Disusun oleh:
Miya Erika Febriana (126403202109)
Rada Yuhendra (126403202117)
Pipit Pujiati (126403202119)
Luthfiyatul Hasanah (126403202123)
KELAS 5C
AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan ridho-Nya karena atas segala kenikmatan dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Auditing dan Profesi Akuntan
Publik” dengan baik dan selesai tepat waktu.
Penulisan makalah ini bertujuan guna memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Auditing. Disamping itu, makalah ini diharapkan dapat menjadikan sarana
pembelajaran serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
.............................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
A. Pengertian Auditing.................................................................................................2
B. Unsur-unsur Penugasan Audit.................................................................................3
C. Jenis-jenis Audit......................................................................................................4
D. Tujuan Audit............................................................................................................5
E. Tahapan-tahapan Audit............................................................................................5
F. Prosedur Audit.........................................................................................................6
G. Pengertian Profesi Akuntan Publik..........................................................................8
H. Peran Akuntan Publik..............................................................................................8
I. Perizinan Akuntan Publik........................................................................................9
BAB III PENUTUP...........................................................................................................14
Kesimpulan....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Auditing
Menurut Arum Ardianingsih, audit adalah salah satu contoh penugasan asurans.
Jasa asuransi adalah jasa yang diberikan oleh akuntan publik yang bertujuan untuk
memberikan keyakinan memadai bagi pemangku kepentingan atas hasil pengukuran
informasi keuangan dan informasi non keuangan berdasarkan suatu kriteria.1 Lebih lanjut
menurut Luluk Musfiroh, audit adalah pemeriksaan secara sistematis yang dilakukan oleh
pihak independen, dalam hal ini adalah akuntan publik untuk menilai kewajaran laporan
keuangan entitas dibandingkan dengan kriteria yang ditentukan yang outputnya berupa
opini atau simpulan.2 Sedangkan menurut Indra Bastian, auditing adalah suatu investigasi
independen terhadap beberapa aktivitas khusus. Mekanismenya adalah memosisikan dan
menggerakkan makna akuntabilitas dalam pengelolaan sektor pemerintahan, Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), instansi pengelola aset negara lainnya, ataupun organisasi publik
dan pemerintah, seperti partai politik, LSM, yayasan, dan organisasi di tempat
peribadatan.3 Berdasarkan ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa audit adalah
pengumpulan, pengecekan, dan evaluasi atas suatu laporan keuangan kemudian
menentukan dan memberikan opini mengenai tingkat kesesuaian antara informasi yang
ada dalam laporan keuangan tersebut dengan kriteria atau target yang telah ditentukan.
Untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara informasi yang ada dalam laporan
keuangan dengan target yang dibuat maka diperlukan bukti. Bukti memiliki banyak bentuk
yang berbeda, termasuk:
2
B. Unsur-unsur Penugasan Audit
1. Hubungan tripartit
Dalam perikatan audit maka ada 3 pihak yang memiliki hubungan utama, yaitu
auditor sebagai praktisi, penanggung jawab adalah manajemen perusahaan dari
perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan, dan pengguna yang dituju sesuai
dengan tujuan penugasan audit seperti bank, investor, Direktorat Jenderal Pajak (DJP),
dan sebagainya.
3. Kriteria
Audit menggunakan kriteria sebagai tolak ukur untuk mengevaluasi pokok tugas
serta tolak ukur untuk penyajian dan pengungkapan. Dalam audit maka kriteria yang
digunakan adalah standar yang dipakai untuk menyusun laporan keuangan seperti SAK,
SAP, SPKN, dan sebagainyanya.
4. Bukti audit
Bukti audit adalah setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan
apakah informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
5. Laporan ansurans
Dalam setiap penugasan audit maka auditor akan menyiapkan laporan tertulis
berisi kesimpulan yang menegaskan anjuran yang diperolehnya tentang informasi
pokok tugas.5
5
Arum Ardianingsih, Audit Laporan Keuangan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), hal. 3-4
3
organisasi/perusahaan, seorang auditor memerlukan informasi mengenai laporan laba rugi,
laporan perubahan ekuitas, laporan posisi keuangan, dan laporan arus kas. Seorang auditor
akan membandingkan apakah penyajian, pengungkapan, dan penyusunan laporan
keuangan suatu organisasi/perusahaan sudah sesuai dengan SAK, SAP, SKPN, dan standar
lainnya, untuk membantu mengetahui apakah informasi yang terdapat dalam laporan
keuangan sudah sesuai dengan standar atau belum maka diperlukan bukti yang cukup dan
tepat. Setelah selesai melakukan tugasnya auditor akan memberikan kesimpulan dalam
bentuk laporan tertulis.
