Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI DAN IMPLEMENTASI


AKUNTANSI DI INDONESIA DAN DUNIA

DISUSUN OLEH :
RAHMADIYAH SYAFITRI 208330005
RISFADILLAH 208330011
DWI FADILAH 208330020
PUTRI PUJIANTI 208330049

DOSEN PENGAMPU
LINDA LORES PURBA, SE, MSi.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
AKUNTANSI
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Teori Akuntansi tentang
“Perkembangan Standar Akuntansi dan Implementasinya di Indonesia dan Dunia” dengan
baik. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menuntaskan tugas kelompok
pada Mata Kuliah Teori Akuntansi oleh Dosen Pengampu Ibu Linda Lores purba, SE, MSi.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami berharap ada kritikan dan juga saran yang
membangun demi kebaikan penyusunan makalah dimasa yang akan datang. Kami sangat
mengharapkan saran dan kritik dari Ibu Dosen Pengampu mata kuliah Teori Akuntansi dan
teman-teman terkait materi.

Medan, 07 Oktober 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................................... 3
1.3 TUJUAN PENELITIAN ........................................................................................... 3
BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................................... 4
2.1 STANDAR AKUNTANSI ........................................................................................ 4
2.2 KONVERGENSI SAK.............................................................................................. 6
2.3 PILAR STANDAR AKUNTANSI INDONESIA ................................................... 8
BAB 3 PENUTUP ................................................................................................................. 10
3.1 KESIMPULAN ........................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 11

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan Akuntansi terjadi sangat kompleks dan beragam maka diperlukan sebuah
standar yang mengatur perkembangan akuntansi tersebut agar dapat digunakan siapapun dalam
menyusun Laporan Keuangan. Dalam menyusun laporan keuangan diperlukannya sebuah
standar yang dapat menjadi pedoman baku agar meminimalkan kesalahan dari penyusun,
membantu auditor dalam melakukan pemeriksaan serta memudahkan pembaca laporan
keuangan untuk menginterpretasikan keadaan suatu entitas melalui laporan keuangannya.

Dalam laporan keuangan harus memuat informasi keuangan yang relevan (relevance),
dapat diandalkan (reliable), dapat dipahami (understandable), dan dapat diperbandingkan
(comparable) kepada para pemangku kepentingan. Hal tersebut agar informasi yang ada di
dalam laporan keuangan dapat tersampaikan dengan baik. Oleh karena itu standar akuntansi
merupakan hal penting dalam menyusun Laporan Keuangan. Perkembangan pasar uang dan
pasar modal yang sehat dan transparan mutlak memerlukan standar akuntansi keuangan yang
dapat di andalkan (Hariyati, 2011). Standar Akuntansi Keuangan berkaitan dengan tata hukum,
sosial, ekonomi, dan budaya suatu negara. Hal tersebut menimbulkan perbedaan konsep dan
terdapat ragam Standar Akuntansi.

Perkembangan Akuntansi Modern bermula di Eropa pada abad ke-19. Pada masa
tersebut, ada banyak negara di Eropa yang mulai menerapkan standar akuntansi yang sama,
seperti standar yang diterapkan oleh Institute of Chartered Accountants in England and Wales
(ICAEW) pada tahun 1880. Standar Akuntansi dunia mulai berkembang sejalan dengan
perkembangan Akuntansi di era Revolusi Industri dan semakin menjadikannya penting dalam
dunia bisnis. Pada tahun 1887 Amerika Serikat mendirikan Lembaga Akuntansi pertama yakni,
Institute of Certified Public Accountants (AICPA) yang mengeluarkan sertifikasi CPA
(Certified Public Accountant). Selain itu, Financial Accounting Standards Board (FASB) juga
didirikan pada tahun 1973 dan bertanggung jawab dalam mengeluarkan standar akuntansi yang
berlaku di Amerika Serikat.

