Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGERTIAN AUDITING
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Auditing 1
Dosen pengampu
Muhammad Luthfi, SE., M.Si

DISUSUN OLEH:

1. Dea Aprilia 20210004


2. Lia Agustina 20210013
3. Miftah Riska Maulana Cahyani 20210016
4. Siti Maryamah 20210023
5. Amelia Rosa 20210031

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua
limpahan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengertian Auditing” tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata
kuliah “ Auditing1”.

Dalam penulisan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen
pembimbing mata kuliah auditing 1 yang telah banyak membantu penyusun agar
dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Penyusun mohon saran dan kritik, terima kasih.

Bandar Lampung,08 Desember 2022


Hormat Kami,

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... 1


KATA PENGANTAR................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 4

1.1.................................................................................................................... Latar
Belakang.................................................................................................... 4
1.2.................................................................................................................... Rumusan
Masalah...................................................................................................... 5
1.3.................................................................................................................... Tujuan
Penulisan.................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 6

2.1. Pengertian Auditing................................................................................. 6


2.2. Perbedaan Auditing dan Akuntansi ........................................................ 8
2.3. Mengapa Diperlukan Audit .................................................................... 9
2.4. Jenis-Jenis Audit .................................................................................... 10
2.5. Profesi Akuntan di Indonesia dan di Negara Lain.................................. 14

BAB III PENUTUP....................................................................................... 17

3.1....................................................................................................................Kesimpul
an............................................................................................................... 17
3.2.................................................................................................................... Saran
................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam perkembangan jaman seperti ini, teknologi dan juga keuangan merupakan
dua hal yang menjadi pilar penting. Bagaimana teknologi bisa mengarahkan manusia
jaman sekarang untuk lebih maju baik dalam berkegiatan maupun dalam membantu
manusia. Sedangkan keuangan merupakan hal utama yang digunakan untuk transaksi
kegiatan apapun dan dianggap valid.

Keuangan sendiri dianggap sensitif dan juga penting baik bagi sebuah
perusahaan ataupun untuk sebuah keluarga. Semakin besar keuangan dan sistemnya
maka harus ada pengawasan yang jelas untuk menjaga agar jalannya keuangan tidak
keluar jalur dengan laporan keuangan.

Laporan keuangan bisa disajikan untuk memenuhi keperluan seperti


mendapatkan informasi secara kuantitatif, lengkap serta terpercaya. Tentunya laporan
ini diberikan kepada orang yang berwenang untuk tahu apa saja yang terjadi di lapangan
dan bagaimana sistem keuangan berjalan.

Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi. Atestasi, pengertian umumnya,


merupakan suatu komunikasi dari seorang expert mengenai kesimpulan tentang
realibilitas dari pernyataan seseorang. Dalam pengertian yang lebih sempit, atestasi
merupakan: “komunikasi tertulis yang menjelaskan suatu kesimpulan mengenai
realibilitas dari asersi tertulis yang merupakan tanggungjawab dari pihak lainnya”.
Seorang akuntan publik, dalam perannya sebagai auditor, memberikan atestasi
mengenai kewajaran dari laporan keuangan sebuah entitas.

Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena


akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya
akan memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi keuangan, hasil usaha,
perubahan ekuitas dan laporan arus kas.

4
1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan auditing?


2. Bagaimana perbedaan auditing dan akuntansi?
3. Mengapa diperlukan audit?
4. Apa saja jenis-jenis audit?
5. Apa saja profesi akuntan di Indonesia dan Negara lain?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan auditing.


2. Untuk mengetahui perbedaan auditing dan akuntansi.
3. Untuk mengetahui mengapa diperlukan audit.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis audit
5. Untuk mengetahui profesi akuntan di Indonesia dan Negara lain

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Auditing


Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan,
karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir
pemeriksaannya akan memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan laporan arus kas.
Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi. Atestasi, pengertian
umumnya, merupakan suatu komunikasi dari seorang expert mengenai
kesimpulan tentang realibilitas dari pernyataan seseorang. Dalam pengertian yang
lebih sempit, atestasi merupakan: “komunikasi tertulis yang menjelaskan suatu
kesimpulan mengenai realibilitas dari asersi tertulis yang merupakan
tanggungjawab dari pihak lainnya”. Seorang akuntan publik, dalam perannya
sebagai auditor, memberikan atestasi mengenai kewajaran dari laporan keuangan
sebuah entitas. Akuntan public juga memberikan jasa atestasi lainnya, seperti
membuat laporan mengenai internal control, dan laporan keuangan porspektif.
Ada beberapa pengertian Auditing yang diberikan oleh beberapa sarjana
dibidang akuntansi antara lain:
 Menurut Hayes (2004:4)
“Suatu proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan dan
mengevaluasi bahan bukti mengenai asersi tentang kejadian dan kegiatan
ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asers tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengomunikasikan hasilnya
kepada pihak-pihak yang berkepentingan,”

 Menurut Konrath (2002:5)


“Suatu proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan dan
mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan – kegiatan dan
kejadian – kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara
asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan
hasilnya kepada pihak – pihak yang berkepentingan”.

