Anda di halaman 1dari 24

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH

“AUDITING II”

Dosen : Irene F. Pontoh, S.E., MSA, AK

Oleh :
Angela P. Rengkung
10119001

PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS PRISMA
MANADO
2021/2022

KATA  PENGANTAR
1
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas keberkahanNya, lah akhirnya saya mampu menyelesaikan
tugas makalah ini sebelum waktu yang telah ditentukan. Saya
sepenuhnya menyadari, karena apa yang saya sajikan pada makalah
ini keberadaannya masih sederhana dan jauh dari kesempurnaan
karena sumber bacaan, pengetahuan yang saya miliki sangatlah
terbatas. Disamping itu juga, saya sangat berharap agar Ma’am selaku
dosen mata kuliah  “Auditing II” sudi kiranya memberikan kritik,
serta saran yang membangun demi perbaikan mutu dan bobot tugas
ini  yang lebih  baik.

Demikian sepatah kata pengantar yang bisa saya sampaikan dan


bila ada hal-hal yang kurang berkenan, saya minta maaf yang sebesar-
besarnya, atas  perhatiannya  saya  ucapkan  banyak  terima  kasih.

Manado, 12 Mei 2022

Penulis

DAFTAR  ISI
2
HALAMAN JUDUL ……………………………..………………..……..….…. i

KATA  PENGANTAR...........................................................................................ii

DAFTAR  ISI........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

I. LATAR BELAKANG..................................................................................1

II. RUMUSAN MASALAH..............................................................................1

III. MANFAAT...............................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................3

PEMBAHASAN.....................................................................................................3

A. DEFINISI & JENIS-JENIS AUDITOR........................................................3

B. JASA ASURANSI........................................................................................4

C. DEFINISI & JENIS-JENIS PENGAUDITAN.............................................7

D. PENGAUDITAN & AKUNTANSI............................................................11

E. KETERBATASAN PENGAUDITAN.......................................................14

F. TUJUAN PENGAUDITAN ATAS LAPORAN KEUANGAN................15

G. TUJUAN AUDIT ATAS TRANSAKSI.....................................................16

H. TUJUAN AUDIT ATAS SALDO AKUN.................................................17

I. TUJUAN AUDIT ATAS PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN..........17

BAB III..................................................................................................................19

PENUTUP.............................................................................................................19

I. KESIMPULAN...........................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20

3
4
BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Perkembangan perekonomian sudah semakin pesat, perekonomian ini
tak lepas dari adanya perusahaan atau industri yang menawarkan jasa dan
barang mereka. Untuk melanjutkan roda perekonomian perusahaan tersebut
tentu industri atau perusahaan tersebut membuka penanaman modal bagi para
investor. Modal utama para investor percaya terhadap perusahaan tersebut
dengan melihat laporan keuangan perusahaan, dari laporan keuangan tersebut
investor akan percaya terhadap perusahaan tempat mereka menanamkan
modalnya. Berdasarkan perkembangan tersebut, peluang karir dalam bidang
akuntan publik khususnya jasa pengauditan merupakan komponen penting
untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan.
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) telah menetapkan sebuah
standar dan kode etik akuntan publik untuk agar menjamin profesinya sesuai
dan dapat memberikan jasanya dengan baik. Ditambah dengan berdirinya
Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk mendorong profesi akuntan publik
sebagai auditing. Profesi auditing ini melahirkan kesempatan karir bagi para
akuntan publik, namun sebelum terjun pada profesi ini hendaknya mengetahui
mengenai audit dan jenis auditor juga standar yang mengaturnya.
Atas dasar tersebut, maka makalah ini dibuat dengan tujuan untuk
memberikan pemahaman mengenai pengauditan dan jasa asuransi, standar
yang melandasi professional akuntan publik serta pengendalian mutu.

II. RUMUSAN MASALAH


1. Apa saja jenis-jenis auditor ?
2. Apa yang dimaksud dengan jasa asuransi ?
3. Apa itu jenis pengauditan dan jenis-jenisnya ?
4. Apa itu pengauditan dan akuntansi ?
1
5. Apa saja keterbatasan pengauditan ?
6. Apa tujuan dari pengauditan atas laporan keuangan ?
7. Apa tujuan dari audit atau transaksi ?
8. Apa tujuan dari audit atas saldo akun?
9. Apa tujuan dari audit atas penyajian dan pengungkapan ?

III. MANFAAT
Manfaat dari makalah ini yaitu menambah ilmu mengenai audit dan jasa
asuransi khususnya 9 pokok dalam rumusan masalah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI & JENIS-JENIS AUDITOR


Auditor adalah suatu profesi yang bertugas melakukan kegiatan auditing,
khususnya pada laporan-laporan terkait keuangan dari suatu perusahaan,
lembaga ataupun instansi.

