Laporan Audit
Tugas ini ditujukan untuk memenuhi salah tugas mata kuliah Auditing 1
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Kelompok 2
Akuntansi 3A
Puji Syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, dimana berkat rahmat dan
hidayahnya kami mampu menyelesaikan tugas mata kuliah Auditing 1 “Laporan
Audit” dengan tepat waktu.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3
2.1 Pengertian Laporan Audit .......................................................................... 3
2.2 Hakekat dan Kebutuhan Akan Laporan Audit ........................................... 3
2.3 Bagian – bagian dari Standar Laporan Audit ............................................. 4
2.4 Kondisi dan Jenis – jenis Laporan Audit ................................................... 7
2.5 Materialitas mempengaruhi Pelaporan Audit............................................. 10
2.6 Kondisi yang Menyebabkan Penyimpangan .............................................. 11
2.7 Contoh Laporan Audit ............................................................................... 13
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 18
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 18
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Audit merupakan pemeriksaan formal atas akun keuangan individu, bisnis, atau
organisasi yang menghasilkan laporan audit. Pada umumnya, laporan audit ini
berupa dokumen yang disiapkan oleh auditor profesional pada akhir proses audit.
Sehingga dengan adanya laporan audit dapat menghasilkan detail pada data
keuangan.
Laporan audit merupakan sebuah laporan yang di dalamnya terdapat opini audit
yang dipublish oleh auditor independensi setelah memeriksa laporan keuangan
entitas dan juga laporan terkait. Laporan itu termasuk laporan keuangan, akun
manajemen, laporan manajemen. atau laporan lain seperti laporan yang sesuai.
Kebanyakan, laporan ini dipublish sesuai dengan hasil pemeriksaan dari profesional
auditor pada kriteria juga standar pengukuran.
Auditor dapat melakukan audit atas laporan keuangan klien pada standar
akuntansi yang digunakan untuk dapat menyusun laporan keuangan tersebut, di
mana mereka memeriksa dan melihat kembali apakah laporan tersebut telah disusun
dengan pandangan yang benar dan sesuai pada standar akuntansi atau tidak. Standar
ini berupa PSAK, IFRS, dan PABU. Setelah menyelesaikan pengujiannya, auditor
kemudian mempublikasikan laporan audit atas laporan keuangan yang baru saja
mereka audit. Isi dari laporan ini juga berupa opini-opini mereka terhadap laporan
keuangan.
Pada dasarnya, laporan audit dibutuhkan dan berperan penting terhadap
kelancaran kegiatan yang berhubungan dengan aspek keuangan. Tidak hanya
berguna bagi pihak perusahaan saja, laporan audit juga berfungsi dan berguna bagi
para investor, instansi pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya. Sehingga,
bisa disimpulkan laporan audit begitu penting khususnya untuk melihat gambaran
dari kondisi keuangan yang nantinya berguna untuk menentukan tahapan
berikutnya mengenai alur operasional serta produktivitas dari sebuah bisnis.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu adanya rumusan masalah agar dapat
terfokus pada permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini. Adapun
rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1.2.1 Apa Pengertian Laporan Audit ?
1.2.2 Bagaimana Hakekat dan Kebutuhan Akan Laporan Audit ?
1.2.3 Apa saja Bagian – bagian dari Standar Laporan Audit ?
1.2.4 Bagaimana Kondisi dan Jenis – jenis Laporan Audit ?
1.2.5 Bagaimana Materialitas mempengaruhi Pelaporan Audit ?
1.2.6 Apa saja Kondisi yang Menyebabkan Penyimpangan ?
1.3 TUJUAN
Berdasarkan Rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini
yaitu sebagai berikut :
1.3.1 Mengetahui Pengertian Laporan Audit
1.3.2 Mengetahui Hakekat dan Kebutuhan Akan Laporan Audit
1.3.3 Mengetahui Bagian – bagian dari Standar Laporan Audit
1.3.4 Mengetahui Kondisi dan Jenis – jenis Laporan Audit
1.3.5 Mengetahui Materialitas mempengaruhi Pelaporan Audit
1.3.6 Mengetahui Kondisi yang Menyebabkan Penyimpangan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN LAPORAN AUDIT
Menurut Boynton Johnson Kell, laporan audit adalah media formal yang
digunakan oleh auditor dalam mengkomunikasikan kepada pihak yang
berkepentingan tentang kesimpulan atas laporan keuangan yang di audit.