6
 Menurut penulis, pengertian auditing adalah:
“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak
yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen, beserta catatan – catatan pembukuan dan bukti – bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.

Ada beberapa hal yang penting dari pengertian tersebut, yang perlu
dibahas lebih lanjut.
Pertama, yang diperiksa adalah laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya.
Laporan keuangan yang harus diperiksa terdiri atas laporan posisi keuangan
(neraca), laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan
arus kas. Catatan-catatan pembukuan terdiri atas buku harian (buku kas/bank,
buku penjualan, buku pembelian, buku serba-serbi), buku besar, sub buku besar,
(piutang, liabilitas, asset tetap, kartu persediaan).
Kedua, pemeriksaan dilakukan secara kritis dan sistematis. Dalam
melakukan pemeriksaannya, akuntan public (di USA: Generally Accepted
Auditing Standards), menaati kode etik akuntan professional IAI dank kode etik
profesi akuntan publik dari IAPI serta mematuhi standar pengendalian mutu.
Ketiga, pemeriksaan dilakukan oleh pihak yang independen, yaitu akuntan
public. Akuntan publik harus independen dalam arti, sebagai pihak luar
perusahaan yang diperiksa, tidak boleh mempunyai kepentingan tertentu didalam
perusahaan (missal, sebagai pemegang saham, direksi atau dewan komisaris), atau
mempunyai hubungan khusus ( missal, keluarga dari pemegang saham, direksi
atau dewan komisaris).
Keempat, tujuan dari pemeriksaan akuntan adalah untuk dapat
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa.
Laporan keuangan yang wajar yang disusun berdasarkan standar akuntansi yang
berlaku umum (di Indonesia: standar akuntansi yang berlaku umum yang
dikodifikasi dalam standar keuangan, di USA: Generally Accepted Accounting

7
Principles), diterapkan secara konsisten dan tidak mengandung kesalahan laporan
keuangan itu benar, karena pemeriksaannya dilakukan secara sampling (test basis)
sehingga mungkin saja terdapat kesalahan dalam laporan keuangan tetapi
jumlahnya tidak material (kecil atau immaterial) sehingga tidak mempengaruhi
kewajaran laporan keuagan secara keseluruhan.
Tujuan auditor adalah untuk menentukan apakah representasi (asersi)
tersebut betul-betul wajar; maksudnya, untuk meyakinkan “tingkat keterkaitan
antara asersi tersebut dengan kriteria yang diterapkan”

2.2. Perbedaan Auditing dan Akuntansi


Auditing mempunyai sifat analitis, karena akuntan publik memulai
pemeriksaannya dari angka – angka dalam laporan keuangan, lalu dicocokkan
dengan neraca saldo, buku besar, buku harian, bukti – bukti pembukuan dan sub
buku besar. Sedangkan akuntansi mempunyai sifat konstruktif, karena disusun
mulai dari bukti – bukti pembukuan, buku harian, buku besar dan sub buku besar,
neraca saldo sampai menjadi laporan keuangan. Akuntansi dilakukan oleh
pegawai perusahaan (bagian akuntansi) dengan berpedoman pada Standar
Akuntansi Keuangan atau ETAP atau IFRS sedangkan auditing dilakukan oleh
akuntan publik (khusunya financial audit) dengan berpedoman pada Standar
Profesional Akuntan Publik, Kode Etik Profesi Akuntan Publik dan Standar
Pengendalian Mutu. Perbedaan auditing dan akuntansi bisa dilihat pada gambar
dibawah.