1
Perkembangan Standar Akuntansi juga dirasakan di Indonesia, perkembangan akuntansi
dimulai pada tahun 1950-an ketika pelaksanaan pembangunan nasional. Pada saat itu,
pemerintah Indonesia mulai memperkenalkan akuntansi sebagai salah satu bidang ilmu
ekonomi. Pada tahun 1973, diluncurkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang kemudian
direvisi berkali-kali untuk memenuhi perkembangan kebutuhan informasi keuangan.
Memasuki abad ke-21, standar akuntansi keuangan telah berkembang semakin komprehensif
dan kompleks. Sejarah standar akuntansi keuangan di Indonesia sangat singkat, tapi telah
berkembang dengan pesat.

Menurut (PPM SoM, 2023), pencatatan transaksi keuangan pada masa lalu dilakukan
secara manual dengan menggunakan buku besar. Prosesnya memakan waktu dan sangat rentan
terhadap kesalahan manusia. Lalu ketika teknologi muncul di era Revolusi Industri, proses
pencatatan transaksi keuangan menjadi lebih mudah dan efisien. Komputerisasi merupakan
salah satu bentuk teknologi yang memberikan dampak besar terhadap perkembangan
akuntansi. Komputer memungkinkan penggunaan software akuntansi yang lebih canggih dan
terintegrasi dengan sistem informasi bisnis.

Dengan menggunakan software akuntansi, pengguna dapat memperoleh informasi


keuangan secara real-time dan melakukan analisis yang lebih mendalam terhadap kinerja
keuangan perusahaan. Internet dan cloud computing juga memberikan dampak besar pada
perkembangan akuntansi. Internet memungkinkan akses ke informasi keuangan secara global
dan real-time. Cloud computing memungkinkan penyimpanan data keuangan yang aman dan
efisien, sehingga pengguna dapat mengakses data keuangan perusahaan dari mana saja dan
kapan saja.

2
1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, adapun rumusan masalah dalam makalah ini,
yaitu :

1. Apa itu Standar Akuntansi?


2. Bagaimana sejarah Perkembangan Standar Akuntansi di Dunia?
3. Bagaimana sejarah Perkembangan Standar Akuntansi di Indonesia?
4. Apa saja Pilar Akuntansi Indonesia?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan yang muncul dalam
Rumusan Masalah, yaitu :

1. Mengetahui Standar Akuntansi secara jelas dan rinci,


2. Mengetahui Sejarah Perkembangan Standar Akuntansi di Dunia,
3. Mengetahui Sejarah Perkembangan Standar Akuntansi di Indonesia,
4. Mengetahui Pilar Akuntansi Indonesia.

3
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 STANDAR AKUNTANSI

Standar Akuntansi merupakan seperangkat prinsip, standar, dan prosedur umum yang
menentukan kebijakan beserta praktik dalam akuntansi keuangan. Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) merupakan pernyataan dan interpretasi yang dikeluarkan oleh Lembaga
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Dewan Standar Akuntansi
Syariah Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang
berada di bawah pengawasannya, (Ikatan Akuntan Indonesia, 2023). Pengembangan Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia dimulai sejak tahun 1973 dengan dibentuknya Panitia
Penghimpun Bahan-Bahan dan Struktur GGAP (Generally Accepted Accounting Principles)
dan GGAS (Generally Accepted Auditing Standards).

Ketika mendekati pengaktifan pasar modal di Indonesia pada tahun 1974, sebagai wadah
profesi akuntasi yang senantiasa mengubah tantangan menjadi peluang bagi kemajuan akuntan
dalam dunia bisnis, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) kemudian membentuk Komite Prinsip
Akuntansi Indonesia (Komite PAI) serta melakukan modifikasi prinsip akuntansi yang berlaku
di Indonesia dalam buku “Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI)”. Adapun isinya mengacu pada
US GAAP (Generallu Accepted Acounting Principles). IAI melakukan revisi besar-besaran
terhadap PAI dan melakukan modifikasi dalam buku “Standar Akuntansi Keuangan (SAK)”
yang mulai berharmonisasi dengan standar akuntansi keuangan Internasional