C. Jenis-jenis Audit
2. Audit operasional.
Audit ini biasanya melakukan pengujian secara sistematis, terorganisasi, dan
objektif atas suatu perusahaan untuk menilai pemanfaatan sumber daya dalam
memberikan pelayanan publik secara efisien dan efektif dalam memenuhi harapan
pemangku kepentingan dan memberikan rekomendasi untuk peningkatan kinerja
perusahaan.
3. Audit kepatuhan.
Audit kepatuhan merupakan pemeriksaan yang sistematis terhadap kegiatan
program organisasi dan seluruh atau sebagian aktivitas dengan tujuan menilai dan
melaporkan apakah sumber daya dan dana digunakan secara ekonomis dan efisien,
apakah tujuan kegiatan atau program telah direncanakan dan dicapai secara efektif
dengan tidak bertentangan pada peraturan yang berlaku.6
6
Arum Ardianingsih, Audit Laporan Keuangan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), hlm. 4-5
4
Dapat disimpulkan bahwa, audit laporan keuangan dilakukan untuk memastikan
bahwa laporan keuangan telah memenuhi kriteria atau standar yang berlaku. Audit
operasional/kinerja dilakukan untuk memastikan bahwa sumber daya yang dimiliki
perusaaan/organisasi sudah dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Audit kepatuhan
memastikan bahwa perusahaan/organisasi telah mematuhi kewajibannya, seperti
memenuhi kewajiban perpajakannya.
D. Tujuan Audit
Secara spesifik tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah
untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.7 Informasi pada laporan keuangan yang sudah diaudit
akan dipercaya oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Misalnya, investor yang ingin
menanamkan dana ke suatu perusahaan. Sebelumnya investor akan memastikan dulu
bahwa laporan keuangan yang diberikan oleh pihak internal perusahaan tidak terdapat
manipulasi atau kecurangan dalam penyajiannya. Untuk memastikan bahwa laporan
keuangan yang diberikan tersebut tidak terdapat manipulasi atau kecurangan maka
diperlukan jaminan dari seorang auditor dalam bentuk opini audit yang akan melengkapi
laporan keuangan.
E. Tahapan-tahapan Audit
a. Kantor Akuntan Publik (KAP) dihubungi oleh calon pelanggan (klien) yang
membutuhkan jasa audit.
b. KAP membuat janji untuk bertemu dengan calon klien untuk membicarakan:
Alasan perusahaan untuk mengaudit laporan keuangannya (apakah untuk
kepentingan pemegang saham dan direksi, pihak bank/kreditor, Bapepam-LK,
Kantor Pelayanan Pajak, dan lain-lain).
Apakah sebelumnya perusahaan pernah diaudit KAP lain
Apa jenis usaha perusahaan dan gambaran umum mengenai perusahaan tersebut.
7
Djuni Farhan, Etika dan Akuntabilitas Profesi Akuntans Publik, (Jakarta: Intimedia, 2009), hlm. 64-
65
5
Apakah data akuntansi perusahaan diproses secara manual atau dengan bantuan
komputer.
Apakah sistem penyimpanan bukti-bukti pembukuan cukup rapi.
c. KAP mengajukan surat penawaran (audit proposal) yang antara lain berisi: jenis jasa
yang diberikan, besarnya biaya audit (audit fee), kapan audit dimulai, kapan laporan
harus diserahkan, dan lain-lain. Jika perusahaan menyetujui, audit proposal tersebut
akan menjadi engagement letter (surat penugasan atau penjanjian kerja).
d. KAP melakukan audit field work (pemeriksaan lapangan) di kantor klien. Setelah
audit field work selesai, KAP memberikan draft audit report kepada klien, sebagai
bahan untuk diskusi. Setelah draft report disetujui klien, KAP akan menyerahkan
final audit report, tetapi sebelumnya KAP harus meminta surat pernyataan langganan
(client representation letter) dari klien yang tanggalnya sama dengan tanggal audit
report dan tanggal selesainya audit field work.