8
2.3. Mengapa Diperlukan Audit?
Audit atas laporan keuangan terutama diperlukan oleh perusahaan
berbentuk perseroan terbatas (PT) yang pemiliknya adalah para pemegang saham.
Biasanya setahun sekali rapat umum pemegang saham (RUPS) para pemegang
saham akan memintan pertanggungjawaban manajemen perusahaan dalam bentuk
laporan keuangan.
Laporan keuangan yang merupakan tanggung jawab manajemen perlu di
audit oleh KAP yang merupakan pihak ketiga yang independen, karena:
a. Jika tidak audit, ada kemungkinan bahwa laporan keuangan tersebut
mengandung kesalahan mau disengaja ataupun tidak disengaja. Karena
laporan keuangan yang belum diaudit kurang dipercaya kewajarannya oleh
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut.
b. Jika laporan keuangan sudah di audit dan mendapat opini wajar tanpa
pengecualian (enqualified) dari KAP, berarti pengguna laporan keuangan
bisa yakin bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji yang manajerial
dan sajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia (SAK/ETAP/IFRS)
c. Mulai tahun 2001 perusahaan yang total asetnya Rp 25 Milyar keatas
harus memasukkan audited financial statements nya ke departemen
perdagangan dan perindustrian.

9
d. Perusahaan yang sudah go public harus memasukkan audited financial
statements ke Bapepam-LK paling lambat 90 hari setalah tahun buku.
e. SPT yang didukung oleh audited financial statements lebih dipercaya oleh
pihak pajak dibandingkan dengan yang didukung oleh laporan keuangan
yang belum diaudit.

2.4. Jenis-Jenis Audit


Ditinjau dari luasnya pemeriksaan, audit bisa dibedakan atas :
1. Pemeriksaan umum (General Audit)
Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh
KAP independent dengan tujuan untuk bisa memberikan pendapat
mengenasi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Pemeriksaan
tersebut harus diselesaikan sesuai dengan standar professional akuntan
public atau ISA atau panduan audit entitas bisnis kecil dan
memperhatikan kode etik akuntan Indonesia. Kode etik akuntan public
serta standar pengendalian mutu.

2. Pemeriksaan khusus (Special Audit)


Suatu pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan auditee) yang
dilakukan oleh KAP yang independent dan pada akhir pemeriksaannya
auditor tidak perlu memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan
keuangan secara keseluruhan.

Ditinjau dari jenis pemeriksaan audit dibedakan atas:


1. Management Audit (Operational Audit)
Pendekatan audit yang biasa dilakukan adalah menilai efisiensi,
efektivitas, dan keekonomisan dari masing-masing fungsi yang terdapat
dalam perusahaan. Prosedur audit dilakukan dalam suatu management
audit tidak seluas audit prosedur yang dilakukan dalam suatu general
(financial) audit, karena pada evaluasi terhadap kegiatan operasi
perusahaan.

10
Biasanya audit prosedur yang dilakukan mencakup:
 Analytic review procedures, yaitu membandingkan laporan keuangan
periode berjalan dengan periode yang lalu, budget dengan realisasinya
serta rasio (misalnya menghitung rasio likuiditas, dan profitabilitas
untuk tahun berjalan maupun tahun lalu, dan membandingkan dengan
rasio industry)
 Evaluasi atas management control system yang terdapat
diperusahaan tujuannya untuk mengetahui apakah terdapat sistem
pengendalian manajemen dan pengendalian intern (intern control)
yang memadai dalam perusahaan.
 Pengujian ketaatan (Compliance Test)
Untuk menilai efektivitas dari pengendalian intern sistem pengendalian
manajement dengan melakukan pemeriksaan secara sampling atas
bukti-bukti pembukuan.

Ada 4 tahapan dalam suatu manajemen audit :


1) Survei Pendahuluan (Preliminary Survey)
Survei pendahuluan dimaksudkan untuk mendapat gambaran
mengenai bisnis perusahaan yang dilakukan melalui tanya jawab
dengan manajemen dan staf perusahaan serta pengguna
questionnaires.
2) Penelaahan dan Pengujian Atas Sistem Pengendalian
Manajemen (Review and Testing of management control system)
Untuk menegvaluasi dan menguji efektivitas dan pengendalian
management yang terdapat diperusahaan. Biasanya digunakan
management control questionsnaries (ICQ), flowchart dan
penjelasan narrative serta dilakukan pengertian atas beberapa
transaksi (walk through the documents).
3) Pengujian Terinci (Detailed Examination)
Melakukan pemeriksaan terhadap transaksi perusahaan untuk
mengetahui apakah prosesnya sesuai dengan kebijakan yang telah
ditetapkan manajemen.

11
4) Pengembangan Laporan (Report Development)
Dalam menyusun laporan pemeriksaan, auditor tidak memberikan
opini mengenai kewajaran laporan keuangan perusahaan. Laporan
yang dibuat mirip dengan management latter, karena berisin
temuan pemeriksaan (audit findings) mengenai penyimpangan
yang terjadi terhadap kriteria (standard) yang berlaku yang
menimbulkan inefisiensi, infetivitas dan ketidakhematan
(pemborosan) dan kelemahan dalam sistem pengendalian
manajement (management control system) yang terdapat
diperusahaan. Selain itu auditor juga memberikan saran-saran
perbaikan.