Dalam kata lain, auditor adalah seseorang yang memiliki kewenangan


melakukan peninjauan serta verifikasi keakuratan segala laporan keuangan.
Auditor juga bertanggung jawab untuk memastikan perusahaan tersebut tidak
melanggar undang-undang perpajakan.

Sehingga, tidak heran bila auditor adalah orang-orang yang memiliki


keterampilan serta kualifikasi khusus untuk menjalankan tugas audit pada
catatan keuangan. Bila berbicara mengenai gaji auditor, profesi ini rata-rata
berpenghasilan sekitar Rp3 juta – Rp5 juta.

Jenis-jenis Auditor
Pada dasarnya, auditor terbagi ke dalam beberapa jenis. Adapun jenis-jenis
auditor adalah sebagai berikut :
 Auditor Independen
Auditor independen merupakan seorang akuntan publik. Profesi ini
pada dasarnya bekerja secara eksternal guna memberikan pelayanan
terhadap masyarakat umum yang sedang memerlukan jasa audit. Sama
seperti lainnya, laporan auditor independen haruslah bersifat objektif.
 Internal Auditor
Internal auditor adalah jenis auditor yang menjalankan pekerjaan
untuk suatu perusahaan atau lembaga. Tugas internal auditor adalah
melakukan peninjauan dokumen keuangan internal sebuah perusahaan,
namun dengan ruang lingkup terbatas. Internal auditor juga
bertanggung jawab meningkatkan validitas data keuangan perusahaan.

3
 Auditor Pemerintah
Seperti namanya, auditor pemerintah adalah jenis auditor yang
dipekerjakan oleh perusahaan atau lembaga milik pemerintah. Adapun
tugas auditor pemerintah yaitu melakukan pengawasan terhadap
perputaran keuangan maupun praktik di instansi pemerintahan.

 Auditor Pajak
Sementara, auditor pajak ialah seorang auditor yang bekerja untuk
melayani Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan
Republik Indonesia. Tugas auditor pajak yakni mengaudit sejumlah
wajib pajak dan memastikan apakah sudah sesuai dengan peraturan
perundangan atau belum.

 Auditor Forensik
Auditor forensik merupakan seorang auditor spesialisasi di bidang
kriminal keuangan. Sehingga, tugas utamanya ialah melakukan
peninjauan terhadap seluruh dokumen terkait tindakan kriminal,
misalkan melacak asal atau sumber uang dan money laundry.

B. JASA ASURANSI
Jasa Asurans adalah jasa profesional independen untuk memperbaiki
kualitas informasi bagi para pengambil keputusan untuk memastikan kendalan
dan relevansi informasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Jasa asurans mampu memberikan jaminan bersifat independen dan tidak bias
dengan informasi yang diperiksa. Jasa ini dapat diberikan oleh Kantor
Akuntan Publik (KAP) atau profesional lainnya. Kebutuhan akan jasa ini
bukanlah suatu hal yang baru, kantor-kantor akuntan publik telah lama
memberikan berbagai macam jasa asurans terutama asurans atas informasi
laporan keuangan historis.

4
Salah satu jenis jasa asuransi yang dilakukan kantor akuntan publik
dengan menerbitkan suatu laporan tertulis yang menyatakan kesimpulan
tentang keandalan pernyataan tertulis yang dibuat oleh pihak lain yang disebut
jasa atestasi. Ada tiga bentuk jasa atestasi, yaitu: audit atas laporan keuangan
historis, review atas laporan keuangan historis, dan jasa atestasi lainnya.
Penjelasannya sebagai berikut:

