DISUSUN OLEH :
Kelompok 10
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur Allah SWT yang telah memberikan nikmat-Nya kepada kita sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah “Akuntansi Sektor Publik” yang membahas tentang “Auditing
Sektor Publik”
Shalawat beriringkan salam tidak lupa pula kita ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan, seperti yang kita rasakan pada saa tini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………..……………………………….. i
DAFTAR ISI………………………..………………………………….. ii
BAB I (pendahuluan)
BAB II (pembahasan)
A. Pengertian ……………..………………………………………. 1
B. Tujuan audit sektor publik………………………………………. 1
C. Objek Audit Sektor .……………………………………………... 1
D. Peran Auditing Sektor publik …………………………………... 2
E. Lingkungan Hukum dan Kelembagaan Audit Sektor Publik……….. 3
F. Jenis-Jenis Audit Sektor Publik …………………………………………………. 6
G. Standar Auditing Sektor Publik ………………………………………………… 16
H. Tanggung Jawab Manajemen, Auditor, dan Lembaga Audit …… 17
I. Kode Etik Audit Sektor Publik …………………………………………………. 19
Simpulan…………..…………………………………………………. 22
Saran…………………..……………………………………………... 22
Daftar Pustaka……………………………………………………………. Iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara garis besar siklus pengelolaan keuangan negara terdiri atas beberapa
tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, pemeriksaan, pertanggungjawaban,
evaluasi dan umpan balik. Pemeriksaan atau auditing pada umunya berada pada bagian
akhir dari siklus pengelolaan keuangan. Auditing pada organisasi sektor public sangat
penting untuk ,e,berikan jamiman yang memadai bahwa organisasi telah melakukan
pengelolaan keuangan negara secara baik, memenuhi regulasi akuntansi dan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta terbebas dari salah saji material.
Auditing sektor public secara khusus terkait dengan pemeriksaan keuangan
negara. pemeriksaan keuangan negara adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan
evaluasi yang dilakukan secara independen, obyektif, dan professional berdasarkan
standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan
informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
B. RUMUSAN MASALAH
C.. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa itu auditing
sektor publik, apa peranannya, dasar-dasar hukum yang mengatur, jenis-jenis audit sektor publik
yang ada dan seperti apa standar dan prosedur dari audit sektor publik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Secara umum auditing atau pemeriksaan didefinisikan sebagai suatu proses yang
sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif atas asersi
manajemen mengenai perisitiwa dan tindakan ekonomi, kemudian membandingkan
kesesuaian asersi manajemen tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Jadi, pengertian
auditing sektor publik dapat dijelaskan sebagai berikut:
“Auditing sektor publik adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi
yang dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan
standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan
keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggungjawab keuangan pada
organisasi sektor publik”.
B. Tujuan audit sektor publik
Audit sektor publik adalah jasa penyelidikan bagi masyarakat atas organisasi
publik dan politikus yang sudah mereka bayar. Hal ini memberikan keuntungan yang
lebih besar dimana janji yang dibuat oleh para politisi dapat diperiksa secara profesional
oleh pihak independen.
C. Objek Audit Sektor Publik
Auditor sektor publik sangat berkepentingan dengan aktivitas entitas yang dapat
dipertanggungjawabkan. Hal ini merupakan perhatian utama auditor sektor publik
selama melaksanakan pekerjaan audit hingga auditor mengeluarkan pendapatnya.
Objek audit lainnya adalah pengorganisasian entitas. Pengorganisasian di sini meliputi
dua aspek, yaitu bagaimana hubungan eksternal dan internal yang ada dalam organisasi.
Dalam aspek hubungan ekstenal, auditor harus familiar dengan klien-klien organisasi.
Lebih dari itu,auditor harus mengetahui perbedaan dan persamaan antara entitas yang
menjadi kliennya dengan entitas-entitas lainnya. Auditor juga harus mengetahui aspek-
aspek yang menjadi keunikan organisasi. Pemahaman atas aspek hubungan eksternal ini
dapat memberikan auditor data-data yang dapat dipertanggungjawabkan yang
disajikan dalam laporan keuangan.