Menurut Aren et. all. (2011: 825) ada 3 jenis operasional audit yaitu:
1. Functional Audits; untuk menilai 3E dari berbagai fungsi dalam perusahaa
seperti fungsi akuntansi, fungsi produksi, fungsi marketing dan lain-lain.
2. Organizational Audit; untuk menilai 3E dari keseluruhan organisasi
perusahaan. Perencanaan organisasi dan metode untuk koordinasi aktivitas
merupakan hal yang sangat penting dalam jenis audit ini..
3. Special assigment, timbul atas permintaan manajemen misalnya mengaudit
penyebab tidak elektifnya IT system, investigasi kemungkinan terjadinya
fraud di suatu bagian dan membuat rekomendasi untuk mengurangi biaya
produksi suatu produk.

2. Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Audit)


Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan sudah
mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik
yang ditetapkan oleh pihak Intern perusahaan (manajemen, dewan
komisaris) maupun pihak eksternal (Pemerintah, Bapepam LK, Bank
Indonesia. Direktorat Jenderal Pajak, dan lain-lain). Pemeriksaan bisa
dilakukan baik oleh KAP maupun Bagian Internal Audit.

12
3. Pemeriksaan Intern (Internal Audit)
Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit
perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi
perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang
telah ditentukan. Pemeriksaan yang dilakukan internal auditor
biasanya lebih rinci dibandingkan dengan pemeriksaan urnum yang
dilakukan oleh KAP Internal auditor biasanya tidak memberikan
opini terhadap kowajaran laporan keuangan, karena pihak-pihak di
luar perusahaan menganggap bahwa internal auditor, yang
merupakan orang dalam perusahaan, tidak Independen. Laporan
internal auditor berisi temuan pemeriksaan (audit findings)
mengenai penyimpangan dan kecurangan yang ditemukan,
kelemahan pengendalian internal beserta saran-saran perbaikannya
(recommendations).

4. Computer Audit
Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data
akuntansinya dengan menggunakan Electronic Data Processing
(EDP) System.
Ada 2 (dua) metode yang bisa dilakukan auditor:
1. Audit Around The Computer
Dalam hal ini auditor hanya memeriksa input dan output
dari EDP system tanpa melakukan tes terhadap proses
dalam EDP system tersebut.
2. Audit Through The Computer
Selain memeriksa input dan output, Auditor juga
melakukan tes proses EDP nya. Pengetesan tersebut
(merupakan compliance test) dilakukan dengan
menggunakan Generalized Audit Software, ACL dil dan
memasukkan dummy data (data palsu) untuk mengetahui
apakah data tersebut diproses sesuai dengan sistem yang
seharusnya. Dummy data digunakan agar tidak mengganggu

13
dala asli. Dalam hal ini KAP harus mempunyal Computer
Audit Specialist yang merupakan auditor berpengalaman
dengan tambahan keahlian di bidang computer information
system audit.

2.5. Profesi Akuntan di Indonesia dan di Negara Lain


Di Indonesia, pemakaian gelar akuntan, sampai saat ini, dilindungi oleh
Undang-Undang Pemakaian Gelar Akuntan tahun 1954. Mereka yang berhak
memakai getar akuntan adalah lulusan Fakultas Ekonomi Negeri Jurusan
Akuntansi (Universitas Indonesia. Universitas Gadjah Mada, Universitas
Padjadjaran, Universitas Airlangga, Iniversitas Diponegoro, Universitas Sam
Ratulangi, Universitas Brawijaya, Unud, Andalas, Syah Kuala), lulusan Sekolah
Tinggi Akuntan Negara (STAN) dan lulusan Fakultas Ekonomi Swasta Jurusan
Akuntansi yang telah lulus ujian negara dan UNA Dasar serta UNA Profesi
Saat ini untuk mendapat gelar akuntan, seorang lulusan fakultas ekonomi
jurusan akuntansi baik negeri maupun swasta harus mengikuti Pendidikan Profesi
Akuntan d Perguruan Tinggi tertentu dan mengambil antara 20-30 SKS. Mereka
yang berhak memakai gelar akuntan harus mendaftar ke Departemen Keuangan
untuk mendapat nomor register dimuial dengan A dan D (saat ini sudah mencapai
kurang lebih 50.270).
Untuk bisa memperoleh izin praktik sebagai akuntan publik, seorang
akuntan harus memenuhi beberapa syarat yang ditentukan Departemen Keuangan,
antara lain: berpengalaman di KAP minimal 3 tahun setara 4.000 jam, mempunyai
beberapa orang staf mempunyai kantor yang cukup representatif dan lain-lain.
Mulal awal tahun 1998, untuk memperoleh izin praktik, terlebih dahulu harus
lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) yang diselenggarakan atas
kerjasama IAI dan Departemen Keuangan.
Saat ini USAP sudah diganti dengan ujian CPA yang boleh diikuti oleh
mereka yang sudah bergelar Akuntan. Khusus untuk Akuntan Publik Senior
diberikan kesempatan untuk memperoleh CPA Recognition melalui pelatihan
selama seminggu penuh.