a. Audit atas laporan keuangan historis


Dalam pemberian jasa ini auditor menerbitkan laporan tertulis yang
berisi pernyataan pendapat apakah laporan keuangan telah disusun sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Saat menyusun
laporan keuangan secara tidak langsung klien pada saat itu menyajikan
asersi (pernyataan) tentang keadaan keuangan dan hasil-hasil operasinya.
Pihak ekstern yang mendasarkan pengambilan keputusan berdasarkan
laporan keuangan akan melihat laporan hasil audit agar mendapatkan
keyakinan bahwa laporan keuangan tersebut dapat diandalkan. Paradigma
berfikir tersebut terbentuk atas implikasi dari sifat independen seorang
auditor terhadap klien dan telah memahami kaidah-kaidah penyusunan
pelaporan keuangan.
Di Amerika Serikat telah banyak perusahaan publik yang secara
sukarela mengauditkan laporan keuangannya untuk mendapatkan jaminan
keandalan yang diperlukan para investor dan calon investor. Di sisi lain
juga berlaku bagi perusahaan privat melakukan hal yang sama
mengauditkan laporan keuangan tahunannya dengan tujuan mendapatkan
pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya. Tak ketinggalan hal
tersebut dilakukan oleh pemerintah dan organisasi nirlaba untuk
memenuhi persyaratan dari kreditur dan sumber-sumber keuangan lainnya.
b. Review atas laporan keuangan historis
Merupakan jenis lain dari jasa atestasi yang diberikan oleh kantor-
kantor akuntan publik terutama diminati oleh perusahaan non-publik. Jika
audit sebagaimana dijelaskan tadi menghasilkan asurans yang tinggi, beda
halnya dengan review hanya menghasilkan asurans yang moderat atas
laporan keuangan dan untuk mendapatkan hal tersebut juga dibutuhkan
5
bukti yang lebih sedikit dibandingkan audit. Tentunya review ini
dipandang sudah cukup memadai dan memakan biaya yang lebih murah
c. Jasa atestasi lainnya
Kantor-kantor akuntan publik dapat juga memberikan jasa lainnya dan
biasanya merupakan perluasan dari audit atas laporan keuangan karena
pemakai laporan membutuhkan asurans independen. Sebagai contoh
akuntan publik diminta untuk memberikan asurans tertulis bahwa debitur
telah melakukan ketentuan-ketentuan tertentu dalam akad debit, dapat juga
memberikan asurans mengenai efektivitas pengendalian intern pelaporan
keuangan pada perusahaan kliennya, dan dapat melakukan atestasi atas
laporan keuangan prospektif kliennya yang sering digunakan sebagai
syarat untuk memperoleh pinjaman.
Selain jasa asuransi sebagaimana dijelaskan di atas ada beberapa jasa
asuransi lainnya yang diberikan kantor akuntan publik namun bukan
termasuk jasa atestasi. Secara sekilas hampir mirip seperti jasa atestasi
yaitu akuntan publik harus independen dan mampu memberikan jaminan
atas informasi yang akan dipakai para pengambil keputusan. Point
pembedanya yaitu dalam jasa ini akuntan publik tidak diminta untuk
menerbitkan laporan tertulis dan asurans bukan mengenai keandalan
pernyataan tertulis yang dibuat pihak lain dalam kaitannya dengan suatu
kriteria tertentu. Jaminan lebih ditekankan pada keandalan dan relevansi
informasi yang dinyatakan atau tidak dinyatakan oleh pihak lain.
Karakteristik umum jasa asurans (termasuk audit dan jasa atestasi lainnya),
dititikberatkan pada perbaikan kualitas informasi yang digunakan para
pengambil keputusan.
Kantor akuntan publik juga memberikan jasa yang notabene bukan
termasuk dalam jasa asurans. Contohnya jasa akuntansi dan pembukuan,
jasa perpajakan, dan jasa konsultasi manajemen. Secara harafiah mungkin
antara jasa konsultasi manajemen dengan jasa asurans akan nampak
tumpang tindih namun keduanya sebenarnya memiliki tujuan yang
berbeda. Tujuan utama penugasan konsultasi manajemen adalah
memberikan rekomendasi kepada manajamen, sedangkan penugasan jasa

6
asurans adalah untuk memperbaiki kualitas informasi. Biasanya jasa
konsultasi akan nampak tumpang tindih dengan jasa asurans manakala
tujuan utama dari jasa konsultasi manajemen adalah perbaikan kualitas
informasi.

C. DEFINISI & JENIS-JENIS PENGAUDITAN


Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-
tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif untuk menentukan
tingkat kepatuhan antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan
dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Ada 5 poin penting dalam pengertian tersebut, penjelasannya sebagai berikut:

1. Proses sistematis
Maksud dari sistematis dalam proses audit yaitu baik antara
perencanaan dan strategi audit harus berhubungan dengan pemilihan
dan penilaian bukti untuk tujuan audit tertentu. Dalam hal lainnya juga
mengartikan bahwa pengauditan didasarkan pada (paling tidak
sebagian diantaranya) disiplin dan filosofi metoda ilmiah. Hal ini
memang benar karena audit menyangkut perumusan dan pengujian
hipotesa dan menggunakan metoda observasi, induksi, dan deduksi.
Namun dalam prakteknya auditor seringkali tidak terlalu sepenuhnya
melaksanakan metoda ilmiah karena dianggap terlalu terstruktur dan
seringkali tidak diperlukan dalam proses audit. Akan tetapi kadang
seringkali penerapan dari rencana strategi dapat dilakukan dengan
modifikasi yang cukup luas selama tujuan audit dapat tercapai, salah
satunya ketika auditor mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang
berhubungan dengan suatu asersi tertentu yang seringkali juga
menyangkut komponen-komponen laporan keuangan yang berkaitan
satu sama lain.
2. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif

7
Poin utama dalam pelaksanaan pengauditan adalah mendapatkan
dan mengevaluasi bukti dan antara audit satu dengan audit lainnya
memiliki kriteria yang berbeda-beda untuk mengevaluasi. Namun
semua audit berfokus pada proses memperoleh dan mengevaluasi
bukti. Dalam audit laporan keuangan, bukti tentang tingkat kepatuhan
antara asersi dalam laporan keuangan dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku terdiri dari data akuntansi (seperti jurnal dan
buku besar) dan informasi pendukung (seperti faktur, check, dan
informasi yang diperoleh melalui wawancara, observasi, pemeriksaan
fisik atas aset, dan korespondensi dengan pelanggan). Bukti yang
diperoleh juga harus diinterpretasikan dan dievaluasi agar audit dapat
membuat pertimbangan akuntansi (accounting judgements) yang
biasanya diperlukan sebelum sampai pada kesimpulan bahwa asersi-
asersi telah sesuai dengan kriteria yang obyektif. Asersi yang sama
juga menuntut pertimbangan yang cermat dalam mengevaluasi biaya
pengganti (replacement cost) yang ditetapkan manajemen, dalam
rangka menetapkan harga pasar. Selain itu juga asersi menuntut auditor
untuk mengevaluasi kecukupan penetapan cadangan atas persediaan
yang rusak atau lambat laku, padahal bukti yang meyakinkan sangat
jarang tersedia untuk digunakan dalam membuat pertimbangan oleh
auditor.
Obyektifitas sangat diperlukan dalam proses memperoleh dan
mengevaluasi bukti namu harus dibedakan dari pengertian obyektif
pada bukti itu sendiri. Keobyektifan bukti adalah salah satu dari
berbagai faktor yng berhubungan dengan keguanaan bukti dalam
mencapai tujuan pengumpulan bukti yang bersangkutan. Keobyektifan
dalam proses berkaitan dengan kemampuan auditor untuk
melaksanakan sifat tidak memihak dalam memilih dan mengevaluasi
bukti. Sifat tidak memihak merupakan hal penting berkaitan dengan
independensi auditor.

3. Asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi

8
Subyek dari audit atas laporan keuangan adalah asersi-asersi yang
dibuat oleh pihak manajemen perusahaan yang melekat pada laporan
keuangan baik secara implisit maupun eksplisit. Asersi yang ada dalam
laporan keuangan bertujuan untuk mengkomunikasikan kepada
pemakai laporan keuangan serta harus bersifat kuantitatif dan harus
dapat diaudit. Kemudian beda halnya dengan asersi yang dikeluarkan
oleh auditor di komunikasikan juga kepada pembaca namun dalam
bentuk laporan auditor.
4. Tingkat kepatuhan antara asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan
Tujuan utama dalam berbagai proses audit yang ada bermuara
untuk merumuskan suatu pendapat auditor mengenai asersi-asersi
tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang telah
diaudit. Pendapat atau opini auditor akan menunjukkan seberapa jauh
asersi-asersi tersebut sesuai dengan standar atau kriteria yang telah
ditetapkan. Dalam hal laporan audit keuangan, kriteria yang digunakan
untuk mengukur tingkat kepatuhan adalah kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku.
5. Mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan
Seperti yang sudah disinggung diatas tadi bahwa output dari
dilakukannya audit adalah suatu laporang keuangan yang berisi
informasi bagi para pembacanya mengenai tingkat kepatuhan antara
asersi yang dibuat oleh klien dengan kriteria tertentu yang telah
disepakati sebagai dasar evaluasi. Dengan laporan tersebut, auditor
mengkomunikasikan pendapatnya atau hasil evaluasinya kepada pihak-
pihak yang berkepetingan.