Menurut Mulyadi, laporan audit adalah suatu media yang dipakai oleh
auditor dalam berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya. Dalam laporan
tersebut auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan
auditan.
Laporan audit adalah hasil akhir dari proses audit, yaitu laporan yang
menyatakan pendapat auditor mengenai kelayakan laporan keuangan perusahaan
yang sudah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntan yang berlaku secara umum.
Penyusunan laporan audit harus berdasarkan empat standar pelaporan yang ada
dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
Laporan audit adalah media formal yang digunakan oleh auditor untuk
mengomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan atas
laporan keuangan yang diaudit. Dalam menerbitkan laporan audit, auditor harus
memenuhi empat standar pelaporan yang ditetapkan dalam standar auditing
berterima umum (generally accepted auditing standard).
Jadi Laporan auditor ini yang menyatakan bahwa pemeriksaan telah
dilakukan sesuai dengan norma pemeriksaan akuntan, disertai dengan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan perusahaan yang diperiksa; jenis pendapat
yang dikenal ialah wajar tanpa syarat (unqualified clean), wajar dengan syarat
(qualified), menolak dengan memberikan pendapat (adverse), dan menolak tanpa
memberikan pendapat sama sekali (disclaimer).
2.2 HAKEKAT DAN KEBUTUHAN AKAN LAPORAN AUDIT
Laporan audit adalah hasil akhir dari proses audit. Lapaoran auditadalah hal
yang sangat penting dalam penugasan audit dan assurancekarena
mengkomunikasikan temuan-temuan auditor. Dalam laporan audit,seorang auditor
akan memberikan kesimpulan dari pendapatnya, dan hasildari laporan ini yang
diandalkan dari para pemakai laporan keuangan untuk membuat suatu keputusan.
Sehingga auditor bertanggung jawab atas hasil laporan auditnya.
Hakikat dari audit adalah proses pembuktian oleh orang independen
(imparsial) terhadap suatu asersi manajemen dengan menggunakan judment
(pertimbangan) dan bukti yang membuktikan (evidential matter). Pengauditan
adalah suatu kegiatan yang penting. Setiap organisasi atau perusahaan selayaknya
secara suka rela melakukan audit untuk memberikan umpan balik atas kinerja yang
telah dilakukan. Seorang auditor bersifat independen yaitu tidak memihak pada
salah satu entitas atau kepentingan.
3
Berikut merupakan alasan perlunya audit atas laporan keuangan :
1. Adanya perbedaan kepentingan antara manjemen dan pemakai laporan
keuangan.
2. Adanya konsekuensi
3. Kompleksitas penyajian laporan keuangan
4. Keterbatasan akses dari para pemakai laporan keuangan.
2.3 BAGIAN – BAGIAN DARI STANDAR LAPORAN AUDIT
Laporan standar merupakan laporan yang lazim diterbitkan. Laporan ini
memuat pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) yang menyatakan
bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan, hasil usaha, dan aliran kas entitas yang sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Pendapat auditor tersebut disajikan dalam suatu
laporan tertulis yang umumnya berupa laporan audit baku. Laporan audit baku
terdiri dari tiga paragraf dan satu paragraf penjelas tambahan.
Paragraf pendahuluan dicantumkan sebagai paragraf utama laporan audit
baku. Terdapat tiga fakta yang diungkapkan oleh auditor dalam paragraf pengantar
(Mulyadi, 2002): (1) tipe jasa yang diberikan oleh auditor, (2) objek yang diaudit,
(3) pengungkapan tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan dan tanggung
jawab auditor atas pendapat yang diberikan atas laporan keuangan berdasarkan
hasil auditnya. Paragraf lingkup berisi pernyataan ringkas tentang lingkup audit
yang dilaksanakan oleh auditor; dan paragraf pendapat berisi pernyataan ringkas
atas pendapat auditor tentang kewajaran laporan keuangan auditan; paragraf
tambahan berisi penjelasan terhadap pengendalian internal perusahaan.
Berikut penjelasan paragraf per paragraf yang terdapat pada opini audit.
1. Paragraf pendahuluan
Paragraf pendahuluan (introductory paragraf) memuat tiga pernyataan
faktual. Tujuan utama paragraf ini adalah untuk membedakan tanggung
jawab manajemen dan tanggung jawab auditor. Kalimat paragraf
pendahuluan disajikan sebagai berikut.