e. Selain audit report, KAP juga diharapkan memberikan management letter yang isinya
memberitahukan kepada manajemen mengenai kelemahan pengendalian internal
perusahaan dan saran-saran perbaikannya.8
F. Prosedur Audit
Menurut Arum Ardianingsih, prosedur audit adalah metode atau cara yang dilakukan
oleh auditor untuk memperoleh bukti audit selama proses audit. Bukti audit dapat
diperoleh auditor dengan melakukan serangkaian prosedur audit yang terdiri dari berikut
ini:
1. Inspeksi
Inspeksi adalah salah satu prosedur yang dapat digunakan oleh auditor untuk menilai
risiko. ISA 500 menggunakan inspeksi dalam dua makna yaitu sebagai berikut:
a. Pemeriksaan catatan atau dokumen, baik internal maupun eksternal dalam bentuk
kertas, elektronik atau media lainnya
b. Pemeriksaan fisik atau suatu aset
2. Pengamatan atau observasi
Observasi meliputi kegiatan mengamati pelaksanaan sejumlah proses atau prosedur
yang dilakukan oleh karyawan klien. Prosedur observasi menyediakan informasi
tambahan mengenai perusahaan dan lingkungannya. Prosedur ini juga sebagai prosedur
pendukung dari prosedur bertanya.
8
Sukrisno Agoes, Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan, (Jakarta Selatan: Salemba Empat,
2017), hlm. 9-10
6
3. Konfirmasi eksternal
Konfirmasi eksternal adalah bukti audit berupa tanggapan tertulis secara langsung
yang diperoleh auditor atas permintaannya dari pihak ketiga dalam bentuk kertas,
elektronik atau media lainnya. Prosedur audit mengenai konfirmasi eksternal diatur
dalam ISA 505
4. Perhitungan Kembali
Perhitungan kembali adalah mengecek akurasi atau ketelitian matematis dalam
catatan atau dokumen. Perhitungan kembali dapat dilakukan secara manual maupun
elektronik.
5. Lakukan Kembali
Auditor melakukan Kembali secara independen prosedur atau pengendalian yang
telah atau yang seharusnya sudah di kerjakan, sebagai bagian dari sistem pengendalian
intern di perusahaan klien
6. Prosedur analitikal
Merupakan kegiatan mempelajari dan membandingkan data-data keuangan
maupun data non keuangan yang saling berhubungan (melakukan perbandingan-
perbandingan laporan keuangan). Prosedur analitikal merupakan salah satu prosedur
penilaian risiko yang membantu mengidentifikasi hal-hal yang mempunyai implikasi
terhadap laporan keuangan dan audit. Contohnya, angka-angka yang terlalu tinggi,
rasio-rasio yang melenceng, dan tren ganjil.
7. Bertanya
Bertanya adalah mencari informasi dari orang yang mengetahui masalah keuangan
dan non keuangan, baik orang di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan.
Bertanya digunakan secara ekstensif sepanjang audit. Prosedur ini merupakan salah dari
prosedur untuk melakukan penilaian risiko.
8. Teknik audit berbasis komputer/CAATS
Penggunaan software audit untuk melakukan berbagai prosedur audit apabila
catatan akuntansi klien dipelihara dalam media elektronik.9
9
Arum Ardianingsih, Audit Laporan Keuangan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), hlm. 20-22
7
G. Pengertian Profesi Akuntan Publik
Menurut Devianti Yunita, akuntan publik adalah akuntan yang berpraktik dalam
suatu entitas berupa kantor akuntan publik, yang menyediakan berbagai jenis jasa yang
diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik, yaitu auditing, arestasi, akuntansi dan
review, dan jasa konsultasi. Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan
tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan-perusahaan, sehingga masyarakat
memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar untuk memutuskan alokasi
sumber-sumber ekonomi. Dengan kata lain, information risk yang dijelaskan di awal
pembahasan dapat dihindari.10
Jadi, dapat disimpulkan bahwa profesi akuntan publik merupakan profesi yang
bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan-
perusahaan yang berpraktik dalam suatu entitas publik, seperti di lembaga-lembaga tinggi
negara dan departemen-departemen di bawahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD,
LSM, dan yayasan sosial, maupun proyek-proyek kerja sama sektor publik.
