Disusun
O
L
E
H
Nama Kelompok:
1. Memo O. T Nggadas (2223142714)
2. Anastasia Due (2223142690)
3. Dian Tallo (2223142704)
4. Sherly M. J Tongo (2223142721)
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga Kami dapat menyelesaikan
Tugas Analisis laporan keuangan daerah tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini
adalah “Audit Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat kesalahan serta kekurangan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI ................................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 3
D. Manfaat ........................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ...................................................................................................... 5
B. Peran Auditor Sektor ..................................................................................... 6
a. Pemberian Atetasi pada Laporan Keuangan.............................................. 7
b. Kedudukan strategi Auditor ..................................................................... 8
C. Aspek Audit Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ...................................... 9
D. Kompetensi, Profesionalisme, Dan Independensi Auditor Sektor Publik……..10
E. Jenis-Jenis Pendapat Auditor.......................................................................... 11
PENDAHULUAN
Untuk melindungi para pengguna laporan yang tidak tahu banyak mengenai kondisi
sesungguhnya di pemerintah daerah dari kemungkinan manipulasi dalam laporan keuangan,
maka diperlukan jasa prosesi pihak ketiga yang independen. Pihak ketiga harus profesional,
netral atau independen,melindungi kepentingan para pengguna laporan, terpercaya, tidak bisa
disuap, dan sangat menjunjung tinggi etika profesi. Pihak ketiga itu disebut “auditor” melalui
auditor para pengguna lporan akan mempercayakan sepentuhnya tentang penilaian mereka
terhadap laporan keuangan yang telah di keluarkan pemerintah daerah. Dengan demikian
pihak pemberi jaminan tentang kualitas laporan keuangan yang dipublikasikan manajemen
pemerintah daerah,sehingga pengguna laporan dapat mempercayai laporan tersebut untuk
dijadikan sebagai dasar pembuatan keputusan.
1
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimana peran auditor dalam melakukan audit terkait laporan keuangan pemerintah
daerah?
- Bagaimana peran auditor sektor publik terhadap audit laporan keuangan pemerintah?
- Bagaimana jenis-jenis pendapat auditor?
1.3 Tujuan
- Mengidentifikasi pekerjaan auditor dalam melakukan kegiatan audit terkait laporan
keuangan daerah
- Peran seorang auditor sektor publik dalam mengaudit laporan keuangan pemerintah
sangat penting untuk memastikan transparansi, akuntabilitas, dan kepatuhan terhadap
peraturan.
- Mengetahui jenis pendapat yg diberikan setelah mengevaluasi laporan keuangan suatu
entitas dan jenis- jenis pendapat auditor.
1.4 manfaat
- memberikan penjelasan mengenai peranan audit untuk mendeteksi kesalahan dalam
laporan keuangan pemerintah daerah.
- Mengetahui peran seorang auditor sektor publik dalam mengaudit laporan keuangan
pemerintah, untuk memastikan transparansi, akuntabilitas, dan kepatujan
terhadap peraturan.
- Mengetahui jenis pendapat yg dapat diberikan setelah mengevaluasi laporan
keuangan suatu entitas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Auditor adalah akuntan publik yang memiliki keahlian dalam memeriksa laporan
keuangan agar terbebasdari kesalahan
Audit sektor publik merupakan proses sistematik secara obyektif untuk melakukan
pengujian keakuratan dan kelengkapan informasi yang disajikan dalam suatu laporan
keuangan organisasi sektor publik.
Laporan keuangan adalah sebuah catatan informasi keuangan dalam satu periode
tertentu untuk menggambarkan kinerja entitas tersebut.
3.
1. Pemerintah daerah yang dalam hal ini berperan sebagai pihak yang diaudit
2. DPRD, pihak yang berkepentingan untuk mengawasi dan meminta
pertanggungjawaban manajemen pemerintah daerah. Dalam hal ini DPRD juga
diaudit sehingga menjadi pihak auditee juga.
3. Masyarakat yang berhak untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah daerah
dan DPRD
4. Auditor yang memegang dua fungsi yaitu fungsi pengauditan dan fungsi atestasi.
Pola hubungan antara pemerintah daerah, DPRD, Masyarakat, dan auditor dapat di
gambarkan berikut ini:
Masyarakat
Fungsi atestas
Auditor Sektor
publik
4.
A. ASPEK AUDIT LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Audit terhadap laporan keuangan pemerintah daerah meliputi audit atas Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas,
Laporan Perubahan SAL,Laporan Arus Kas,dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Audit Laporan Realisasi Anggaran meliputi audit pendapatan, audit belanja, audit
pembiayaan, dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran. Audit atas neraca meliputi audit
kas, au- dit piutang, audit persediaan, audit investasi aset keuangan, audit tetap, audit
aset lain-lain, audit kewajiban dan ekuitas dana. Audit laporan operasional memeriksa
pendapatan operasional, beban operasional, dan surplus/defisit operasi. Audit Laporan
Arus Kas meliputi audit arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas
pembiayaan, dan aktivitas nonanggaran.
