PROFESI AUDITOR
Dosen Pengampuh : Fista Apriyani Sujaya, S.E., M.Ak
Kelompok 3:
Erina Sulistiawaty ( 17416262201146 )
Halimatus Sa’diyah ( 17416262201176 )
Putri Maydina ( 17416262201167 )
Vebriani Simanjuntak ( 17416262201164 )
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin
penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad
SAW
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang mata
kuliah Akuntansi Internasional yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari tuhan akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
3. Dapat mengetahui tantangan jasa audit dan auditing international dilihat
dari beberapa aspek
4. Dapat mengetahui bagaimana perbandingan auditing lokal dengan
international
5. Dapat menegetahui apa saja yang di audit oleh auditor dalam standar audit
nasional
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.2.1 Kode Etik dan Standar Audit APIP (Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah)
Auditor APIP adalah pegawai negeri yang mendapat tugas antara lain untuk
melakukan audit. Auditor APIP meliputi :
3
Dalam menjalankan tugas auditnya wajib mentaati kode etik APIP yang
berkaitan dengan statusnya sebagai pegawai negeri dan standar audiot APIP
sebagaimana diatur dalam peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatu Negara
No. PER/M. PAN/03/2008 M. PAN/03/2008 dan No. PER/05/M.
PAN/03/2008 Tanggal 31 Maret 2008.
Disisi lain terdapat pula auditor pemerintah khususnya auditor BPKP adalah
akuntan anggota IAI yang dalam keadaan tertentu melakukan audit atas entitas
yang menerbitkan laporan keuangan yang disusun berdasar PABU
(BUMN/BUMD) sebagaimana diatur dalam PSAK. Karena itu auditor
pemerintah tersebut wajib mengetahui dan mentaati kode etik akuntan
Indonesia dan standar audit yang diatur dalam Standar Profesional Akuntan
Publik yang ditetapkan oleh IAI.
4
7. Intruksi Presiden No. 5 Tahun 2004 Tentang Percepatan Pemberantasan
Korupsi.
8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/03. 1/M. PAN/03/2007 Tentang Kebijakan Pengawasan Intern
Pemerintah Tahun 2007-2008.
Kode etik APIP ini diberlakukan bagi seluruh auditor dan pegawai negeri sipil
yang diberi tugas oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) untuk
melaksanakan pengawasan dan pemantauan tindak lanjutnya. Isi dari kode etik
APIP ini memuat 2 (dua) komponen, yaitu:
1. Prinsip-prinsip Perilaku
a. Integritas
Auditor dituntut untuk memiliki kepribadian yang dilandasi oleh sikap
jujur, berani, bijaksana, dan bertanggung jawab untuk membangun
kepercayaan guna memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang
handal.
b. Obyektivitas
Auditor harus menjunjung tinggi ketidakberpihakan profesional dalam
mengumpulkan, mengevaluasi, dan memroses data/informasi audit.
Auditor APIP membuat penilaian seimbang atas semua situasi yang
relevan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan sendiri atau orang lain
dalam mengambil keputusan.
5
c. Kerahasiaan
Auditor harus menghargai nilai dan kepemilikan informasi yang
diterimanya dan tidak mengungkapkan informasi tersebut tanpa otorisasi
yang memadai, kecuali diharuskan oleh peraturan perundang-undangan.
d. Kompetensi
Dalam melaksanakan tugasnya auditor dituntut untuk memiliki
pengetahuan, keahlian, pengalaman dan keterampilan yang diperlukan
untuk melaksanakan tugas.
2. Aturan Perilaku
6
Visi, misi, tujuan, kewenangan dan tanggung jawab APIP harus
dinyatakan secara tertulis, disetujui dan ditandatangani oleh pimpinan
tertinggi organisasi. Pernyataan standar tersebut dimaksudkan untuk
memberikan kejelasan secara formal tentang arah dan mandat yang
diberikan kepada APIP dalam melaksanakan setiap penugasan audit yang
secara khusus berkenaan dengan kewenangan akses APIP dan para
auditornya atas informasi dan personel auditi.
b. Independensi dan Obyektivitas
1) Independensi APIP
2) Obyektivitas Auditor
3) Gangguan Terhadap Independensi dan Obyektivitas
c. Keahlian
1) Latar Belakang Pendidikan Auditor
2) Kompetensi Teknis
3) Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan
4) Penggunaan Tenaga Ahli dari Luar
d. Kecermatan Profesional
Auditor harus menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan
seksama (due professional care) dan secara hati-hati (prudent) dalam setiap
penugasan.
e. Kepatuhan Terhadap Kode Etik.