Menurut Djuni Farhan, peranan akuntan dalam penyajian informasi keuangan adalah
sangat besar. Akuntan merupakan orang yang ada di belakang/dibalik informasi keuangan
yang disajikan perusahaan atau organisasi lain kepada pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang akan diambilnya. Pihak luar perusahaan
sangat mengandalkan relevansi bidang keandalan informasi yang diperoleh melalui
pelaporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan
Menurut Djuni Farhan, peran akuntan publik adalah untuk memberi kepastian
bahwa laporan keuangan yang diterbitkan tidak mengandung informasi yang menyesatkan
pemakainya. Akibatnya, pemakai laporan sangat tergantung pada pendapat akuntan publik
sebelum memberikan kepercayaan pada laporan keuangan. Akuntan publik juga
10
Devianti Yunita, “Auditing dan Profesi Akuntan Publik” dalam
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PAJA3337-M1.pdf, diakses 3 September 2022
11
Indra Bastian, “Lingkup Akuntansi Sektor Publik” dalam http://repository.ut.ac.id/3858/1/EKSI4207-
M1.pdf, diakses 3 September 2022
8
membantu manajemen dalam hal pernyataan pendapat yang dapat digunakan oleh
manajemen untuk mendukung pertanggungjawaban seperti yang dilaporkan dalam laporan
keuangan.
Oleh karena itu, peran akuntan publik sangat penting untuk menjaga kredibilitas
dan penyajian informasi laporan keuangan suatu perusahaan dan lembaga-lembaga
pelayanan publik. Akuntan publik juga sangat berperan dalam mengaudit laporan
keuangan agar tidak menimbulkan suatu kecurigaan laporan keuangan yang ada pada
lembaga publik.
Pasal 6:
(1) Untuk mendapatkan izin menjadi Akuntan Publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5 ayat 1 seseorang harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Memiliki sertifikat tanda lulus ujian profesi akuntan publik yang sah
2. Berpengalaman praktik memberikan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
3. Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
4. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
5. Tidak pernah dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin Akuntan Publik
6. Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima)
tahun atau lebih
7. Menjadi anggota Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan oleh Menteri
8. Tidak berada dalam pengampuan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara perizinan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri.
9
Pasal 7:
(1) Akuntan Publik Asing dapat mengajukan permohonan izin Akuntan Publik kepada
Menteri apabila telah ada perjanjian saling pengakuan antara Pemerintah Indonesia
dan pemerintah negara dari Akuntan Publik Asing tersebut.
(2) Untuk mendapatkan izin Akuntan Publik, Akuntan Publik Asing harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
1. Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
3. Tidak pernah dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin sebagai akuntan
publik di negara asalnya
4. Tidak pernah dipidana
5. Tidak berada dalam pengampuan
6. Mempunyai kemampuan berbahasa Indonesia
7. Mempunyai pengetahuan di bidang perpajakan dan hukum dagang Indonesia
8. Berpengalaman praktik dalam bidang penugasan asuransi yang dinyatakan dalam
suatu hasil penilaian oleh asosiasi profesi akuntan publik
9. Sehat jasmani dan rohani yang dinyatakan oleh dokter di Indonesia
10. Ketentuan lain sesuai dengan perjanjian saling pengakuan antara Pemerintah
Indonesia dan pemerintah negara dari Akuntan Publik Asing.
(3) Akuntan Publik Asing yang telah memiliki izin Akuntan Publik tunduk pada Undang-
undang ini.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara permohonan izin Akuntan
Publik Asing menjadi Akuntan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur
dalam Peraturan Menteri.
Izin Usaha
Pasal 18:
10
2. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak Badan untuk KAP yang berbentuk usaha
persekutuan perdata dan firma atau Nomor Pokok Wajib Pajak Pribadi untuk KAP
yang berbentuk usaha perseorangan
3. Mempunyai paling sedikit 2 (dua) orang tenaga kerja profesional pemeriksa di
bidang akuntansi
4. Memiliki rancangan sistem pengendalian mutu
5. Membuat surat pernyataan dengan bermeterai cukup bagi bentuk usaha
perseorangan, dengan mencantumkan paling sedikit
6. Alamat Akuntan Publik
7. Nama dan domisili kantor
8. Maksud dan tujuan pendirian kantor
9. Memiliki akta pendirian yang dibuat oleh dan di hadapan notaris bagi bentuk usaha
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf b, huruf c, atau huruf d, yang
paling sedikit mencantumkan:
a. Nama Rekan
b. Alamat Rekan
c. Bentuk usaha
d. Nama dan domisili usaha
e. Maksud dan tujuan pendirian kantor
f. Hak dan kewajiban sebagai Rekan
g. Penyelesaian sengketa dalam hal terjadi perselisihan di antara Rekan
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara perizinan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Menteri.