4
juga untuk menghilangkan kesan bahwa auditor mengembangkan
representasi yang mendasari laporan keuangan.
Dalam konteks ini, standar auditing yang berlaku umum meliputi sepuluh
standar SPAP dan seluruh SA yang dapat diterapkan. Kalimat ini
merupakan penjelasan bahwa auditor telah memenuhi standar yang
dimaksud. Kesimpulannya adalah bahwa standar yang digunakan
merupakan standar profesional.
Kalimat di atas menjelaskan lebih jauh sifat audit. Kata-kata atas dasar
pengujian, menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan audit, kurang dari 100%
bukti yang telah diperiksa. Lebih jauh lagi, dasar pengujian menunjukkan
adanya risiko bahwa bukti yang tidak diperiksa mungkin justru merupakan
5
bukti yang penting dalam menilai kewajaran penyajian dan pengungkapan
laporan keuangan secara keseluruhan.
“Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar yang memadai untuk
menyatakan pendapat.”
3. Paragraf pendapat
Paragraf pendapat (opinion paragraf) memenuhi empat standar pelaporan.
Kalimat paragraf pendapat dijelaskan sebagai berikut.
“…. menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material … posisi
keuangan … hasil usaha dan aliran kas ….”
6
pasti, karena adanya unsur estimasi dalam laporan keuangan. Pendapat
auditor tentang kewajaran berkaitan dengan ketelitian atau ketepatan setiap
akun atau komponen dalam laporan keuangan. Pendapat wajar tanpa
pengecualian menyatakan kepercayaan auditor bahwa laporan keuangan
mencapai tujuan yang ditetapkan dengan menyajikan secara wajar posisi
keuangan (laporan posisi keuangan) entitas, hasil usaha (laporan laba-rugi
dan laporan laba ditahan), dan aliran kas (laporan aliran kas). Pendapat
wajar tanpa pengecualian juga berarti bahwa setiap perbedaan antara
manajemen dan auditor terhadap masalah-masalah akuntansi, telah
terselesaikan yang sesuai dengan keyakinan auditor. Ungkapan dalam
semua hal yang material memberi informasi kepada para pengguna bahwa
pendapat auditor bukan merupakan bukti akurasi absolut dari laporan
keuangan. Keterbatasan ini diungkapkan karena adanya dasar pengujian
pada suatu audit dan adanya estimasi signifikan dalam laporan keuangan.
7
4. Information System Audit. Audit ini dilaksanakan untuk meninjau
pengembangan perangkat lunak, pemrosesan data, dan akses ke sistem
komputer. Tujuan dari audit ini adalah untuk menemukan masalah yang
dapat mengganggu kemampuan sistem IT untuk memberikan informasi
yang akurat kepada pengguna, serta untuk memastikan bahwa pihak yang
tidak berwenang tidak memiliki akses ke data.
5. Investigative Audit. Audit yang bersifat investigasi dari area atau individu
tertentu ketika ada kecurigaan aktivitas yang tidak pantas atau penipuan.
Tujuan dari audit ini adalah untuk menemukan dan memperbaiki
pelanggaran, serta untuk mengumpulkan bukti jika ada tuntutan terhadap
seseorang.
6. Operational Audit. Audit operasional adalah analisis terperinci dari tujuan,
proses perencanaan, prosedur, dan hasil operasi bisnis. Audit dapat
dilakukan oleh pihak internal maupun lembaga dari luar. Hasil dari audit
operasional adalah evaluasi operasi, kemungkinan dengan rekomendasi
untuk perbaikan.
7. Tax Audit. Analisis pengembalian pajak yang diajukan oleh individu atau
badan usaha, untuk melihat apakah informasi pajak dan setiap pembayaran
pajak penghasilan yang dihasilkan adalah valid.
Jenis-Jenis Opini Audit
Opini audit terdiri dari 5 (empat) jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion). Opini wajar
tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika auditor tidak menemukan
kesalahan yang material secara keseluruhan dari laporan keuangan dan
laporan keuangan dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
(SAK).Dengan kata lain, laporan keuangan akan mendapatkan opini wajar
tanpa pengecualian jika memenuhi kondisi seperti berikut:
a. Laporan keuangan lengkap
b. Bukti audit yang dibutuhkan lengkap
c. Ketiga standar umum telah diikuti sepenuhnya dalam perikatan kerja
d. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku dan konsisten
e. Tidak terdapat ketidakpastian yang cukup berarti mengenai
perkembangan di masa depan (going concern)
Opini wajar tanpa pengecualian dapat dimodifikasi menjadi opini wajar
tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan (modified unqualified
opinion) ketika auditor harus menambah suatu paragraf penjelasan dalam
laporan auditnya. Keadaan yang membuat modifikasi ini, apabila terjadi
seperti:
a. Ada keraguan dari auditor atas konsep going concern perusahaan /
entitas.
b. Kurang konsisten perusahaan dalam menerapkan prinsip atau standar
akuntansi yang digunakan.