Audit pada umunya dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu: audit


laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional. Pengertian ketiga
jenis audit tersebut sebagai berikut:
a. Audit laporan keuangan

9
Audit golongan ini dilakukan untuk menentukan apakah
laporan keuangan sebagai keseluruhan (yaitu informasi kuantitatif
yang akan diperiksa) dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu yang
telah ditetapkan. Secara umunya kriteria yang digunakan adalah
kerangka atas laporan keuangan yang berlaku, meskipun lazim juga
melakukan audit atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan
tunai (cash basis) atau dasar akuntansi lainnya yang relevan dengan
organisasi yang diaudit. Asumsi yang mendasari suatu audit laporan
keuangan adalah bahwa hal tersebut akan digunakan oleh berbagai
pihak untuk berbagai tujuan maka dari itu idealnya untuk
menggunakan satu auditor untuk melakukan suatu audit dan menarik
kesimpulan yang bisa diandalkan oleh berbagai pihak daripada harus
tiap pemakai laporan keuangan melakukan audit sendiri. Namun
apabila pemakai laporan keuangan merasa belum cukup untuk untuk
mendapat informasai dari laporan audit maka yang berkepentingan
bisa mencari informasi tambahan.
b. Audit kepatuhan
Tujuan utama audit kepatuhan untuk menentukan apakah pihak
yang diaudit telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang
ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Misalkan contoh apakah
perusahaan telah memenuhi syarat dan perjanjian dalam hal
peminjaman kepada bank atau lembaga keuangan lainnya kemudian
contoh lainnya apakah bidang akuntansi telah melakukan prosedur-
prosedur yang ditetapkan oleh kontroler perusahaan. Audit kepatuhan
atas instansi pemerintah lebih beragam lagi karena banyaknya aturan
yang ditetapkan pemerintah yang mesti dilakukan instansi dibawah
naungannya. Hasil audit ini biasanya hanya menjadi konsumsi intern
saja dan dilaporkan kepada pihak yang memiliki kedudukan tinggi di
suatu entitas biasanya pada tataran manajemen. Maka dari itu biasanya
audit semacam ini dilakukan oleh auditor di dalama perusahaan namun
tidak menutup kemungkinan perusahaan menunjuk auditor dari luar
untuk melakukan audit kepatuhan

10
c. Audit operasional
Merupakan audit pengkajian (review) atas setiap bagian dari
prosedur dan metoda yang diterapkan suatu entitas dengan tujuan
untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi. Outputnya berupa
rekomendasi kepada manajemen untuk perbaikan operasi perusahaan.
Melihat beranekaragam bidang yang ada di berbagai organisasi
perusahaan tentunya sulit menentukan suatu formula yang pakem
digunakan untuk semua proses audit operasional. Dalam audit
operasional tidak hanya mencakup bidang akuntansi saja namun bisa
merambah ke struktur organisasi, operasi komputer, metoda produksi,
pemasaran, dan bidang-bidang lainnya asalkan auditor menguasai
bidang tersebut. Contoh audit operasional auditor diminta untuk
mengevaluasi relevansi dan kecukupan informasi yang digunakan
manajemen untuk mengambil keputusan apakah akan membeli aset
tetap baru atau tidak dan ada juga auditor yang diminta untuk
mengevaluasi efisiensi aliran dokumen dalam proses penjualan

D. PENGAUDITAN & AKUNTANSI


Akuntansi dan audit kelihatannya sama, namun ternyata berbeda. Itu lah
yang disebut dengan serupa namun tidak sama.

Meskipun demikian, sebagian besar mata kuliah audit banyak dibahas di


dalam kelas atau jurusan akuntansi. Sangat jarang juga ditemukan jurusan
khusus audit yang terpisah dengan jurusan akuntansi. Yang lebih sering adalah
jurusan bisnis terpisah dengan jurusan akuntansi meskipun bisnis dan
akuntansi sangat berkaitan.

Bisa saja hal tersebut disebabkan oleh perbedaan akuntansi dan audit
terasa sangat tipis dan hubungan keilmuannya pun sangat erat dan hampir
tidak dapat dipisahkan antara akuntansi dan audit. Dalam profesi praktisi pun,
seorang akuntan semestinya memahami audit, begitu pula seorang auditor juga
sangat penting untuk memahami akuntansi.

11
Bahkan, terdapat beberapa profesi akuntansi yang berkolaborasi dengan
bidang keilmuan audit, yaitu salah satunya profesi akuntan forensik.
Akuntansi forensik adalah perpaduan antara ilmu akuntansi, audit, dan ilmu
hukum. Oleh karena itu, di tengah-tengah perbedaan yang sangat tipis antara
akuntansi dan audit, tetap sangat penting untuk memahami lebih dalam
mengenai akuntansi dan audit.

Akuntansi

Melansir dari buku “Dasar-Dasar Akuntansi” yang disusun oleh Al


Haryono Jusup tahun 2001, akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu
disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi.

Selanjutnya, Al Haryono Jusup juga menyatakan bahwa definisi


akuntansi, apabila ditinjau dari sudut kegiatannya, terdiri dari proses
pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisaan data
keuangan suatu organisasi:

 Proses pencatatan yaitu pencatatan transaksi ke dalam jurnal.