Auditor tidak saja harus menggunakan seluruh kemampuan dan
kecermatannya tetapi juga dituntut untuk mematuhi kode etik yang
ditetapkan. Dengan demikian kompetensi dan etika harus dipenuhi secara
bersamaan.
Prosedur audit dan kepastian dikerjakan oleh perusahaan audit yang dibentuk
untuk menegaskan transaksi masa lalu, menilai kualitas sistem kontrol, dan
7
menentukan risiko masa depan. Praktik bisnis lokal dan budaya dapat
menciptakan tantangan dalam penegasan sederhana apa yang telah terjadi, sebaik
menilai risiko di masa depan. Contoh beberapa tantangan, yakni :
Keunggulan kas.
Walaupun membayar biaya dengan kas daripada cek ini merupakan praktik
yang biasa terjadi di beberapa negara, namun ini membuat kontrol pencatatan
biaya dan pendapatan menjadi sulit. Jepang menyediakan contoh yang bagus
atas beberapa tantangan yang muncul dalam manajemen kas. Jepang
menggunakan kas daripada cek untuk beberapa transaksi. Untuk mengirim kas
ke pos, mereka menggunakan amplop uang yang dibawa ke kantong khusus
oleh tukang pos. Bisnis yang lebih besar menggunakan cek, tetapi bank lebih
sering menyediakan daftar transaksi dari komputer daripada mengecap cek. Ini
menjadi sulit untuk mengecek tanda tangan dan otorisiasi cek aktual selama
audit. Oleh karena bank memiliki sifat terhubung satu sama lain, beberapa
pembayaran terjadi melalui transfer langsung dari akun satu bank ke yang
lainnya. Satu-satunya verifikasi transfer adalah dengan menggunakan print-out
komputer. Beberapa perusahaan menggunakan variasi transfer untuk
menghindari pemerintah dari pemeriksaan pendapatan untuk hal pajak.
8
negara dimana auditor mempraktikkan atau laporan hukum untuk pemerintah
tanpa kebutuhan mengatakan klien mereka.
9
pemboikotan dimana auditor harus menyatakan bahwa tidak ada negara
yang didiskriminasikan.
10
tidak memuaskan dalam lingkup yang luas karena kompleksitas audit
internasional dan pajak dan perkembangan internasionalisasi dari perusahaan
klien yang lebih besar.
Kehadiran yang lebih kuat di luar negeri adalah menjadi bagian dari aliansi
global perusahaan yang membagi teknologi, klien dan kadang-kadang staf.
Aliansi ini mungkin merupakan entitas legal terpisah yang menggunakan
nama perusahaan induk. Partnership dalam negara individu menahan identitas
separatisnya, tetapi lebih dari kesatuan usaha yang eksis diantara perusahaan
internasional. Ini mengizinkan pengetahuan lokal tambahan dari klien global,
tapi tanpa kontrol yang ketat dari perusahaan tunggal.
Kehadiran yang paling kuat untuk perusahaan global adalah entitas tunggal
dengan pemegang modal. Ini dapat diperoleh dari ekspansi ke luar cabang dari
perusahaan asli atau dari penggabungan usaha perusahaan independen
terdahulu. Kantor personel sering diisi dengan posisi penting di cabang luar
negeri sampai personel domestik diambil alih. Di beberapa kasus, perusahaan
11
lokal diperoleh, lainnya, perusahaan baru didirikan. Konsep cabang,
dipasangkan dengan manajemen pusat yang kuat, menyediakan kontrol yang
ketat atas pelayanan.
Tersedianya auditor.
Ada tiga model pendidikan akuntansi yang berbeada yang beperan untuk
sertifikasi:
12
2. Pendekatan universitas, didasarkan model untuk sertifikasi, mirip
dengan pendekatan yang digunakan di Amerika Serikat dan Jerman.
3. Model rangkap, ditemukan di Belanda dan Perancis yang mana
diizinkan dilakukan tiap pendekatan sebelumnya.
13
for Reciprocity” telah ditandatangani antara AICPA, NASB, dan CICA.
Sesuai dengan persetujuan, akuntan dengan kualifikasi profesional di satu
negara meminta kualifikasi dari negara lain, subjek untuk mengambil ujian
pajak lokal dan kerangka legal. Ujian khusus ini mengeliminasi kebutuhan
untuk akuntan Kanada, contoh, untuk mengambil ujian Uniform CPA.