Aspek hubungan internal suatu organisasi, atau dapat juga disebut sebagai
struktur organisasi, juga menjadi perhatian utama auditor. Struktur organisasi adalah
divisi kerja dalam organisasi dan orang-orang yang melakukan pekerjaan dalam divisi
kerja tersebut. Kelemahan didalam struktur organisasi internal dapat menyebabkan
terjadinya perekaman akuntansi yang tidak tepat, menyesatkan, dan mungkin
menimbulkan kecurangan.
D. Peran Auditing Sektor Publik
Auditing sektor publik merupakan salah satu pilar penting dalam mewujudkan
tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Melalui auditing sektor publik
dapat dilakukan tindakan pendeteksian dan pencegahan atas berbagai praktik korupsi,
penyelewangan, pemborosan, dan kesalahan dalam pengelolaan sumber daya publik
serta penyelamatan asset-aset negara. Tetapi auditing sektor publik saja tidaklah cukup
sebab auditor memiliki keterbatasan kewenangan. Kewenangan auditor sebatas
melakukan pemeriksaan, memberikan opini serta menyampaikan temuan-temuan audit
dalam laporan hasil pemeriksaan. Auditor tidak dapat melakukan penyelidikan,
penyidikan, dan penuntutan atas temuan audit yang berindikasi terjadinya kerugian
keuangan Negara dan dilakukannya tindak pidana korupsi. Oleh karena itu, auditing
sektor pubik harus didukung oleh aparat penegak hukum yang lain sepert kejaksaan,
kepolisian dan kehakiman.
Selain itu, auditor sektor publik juga harus didukung oleh lembaga legislatif (DPR
/ DPRD) yang berwenang melakukan fungsi pengawasan terhadap eksekutif sejak tahap
perencanaan, pelaksanaan, maupun pertanggaungjawaban karena audit dilakukan pada
tahap akhir setelah suatu program, kegiatan, dan anggaran dilaksanakan dan dilaporkan,
jadi auditor sektor publik tidak memiliki kewenangan dalam mengawasi perencanaan.
Dengan demikian, untuk mewujudkan good governance, maka semua lembaga negara
baik ekekutif, legislatif, yudikatif, penegak hukum, dan auditor harus bersih, kompeten,
dan profesional. Auditing sektor publik akan lebih efektif bila terdapat penegakan
hukum (law enforcement) yang baik dalam negara.
Dalam hubungannya dengan masyarakat, auditing sektor publik berperan
sebagai pemegang fungsi atestasi berupa pemberian opini auditor. Fungsi atestasi
adalah untuk memberikan jaminan yang memadai untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan yang disajikan manajemen. Jadi, auditor sektor publik pada dasarnya
berperan dalam mewakili dan melindungi kepentingan rakyat dan pemangku
kepentingan lainnya dari memperoleh informasi keuangan yang salah dan menyesatkan.
Hubungan antara audit sektor publik, penegakan hukum, dan good governance dapat
digambaran sebagai berikut:
Penyelidikan, Dihukum
Penyidikan,
Temuan Bebas
Penahanan
Audit
Terdapat lima jenis opini yang dapat diberikan oleh pemeriksa, yaitu:
1. Menilai tujuan program, baik yang baru maupun yang sudah berjalan,
apakah sudah memadai dan tepat atau relevan;
2. Menentukan tingkat pencapaian hasil program yang diinginkan;
3. Menilai efektivitas program dan atau unsur program secara sendiri-
sendiri
4. Mengidentifikasi faktor yang menghambat pelaksanaan kinerja yang
baik dan memuaskan;