8
c. Auditor ingin menekankan suatu hal.
9
2.5 MATERIALITAS MEMPENGARUHI PELAPORAN AUDIT
Materialitas adalah sebagai:“Besarnya suatu penghapusan atau salah saji
informasi keuangan yang, dengan memperhitungkan situasinya, menyebabkan
pertimbangan yang dilakukan oleh orang yang mengandalkan pada informasi
tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh penghapusan atau salah saji
tersebut.”Dari definisi materialitas di atas mengharuskan auditor untuk
mempertimbangkan baik (1) kedaan yang berkaitan dengan entitas dan (2)
kebutuhan informasi pihak yang akan meletakkan kepercayaan atas laporan
keuangan auditing.
Sebagai contoh, suatu jumlah yang material dalam laporan keuangan entitas
tertentu mungkin tidak material dalam laporan keuangan entitas lain yang memiliki
ukuran dan sifat yang berbeda. Begitu juga, kemungkinan terjadi perubahan
materialitas dalam laporan keuangan dalam entitas tertentu dari periode akuntansi
yang satu ke perode akuntansi yang lain. Oleh karena itu, auditor dapat
menyimpulkan bahwa tingkat materialitas akun modal kerja harus lebih rendah bagi
perusahaan yang memiliki current ratio 4 : 1. Dalam mempertimbangkan kebutuhan
informasi pemakai informasi keuangan, semestinya harus dianggap, sebagai
contoh, bahwa pemakai informasi keuangan adalah para investor yang perlu
mendapatkan informasi memadai sebagai dasar untuk pengambilan keputusan
mereka.
Dalam audit atas laporan keuangan, audit tidak dapat memberikan jaminan
bagi klien atau pemakai laporan keuangan yang lain, bahwa laporan keuangan
auditan adalah akurat. Audit tidak dapat memberikan jaminan karena ia tidak
memeriksa setiap transaksi yang terjadi dalam tahun yang diaudit dan tidak dapat
menentukan apakah semua transaksi yang terjadi telah dicatat,
diringkas,digolongkan, dan dikompilasi secara mestinya ke dalam laporan
keuangan. Jika auditor diharuskan untuk memberikan jaminan mengenai
keakuratan laporan keuangan auditan, hal ini tidak mungkin dilakukan, karena akan
memerlukan waktu dan biaya yang jauh melebihi manfaat yang dihasilkan. Di
samping itu, tidaklah mungkin seseorang menyatakan keakuratan laporan keuangan
(yang berarti ketepatan semua informasi yang disajikan dalam laporan keuangan),
mengingat bahwa laporan keuangan sendiri berisi pendapat, estimasi, dan
pertimbangan tersebut tidak tepat atau akurat seratus persen.
Oleh karena itu, dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan
kekayakinan berikut ini :
a. Auditor dapat memberikan keyakinan bahwa jumlah-jumlah yang disajikan
dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diringkas,
digolongkan, dan dikompilasi.
b. Auditor dapat memberikan kekayakinan bahwa ia telah mengumpulkan
bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk
memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan.
c. Auditor dapat memberikan keyakinan, dalam bentuk pendapat ( atau
memberikan informasi dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan
10
keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat
salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
Dengan demikian ada dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan
oleh auditor: konsep materialitas dan konsep risiko audit. Karena auditor tidak
memeriksa setiap transaksi yang dicerminkan dalam laporan keuangan, maka ia
bersedia menerima beberapa jumlah kekeliruan kecil.
Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yang dapat diterima
oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji
tersebut. Berapa jumlah kekeliruan atau salah saji yang auditor bersedia untuk
menerimanya dalam laporan keuangan, namun ia tetap dapat memberikan pendapat
wajar tanpa pengecualian karena laporan keuangan tidak berisi salah saji material.
Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah
pendapatnya atas laporan yang sebenarnya berisi salah saji material.
