Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“STANDAR AKUNTANSI DAN AKTIVA


MENURUT SYARIAH”

Disusun Oleh:

Disusun Oleh:
Putri Aulia (0502192124)
Nursakilah (0502191016)
Fitria Ratna lingga (0502193192)
Irma Dwimadhani
Fatya Nabila (0502192096)

AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberi kesehatan serta nikmat
lainnya yang tidak sanggup dihitung dengan alat secanggih apapun, seiring
shalawat dan salam kepada utusan-Nya baginda Muhammad S.A.W yang
membawa kita dari alam jahiliyah hingga kealam Islamiyah yang berpendidikan
seperti yang kita rasakan sekarang ini. Dengan perjuangan beliau dan para
sahabatnya kita bisa merasakan kehidupan yang layak seperti saat ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekhilafan, maka dengan hal itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sehingga ke
depan dapat menjadi koreksi untuk kemajuan dan lebih baik.
Maha suci Allah yang telah menetapkan tiada tulisan yang sempurna
kecuali kalam-Nya dan hadits Nabi.

Medan, Mei 2022

i | Standar Akuntansi dan Aktiva Menurut Syariah


DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan.............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Lima Pilar Standar Akuntansi Di Indonesia........................................3
B. Jenis SAK Yang Di jalankan Di Indoenesia........................................4
C. Proses Perumusan Standar Akuntansi..................................................7
D. Pengembangan Standar AKuntansi Syariah Di Indonesia...................7
E. Karkateristik Aktiva seacara Konvensional.........................................8
F. Penelusuran Konsep Aktiva dalam PSAK,IFRS,PSAK Syariah.........9

BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................14
B. Saran...................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................16

ii | i | Standar Akuntansi dan Aktiva Menurut Syariah


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun oleh lembaga Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) selalu mengacu pada teori-teori yang berlaku daan
memberikan tafsiran dan penalaran yang telah mendalam dalam hal praktek
terutama dalam pembuatan laporan keuangan dalam memperolah informasi yang
akurat sehubungan data ekonomi. Kemudian untuk Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) merupakan suatu buku petunjuk dari prosedur akuntansi yang
berisi peraturan tentang perlakuan, pencatatan, penyusunan dan penyajian laporan
keuangan yang disusun oleh lembaga IAI yang didasarkan pada kondisi yang
sedang berlangsung dan telah disepakati (konvensi) serta telah disahkan oleh
lembaga atau institut resmi.
Sebagai suatu pedoman, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
bukan merupakan suatu kemutlakan bagi setiap perusahasan dalam membuat
laporan keuangan. Namun paling tidak dapat memastikan bahwa penempatan
unsur-unsur atau elemen data ekonomi harus ditempatkan pada posisi yang tepat
agar semua data ekonomi dapat tersaji dengan baik, sehingga dapat memudahkan
bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam menginterpretasikan dan
megevaluasi suatu laporan keuangan guna mengambil keputusan ekonomi yang
baik bagi tiap-tiap pihak.
Melihat adanya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terjadi karena perubahan
lingkungan global yang semakin menyatukan hampir seluruh negara di dunia
dalam komunitas tunggal, yang dijembatani perkembangan teknologi komunikasi
dan informasi yang semakin murah, namun menuntut adanya transparansi di
segala bidang. Standar akuntansi keuangan yang berkualitas merupakan salah satu
prasarana penting untuk mewujudkan transparasi tersebut.
Standar akuntansi keuangan dapat diibaratkan sebagai sebuah cermin, di mana
cermin yang baik akan mampu menggambarkan kondisi praktis bisnis yang
sebenarnya. Oleh karena itu, pengembangan standar akuntansi keuangan yang baik, sangat
relevan dan mutlak diperlukan pada masa sekarang ini. Dalam perkembangannya, standar
akuntansi keuangan terus direvisi secara berkesinambungan, baik berupa berupa
penyempurnaan maupun penambahan standar baru sejak tahun 1994. Kemudian setelah
1 | i | Standar Akuntansi dan Aktiva Menurut Syariah
krisis keuangan global di tahun 90-an muncul, banyak perusahaan-perusahaan yang
bangkrut dan akhirnya gulung tikar terutama perusahaan-perusahaan yang memiliki
pinjaman di bank konvensional. Namun ada beberapa perusahaan yang mampu bertahan
dari dahsyatnya krisis ekonomi tersebut. Kebanyakan diantaranya adalah perusahaan yang
menggunakan prinsip syariah dalam kegiatan usahanya. Belajar kondisi tersebut, saat ini
banyak bermunculan perusahaan-perusahaan yang menjalankan bisnisnya dengan
menggunakan prinsip keuangan syariah baik secara menyeluruh ataupun sebagian saja.
Namun di dalam dunia ekonomi, prinsip syariah adalah metode yang baru dan banyak
orang yang mengenalnya, begitu juga di bidang akuntansi. Sehingga diperlukan sebuah
standar yang dapat menyelaraskan pelaporan keuangan untuk perusahaan yang bergerak
dengan menggunakan prinsip syariah. Seperti standar akuntansi keuangan konvensional,
standar akuntansi keuangan syariah disusun oleh suatu lembaga resmi (Standard Setting
Body) dalam SAK Syariah ini dibuat oleh The Accounting and Auditing Organization for
Islamic Financial Institution (AAOIFI) yang berbasis di Dubai. Standar akuntansi ini
dipakai dan diadopsi oleh banyak negaranegara yang menerapkan prinsip ekonomi islam.
Di Indonesia sendiri, permasalahan standarisasi laporan keuangan syariah ditangani
oleh Dewan Standar Akuntansi Syariah (DSAK) yang berada di bawah naungan Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI). DSAK dibentuk di Jakarta pada kongres ke-8 IAI pada tahun
1998. Saat ini, Standar Akuntansi Keuangan Syariah di Indonesia menggunakan PSAK
101 (2014). SAK Syariah tersebut menggantikan SAK Syariah yang disahkan tahun 2002
dan menyempurnakan SAK tahun 2007 dan 2011.
Dasar pembuatan SAK Syariah ini bersumber pada Al-Quran Surat AlBaqarah ayat
282-283. Ayat tersebut menjabarkan prinsip pencatatan laporan keuangan yang
menggunakan konsep kejujuran, keadilan dan kebenaran. Pembuatan SAK Syariah ini
mengikuti perkembangan ekonomi islam di dunia. Perkembangan tersebut menciptakan
lingkungan ekonomi dan pasar baru yang berbasis syariah.

