Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AUDIT KEUANGAN PEMERINTAHAN DAERAH

Disusun
O
L
E
H
Nama Kelompok:
1. Memo O. T Nggadas (2223142714)
2. Anastasia Due (2223142690)
3. Dian Tallo (2223142704)
4. Sherly M. J Tongo (2223142721)

POLITEKNIK NEGERI KUPANG


PROGRAM STUDI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga Kami dapat menyelesaikan
Tugas Analisis laporan keuangan daerah tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini
adalah “Audit Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat kesalahan serta kekurangan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.

Kupang, 03 Oktober 2023


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI ................................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 3
D. Manfaat ........................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ...................................................................................................... 5
B. Peran Auditor Sektor ..................................................................................... 6
a. Pemberian Atetasi pada Laporan Keuangan.............................................. 7
b. Kedudukan strategi Auditor ..................................................................... 8
C. Aspek Audit Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ...................................... 9
D. Kompetensi, Profesionalisme, Dan Independensi Auditor Sektor Publik……..10
E. Jenis-Jenis Pendapat Auditor.......................................................................... 11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.................................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................................. 13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laporan keuangan adalah Suatu penyajian tersruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas. Menurut PSAK No 1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009) menjelaskan
tujuan laporan keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan laporan keputusan ekonomi.
Keterlambatan publikasi laporan keuangan, dan dapat mengurangi relevansi dan
keandalan dari informasi yang ada pada laporan keuangan. Sebagai perwujudan dari
pelaksanaan akuntabilitas publik, pemerintah daerah diwajibkan untuk menyusun laporan
keuangan. Laporan keuangan tersebut pada dasarnya merupakan asersi atau pernyataan
dari pihak manajemen pemerintah daerah yang menginformasikan kepada pihak lain,
yaitu para pemangku kepentingan yang ada tentang kondisi keuangan pemerintah daerah.
Dalam hal ini,tentunya manajemen pemerintahan daerah yang paling tahu lebih banyak
mengenai kondisi keuangan yang sesungguhnya terjadi.
Bisa jadi,pemerintah daerah dalam menyajikan laporan keuangan melakukan window
dressing, yaitu membuat laporan keuangan seolah-olah lebih baik dibandingkan kondisi
yang senyatanya.
Atau manajemen pemerintah daerah melakukan perekayasaan akuntansi yang disebut
“creative accounting” agar laporan keuangan yang disajikan nampak lebih baik padahal
kondisi sesungguhnya tidak demikian.

Untuk melindungi para pengguna laporan yang tidak tahu banyak mengenai kondisi
sesungguhnya di pemerintah daerah dari kemungkinan manipulasi dalam laporan keuangan,
maka diperlukan jasa prosesi pihak ketiga yang independen. Pihak ketiga harus profesional,
netral atau independen,melindungi kepentingan para pengguna laporan, terpercaya, tidak bisa
disuap, dan sangat menjunjung tinggi etika profesi. Pihak ketiga itu disebut “auditor” melalui
auditor para pengguna lporan akan mempercayakan sepentuhnya tentang penilaian mereka
terhadap laporan keuangan yang telah di keluarkan pemerintah daerah. Dengan demikian
pihak pemberi jaminan tentang kualitas laporan keuangan yang dipublikasikan manajemen
pemerintah daerah,sehingga pengguna laporan dapat mempercayai laporan tersebut untuk
dijadikan sebagai dasar pembuatan keputusan.