2.6 KONDISI YANG MENYEBABKAN PENYIMPANGAN
Dalam praktik, dapat muncul kondisi-kondisi tertentu yang tidak
memungkinkan auditor menerbitkan laporan. Penyimpangan dari laporan tergolong
dalam salah satu dari dua kategori berikut :
a. Laporan standar dengan bahasa penjelasan
b. Jenis-jenis pendapat lain
Laporan standar dengan bahasa penjelasan, karakteristik berbeda yang ada
dalam kategori laporan ini adalah bahwa paragraf pendapat tetap menyatakan
pendapat wajar tanpa pengecualian, karna laporan keuangan sesuai dengan GAAP.
Kondisi yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan atau bahasa
penjelasan lain pada laporan standar. Sebagai contoh, bila entitas memilih untuk
mengubah prinsip-prinsip akuntansi.
Biasanya, informasi penjelasan diletakkan pada paragraf penjelasan yang
mengikuti paragraf pendapat, yang dalam beberapa hal hanya diperlukan susunan
kata penjelasan. Hal lain paragraf penjelasan diletakkan sebelum paragraf pendapat.
Jenis-jenis pendapat lain, kategori kedua penyimpangan dari laporan adalah apabila
terjadi salah satu kondisi berikut ini :
a. Laporan standar mengandung penyimpangan yang material dari GAAP
b. Auditor tidak mampu mendapatkan bukti kompeten yang cukup berkenaan
dengan satu atau lebih asersi manajemen, sehingga tidak memiliki dasar
yang memadai untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas
laporan keuangan secara keseluruhan.
Dalam hal ini, auditor akan menyatakan salah satu pendapat dari jenis pendapat
berikut ini :
a. Pendapat wajar dengan pengecualian, yang menyatakan bahwa kecuali
dampak dari hal-hal yang berkaitan dengan pengecualian tersebut, laporan
keuangan menyajikan secara wajar sesuai dengan GAAP.
11
b. Pendapat tidak wajar, yang menyatakan bahwa laporan keuangan tidak
menyajikan secara wajar sesuai GAAP.
c. Menolak memberikan pendapat, yang menyatakan bahwa auditor tidak
memberi pendapat atas laporan keuangan.
Penyimpangan dari GAAP, meliputi prinsip akuntansi yang tidak berlaku
umum, penerapan GAAP ynag salah, dan kegagalan untuk membuat pengungkapan
yang diwajibkan oleh GAAP.Sebagai contoh, apabila laporan keuangan entitas
mencerminkan perubahan prinsip-prinsip akuntansi yang tidak dibuat sesuai
dengan pendapat APB No.20, maka laporan keuangan mengandung penyimpangan
dari GAAP. Dalam kondisi ini, auditor akan menyatakan pendapat wajar dengan
pengecualian atau pendapat tidak wajar. Pendapat tidak wajar hanya digunakan
pada penyimpangan yang berdampak sangat material terhadap laporan keuangan.
Pada kondisi ini auditor tidak mampu mendapatkan bukti kompeten yang
mencukupi untuk membuktikan satu atau lebih asersi sesuai dengan GAAP atau
tidak dikenal dengan istilah pembatasan lingkup. Auditor akan memberikan
pendapat wajar dengan pengecualian atau menolak memberikan pendapat.
Penolakkan untuk memberikan pendapat hanya digunakan apabila terdapat
pembatasan lingkup yang berkaitan dengan masalah yang dapat memberikan
dampak sangat material terhadap laporan keuangan. Apabila salah satu dari
pendapat jenis lain ini dinyatakan, pendapat tersebut harus diberikan penjelasan
atau lebih paragraf tepat sebelum paragraf pendapat. Paragraf pendapat yang
diawali dengan refrensi paragraf penjelas, diikuti dengan susunan kalimat sesuai
untuk jenis pendapat yang telah disebutkan diatas
12
2.7 CONTOH LAPORAN AUDIT
Contoh 1. Laporan audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian(laporan audit
baku).
(a) Laporan Audit Independen
Kepada Yth.
(c) Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001 serta
laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen
perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan
berdasarkan audit kami.
(d) Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan
audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah
saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang
mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga
meliputi penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang
dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan
pendapat.
(e) Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31
Desember 2001, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
(f) Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI
13
Contoh 2 Laporan Audit dengan pendapat wajar dengan pengecualian karena
adanya pengungkapan yang tidak cukup.