Perkembangan Akuntansi Modern bermula di Eropa pada abad ke-19. Pada masa
tersebut, ada banyak negara di Eropa yang mulai menerapkan standar akuntansi yang sama,
seperti standar yang diterapkan oleh Institute of Chartered Accountants in England and Wales
(ICAEW) pada tahun 1880. Standar Akuntansi dunia mulai berkembang sejalan dengan
perkembangan Akuntansi di era Revolusi Industri dan semakin menjadikannya penting dalam
dunia bisnis. Pada tahun 1887 Amerika Serikat mendirikan Lembaga Akuntansi pertama yakni,
Institute of Certified Public Accountants (AICPA) yang mengeluarkan sertifikasi CPA
(Certified Public Accountant). Selain itu, Financial Accounting Standards Board (FASB) juga
didirikan pada tahun 1973 dan bertanggung jawab dalam mengeluarkan standar akuntansi yang
berlaku di Amerika Serikat.

4
Perkembangan Akuntansi baik di Indonesia maupun di Dunia memiliki karakteristik
yang berbeda. Hal tersebut karena Standar Akuntansi Keuangan berkaitan dengan tata hukum,
sosial, ekonomi, dan budaya suatu negara. Dalam mengatasi perbedaan tersebut maka
dibentuknya Lembaga International Accounting Standards Board (IASB). Menurut (IFRS,
2023), IASB merupakan kelompok ahli independent dengan perpaduan pengalaman praktis
terkini dalam menetapkan standar akuntansi dalam mempersiapkan, mengaudit, atau
menggunakan laporan keuangan dan dalam pendidikan akuntansi. IASB bertanggung jawab
atas pengembangan dan publikasi Standar Akuntansi IFRS, termasuk Standar Akuntansi IFRS
untuk UKM dan juga bertanggung jawab untuk menyetujui Interpretasi Standar Akuntansi
IFRS yang dikembangkan oleh Komite Interpretasi IFRS.

Standar Akuntansi Internasional (IAS) adalah standar akuntansi internasional pertama


yang dikeluarkan oleh Komite Standar Akuntansi Internasional (IASC), yang dibentuk pada
tahun 1973. Adapun tujuannya untuk mempermudah perbandingan bisnis di seluruh dunia,
meningkatkan transparansi dan kepercayaan terhadap pelaporan keuangan, serta mendorong
perdagangan dan investasi global. Standar Akuntansi Internasional yang dibentuk oleh IFRS
merupakan pergantian dari Standar Pelaporan Keuangan Internasional pada tahun 2001 lalu
diadopsi oleh sebagian besar pasar keuangan utama di seluruh dunia. Namun ada beberapa
negara yang menolak mengadopsi IFRS sebagai Standar Akuntansi, yakni Tiongkok, Jepang
dan Amerika Serikat. Namun, Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat mewajibkan entitas
publik di AS umtuk mengikuti Standar Akuntansi yang Berlaku Umum (GAAP).

Standar akuntansi yang sebanding secara global mendorong transparansi, akuntabilitas,


dan efisiensi di pasar keuangan di seluruh dunia. Hal ini memungkinkan investor dan pelaku
pasar lainnya untuk membuat keputusan ekonomi yang tepat mengenai peluang dan risiko
investasi serta meningkatkan alokasi modal. Standar universal juga secara signifikan
mengurangi biaya pelaporan dan peraturan, terutama bagi perusahaan dengan operasi
internasional dan anak perusahaan di banyak negara.

Menurut (Investopedia, 2022), terdapat kemajuan signifikan dalam pengembangan satu


set standar akuntansi global berkualitas tinggi sejak IASC digantikan oleh IASB. IFRS telah
diadopsi oleh Uni Eropa, meninggalkan Amerika Serikat, Jepang, dan Tiongkok. Pada tahun
2033, 14 yurisdiksi mewajibkan penggunaan iFRS untuk semua atau sebagian perusaahan
besar yang sudah listed di Bursa Saham.