1
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimana peran auditor dalam melakukan audit terkait laporan keuangan pemerintah
daerah?
- Bagaimana peran auditor sektor publik terhadap audit laporan keuangan pemerintah?
- Bagaimana jenis-jenis pendapat auditor?
1.3 Tujuan
- Mengidentifikasi pekerjaan auditor dalam melakukan kegiatan audit terkait laporan
keuangan daerah
- Peran seorang auditor sektor publik dalam mengaudit laporan keuangan pemerintah
sangat penting untuk memastikan transparansi, akuntabilitas, dan kepatuhan terhadap
peraturan.
- Mengetahui jenis pendapat yg diberikan setelah mengevaluasi laporan keuangan suatu
entitas dan jenis- jenis pendapat auditor.
1.4 manfaat
- memberikan penjelasan mengenai peranan audit untuk mendeteksi kesalahan dalam
laporan keuangan pemerintah daerah.
- Mengetahui peran seorang auditor sektor publik dalam mengaudit laporan keuangan
pemerintah, untuk memastikan transparansi, akuntabilitas, dan kepatujan
terhadap peraturan.
- Mengetahui jenis pendapat yg dapat diberikan setelah mengevaluasi laporan
keuangan suatu entitas.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

 Auditor adalah akuntan publik yang memiliki keahlian dalam memeriksa laporan
keuangan agar terbebasdari kesalahan
 Audit sektor publik merupakan proses sistematik secara obyektif untuk melakukan
pengujian keakuratan dan kelengkapan informasi yang disajikan dalam suatu laporan
keuangan organisasi sektor publik.
 Laporan keuangan adalah sebuah catatan informasi keuangan dalam satu periode
tertentu untuk menggambarkan kinerja entitas tersebut.

2.2 Peran Auditor Sektor Publik

a. Pemberian Atesasi pada laporan keuangan


Auditor memiliki dua fungsi utama yaitu: 1). Fungsi audit (pemeriksaan), 2). Fungsi
atestasi (pemberian pendapat /opini). Fungsi audit bisa dilakukan oleh auditor internal
maupun eksternal, namun fungsi atestasi hanya dapat dilakukan oleh auditor eksternal
yang independen. Pada dasarnya laporan keuangan yag dipublikasikan oleh
pemerintah daerah dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
1. Laporan keuangan auditan ( audited financial statements)
Laporan keuangan yang telah dilakukan pengauditan oleh auditor independen.
Laporan tersebut telah mendapat opini dari auditor.
2. Laporan keuangan yang tidak diaudit (unaudited financial statements)
Laporan keuangan yang dipublikasikan oleh pemerintah daerah tanpa melalui
pengauditan terlebih dahulu oleh auditor independen sehingga tidak ada pendapat
dari auditor mengenai wajar tidaknya laporan tersebut.
b. Kedudukan Strategis Auditor
Jika dilihat dari aspek akuntabilitas publik, maka kedudukan auditor independen
merupakan titik sentral dalam proses akuntabilitas sektor publik, Auditor berada di
tengah-tengah hubungan segi tiga antara pemerintah daerah, DPRD, dan Masyarakat,
maka kita dapat memetakan masing-masing pihak tersebut sebagai berikut:

3.
1. Pemerintah daerah yang dalam hal ini berperan sebagai pihak yang diaudit
2. DPRD, pihak yang berkepentingan untuk mengawasi dan meminta
pertanggungjawaban manajemen pemerintah daerah. Dalam hal ini DPRD juga
diaudit sehingga menjadi pihak auditee juga.
3. Masyarakat yang berhak untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah daerah
dan DPRD
4. Auditor yang memegang dua fungsi yaitu fungsi pengauditan dan fungsi atestasi.

Pola hubungan antara pemerintah daerah, DPRD, Masyarakat, dan auditor dapat di
gambarkan berikut ini:

 Pemerintah daerah memberikan laporan keuangan kepada DPRD secara


langsung tanpa melalui proses pemeriksaan (audit) oleh lembaga auditing
sektor publik terlebih dahulu (unaudited financial statements).
 Pemerintah daerah memberikan laporan keuangan kepada masyarakat secara
langsung tanpa melalui proses pemeriksaan (audit) oleh lembaga auditing
sektor publik terlebih dahulu(unaudited financial statements).
 Pemerintah daerah memberikan laporan keuangan kepada DPRD dan
masyarakat setelah melalui proses pemeriksaan (audit) oleh lembaga auditing
sektor publik yang independen.