Aspek utama yang menjadi perhatian auditor dalam audit belanja antara lain
untuk mengidentifikasi:
5.
Ada/tidak penitipan anggaran ke satuan kerja lain Ada/tidak kesalahan
pembebanan belanja ke kode rekening
Ada/tidak ketidakwajaran dalam belanja modal, belanja pegawai, belanja
barang dan jasa Ada/tidak ketidakwajaran dalam proses pengadaan
barang/jasa Terpenuhi/tidak kelengkapan SPJ, DPA-SKPD, SPD, SPP,
SPM, dan dokumen pendukung lainnya yang diperlukan
6.
Aspek Audit Kas
Aspek audit persediaan yang menjadi fokus auditor adalah untuk mengidentifikasi:
7.
Aspek Audit Aset Tetap
Aspek audit aset tetap yang menjadi perhatian auditor antara lain meliputi:
Untuk memperkuat proses akuntabilitas publik, salah satu aspek yang harus dilakukan
adalah adanya audit sektor publik yang andal dan terpercaya. Audit sektor publik yang andal
dan terpercaya harus didukung oleh tiga aspek, yaitu:
(2) Lembaga atau institusi audit sektor publik yang independen dan terpercaya, dan
8.
Auditing sektor publik harus dilakukan oleh auditor yang memiliki kompetensi,
profesionalisme, dan independensi agar laporan audit yang dihasilkan andal dan dapat
dipercaya, Pengauditan terhadap lembaga publik harus dilakukan oleh auditor yang telah
memiliki pengalaman mengaudit dan mengikuti pelatihan yang cukup, serta memiliki latar
belakang pendidikan akuntansi. Jadi tidak sembarang orang bisa mengaudit terutama audit
keuangan terhadap lembaga-lembaga publik. Auditor sektor publik juga dituntut untuk
memiliki sikap independenst, baik independensi dalam kenyataan (independence in fact)
maupun independensi dalam penampilannya (independence in appearance).
Peran utama auditor pemerintah adalah melakukan jasa atestasi, yaitu melakukan
pengujian terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh pemerintah mengenai kewajaran
laporan dan tingkat kesesuaiannya dengan standar akuntansi pemerintahan yang ditetapkan.
Hasil dari pelaksanaan fungsi atestast itu berupa pendapat atau opini auditor Terdapat lima
bentuk pendapat auditor, yaitu:
9.
1. Pendapat "Wajar Tanpa Pengecualian. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
merupakan pendapat yang paling tinggi dilihat dari kualitas laporan yang disajikan.
Artinya laporan keuangan yang disajikan pemerintah telah disajikan secara wajar
untuk semua pos (akun) yang dilaporkan, tidak terdapat salah saji yang material, dan
tidak ada penyimpangan dari standar akuntansi atau prinsip akuntansi.
2. Pendapat "Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelas".
Pendapat ini masih dalam kategori wajar tanpa pengecualian, hanya untuk pos (akun)
tertentu perlu penyesuaian agar menjadi wajar.
3. Pendapat "Wajar dengan Pengecualian". Pendapat wajar dengan pengecualian
menunjukkan bahwa sebagian besar pos dalam laporan keuangan telah disajikan
secara wajar terbebas dari salah saji material dan sesuai dengan standar akuntansi,
namun untuk pos tertentu disajikan tidak wajar.
4. Pendapat "Tidak Wajar" atau Adverse Opinion. Pendapat tidak wajar diberikan
apabila pos-pos dalam laporan keuangan nyata-nyata terdapat salah saji yang material
dan tidak sesuai dengan standar akuntansi. Keadaan seperti ini bisa terjadi karena
buruknya sistem pengendalian internal dan sistem akuntansi yang ada.
5. "Tidak Memberikan Pendapat" atau Disclaimer Opinion. Keadaan tidak memberikan
pendapat (diselanopinion) diberikan auditor karena beberapa faktor, yaitu: a) auditor
terganggu independensinya, b) auditor dibatasi untuk mengakses data tertentu.
10.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Agar tujuan good govermce, maka audit sektor publik tersebut juga harus didukung
oleh kesiapan saluran akuntabilitas yang ada, karena auditing sektor publik tersebut tidak
akan berarti apabila tidak ada komitmen dan law enforcement dari lembaga dan pejabat
publik serta mayarakat.
11.
DAFTAR PUSAKA