2 | i | Standar Akuntansi dan Aktiva Menurut Syariah


B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang termasuk Pilar Pilar Standar Akuntansi Di Indonesia?
2. Apa saja Jenis SAK Yang ada Di Indonesia?
3. Bagaimana Defini dari Standar Akuntansi?
4. Bagaimana Perumusana Standar Akuntansi?
5. Bagaimana Standar Akuntansi Syariah Di Indonesia?
6. Bagaimana Karakteristik Aktiva Secara Konvensional?
7. Bagaimana Konsep Aktiva dalam PSAK,IFRS, da PSAK Syariah?
C. Tujuan Pembahasan

Untuk adapat mengetahui dan memberikan pemahaman para pembaca


mengenai masalah masalah yang terdapat di rumusan masalah di atas.

3 | i | Standar Akuntansi dan Aktiva Menurut Syariah


BAB II

PEMBAHASA

A. Lima Pilar Standar Akuntansi Di Indonesia


Standar akuntansi di Indonesia dibuat oleh organisasi profesi yang memiliki
kewenangan menetapkan standar, yaitu IAI atau ikatan akuntan indonesia. Standar
yang ditetapkan di Indonesia mengakomodir kebutuhan bagi pengguna dan
menyusun laporan keuangan yang mewakili atau merepresentasikan setiap elemen
yang ada di Indonesia yaitu standar bagi perusahaan yang memiliki akuntabilitas
publik berupa pernyataan standar akuntansi keuangan, standar bagi entitas tanpa
akuntabilitas publik berupa PSAK ETAP, standar untuk mengatur transaksi
Syariah bagi entitas syariah dan non Syariah, standar bagian tes pemerintahan
yaitu SAP, dan standar bagi entitas mikro kecil menengah.
1. Pernyataan Standar akuntansi Keuangan
2. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa AKuntabilitas Publik
signifikan SAK ETAP.
3. Standar Akunatnsi Syariah SAK Syariah
4. Standar Akuntansi Pemerintahan SAP
5. Standar Akuntansi untuk Entitas Mikro Kecial Menengag EMKN
Perkembangan lembaga keuangan Islam, serta transaksi yang berbasis Syariah
semakin berkembang di Indonesia, sehingga diperlukan sebuah standar yang
mampu mengatur transaksi-transaksi tersebut kebutuhan akan standar akuntansi
syariah semakin besar dengan muncul lembaga keuangan syariah dan produk-
produk berbasis Syariah. oleh karena itu, diperlukan sebuah standar yang
mengatur pencatatan, pengukuran, dan penyajian yang dijadikan sebagai pedoman
dalam penyusunan laporan keuangan berbasis Syariah.pemenuhan terhadap
kebutuhan standar akuntansi keuangan, khususnya Bank Islam sebenarnya sudah
dimulai sejak tahun 1987. Standar Akuntansi yang pertama kali di Indonesia
adalah pernyataan standar akuntansi keuangan Nomor 59.