 Proses penggolongan adalah penyusunan buku besar atau yang disebut
dengan general ledger.
 Proses peringkasan adalah proses penyusunan akun-akun buku besar
tersebut ke dalam neraca saldo.

Proses pelaporan adalah penyusunan laporan keuangan yang secara


umumnya terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan neraca.
Laporan laba rugi menggambarkan hasil operasi perusahaan dalam suatu
periode waktu tertentu.
Dengan kata lain, laporan laba rugi menggambarkan keberhasilan atau
kegagalan operasi perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya. Hasil operasi
perusahaan yang berupa laba atau rugi akan berpengaruh terhadap modal
pemilik.

12
Apabila perusahaan memperoleh laba, maka laba tersebut akan menambah
modal pemilik. Sebaliknya, jika perusahaan mengalami kerugian, maka
modal pemilik akan berkurang.
Laporan perubahan modal sering disebut sebagai jembatan antara laporan
laba rugi dan neraca. Neraca sering disebut sebagai laporan posisi keungan
adalah suatu daftar yang menggambarkan aktiva (harta kekayaan), kewajiban,
dan modal yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.
Analisis data laporan keuangan dapat dilakukan dengan berbagai cara,
antara lain dengan membandingkan jumlah akun-akun pada suatu periode
laporan keuangan dengan jumlah akun-akun pada periode laporan keuangan
yang sebelumnya, serta analisis laporan keuangan juga biasanya dilakukan
dengan melakukan analisis rasio keuangan.

Audit
Audit dapat didefinisikan sebagai proses yang dilakukan secara sistematis
serta mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi mengenai tindakan
dan kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat kepatuhan
asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Hasil dari audit adalah berupa opini, yaitu berupa opini dari auditor
mengenai laporan keuangan yang diperiksanya. Audit terdiri dari lima jenis
yaitu opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), opini wajar tanpa
pengecualian dengan paragraf penjelasan (modified unqualified opinion),
opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion), opini tidak wajar
(adverse opinion), dan opini tidak menyatakan pendapat (disclaimer opinion).
Opini wajar tanpa pengecualian apabila memenuhi kondisi laporan
keuangan lengkap, bukti audit yang dibutuhkan lengkap, ketiga standar umum
telah diikuti sepenuhnya dalam perikatan kerja, laporan keuangan disajikan
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku dan konsisten, serta tidak
terdapat ketidakpastian yang cukup berarti mengenai perkembangan di masa
depan (going concern).

13
Opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan apabila
sebagian dari pendapat auditor ditarik dari pendapat auditor independen
lainnya, tidak tersedianya aturan yang jelas terkait dengan laporan keuangan
sehingga berpotensi dianggap menyimpang dari SAK (Standar Akuntansi
Keuangan).
Selain itu, adanya pengaruh ketidakpastian peristiwa masa yang akan
datang dan hasilnya tidak dapat diperkirakan, ada keraguan dari auditor atas
konsep going concern perusahaan/entitas, kurang konsisten perusahaan dalam
menerapkan prinsip atau standar akuntansi yang digunakan, dan auditor ingin
menekankan suatu hal.
Opini wajar dengan pengecualian apabila auditor setelah memperoleh
bukti yang cukup dan tepat menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik
secara individual maupun secara agregasi adalah material tetapi tidak pervasif
terhadap laporan keuangan, atau auditor tidak memperoleh bukti yang cukup
dan tepat yang mendasari opini, tetapi auditor menyimpulkan bahwa
pengaruh kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi yang mungkin timbul
terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat menjadi material tetapi tidak
pervasif.
Opini tidak wajar apabila setelah melakukan pemeriksaan memperoleh
bukti yang cukup dan tepat kemudian menyimpulkan bahwa ada kesalahan
penyajian, baik secara individual maupun secara agregasi adalah material dan
pervasif terhadap laporan keuangan. Pervasif sendiri diartikan sebagai
kesalahan yang akan membawa dampak kemana-mana atau mendalam.
Opini tidak menyatakan pendapat apabila auditor tidak memperoleh bukti
yang cukup dan tepat untuk mendasari opini, dan auditor tidak menyimpulkan
bahwa pengaruh kesalahan penyajian material yang tidak terdeteksi yang
mungkin timbul terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat material
dan pervasif.

E. KETERBATASAN PENGAUDITAN
Audit mempunyai beberapa keterbatasan sebagai berikut ini:

14
1. Biaya yang terbatas

Adanya keterbatasan biaya membuat audit tidak dapat dilakukan


pada seluruh transaksi. Kondisi ini mendorong auditor untuk
melakukan pengujian dengan menggunakan materialitas sebagai
batasan.