Ujian ini disampaikan pada anggota Institute of Chartered Accountants of
Australia yang mengambil ujian IQEX (International Uniform Certified
Public Accountant Qualification Examination). Ujian merupakan salah
satu kebutuhan yang digunakan untuk menafsir kompetensi
profesional Australian and Canadian Chartered Accountant yang berharap
mendapat sertifikat CPA.
14
Bagaimanapun, Jerman dan Inggris sama ketatnya dengan Amerika
Serikat dalam tidak memberi izin pertukaran hak dengan mudah.
1. Beberapa aspek dalam audit lokal dan audit internasional telah memiliki
kesamaan antara lain dalam definisi, tujuan, kerangka, standar dan
prosedur.
2. Ada pula perbedaan antara lain dalam teknis pembuatan kertas kerja, dan
laporan audit.
3. Juga ada perbedaan dalam hal latar belakang pendidikan seorang auditor
internasional. Di satu negara mensyaratkan auditor internasional harus
bergelar master, sedangkan di satu negara tidak. Sehubungan dengan
adanya perbedaan bentuk laporan audit di berbagai negara, dikeluarkanlah
beberapa aturan oleh International Auditing Practice Committee (IAPC)
yang merupakan komite senior dari IFAC. Hingga saat ini, dari hasil survey
perbandingan antar negara didapatkan bahwa perbedaan laporan audit di
beberapa negara adalah :
Alamat pihak yang dituju dalam laporan audit.
Tidak menentukan prinsip akuntansi yang mendasari laporan keuangan
yang diuji
Indeksasi laporan audit.
15
Point standar audit yang pertama ini masuk dalam standar umum. Dalam
melakukan sebuah audit, tentu harus dilakukan oleh seseorang dengan
keahlian dan juga pelatihan teknis yang cukup. Seorang auditor diharuskan
untuk bertindak sebagai seorang yang benar mahir dalam bidang akuntansi.
Keahlian tersebut bisa dengan menempuh pendidikan formal maupun dengan
pengalaman dalam mengikuti pelatihan. Adapun bentuk pelatihan yang ada
mencakup sebuah pelatihan kesadaran untuk mengembangkan keterampilan
dalam berbisnis maupun kegiatan perusahaan. Seorang auditor diharuskan
untuk mempelajari, memahami, dan menerapkan ketentuan baru yang ada
pada prinsip akuntansi dan juga standar auditing.
2. Independence atau Tidak Terpengaruh
Bagi seorang auditor, sangat penting untuk bersikap independen. Independen
dalam hal ini yaitu tidak mudah terpengaruh oleh pihak manapun. Adanya
sikap intelektual dan jujur perlu dijunjung tinggi oleh seorang auditor. Sebuah
profesi akuntan publik biasanya telah mengetahui kode etik akuntan Indonesia
agar bisa mendapat sebuah kepercayaan.
Meskipun sikap independensi ini masuk dalam kategori mutu pribadi dan
tidak masuk dalam hal yang tercantum khusus dalam persepsi auditing, namun
sikap ini sangat penting untuk dipertahankan. Semakin seorang auditor
memiliki sikap baik, tentu hal tersebut berimbas pada kualitas yang ada.
3. Due Professional Care atau Tingkat Keprofesionalan
Maksud dari standar yang satu ini yaitu adanya sebuah sikap cermat dan
seksama. Seorang auditor harus memiliki keterampilan dan mampu
mengembangkan keterampilan tersebut.
Keterampilan dalam hal cermat dan seksama tersebut untuk bisa
mencerminkan seorang auditor yang profesional. Keprofesionalan akan
menunjang keyakinan dalam melakukan evaluasi dalam laporan keuangan.
4. Adequate Planning dan Proper Supervision
Pada bagian standar audit ini termasuk dalam standar pekerjaan lapangan.
Standar audit dalam kategori ini berisi mengenai sikap dan juga pengetahuan
seorang akuntan publik. Tentunya hal ini bersangkutan dengan skill yang ada.
16
Maksud dari standar ini yaitu sebuah pekerjaan harus memiliki rencana yang
sangat baik. Point ini menjelaskan bahwa seorang auditor memiliki
penyerahan tanggung jawab. Pada poin ini menjelaskan tentang penyerahan
tanggung jawab untuk merencanakan hal-hal yang terkait dengan pekerjaan.