Masyarakat

Fungsi atestas

Auditor Sektor
publik

Fungsi Auditing Fungsi Auditing

Pemerintah Daerah DPRD

4.
A. ASPEK AUDIT LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Audit terhadap laporan keuangan pemerintah daerah meliputi audit atas Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas,
Laporan Perubahan SAL,Laporan Arus Kas,dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Audit Laporan Realisasi Anggaran meliputi audit pendapatan, audit belanja, audit
pembiayaan, dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran. Audit atas neraca meliputi audit
kas, au- dit piutang, audit persediaan, audit investasi aset keuangan, audit tetap, audit
aset lain-lain, audit kewajiban dan ekuitas dana. Audit laporan operasional memeriksa
pendapatan operasional, beban operasional, dan surplus/defisit operasi. Audit Laporan
Arus Kas meliputi audit arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas
pembiayaan, dan aktivitas nonanggaran.

 Aspek Audit Pendapatan


Aspek utama yang menjadi perhatian auditor dalam audit pendapatan antara lain
untuk mengidentifikasi:
 Ada/tidak unsur pendapatan daerah yang tidak masuk ke rekening kas daerah
 Ada/tidak penggelapan pendapatan daerah
 Ada/tidak kolusi antara petugas pajak dengan wajib pajak
 Ada/tidak komisi atas penempatan dana yang tidak masuk ke rekening kas
daerah
 Ada/tidak kesalahan pencatatan pendapatan

 Aspek Audit Belanja

Aspek utama yang menjadi perhatian auditor dalam audit belanja antara lain
untuk mengidentifikasi:

 Ada/tidak kesalahan pencatatan belanja


 Ada/tidak ketidakwajaran belanja Ada/tidak belanja yang tidak
dianggarkan atau melanggar peraturan perundangan
 Ada/tidak mark-up dalam belanja
 Ada/tidak bukti belanja yang tidak sah (fiktif)

5.
 Ada/tidak penitipan anggaran ke satuan kerja lain Ada/tidak kesalahan
pembebanan belanja ke kode rekening
 Ada/tidak ketidakwajaran dalam belanja modal, belanja pegawai, belanja
barang dan jasa Ada/tidak ketidakwajaran dalam proses pengadaan
barang/jasa Terpenuhi/tidak kelengkapan SPJ, DPA-SKPD, SPD, SPP,
SPM, dan dokumen pendukung lainnya yang diperlukan

 Aspek Audit Pembiayaan

Aspek audit pembiayaan antara lain untuk memeriksa:

 Ada/tidak penyimpangan prosedur perolehan dan penggunaan dana


pinjaman (utang)
 Ada/tidak penyimpangan dalam pembentukan dan penggunaan dana
cadangan
 Ada/tidak penyimpangan prosedur investasi (penyertaan modal pemda)
dan divestasi Ada/tidak penyimpangan prosedur pemberian pinjaman
daerah

 Aspek Audit SILPA

Audit terhadap dana SILPA dilakukan untuk mengidentifikasi:

 Ada/tidak kesalahan dalam mencatat dan mengakui besarnya SILPA


 Ada/tidak penyimpangan dalam penggunaan dana SiLPA

 Aspek Audit Surplus/Defisit

Audit terhadap surplus/defisit dilakukan untuk mengidentifikasi:

 Ada/tidak kesalahan dalam mencatat surplus/defisit


 Ada/tidak unsur manipulasi dalam melaporkan jumlah surplus
 Ada/tidak ketidakcocokan antara data surplus/defisit LO dengan jumlah yang
dilaporkan dalam laporan perubahan ekuitas

6.
 Aspek Audit Kas

Audit kas daerah dilakukan untuk memeriksa:

 Ada/tidak selisih jumlah kas antara catatan dengan fisik


 Ada/tidak kas milik pemerintah daerah yang disimpan dalam rekening pribadi
 Ada/tidak penyimpangan dalam prosedur pengelolaan kas daerah