Laporan Audit Independen
Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. GUNADARMA
14
Contoh 3. Laporan audit dengan pendapat dengan pengecualian karena penggunaan
prinsip akuntansi yang menimpang dari prinsip akuntansi yang berlaku umum
Laporan Audit Independen
Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. GUNADARMA
15
Contoh 4. Laporan Audit dengan pendapat tidak wajar
Laporan Audit Independen
Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. GUNADARMA
Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001 serta laporan
rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir
pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan.
Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan
audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan
audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah
saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang
mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga
meliputi penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang
dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan
pendapat.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam catatan X atas laporan keuangan, perusahaan
mencantumkan perkiraan pabrik dan ekuipmen pada nilai appraisal, dan menghitung
depresiasinya berdasarkan nilai tersebut.
Karena penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum seperti yang
diuraikan diatas, pada tanggal 31 Desember 2001, saldo persediaan lebih tinggi sebesar Rp.
525.000.000,-. Dengan diperhitungkannya biaya depresiasi ke dalam biaya overhead pabrik
berdasarkan nilai revaluasi yang lebih besar dari harga pokok aktiva tetap dan aktiva tetap
dikurangi akumulasi depresiasinya disajikan lebih tinggi sebesar Rp. 75.500.000
dibandingkan jika disajikan atas dasar harga pokoknya.
Menurut pendapat kami, karena dampak dari hal yang kami uraikan dalam paragraph
diatas, laporan keuangan yang kami sebut di atas tidak menyajikan secara wajar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31
Desember 2001, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI
16
(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)
Reg. Neg-D110369
Kami telah ditugasi untuk mengaudit neraca PT. GUNADARMA tanggal 31 Desember
2001 serta laporan rugi laba, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen
perusahaan. Perusahaan tidak melakukan penghitungan fisik persediaan dalam tahun 2001
yang dicantumkan dalam laporan keuangan sebesar Rp. 850.000.000 pada tanggal 31
Desember 2001. Lebih lanjut, bukti-bukti yang mendukung harga perolehan aktiva tetap
yang dibeli sebelum tanggal 31 Desember 2001 tidak lagi tersedia dalam arsip perusahaan.
Catatan perusahaan tidak memungkinkan dilaksanakannya penerapan prosedur audit lain
terhadap persediaan dan aktiva tetap.
Karena perusahaan tidak melaksanakan penghitungan fisik persediaan dan kami tidak
dapat menerapkan prosedur audit untuk meyakinkan kami atas kuantitas persediaan dan
harga pokok persediaan dan harga perolehan aktiva tetap, lingkup audit kami tidak cukup
untuk memungkinkan kami menyatakan pendapat, dan kami tidak menyatakan pendapat
atas laporan keuangan.
Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI
17
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Audit adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi
bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan dan kejadian ekonomi
secara objektif untuk menentukan tingkat kepatuhan asersi tersebut dengan kriteria
yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Adapun hasil dari audit yakni berupa opini dari auditor atas laporan
keuangan yang diperiksa. Dalam menerbitkan laporan audit, auditor harus
memenuhi empat standar pelaporan yang ditetapkan dalam standar auditing
berterima umum (generally accepted auditing standard).
Jadi Laporan auditor ini yang menyatakan bahwa pemeriksaan telah
dilakukan sesuai dengan norma pemeriksaan akuntan, disertai dengan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan perusahaan yang diperiksa; jenis pendapat
yang dikenal ialah wajar tanpa syarat (unqualified clean), wajar dengan syarat
(qualified), menolak dengan memberikan pendapat (adverse), dan menolak tanpa
memberikan pendapat sama sekali (disclaimer).
18
DAFTAR PUSTAKA
https://emiten.com/info/memahami-peran-fungsi-laporan-audit/
https://www.jurnal.id/id/blog/2018-mengenal-audit-laporan-keuangan-dari-
pengertian-tujuan-dan-tahapan-nya/
https://www.scribd.com/document/342055394/Audit-Reports-docx
https://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/EKSI430803-M1.pdf
https://www.jurnal.id/id/blog/jenis-jenis-opini-pada-audit-laporan-
keuangan/#Compliance_Audit
https://www.jurnal.id/id/blog/jenis-opini-audit-laporan-keuangan/
https://www.kja-sandibahari.com/materialitas-dan-risiko-audit-materiality-and-
audit-risk/
19