PENGERTIAN AUDITING
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Auditing 1
Dosen pengampu
Muhammad Luthfi, SE., M.Si
DISUSUN OLEH:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua
limpahan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengertian Auditing” tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata
kuliah “ Auditing1”.
Dalam penulisan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen
pembimbing mata kuliah auditing 1 yang telah banyak membantu penyusun agar
dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Penyusun mohon saran dan kritik, terima kasih.
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 4
1.1.................................................................................................................... Latar
Belakang.................................................................................................... 4
1.2.................................................................................................................... Rumusan
Masalah...................................................................................................... 5
1.3.................................................................................................................... Tujuan
Penulisan.................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 6
3.1....................................................................................................................Kesimpul
an............................................................................................................... 17
3.2.................................................................................................................... Saran
................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam perkembangan jaman seperti ini, teknologi dan juga keuangan merupakan
dua hal yang menjadi pilar penting. Bagaimana teknologi bisa mengarahkan manusia
jaman sekarang untuk lebih maju baik dalam berkegiatan maupun dalam membantu
manusia. Sedangkan keuangan merupakan hal utama yang digunakan untuk transaksi
kegiatan apapun dan dianggap valid.
Keuangan sendiri dianggap sensitif dan juga penting baik bagi sebuah
perusahaan ataupun untuk sebuah keluarga. Semakin besar keuangan dan sistemnya
maka harus ada pengawasan yang jelas untuk menjaga agar jalannya keuangan tidak
keluar jalur dengan laporan keuangan.
4
1.2. Rumusan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Menurut penulis, pengertian auditing adalah:
“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak
yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen, beserta catatan – catatan pembukuan dan bukti – bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.
Ada beberapa hal yang penting dari pengertian tersebut, yang perlu
dibahas lebih lanjut.
Pertama, yang diperiksa adalah laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya.
Laporan keuangan yang harus diperiksa terdiri atas laporan posisi keuangan
(neraca), laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan
arus kas. Catatan-catatan pembukuan terdiri atas buku harian (buku kas/bank,
buku penjualan, buku pembelian, buku serba-serbi), buku besar, sub buku besar,
(piutang, liabilitas, asset tetap, kartu persediaan).
Kedua, pemeriksaan dilakukan secara kritis dan sistematis. Dalam
melakukan pemeriksaannya, akuntan public (di USA: Generally Accepted
Auditing Standards), menaati kode etik akuntan professional IAI dank kode etik
profesi akuntan publik dari IAPI serta mematuhi standar pengendalian mutu.
Ketiga, pemeriksaan dilakukan oleh pihak yang independen, yaitu akuntan
public. Akuntan publik harus independen dalam arti, sebagai pihak luar
perusahaan yang diperiksa, tidak boleh mempunyai kepentingan tertentu didalam
perusahaan (missal, sebagai pemegang saham, direksi atau dewan komisaris), atau
mempunyai hubungan khusus ( missal, keluarga dari pemegang saham, direksi
atau dewan komisaris).
Keempat, tujuan dari pemeriksaan akuntan adalah untuk dapat
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa.
Laporan keuangan yang wajar yang disusun berdasarkan standar akuntansi yang
berlaku umum (di Indonesia: standar akuntansi yang berlaku umum yang
dikodifikasi dalam standar keuangan, di USA: Generally Accepted Accounting
7
Principles), diterapkan secara konsisten dan tidak mengandung kesalahan laporan
keuangan itu benar, karena pemeriksaannya dilakukan secara sampling (test basis)
sehingga mungkin saja terdapat kesalahan dalam laporan keuangan tetapi
jumlahnya tidak material (kecil atau immaterial) sehingga tidak mempengaruhi
kewajaran laporan keuagan secara keseluruhan.
Tujuan auditor adalah untuk menentukan apakah representasi (asersi)
tersebut betul-betul wajar; maksudnya, untuk meyakinkan “tingkat keterkaitan
antara asersi tersebut dengan kriteria yang diterapkan”
8
2.3. Mengapa Diperlukan Audit?
Audit atas laporan keuangan terutama diperlukan oleh perusahaan
berbentuk perseroan terbatas (PT) yang pemiliknya adalah para pemegang saham.
Biasanya setahun sekali rapat umum pemegang saham (RUPS) para pemegang
saham akan memintan pertanggungjawaban manajemen perusahaan dalam bentuk
laporan keuangan.
Laporan keuangan yang merupakan tanggung jawab manajemen perlu di
audit oleh KAP yang merupakan pihak ketiga yang independen, karena:
a. Jika tidak audit, ada kemungkinan bahwa laporan keuangan tersebut
mengandung kesalahan mau disengaja ataupun tidak disengaja. Karena
laporan keuangan yang belum diaudit kurang dipercaya kewajarannya oleh
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut.
b. Jika laporan keuangan sudah di audit dan mendapat opini wajar tanpa
pengecualian (enqualified) dari KAP, berarti pengguna laporan keuangan
bisa yakin bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji yang manajerial
dan sajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia (SAK/ETAP/IFRS)
c. Mulai tahun 2001 perusahaan yang total asetnya Rp 25 Milyar keatas
harus memasukkan audited financial statements nya ke departemen
perdagangan dan perindustrian.
9
d. Perusahaan yang sudah go public harus memasukkan audited financial
statements ke Bapepam-LK paling lambat 90 hari setalah tahun buku.
e. SPT yang didukung oleh audited financial statements lebih dipercaya oleh
pihak pajak dibandingkan dengan yang didukung oleh laporan keuangan
yang belum diaudit.