 Aspek Audit Persediaan

Aspek audit persediaan yang menjadi fokus auditor adalah untuk mengidentifikasi:

 Ada/tidak perbedaan jumlah persediaan antara catatan dengan fisiknya


 Ada/tidak kesalahan dalam pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan nilai
persediaan Ada/tidak penyimpangan dalam pengadaan persediaan
 Ada/tidak ketidakcocokan antara data persediaan di buku jurnal, buku besar, dan
buku pembantu persediaan

 Aspek Audit Investasi Aset Keuangan

Aspek audit investasi aset keuangan antara lain:

 Ada/tidak penyimpangan dalam investasi aset keuangan


 Ada/tidak kesesuaian antara data investasi di buku jurnal, buku besar, dan buku
pembantu
 Ada/tidak kesesuaian antara data penambahan/penurunan investasitahun ini
dibandingkan dengan tahun lalu di neraca dengan data dilaporan realisasi
anggaran

7.
 Aspek Audit Aset Tetap

Aspek audit aset tetap yang menjadi perhatian auditor antara lain meliputi:

 Ada/tidak perbedaan jumlah aset tetap antara catatan dengan fisiknya


 Ada/tidak kesalahan dalam pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan aset tetap
 Ada/tidak penyimpangan dalam pengadaan aset tetap
 Ada/tidak ketidakcocokan antara data aset tetap di buku jurnal,buku besar, dan buku
pembantu aset tetap
 Ada/tidak kesesuaian antara data aset tetap di SKPD, data di BagianPerlengkapan,
dan data di Bagian Keuangan (BPKD)
 Ada/tidak pengendalian internal yang memadai dalam sistemakuntansi aset

 Aspek Audit Kewajiban

Aspek audit kewajiban (utang) antara lain untuk mengidentifikasi:

 Ada/tidak penyimpangan dalam prosedur pengadaan utang


 Ada/tidak penyimpangan dalam pemanfaatan utang
 Ada/tidak kesalahan dalam pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan utang

B. KOMPETENSI, PROFESIONALISME, DAN INDEPENDENSI AUDITOR


SEKTOR PUBLIK

Untuk memperkuat proses akuntabilitas publik, salah satu aspek yang harus dilakukan
adalah adanya audit sektor publik yang andal dan terpercaya. Audit sektor publik yang andal
dan terpercaya harus didukung oleh tiga aspek, yaitu:

1) Auditor yang kompeten, profesional, dan independen,

(2) Lembaga atau institusi audit sektor publik yang independen dan terpercaya, dan

(3) Adanya standar auditing sektor publik yang berkualitas.

8.
Auditing sektor publik harus dilakukan oleh auditor yang memiliki kompetensi,
profesionalisme, dan independensi agar laporan audit yang dihasilkan andal dan dapat
dipercaya, Pengauditan terhadap lembaga publik harus dilakukan oleh auditor yang telah
memiliki pengalaman mengaudit dan mengikuti pelatihan yang cukup, serta memiliki latar
belakang pendidikan akuntansi. Jadi tidak sembarang orang bisa mengaudit terutama audit
keuangan terhadap lembaga-lembaga publik. Auditor sektor publik juga dituntut untuk
memiliki sikap independenst, baik independensi dalam kenyataan (independence in fact)
maupun independensi dalam penampilannya (independence in appearance).