5
2.2 KONVERGENSI SAK

Berdasarkan kesepakatan Anggota G-20 pada tahun 2009 bahwa IAI telah menetapkan
dilaksanakannya program konvergensi SAK ke International Financial Reporting Standards
(IFRS Standards) secara bertahap dengan dukungan dari regulator seperti Otoritas Jasa
Keuangan (d/h Bapepam-LK) Bank Indonesia, Kementrian Negara BUMN, Direktorat
Jenderal Pajak, dan regulator lainnya. Dengan adanya konvergensi ini diharapkan SAK
menjadi bersifat principle-based, banyak menggunakan dasar pengukuran nilai wajar,
memerlukan professional judgement serta pengungkapan dalam laporan keuangan. Adapun
dampak lain dari program Kovergensi Standar Akuntansi Keuangan yaitu dicabutnya beberapa
PSAK khusus untuk industry tertentu karena sudah diatur secara umum dalam SAK yang
mengacu ke IFRS Standar. Berikut ini merupakan tahapan dalam program Konvergensi SAK,
yaitu :

A. KONVERGENSI TAHAP PERTAMA

Konvergensi tahap pertama dilakukan pada tahun 2012 dengan penjabaran sebagai
berikut : SAK per 1 Juni 2012 telah mengacu pada IFRS Standards per 1 Januari 2009. SAK
per 1 Juni 2012 terdiri dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Interpretasi
Standar Akuntansi Keuangan (ISAK), dan Pernyataan Pencabutan Standar Akuntansi
Keuangan (PPSAK) yang telah disahkan termasuk yang sudah berlaku efektif per tahun 2012
maupun yang belum berlaku efektif per tahun 2012. SAK per 1 Juni 2012 juga dilengkapi
dengan Buletin Teknis (Bultek) yang merupakan salah satu produk yang diterbitkan oleh
DSAK IAI namun bukan merupakan bagian dari standar.

B. KONVERGENSI TAHAP KEDUA

Dalam rangka mengikuti perkembangan standar akuntansi global yang sangat progresif,
konvergensi tahap kedua terus dilakukan pada tahun 2013 dan 2014. Efektif per 1 Januari 2015,
SAK yang berlaku di Indonesia secara garis besar telah berkonvergen dengan IFRS Standards
yang berlaku efektif per 1 Januari 2014. Dengan demikian, perbedaan gap antara SAK dan
IFRS Standards telah diminimalisir dari 3 tahun menjadi 1 tahun. Hingga saat ini, DSAK IAI
juga masih memegang teguh komitmennya untuk menjaga 1 tahun perbedaan gap antara SAK
dan IFRS Standards.

SAK efektif per 1 Januari 2015 terdiri dari produk berbasis IFRS Standards seperti PSAK
dan ISAK baru, revisi, amendemen dan yang telah melalui proses penyesuaian. SAK efektif
per 1 Januari 2015 ini juga dilengkapi PPSAK dan produk non-IFRS Standards seperti PSAK