4 | i | Standar Akuntansi dan Aktiva Menurut Syariah


B. Jenis SAK Yang Di jalankan Di Indonesia
Berikut jenis SAK yang dijalankan di Indonesia :
1. PSAK-IFRS
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan-International Financial Report
Standard (PSAK-IFRS) sama dengan SAK yang diteteapkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) pada tahun 2012. SAK digunakan untuk badan
yang memiliki akuntabilitas public seperti, perusahaan publik, asuransi,
perbankan, BUMN, ataupun perusahaan dana pension. SAK bertujuan
untuk memberikan informasi yang relevan bagi pengguna laporan
keuangan. Contoh PSAK-IFRS di wajibkan untuk perusahaan Go public
( perusahaan yang menjual sahamnya di pasar modal).
2. SAK-ETAP
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntansi Publik (SAK-
ETAP) digunakan untuk entitas yang akuntabilitas publiknya tidak signifikan dan
laporan keuangannya hanya untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. SAK
ini diterapkan secara retrospektif namun jika tidak praktis dapat diterapkan secara
prospektif yang berarti mengakui semua asset dan kewajiban sesuai SAK ETAP
juga tidak mengakui asset dan kewajiban jika tidak diizinkan oleh SAK-ETAP,
selain itu mereklasifikasi pos-pos yang sebelumnya menggunakan PSAK lama
menjadi pos-pos sesuai SAK-ETAP juga menerapkan pengukuran asset dan
kewajiban yang diakui SAK ETAP.
3. PSAK Syariah
PSAK Syariah digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah baik
entitas lembaga syariah maupun lembaga non syariah. Dalam PSAK Syariah ini
pengembangan dilakukan dengan model PSAK umum namun psak ini berbasis
syariah dengan acuan fatwa MUI. Standar ini terdiri atas, kerangka konseptual,
penyajian laporan keuangan syariah, akuntansi murabahah, musyarakah,
mudharabah, salam, istishna.
4. SAP
SAP adalah Standar Akuntansi Pemerintah yang diterbitkan oleh Komite
Standar Akuntansi Pemerintahan. SAP ini ditetapkan sebagai PP (Peraturan
Pemerintah) yang diterapkan untuk entetitas pemerintah dalam menyusun
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD). SAP diterapkan dengan PP Nomor 24 Tahun 2005 tanggal 13
Juni 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (PP SAP).

5 | i | Standar Akuntansi dan Aktiva Menurut Syariah


C. Standar Akuntansi Syariah
Dengan Pendekatan Idealis, Standar yang di pakai dalam akuntansi syariah
bersumber dari Al Quran da As Sunnah, yang kemudian di jabarkan dalam standar
akuntansi syariah yang berlaku secara internasional, yaitu Accounting and Auditing
Standards For Islamic Financial Institution (AASIFI. AASIFI merupakan standar
Akuntansi yang menjadi acuan bagi lembaga keuangan syariah dalam praktek
akuntansi syariah. Salah satu standar akuntansi syariah yang pertama kali muncul di
Indonesia adalah pernyataan standar akuntansi keuangan perbankan syariah yang
mengatur penyusunan laporan keuangan perbankan syariah. Standarnya sebagian besar
diadopsi dari standar yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting Auditing
Organization For Islamic Financial Institution).
Standar akuntansi bagi perbankan syariah dan lembaga keuangan syariah di
Indonesia hampir sama dengan standar AAOIFI karena sebagian besar merupakan
adopsi dari standar tersebut titik di indonesia, badan yang memiliki kewenangan
menetapkan standar adalah IAI (Ikatan Akuntan Indonesia). IAI Melalui dewan
Standar Akuntansi Syariah (DSAS) merumuskan kerangka konseptual utuk PSAK
syariah dan membuat standar untuk lembaga keuangan syariah. Proses penyusunan
standar terus berlangsung sampai pada atahun 2001 dan di hasilkan produk yang
berkaitan dengan perbankan syariah.
a) Kerangksa Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah
(KDPPLS) yang mencakup, tujuan, karakteristik dan pemakai.
b) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Akuntansi Perbankan
Syariah.
D. Proses Perumusan Standar Akuntansi
Penentuan standar akuntansi dilatarbelakangi oleh kegagalan pasar bebas dalam
menentukan standar. Perspektif pasar bebas menolak ada regulasi akuntansi. pasal
bebas dianggap gagal dalam merumuskan standar akuntansi. oleh karena itu muncul
kelompok proregulasi yang memandang bahwa pengaturan terhadap akuntansi
diperlukan. Akuntansi dianggap mempengaruhi kesejahteraan berbagai pihak yang
terkait. Mengalami kepentingan terhadap adanya standar akuntansi oleh karenanya
pihak-pihak tersebut biasanya akan mengajukan usulan draft regulasi akuntansi yang