5. Menentukan apakah program tersebut melengkapi, tumpang tindih
atau bertentangan dengan program lain yang terkait
6. Mengidentifikasi cara untuk dapat melaksanakan program tersebut
dengan lebih baik
7. Menilai ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku untuk program tersebut.
c. Audit forensik
Audit forensik atau yang lebih dikenal dengan akuntansi forensik merupakan
disiplin ilmu yang relatif baru dalam akuntansi. Kebutuhan akuntansi forensik di
sektor publik dilatarbelakangi oleh banyaknya kasus korupsi atas keuangan negara /
daerah yang melibatkan penyelenggara negara. Terdapat dua are utama jasa
akuntansi forensik, yaitu:
a) Audit dengan tujuan tertentu
Audit dengan tujuan tertentu atau audit investigasi (Special audit) adalah
kegiatan pemeriksaan dengan lingkup tertentu, periodenya tidak dibatasi,
lebih spesifik pada area-area pertanggungjawaban yang diduga mengandung
inefisiensi atau indikasi penyalahgunaan wewenang, dengan hasil audit
berupa rekomendasi untuk ditindaklanjuti bergantung pada derajat
penyimpangan wewenang yang ditemukan. Selain menyangkut kasus pidana,
audit investigasi juga dilakukan untuk mendeteksi adanya keridakwajaran
dalam kasus perdata, misalnya pembagian harta dalam kasus perceraian.
Tujuan audit jenis ini adalah mengadakan temuan lebih lanjut atas temuan
audit sebelumnya, serta melaksanakan audit untuk membuktikan kebenaran
berdasarkan pengaduan atau informasi dari masyarakat.
Audit dengan tujuan tertentu atau audit investigasi (Special audit) dapat
dilakukan oleh BPK, KPK, BPKP atau internal auditor lainnya serta satuan
tugas yang dibentuk khusus untuk melakukan audit dengan tujuan tertentu.
Laporan hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu disampaikan kepada
DPR/DPD/DPRD sesuai dengan kewenangannya.
Prosedur dan teknik audit ini mengacu pada standar auditing serta
disesuaikan dengan keadaan yang dihadapi. Dalam merencanakan dan
melaksanakannya, auditor menggunakan skeptic profesionalisme serta
menerapkan azas praduga tidak bersalah. Tim yang melaksanakan audit
investigasi sebaiknya oleh tim atau minimal salah satu auditor yang telah
mengembangkan temuan audit sebelumnya. Tim audit baru dapat dibentuk
apabila sumber informasi berasal dari informasi dan pengaduan masyarakat.
Temuan dalam audit investigasi yang dituangkan dalam kesimpulan audit
akan menjadi bukti yang digunakan dalam proses hukum melalui pengadilan,
peninjauan judisial, peninjauan administrasi ataupun cara lain karena
didalam laporan hasil audit investigasi akan ditetapkan siapa yang terlibat
atau bertanggungjawab, dan akan ditandatangani oleh kepala lembaga
satuan audit. Adapun sumber informasi audit investigasi adalah:
Pengembangan temuan audit sebelumnya
Adanya pengaduan dari masyarakat
Adanya permintaan dari DPR untuk melakukan audit, misalnya karena
adanya dugaan pejabat melakukan penyelewengan.
Kertas kerja audit biasa disusun sebagai berikut:
1. Kertas kerja audit yang umum, yaitu menyangkut data umum objek
atau kegiatan yang diperiksa termasuk ketentuan yang harus dipatuhi,
2. Kertas kerja audit untuk setiap orang yang diduga terlibat, yaitu berisi
antara lain; identitas seseorang, tindakan yang melanggar hukum serta
akibatnya yang dilengkapi dengan bukti yang mendukung. Selain itu,
dapat pula disusun per tahapan transaksi.
Adapun hasil audit investigasi pada umumnya dapat disimpulkan berikut ini:
Pelaksanaan reviu didokumentasikan dalam kertas kerja reviu. Kertas kerja reviu
memuat:
Tujuan reviu;
Daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner; dan
Langkah kerja prosedur analitis.
Hasil reviu berupa Laporan Hasil Reviu yang ditandatangani oleh Inspektur.
Laporan Hasil Reviu disajikan dalam bentuk surat yang memuat “Pernyataan Telah
Direviu”. Laporan Hasil Reviu disampaikan kepada Kepala Daerah dalam rangka
penandatanganan Pernyataan Tanggung Jawab. Pernyataan Telah Direviu
merupakan salah satu dokumen pendukung untuk penandatanganan Pernyataan
Tanggung Jawab oleh kepala daerah. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang
disampaikan kepada Badan Pemeriksa keuangan dilampiri dengan Pernyataan
Tanggung Jawab dan Pernyataan Telah Direviu.