6
28: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian, PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa,
PSAK 38: Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali, PSAK 45: Pelaporan Keuangan Entitas
Nirlaba, dan ISAK 25: Hak atas Tanah.
SAK efektif per 1 Januari 2017 menambahkan PSAK/ISAK baru yang terdiri dari PSAK
70: Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak, ISAK 30: Pungutan, dan ISAK 31:
Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti Investasi. Selain itu, SAK efektif per 1
Januari 2017 juga menambahkan beberapa PSAK yang telah mengalami amendemen dan
penyesuaian tahunan seperti PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan, PSAK 3: Laporan
Keuangan Interim, PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri, PSAK 5: Segmen Operasi, PSAK
7: Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi, PSAK 13: Properti Investasi, PSAK 15: Investasi pada
Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama, PSAK 16: Aset Tetap, PSAK 19: Aset Takberwujud,
PSAK 22: Kombinasi Bisnis, PSAK 24: Imbalan Kerja, PSAK 25: Kebijakan Akuntansi,
Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan, PSAK 53: Pembayaran Berbasis Saham, PSAK
58: Aset Tidak Lancar yang Dikuasai untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan, PSAK 60:
Instrumen Keuangan: Pengungkapan, PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian, PSAK 66:
Pengaturan Bersama, PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain, dan PSAK
68: Pengukuran Nilai Wajar.
SAK efektif per 1 Januari 2018 menambahkan PSAK/ISAK baru, yaitu PSAK 69:
Agrikultur. Selain itu, SAK efektif per 1 Januari 2018 juga menambahkan beberapa PSAK
yang telah mengalami amendemen, yaitu PSAK 2: Laporan Arus Kas, PSAK 13: Properti
Investasi, PSAK 16: Aset Tetap, PSAK 46: Pajak Penghasilan dan PSAK 53: Pembayaran
Berbasis Saham. Sedangkan beberapa PSAK yang mengalami penyesuaian tahunan, yaitu
PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama dan PSAK 67: Pengungkapan
Kepentingan dalam Entitas Lain.
SAK efektif per 1 Januari 2022 menambahkan Kerangka Konseptual Pelaporan
Keuangan (yang disahkan oleh DSAK IAI per 11 Desember 2019) serta ISAK baru yang terdiri
dari ISAK 35: Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba dan ISAK 36:
Interpretasi atas Interaksi antara Ketentuan Mengenai Hak atas Tanah dalam PSAK 16: Aset
Tetap dan PSAK 73: Sewa.
Selain itu, SAK efektif per 1 Januari 2022 juga menambahkan beberapa PSAK atau ISAK
yang telah mengalami amendemen dan penyesuaian tahunan dari buku sebelumnya seperti,
PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan, PSAK 13: Properti Investasi, PSAK 15: Investasi pada
Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama, PSAK 22: Kombinasi Bisnis, PSAK 24: Imbalan Kerja,
PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan, PSAK 26:
7
Biaya Pinjaman, PSAK 46: Pajak Penghasilan, PSAK 48: Penurunan Nilai Aset, PSAK 55:
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, PSAK 60: Instrumen Keuangan:
Pengungkapan, PSAK 62: Kontrak Asuransi, PSAK 66: Pengaturan Bersama, PSAK 71:
Instrumen Keuangan, PSAK 73: Sewa dan ISAK 16: Perjanjian Konsesi Jasa.

2.3 PILAR STANDAR AKUNTANSI INDONESIA

Menurut (Dewan Standar Akuntansi Keuangan, 2022), terdapat empat pilar Standar
Akuntansi di Indonesia yang diterapkan secara luas yaitu :

1. PILAR 1 STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INTERNASIONAL


Pilar 1 Standar Akuntansi Keuangan Internasional adalah pilar SAK yang
merupakan adopsi penuh (full adoption) dari International Financial Reporting
Standards (IFRS) yang diterbitkan oleh International Accounting Standards Board
(IASB). Standar Akuntansi Keuangan Internasional merupakan hasil penerjemahan
IFRS dan tidak terdapat modifikasi atau penyesuaian dari IFRS yang diterbitkan oleh
IASB.

2. PILAR 2 STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA

Pilar 2 Standar Akuntansi Keuangan Indonesia adalah pilar SAK yang


merupakan konvergensi IFRS yang diterbitkan oleh IASB. Konvergensi SAK ke IFRS
dilakukan dengan menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia yang mengacu
pada IFRS dengan beberapa penyesuaian untuk mengakomodasi kondisi Indonesia.
Kondisi tersebut antara lain adalah adanya beberapa IFRS yang tidak diadopsi di
Indonesia karena tidak relevan dan terdapat beberapa modifikasi persyaratan dalam
IFRS.

Tanggal efektif pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) dalam Pilar 2


Standar Akuntansi Keuangan Indonesia yang mengacu pada IFRS berlaku lebih
kemudian dibandingkan dengan tanggal efektif IFRS. Pilar 2 Standar Akuntansi
Keuangan Indonesia juga mengakomodasi beberapa PSAK yang dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan lokal Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan Indonesia
didefinisikan dalam PSAK n201 Penyajian Laporan Keuangan dan PSAK n208
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.