Pasal 20:
11
3. Mempunyai paling sedikit 2 (dua) orang tenaga kerja profesional pemeriksa di
bidang akuntansi
4. Membuat kesepakatan tertulis dari seluruh Rekan mengenai pendirian cabang yang
disahkan oleh notaris.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara perizinan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Menteri.
Pasal 35:
(1) KAP dapat melakukan kerja sama dengan KAPA atau OAA.
(2) KAP yang melakukan kerja sama dengan KAPA atau OAA sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat mencantumkan nama KAPA atau OAA bersama-sama dengan
nama KAP setelah mendapat persetujuan Menteri.
(3) Kerja sama antara KAP dengan KAPA atau OAA sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dituangkan dalam perjanjian kerja sama yang dibuat oleh dan di hadapan notaris
dalam bahasa Indonesia yang paling sedikit memuat:
1. Bidang jasa audit atas informasi keuangan historis
2. Penggunaan metodologi yang disepakati bersama antara KAPA atau OAA dengan
KAP
3. Bagian tanggung jawab perdata KAPA atau OAA
4. Kerja sama bersifat berkelanjutan.
(4) Persetujuan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan setelah KAP
mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri dengan syarat:
1. KAPA atau OAA telah terdaftar pada Menteri
2. KAPA atau OAA tidak sedang melakukan kerja sama dengan KAP lain.
(5) Pencantuman nama oleh KAP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat
dilakukan dengan 1 (satu) nama KAPA atau OAA.
(6) KAPA atau OAA yang namanya sudah dicantumkan oleh KAP sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) tidak dapat digunakan lagi oleh KAP lain.12
12
Peraturan Menteri Keuangan tentang Perizinan Akuntan Publik dalam
https://setjen.kemenkeu.go.id/in/post/perizinan-akuntan-publik , diakses 3 September 2022
12
Menurut peraturan kementerian keuangan NOMOR 17/PMK.01/2008 Tentang Bidang
Jasa Akuntan Publik Pasal 2 ayat (1) menerangkan bahwa bidang jasa akuntan publik dan KAP
atestasi yang meliputi:
Selain jasa sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1), akuntan publik dan KAP dapat
memberikan jasa audit lainnya dan jasa yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan,
manajemen, kompilasi, perpajakan dan konsultan sesuai dengan kompetensi akuntan publik
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.13
13
Peraturan Menteri Keuangan tentang Jasa Akuntan Publik dalam
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2008/17~pmk.01~2008per.htm, diakses 5 September 2022
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Audit adalah pengumpulan, pengecekan, dan evaluasi atas suatu laporan keuangan
kemudian menentukan dan memberikan opini mengenai tingkat kesesuaian antara informasi
yang ada dalam laporan keuangan tersebut dengan kriteria atau target yang telah ditentukan.
Audit memiliki lima unsur penugasan meliputi hubungan tripartite, informasi pokok
tugas audit, kriteria, bukti audit dan laporan asurans. Sedangkan jenis-jenis audit meliputi
audit laporan keuangan, audit opersional/ kinerja, dan audit kepatuhan.
Secara spesifik tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah
untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia.
Bukti audit dapat diperoleh auditor dengan melakukan serangkaian prosedur audit
yang terdiri dari inspeksi, pengamatan (observasi), konfirmasi eksternal, perhitungan
kembali, lakukan kembali, prosedur analitikal, bertanya, dan teknik audit berbasis komputer.
Profesi akuntan publik merupakan profesi yang bertanggung jawab untuk menaikkan
tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang berpraktik dalam suatu
entitas publik, seperti di lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-departemen di
bawahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM, dan yayasan sosial, maupun proyek-
proyek kerja sama sektor publik.
Peran akuntan publik sangat penting untuk menjaga kredibilitas dan penyajian
informasi laporan keuangan suatu perusahaan dan lembaga-lembaga pelayanan publik.
Akuntan publik juga sangat berperan dalam mengaudit laporan keuangan agar tidak
menimbulkan suatu kecurigaan laporan keuangan yang ada pada lembaga publik
14
DAFTAR PUSTAKA
15