5. Pemahaman yang Memadai Atas Struktur Pengendalian Intern
Standar pekerjaan lapangan yang satu ini berhubungan langkah atau strategi
dalam melakukan pekerjaan. Ilmu yang ada akan membedakan hasil dari audit
yang dilakukan.
Seorang auditor tentu harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang
pengendalian intern baik itu prosedur maupun desain tentang laporan
keuangan. Seperti halnya arus kas yang mampu menjadi sarana perencanaan
perusahaan dalam pengendalian aktivitasnya.
6. Bukti Audit yang Kompeten
Sebagai hasil untuk melakukan evaluasi harus ada sebuah bukti. Dari analisis
laporan keuangan, tentu akan menghasilkan suatu pendapat.
Pekerjaan oleh auditor untuk memberikan pendapat terhadap laporan
keuangan tentunya berdasarkan evaluasi bukti audit. Bukti tersebut bersifat
variatif dan tentu harus benar-benar objektif, relevan, dan tepat waktu.
7. Financial Statements Presented in Accordance atau Sesuai Dengan Prinsip
Akuntansi
Pada poin ini sudah memasuki tahap pelaporan. Pelaporan ini menjadi hasil
akhir dari rangkaian standar audit. Maksud dari standar ini yaitu laporan audit
harus menyatakan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Hal tersebut mencakup konvensi, aturan dan prosedur yang dibutuhkan
untuk membatasi praktik dalam akuntansi yang berlaku.
Untuk standar pelaporan yang satu ini mengharuskan auditor menyajikan fakta
dengan memberikan pendapat mengenai penyusunan laporan keuangan. Hal
tersebut untuk memberikan gambaran terhadap perusahaan dalam hal
finansial.
8. Consistency In The Application atau Harus Konsistensi
17
Hasil laporan auditor tentu harus menunjukkan, apabila ada
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi. Adapun tujuan dari
konsistensi ini yaitu untuk memberikan jaminan daya banding terhadap
laporan keuangan. Tujuan dari konsistensi ini untuk mengungkapkan
perubahan yang terjadi dalam laporan keuangan. Hal ini ditulis dalam sebuah
paragraf penjelasan dalam laporan keuangan yang ada.
9. Isi Laporan Harus Dipandang Memadai dan Mencakup Semua Hal
Mengenai standar audit yang ini merupakan bentuk laporan keuangan harus
sesuai dengan prinsip akuntansi yang memadai. Baik itu dari segi susunan,
bentuk, isi laporan, serta catatan atas laporan keuangan.
Seorang auditor harus memastikan tentang beberapa hal yang diungkapkan
dan berhubungan dengan fakta-fakta saat dilaksanakan audit. Hal tersebut bisa
menjadi bahan peetimbanhan dengan pernyataan klien dan mampu
merahasiakan informasi yang masuk.
10. Expression of Opinion atau Pendapat yang Sesuai
Laporan audit harus memuat secara keseluruhan dalam standar yang telah
ditentukan. Hal ini untuk menghindari kesalahan penafsiran seseorang.
Bahkan standar pelaporan ini harus dikaitkan dengan laporan keuangan yang
ada.
Keterkaitan tersebut bisa dilakukan ketika akuntan memberikan izin untuk
memberikan dokumen atau laporan komunikasi tertulis. Ketika seorang
akuntan menyerahkan hasil laporan yang disusun kepada pihak lain, maka
akuntan tersebut dianggap terkait.
Beberapa standar adit tersebut wajib untuk diterapkan agar memiliki
perencanaan yang matang untuk perusahaan. Laporan keuangan yang baik
akan menunjukkan stabilitas dan perkembangan perusahaan. Berbagai standar
yang ada sebagai langkah dan juga pedoman yang harus diterapkan dalam
melakukan audit terhadap perusahaan.Dari ketiga pengelompokkan standar,
tentu tidak boleh terlewat satupun agar hasil audit benar-benar maksimal.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Setitik harapan dari kami sebagai penyusun kepada semua pihak baik
pengoreksi maupun pembaca untuk memberikan kritik dan saran kepada kami.
Karena makalah yang kami susun ini masih terlihat jauh dari kata
kesempurnaan. Oleh karena, itu kritik saran yang membangun sangat kami
butuhkan untuk memperbaiki kekuarngan yang ada dalam makalah ini.
19
DAFTAR PUSTAKA
https://adamfirdaus46.wordpress.com/2015/03/22/perkembangan-dan-klasifikasi-
akuntansi-international/
http://hpcrates.blogspot.com/2012/03/pola-budaya-dan-perkembangan-
akuntansi.html?m=1
20