2. Waktu yang terbatas

Adanya keterbatasan waktu membuat audit tidak dapat dilakukan


pada seluruh transaksi. Sama seperti kondisi akibat adanya
keterbatasan biaya, auditor juga terdorong untuk melakukan pengujian
dengan menggunakan materialitas sebagai batasan.

Selain dari keterbatasan audit, laporan keuangan juga mendapat


keterbatasan yang berasal dari proses akuntansi itu sendiri yaitu:

1. Adanya prinsip akuntansi alternative : Dengan adanya prinsip


akuntansi alternatif, maka pengguna laporan keuangan harus
waspada terhadap efek dari penggunaan prinsip akuntansi
alternatif.
2. Adanya estimasi akuntansi : Estimasi akuntansi merupakan sesuatu
yang tidak pasti bahkan auditor pun tidak dapat memastikannya.
Oleh karena itu, pengguna laporan keuangan juga harus waspada
terhadap hal ini.

F. TUJUAN PENGAUDITAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


Tujuan audit bagi laporan keuangan ini yaitu untuk mendapatkan nilai
kewajaran atau kelayakan penyajian suatu laporan keuangan yang telah dibuat
oleh suatu perusahaan. Dalam kewajaran dan kelayakan ini juga terdapat
dalam prinsip akuntansi yang dapat tercerminkan pada opini audit. Laporan
keuangan audit ini memiliki 4 macam opini yang berbeda, antara lain:

15
 Wajar tanpa pengecualian ,merupakan laporan keuangan yang dibuat
berdasarkan standar akutansi yang berlaku.
 Wajar dengan pengecualian, merupakan laporan keuangan yang sudah
dapat diterima tetapi masih harus ada banyaknya realisasi agar tidak
terdapat kesalahan dalam mengambil suatu keputusan.
 Tidak wajar, laporan keuangan yang dibuat tidak sesuai dengan standar
akutansi pada umumnya.
 Tidak memberi pendapatan, laporan keuangan yang disajikan terdapat
sebuah kesalahan yang material dan adanya pembatasan pemeriksaan
sehingga auditor tidak dapat menemukan bukti yang cukup untuk
mengetahaui sebuah kesalahan tersebut.

G. TUJUAN AUDIT ATAS TRANSAKSI


Tujuan audit atas golongan transaksi yang ditetapkan auditor,
berhubungan erat dengana sersi-asersi manajemen untuk golongan transaksi.
Ada perbedaan antara tujuan umum golongantransaksi dan tujuan spesifik
audit transaksi untuk tiap golongan transaksi.
 Keterjadian : Transaksi yang dibutuhkan benar-benar terjadi tujuannya
berkaitandengan apakah transaksi yang dibukukan sungguh-sungguh telah
terjadi.
 Kelengkapan : Transaksi yang terjadi telah dibukukan. tujuannya
berhubungandengan apakah semua transaksi yang seharusnya dibukukan
ke dalam jurnal, sungguh-sungguh telah dibukukan.
 Keakurasian : Transaksi telah dicatat dengan jumlah yang benar.
Tujuannya berkaitan dengan keakurasian informasi untuk transaksi
akuntansi dan merupakan satu bagian dari asersi keakurasian untuk
golongan transaksi.
 Posting dan Pengikhtisaran : Transaksi yang dicatat telah dimassukkan
denganbenar ke dalam Master File dan dibuat ikhtisarnya dengan benar.
Tujuannya berhubungan dengan keakurasian transfer informasi dari
catatan transaksi dalam jurnal ke buku besar dan buku pembantu.

16
 Penggolongan : Transaksi yang dicatat dalam jurnal klien telah
digolongkan dengantepat. Tujuannya berhubungan dengan apakah
transaksi telah dibukukan dalam akun yangtepat.
 Ketepatan waktu : Transaksi telah dibukukan pada tanggal yang tepat.
Tujuan audit ini berhubungan dengan apakah transaksi telah dibukukan
pada tanggal yang tepat.