14
Seorang akuntan yang mempunyal nomor register bisa memilih profesi sebagai:
 Akuntan Publik (External Auditor): dengan memiliki KAP atau bekerja di
KAP.
 Pemeriksa Intern (Internal Auditor): dengan bekerja di Bagian
Pemeriksaan Intern (Internal Audit Department) suatu perusahaan swasta
atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN), di BUMN biasanya disebut
Satuan Pengawas Intern (SPI). Auditor Pemerintah (Government Auditor):
dengan bekerja di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau Inspektorat di suatu
Departemen Pemerintah.
 Financial Accountant: dengan bekerja di bagian akuntansi keuangan suatu
perusahaan.
 Cost Accountant: dengan bekerja di bagian akuntansi biaya suatu
perusahaan. • Management Accountant dengan bekerja di bagian akuntansi
manajemen suatu perusahaan.
 Tax Accountant: dengan bekerja di bagian perpajakan suatu perusahaan
atau Direktorat Jenderal Pajak
 Akuntan Pendidik: dengan bekerja sebagai dosen baik di Perguruan Tinggi
Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Akuntan Pendidik
banyak yang merangkap sebagai akuntan publik, internal auditor, maupun
akuntan manajemen (yang bekerja disuatu perusahaan) atau sebagai
government accountant (akuntan pemerintah) yang bekerja pada instansi
pemerintah.

Di negara lain, untuk mendapat gelar akuntan harus mengikuti ujian


profesi yang diselenggarakan oleh ikatan profesi akuntan di negara tersebut, dan
sebelumnya peserta harus memiliki paling sedikit ijazah sarjana muda (bachelor).
Namun saat ini peserta ujian profesi harus berijazah master.
Misalnya di Amerika, untuk mendapat gelar Certified Public Accountant
(CPA) harus lulus ujian yang diselenggarakan oleh American Institute of Certified
Public Accountant (AICPA). Untuk mendapat gelar Certified Internal Auditor

15
(CIA) harus lulus ujian yang diselenggarakan oleh Institute of Internal Auditor
(IIA). Untuk mendapat gelar Certified Management Accountant (CMA) harus
lulus ujian yang diselenggarakan oleh Institute of Management Accountant (IMA).
Di Inggris, untuk mendapat gelar Chartered Accountant (CA) harus lulus
ujian yang diselenggarakan oleh UK Accountant Association. Di Singapore, untuk
mendapat gelar Chartered Accountant (CA) harus lulus ujian yang
diselenggarakan oleh Singapore Accountant Association.

16
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena


akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir
pemeriksaannya akan memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan laporan arus kas.
Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi. Atestasi, pengertian
umumnya, merupakan suatu komunikasi dari seorang expert mengenai
kesimpulan tentang realibilitas dari pernyataan seseorang. Dalam pengertian yang
lebih sempit, atestasi merupakan: “komunikasi tertulis yang menjelaskan suatu
kesimpulan mengenai realibilitas dari asersi tertulis yang merupakan
tanggungjawab dari pihak lainnya”. Seorang akuntan publik, dalam perannya
sebagai auditor, memberikan atestasi mengenai kewajaran dari laporan keuangan
sebuah entitas. Akuntan public juga memberikan jasa atestasi lainnya, seperti
membuat laporan mengenai internal control, dan laporan keuangan porspektif.

3.2. Saran

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih


terdapat banyak kekurangan baik dari sisi penulisan maupun penggunaan bahasa.
Oleh karena itu, penulis menerima saran yang dapat membangun motivasi penulis
dalam langkah penyempurnaan makalah ke depannya. Terima kasih.

17
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2017. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh


Akuntan Publik. Jakarta. Salemba Empat.

18

Anda mungkin juga menyukai