8
3. PILAR 3 STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA UNTUK
ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

Pilar 3 Standar Akuntansi Keuangan Indonesia untuk Entitas Privat/Standar


Akuntansi Keuangan Indonesia untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik berlaku bagi
entitas tanpa akuntabilitas publik. Pilar 3 juga berlaku bagi entitas dengan akuntabilitas
publik sepanjang otoritas berwenang membuat regulasi yang mengizinkan penggunaan
Standar Akuntansi Keuangan Indonesia untuk Entitas Privat/Standar Akuntansi
Keuangan Indonesia untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik oleh entitas dengan
akuntabilitas publik tersebut.

Standar Akuntansi Keuangan Indonesia untuk Entitas Privat merupakan


konvergensi dari IFRS for SMEs yang diterbitkan oleh IASB. Terdapat beberapa
penyesuaian dari IFRS for SMEs untuk menyesuaikan dengan kondisi Indonesia dan
dengan Pilar 2 Standar Akuntansi Keuangan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan
Indonesia untuk Entitas Privat, yang akan menggantikan Standar Akuntansi Keuangan
Indonesia untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik, berlaku efektif untuk periode
tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2025 dengan penerapan dini
diperkenankan.

4. PILAR 4 STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA UNTUK


ENTITAS MIKRO KECIL DAN MENENGAH

Pilar 4 Standar Akuntansi Keuangan Indonesia untuk Entitas Mikro Kecil dan
Menengah merupakan SAK yang berlaku bagi entitas mikro kecil dan menengah yang
memenuhi persyaratan seperti yang dijelaskan dalam Standar Akuntansi Keuangan
Indonesia untuk Entitas Mikro Kecil dan Menengah dan merupakan standar yang paling
sederhana untuk memberikan kemudahan dan mengakomodasi kebutuhan penyusunan
laporan keuangan entitas mikro, kecil dan menengah.

9
BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Perkembangan Standar Akuntansi disusun berdasarkan kebutuhan setiap pemakainya,


oleh karena itu terdapat perbedaan standar dari setiap negara. Semakin berkembangnya
teknologi pasar bisnis, maka dibuatlah suatu standar internasional yang dapat digunakan setiap
negara yang ada di dunia untuk menyetarakan standar negaranya dengan negara lain agar
kegiatan bisnis tidak terhalang karena adanya perbedaan laporan keuangan. Melalui Lembaga
International Accounting Standards Board (IASB) dibentuklah standar akuntansi yang dapat
berlaku di banyak negara yang tergabung dalam lembaga tersebut. Indonesia mengalami
perubahan standar akuntansi yang signifikan karena menginginkan pelaporan yang bisa
dipergunakan secara internasional.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dewan Standar Akuntansi Keuangan. (2022). Draft Eksposur: Pilar Standar Akuntansi
Keuangan. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia.
Retrieved Oktober 8, 2023, from
https://web.iaiglobal.or.id/assets/files/file_berita/DE%20PILAR%20SAK.pdf
Hariyati. (2011). PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DI
INDONESIA DITINJAU DARI FILSAFAT ILMU. Jurnal Akuntansi, 158-160.
Retrieved 10 7, 2023
IFRS. (2023, Oktober 8). IFRS Foundation. Retrieved from IFRS website: https://www-ifrs-
org.translate.goog/groups/international-accounting-standards-
board/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
Ikatan Akuntan Indonesia. (2023, Oktober 8). IAI. Retrieved from IAI Global:
https://web.iaiglobal.or.id/SAK-IAI/Definisi#gsc.tab=0
Investopedia. (2022, Oktober 2). Retrieved 10 8, 2023, from investopedia website:
https://www-investopedia-
com.translate.goog/terms/i/ias.asp?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto
=tc
Mulyaningsih, H. T. (2017). ETIKA BISNIS. (M. Nina Kania, Ed.) Sinta Ristek Brin, 3.
Retrieved Oktober 02, 2023, from
https://web.archive.org/web/20210718011742/https://sinta.ristekbrin.go.id/assets/img/
book/978_6025082801.pdf
PPM SoM. (2023, Mei 6). PPM School of Management. Retrieved from ppmschool.ac.id:
https://ppmschool.ac.id/sejarah-akuntansi/

11

Anda mungkin juga menyukai