H. TUJUAN AUDIT ATAS SALDO AKUN


Tujuan audit saldo kas adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-
masing asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo akun kas.
Tujuan audit ditentukan berdasarkan atas kelima kategori asersi laporan
keuangan yang dinyatakan oleh manajemen, yaitu :

 Asersi keberadaan dan keterjadian : Saldo kas tercatat benar-benar


ada pada tanggal neraca.
 Asersi kelengakapan : Saldo kas tercatat meliputi pengaruh semua
transaksi kas yang telah terjadi transfer kas antar bank pada akhir
tahun, telah dicatat pada periode yang tepat.
 Asersi hak dan keajiban : Klien mempunyai hak legal atas seluruh
saldo kas yang tampak pada tanggal neraca.
 Asersi penilaian dan pengalokasian : Saldo kas tercatat dapat
direalisasi pada jumlah yang dinyatakan dalam neraca dan sesuai
dengan skedul pendukungnya.
 Asersi pelaporan dan pengungkapan : Saldo kas telah diidentifikasi
dan dikelompokkan dengan tepat dalam neraca. Identifikasi dan
pengungkapan yang tepat dan memadai telah dilakukan
sehubungan dengan adanya pembatasan penggunaan kas tertentu.

I. TUJUAN AUDIT ATAS PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN


Tujuan audit atas penyajian dan pengungkapan identik dengan asersi
manajemenuntuk penyajian dan pengungkapan. Konsep yang diterapkan pada
17
tujaun audit saldo akun diterapkan pula untuk tujuan audit atas penyajian dan
pengungkapan.

a) Tujuan Umum Audit atas Penyajian dan Pengungkapan


 Keterjadian dan hak dan kewajiban
 Kelengkapan
 Keakurasian dan penilaian
 Penggolongan dan kejelasan

b) Tujuan Spesifik Audit atas Penyajian dan Pengungkapan Untuk Utang


Wesel
 Keterjadian dan hak dan kewajiban, dimana utang wesel dalam catatan
benarada dan merupakan kewajiban perusahaan.
 Kelengkapan, dimana syarat pengungkapan utang wesel telah
dicantumkandalam catatan kaki laporan keuangan.
 Keakurasian dan penilaian, dimana pengungkapan catatan kaki tentang
utangwesel telah dilakukan dengan teliti.
 Penggolongan dan kejelasan, dimana utang wesel digolongkan menjadi
utangjangka panjang dan pendek serta pengungkapan dilaporan
keuangan dibuatdengan jelas.

18
BAB III

PENUTUP

I. KESIMPULAN
Auditor adalah suatu profesi yang bertugas melakukan kegiatan
auditing, khususnya pada laporan-laporan terkait keuangan dari suatu
perusahaan, lembaga ataupun instansi. Adapun jenis-jenis auditor adalah
auditor independen, internal, pemerintah, pajak & forensic.

Jasa asurans mampu memberikan jaminan bersifat independen dan tidak


bias dengan informasi yang diperiksa. Jasa ini dapat diberikan oleh Kantor
Akuntan Publik (KAP) atau profesional lainnya. Kebutuhan akan jasa ini
bukanlah suatu hal yang baru, kantor-kantor akuntan publik telah lama
memberikan berbagai macam jasa asurans terutama asurans atas informasi
laporan keuangan historis.

Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan


mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-
tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif untuk
menentukan tingkat kepatuhan antara asersi tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.

Akuntansi dan audit kelihatannya sama, namun ternyata berbeda. Itu lah
yang disebut dengan serupa namun tidak sama. Meskipun demikian,

19
sebagian besar mata kuliah audit banyak dibahas di dalam kelas atau
jurusan akuntansi.

Tujuan audit bagi laporan keuangan ini yaitu untuk mendapatkan nilai
kewajaran atau kelayakan penyajian suatu laporan keuangan yang telah
dibuat oleh suatu perusahaan. Tujuan audit atas golongan transaksi yang
ditetapkan auditor, berhubungan erat dengana sersi-asersi manajemen
untuk golongan transaksi.

DAFTAR PUSTAKA

https://bisnismuda.id/read/1408-i-wayan-yeremia-natawibawa/akuntansi-dan-
audit-serupa-namun-berbeda

http://kompreakuntansi.blogspot.com/2009/12/keterbatasan-dari-audit.html

https://sniconsulting.co.id/2020/08/10/tujuan-dan-tahapan-audit-dalam-laporan-
keuangan/#:~:text=Tujuan%20audit%20bagi%20laporan%20keuangan,dapat
%20tercerminkan%20pada%20opini%20audit.

https://www.scribd.com/document/391647162/Tujuan-Audit-Atas-Golongan-
Transaksi

https://www.academia.edu/24591232/AUDIT_SALDO_KAS#:~:text=A.
%20Tujuan%20Audit%20Tujuan%20audit,dengan%20transaksi%20dan%20saldo
%20kas.

https://www.coursehero.com/file/p74t51e3/9-TUJUAN-AUDIT-ATAS-
PENYAJIAN-DAN-PENGUNGKAPAN-Tujuan-audit-atas-penyajian-dan/

20

Anda mungkin juga menyukai