, aturanaturan dan pengalaman. 2.
Psikologis, meliputi komunikasi dengan baik, mampu bekerja sama, dan memiliki kreativitas.
21 3. Kemampuan berpikir, mampu menerima dan mengolah informasi yang didapat 4.
Strategi dalam mengambil keputusan yang sistematis dan dapat membantu keahlian
mengatasi terbatasnya kemampuan manusia (Wicaksono, 2018:7). 2.2.4 Kinerja Auditor
2.2.4.1 Pengertian Kinerja Pengertian Kinerja Auditor adalah kinerja atau prestasi kerja
diukur dengan kriteria seperti kuantitas, ketepatan waktu dalam melaksanakan tugas,
kehadiran, kualitas dan tanggung jawab memegang jabatan. Menurut Anwar Prabu
Mangkunegara (2015:67) kinerja berasal dari kata job performance yang artinya prestasi
kerja yang sesungguhnya yang dicapai seseorang. Secara umum diartikan sebagai pencapaian
seseorang dalam menjalankan tugasnya. Menurut Seymor dalam Yetti (2015:18) kinerja
merupakan pelaksanaan, dan kegiatan-kegiatan yang dapat diukur. Rivai (2013) kinerja
merupakan perbuatan nyata yang dilakukan setiap orang sebagai prestasi dari hasil kerja
karyawan sesuai dengan tugasnya di dalam perusahaan. Kinerja auditor adalah perbuatan atau
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor
dalam waktu yang ditentukan Definisi kinerja auditor adalah perilaku kerja auditor dalam
menjalankan tugasnya untuk mencapai hasil kerja yang berkualitas dan secara obyektif
terhadap laporan keuangan suatu organisasi atau perusahaan, bertujuan untuk menentukan
laporan keuangan yang diperiksa menyajikan secara wajar sesuai atau tidak sesuai dengan
standar akuntasi yang berlaku. Menurut Rosally dan Yulius (2015) mengatakan bahwa
kinerja auditor adalah hasil dari pekerjaan dalam pelaksanaan kegiatan audit atas laporan
keuangan organisasi atau perusahaan. 22 2.2.4.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Mangkunegara (2013:67) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja, yaitu: 1.
Faktor Kemampuan Kemampuan yang dimiliki seorang karyawan akan mempermudah dalam
mencapai kinerja yang diinginkan baik kemampuan dari pendidikan maupun keahlian lain.
Sehingga karyawan ditempatkan pada posisi yang sesuai. 2. Faktor Motivasi Motivasi
merupakan hal yang penting dalam pencapaian kinerja yang maksimal. Motivasi yang tinggi
diperlukan untuk menghadapi situasi kerja. Selain dari lingkungan motivasi ditumbuhkan dari
diri sendiri untuk menjadi kekuatan diri.

2.3 Pengembangan Hipotesis


2.3.1 Menurut Sugiyono (2009:96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban
sementara atas masalah yang dirumuskan. Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
1. Kompetensi sangat berpengaruh positif atau bahkan sangat berpengaruh kurang
tepat pada kinerja auditor sesuai dengan ketentuan dasar sebagai auditor terhadap kinerja
kinerja auditor internal .
Berdasarkan hasil telaah teoritis dan penelitian-penelitian terlebih dahulu dan juga kerangka
pemikiran teoritis yang telah disampaikan peneliti mengemukakan hipotesis sebagai berikut:
1. 2.3.2 Etika profesi berpengaruh terhadap Kinerja Auditor Etika profesi merupakan salah
satu faktor yang penting dari suatu profesi, tidak terkecuali profesi akuntansi. Kepercayaan
masyarakat terhadap profesi akuntansi ditentukan oleh kepatuhan akuntan terhadap standar
etika yang ditetapkan disatu instansi yang terkait. Auditor yang patuh terhadap etika profesi
maka semakin tinggi hasil kinerja yang akan dihasilkan oleh auditor tersebut (Nanda et al,
2015). Dari hasil penelitian Marita dan Yossy (2018), Tagor dan Anisa (2018) menunjukkan
bahwa etika profesi berpengaruh terhadap kinerja auditor. Berdasarkan uraian tersebut, maka
hipotesis dirumuskan sebagai berikut H1 : Etika profesi berpengaruh terhadap kinerja auditor
2. Independensi berpengaruh terhadap kinerja auditor Menurut Mulyadi (2013:26)
independensi diartikan sebagai sikap mental yang tidak berpengaruh, tidak terikat terhadap
pihak manapun, independensi juga yang berarti adanya kejujuran dalam diri auditor
mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri
auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapat. Dari hasil penelitian Siti Fatimah
Tunnisa (2020), Listiya Nuraini (2016) 28 menunjukkan bahwa independensi berpengaruh
positif terhadap knerja auditor. berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis dirumuskan
sebagai berikut: H2 : Independensi berpengaruh terhadap kinerja auditor 3. Kompetensi
berpengaruh terhadap kinerja auditor Kompetensi menurut Spencer dan Spencer dalam Dr.
Emron Edison et al (2017:140) Karakteristik yang menjadi dasar individu yang berkaitan
dengan hubungan kausal atau sebab-akibat pelaksanaan yang efektif dan unggul dalam
pekerjaan atau keadaan. Dari hasil penelitian Jeni Nurita Hariyati menunjukkan bahwa
kompetensi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Berdasarkan uraian tersebut, maka
hipotesis dirumuskan sebagai berikut: H3 : Kompetensi berpengaruh terhadap kinerja auditor.

Anda mungkin juga menyukai