Independen dalam kenyataan dan penampilan merupakan jenis independensi yang


melekat pada personal atau diri auditor. Di samping itu, auditor sektor publik harus memiliki
independensi dalam pelaksanaan audit. Independensi dalam pelaksanaan audit meliputi:

1. Independensi dalam pembuatan program audit (programming independence) Auditor


harus bebas dari campur tangan, diatur atau dipengaruhi pihak lain dalam pemilihan
teknik dan prosedur audit yang akan digunakan. Auditor harus bebas untuk
menentukan program yang akan dikembangkan.
2. Independensi dalam investigasi (investigative independence). Auditor harus bebas
dari campur tangan, diatur atau dipengaruhi pihak lain dalam pemilihan area,
aktivitas, hubungan personal, dan kebijakan manajerial yang akan diuji. Auditor harus
memiliki kebebasan dalam mengakses sumber informasi penting yang dibutuhkan. 3.
Independensi dalam melaporkan (reporting independence). Auditor harus bebas dari
campur tangan, diatur atau dipengaruhi pihak lain dalam menyampaikan fakta yang
muncul dari pengujian atau dalam menyatakan rekomendasi atau pendapat audit.

C. JENIS-JENIS PENDAPAT AUDITOR

Peran utama auditor pemerintah adalah melakukan jasa atestasi, yaitu melakukan
pengujian terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh pemerintah mengenai kewajaran
laporan dan tingkat kesesuaiannya dengan standar akuntansi pemerintahan yang ditetapkan.
Hasil dari pelaksanaan fungsi atestast itu berupa pendapat atau opini auditor Terdapat lima
bentuk pendapat auditor, yaitu:

9.
1. Pendapat "Wajar Tanpa Pengecualian. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
merupakan pendapat yang paling tinggi dilihat dari kualitas laporan yang disajikan.
Artinya laporan keuangan yang disajikan pemerintah telah disajikan secara wajar
untuk semua pos (akun) yang dilaporkan, tidak terdapat salah saji yang material, dan
tidak ada penyimpangan dari standar akuntansi atau prinsip akuntansi.
2. Pendapat "Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelas".
Pendapat ini masih dalam kategori wajar tanpa pengecualian, hanya untuk pos (akun)
tertentu perlu penyesuaian agar menjadi wajar.
3. Pendapat "Wajar dengan Pengecualian". Pendapat wajar dengan pengecualian
menunjukkan bahwa sebagian besar pos dalam laporan keuangan telah disajikan
secara wajar terbebas dari salah saji material dan sesuai dengan standar akuntansi,
namun untuk pos tertentu disajikan tidak wajar.
4. Pendapat "Tidak Wajar" atau Adverse Opinion. Pendapat tidak wajar diberikan
apabila pos-pos dalam laporan keuangan nyata-nyata terdapat salah saji yang material
dan tidak sesuai dengan standar akuntansi. Keadaan seperti ini bisa terjadi karena
buruknya sistem pengendalian internal dan sistem akuntansi yang ada.
5. "Tidak Memberikan Pendapat" atau Disclaimer Opinion. Keadaan tidak memberikan
pendapat (diselanopinion) diberikan auditor karena beberapa faktor, yaitu: a) auditor
terganggu independensinya, b) auditor dibatasi untuk mengakses data tertentu.

10.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Akuntansi sektor publik memiliki peran penting dalam menciptakan proses


akuntabilitas publik dan peningkatan kinerja sektor publik di era otonomi daerah. Opini
auditor sangat penting untuk diperhatikan oleh pengguna laporan keuangan. Opini yang
diberikan auditor mencerminkan kualitas laporan keuangan yang disajikan. Laporan
keuangan yang terbaik adalah apabila memperoleh opini auditor yang wajar tanpa
pengecualian

3.2 Saran

Agar tujuan good govermce, maka audit sektor publik tersebut juga harus didukung
oleh kesiapan saluran akuntabilitas yang ada, karena auditing sektor publik tersebut tidak
akan berarti apabila tidak ada komitmen dan law enforcement dari lembaga dan pejabat
publik serta mayarakat.

11.
DAFTAR PUSAKA

BUKU: MEMBUDAYAKAN AKUNTANSI DAN AKUNTABILITAS PUBLIK DALAM


TATA KELOLA PEMERINTAHAN DI INDONESIA

Karya: Prof. Dr. Mardiasmo, M.B.A., AK

Anda mungkin juga menyukai