10
Biasanya audit prosedur yang dilakukan mencakup:
Analytic review procedures, yaitu membandingkan laporan keuangan
periode berjalan dengan periode yang lalu, budget dengan realisasinya
serta rasio (misalnya menghitung rasio likuiditas, dan profitabilitas
untuk tahun berjalan maupun tahun lalu, dan membandingkan dengan
rasio industry)
Evaluasi atas management control system yang terdapat
diperusahaan tujuannya untuk mengetahui apakah terdapat sistem
pengendalian manajemen dan pengendalian intern (intern control)
yang memadai dalam perusahaan.
Pengujian ketaatan (Compliance Test)
Untuk menilai efektivitas dari pengendalian intern sistem pengendalian
manajement dengan melakukan pemeriksaan secara sampling atas
bukti-bukti pembukuan.
11
4) Pengembangan Laporan (Report Development)
Dalam menyusun laporan pemeriksaan, auditor tidak memberikan
opini mengenai kewajaran laporan keuangan perusahaan. Laporan
yang dibuat mirip dengan management latter, karena berisin
temuan pemeriksaan (audit findings) mengenai penyimpangan
yang terjadi terhadap kriteria (standard) yang berlaku yang
menimbulkan inefisiensi, infetivitas dan ketidakhematan
(pemborosan) dan kelemahan dalam sistem pengendalian
manajement (management control system) yang terdapat
diperusahaan. Selain itu auditor juga memberikan saran-saran
perbaikan.
Menurut Aren et. all. (2011: 825) ada 3 jenis operasional audit yaitu:
1. Functional Audits; untuk menilai 3E dari berbagai fungsi dalam perusahaa
seperti fungsi akuntansi, fungsi produksi, fungsi marketing dan lain-lain.
2. Organizational Audit; untuk menilai 3E dari keseluruhan organisasi
perusahaan. Perencanaan organisasi dan metode untuk koordinasi aktivitas
merupakan hal yang sangat penting dalam jenis audit ini..
3. Special assigment, timbul atas permintaan manajemen misalnya mengaudit
penyebab tidak elektifnya IT system, investigasi kemungkinan terjadinya
fraud di suatu bagian dan membuat rekomendasi untuk mengurangi biaya
produksi suatu produk.
12
3. Pemeriksaan Intern (Internal Audit)
Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit
perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi
perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang
telah ditentukan. Pemeriksaan yang dilakukan internal auditor
biasanya lebih rinci dibandingkan dengan pemeriksaan urnum yang
dilakukan oleh KAP Internal auditor biasanya tidak memberikan
opini terhadap kowajaran laporan keuangan, karena pihak-pihak di
luar perusahaan menganggap bahwa internal auditor, yang
merupakan orang dalam perusahaan, tidak Independen. Laporan
internal auditor berisi temuan pemeriksaan (audit findings)
mengenai penyimpangan dan kecurangan yang ditemukan,
kelemahan pengendalian internal beserta saran-saran perbaikannya
(recommendations).
4. Computer Audit
Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data
akuntansinya dengan menggunakan Electronic Data Processing
(EDP) System.
Ada 2 (dua) metode yang bisa dilakukan auditor:
1. Audit Around The Computer
Dalam hal ini auditor hanya memeriksa input dan output
dari EDP system tanpa melakukan tes terhadap proses
dalam EDP system tersebut.
2. Audit Through The Computer
Selain memeriksa input dan output, Auditor juga
melakukan tes proses EDP nya. Pengetesan tersebut
(merupakan compliance test) dilakukan dengan
menggunakan Generalized Audit Software, ACL dil dan
memasukkan dummy data (data palsu) untuk mengetahui
apakah data tersebut diproses sesuai dengan sistem yang
seharusnya. Dummy data digunakan agar tidak mengganggu
13
dala asli. Dalam hal ini KAP harus mempunyal Computer
Audit Specialist yang merupakan auditor berpengalaman
dengan tambahan keahlian di bidang computer information
system audit.
14
Seorang akuntan yang mempunyal nomor register bisa memilih profesi sebagai:
Akuntan Publik (External Auditor): dengan memiliki KAP atau bekerja di
KAP.
Pemeriksa Intern (Internal Auditor): dengan bekerja di Bagian
Pemeriksaan Intern (Internal Audit Department) suatu perusahaan swasta
atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN), di BUMN biasanya disebut
Satuan Pengawas Intern (SPI). Auditor Pemerintah (Government Auditor):
dengan bekerja di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau Inspektorat di suatu
Departemen Pemerintah.
Financial Accountant: dengan bekerja di bagian akuntansi keuangan suatu
perusahaan.
Cost Accountant: dengan bekerja di bagian akuntansi biaya suatu
perusahaan. • Management Accountant dengan bekerja di bagian akuntansi
manajemen suatu perusahaan.
Tax Accountant: dengan bekerja di bagian perpajakan suatu perusahaan
atau Direktorat Jenderal Pajak
Akuntan Pendidik: dengan bekerja sebagai dosen baik di Perguruan Tinggi
Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Akuntan Pendidik
banyak yang merangkap sebagai akuntan publik, internal auditor, maupun
akuntan manajemen (yang bekerja disuatu perusahaan) atau sebagai
government accountant (akuntan pemerintah) yang bekerja pada instansi
pemerintah.
15
(CIA) harus lulus ujian yang diselenggarakan oleh Institute of Internal Auditor
(IIA). Untuk mendapat gelar Certified Management Accountant (CMA) harus
lulus ujian yang diselenggarakan oleh Institute of Management Accountant (IMA).
Di Inggris, untuk mendapat gelar Chartered Accountant (CA) harus lulus
ujian yang diselenggarakan oleh UK Accountant Association. Di Singapore, untuk
mendapat gelar Chartered Accountant (CA) harus lulus ujian yang
diselenggarakan oleh Singapore Accountant Association.
16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
18