6 | i | Standar Akuntansi dan Aktiva Menurut Syariah


sesuai dengan kepentingannya pertanyaan yang harus dijawab adalah apakah standar
akuntansi merupakan output dari suatu proses politik?
Praktik akuntansi tidak terlepas dari berbagai aturan atau regulasi yang mengikat
menjadi acuan atau dasar dalam praktiknya. Hal ini berkaitan dengan bagaimana
metode pencatatan atau pengukuran dan pengungkapan dan penyajian laporan
keuangan. Regulasi yang berkaitan dengan akuntansi dapat berasal dari pemerintahan
maupun organisasi profesi yang berkaitan dengan akuntansi titik di Indonesia lembaga
profesi yang berperan penting dalam penentuan standar adalah ikatan akuntan
indonesia titik Amerika serikat memiliki Financial Accounting Standard Borad
(FASB).
Selain itu Indonesia memiliki lembaga pengawas yaitu otorisasi jasa keuangan
sebagai lembaga pemerintahan yang mengatur mengawasi kegiatan pasar modal.
Lembaga ini yang memiliki kewenangan untuk mengatur, termasuk menentukan
kewajiban yang bisa dilakukan oleh perusahaan yang terdaftar di bursa OJK
mewajibkan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan yang sudah di
audit.
E. Pengembangan Standar Akuntansi Syariah Di Indonesia
Struktur Stadar Akutansi Akuntasi Syariah Di Indonesia relative lebih lengkap
dibadingkan dengan negara negara lain (Majal Akutan Indonesia, edisi 1, Hal.30). Di
Indonesia, kebutuhan yang besar terhadap Standar akuntansi syariah sudah di respon
oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) sejak tahun Agustus 1999 dengan
mulai merumuskan Standar Akuntansi Syariah. Proses perumusan PSAK syariah di
lanjutkan dengan mengadaka public Hearing pada tanggal 29 Agustus 2001 dan
pengesahaan standar Oleh DSAK pada 1 Mei 2002. Standar tersebut berlaku mulai 1
januari 2003.
F. Karakteristik Aktiva Secara Konvensional
Karakteristik aktiva berkaitan dengan karakteria yang dapat digunakan untuk
menentukan apakah transaksi tertentu memenuhi kriteria sebagai elemen aktiva dan dapat
diakui sebagai aktiva dalam laporan keuangan karakteristik aktiva berkaitan dengan
pendefinisian aktiva. dalam konsep konvensional karakteristik aktiva dapat diperoleh dari
berbagai macam definisi.

7 | i | Standar Akuntansi dan Aktiva Menurut Syariah


Menurut FASB, Probable future economic benefits obtained or controlled by a
particular entity as a result of past transactions or events.
Aktiva merupaka manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa yang akan datang yang
di peroleh atau dikendalilakn oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau
peristiwa masa lalu.
Menurut IASC(IFRS), a resource controlled by the enterprose as a of past events
and from which future economic benefits are expected to flow to the enterprise.
Berdasarkan definisi FASB (USA) tersebut, maka aktiva memiliki tiga karakteristik
utama, yaitu memiliki manfaat ekonomi di masa yang akan datang yang cukup pasti
(Probable future economic benefits), dikuasai tau dikendalikan oleh entitas (controlled by
a particular entity as a result of past transactions)

G. Penelusuran konsep Aktiva dalam PSAK,IFRS,PSAK Syariah


Definisi, ketentuanpengakuan, penilaian dan pengukuran asset dapat ditelusuri
dalam PSAK No 55. Dan PSAK 101 (PSAK Syariah) Terdapat perbedaan istilah
anatara PSAK sebelum dan setelah konvergensi dengan IFRS. Aset keuangan
merupakan bagaian dari instrument keuangan. Sesuai PSAK 55, terdapat empat
katetgori asset keuangan, yaitu:
1) Aset Keuangan yang ditetapkan untuk di ukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi
2) Investasi dimiliki hingga jatu tempo
3) Pinjaman yang dberikan atau piutang
4) Asset keuangan tersedia untuk dijual
Sesuai dengan karakteristik IFRS, yaitu lebih banyak menggunakan nilai wajar
(Fair Value) dalam pengukuran instrument keuangan, maka pengukuran asset keuangan
juga menggunakan nilai wajar dalam arti luas. Nilai wajar merupakan nilai yang diterima
atau diperoleh suatu perusahaan ketika menjual atau melepaskan asset dan nilai yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh asset tertentu atau memenuhi liabilitas.
Sedangkan harga pasar atas aset yang dimiliki diterbitkan adalah aharga penawaran (Bid
price) dan untuk aset yang akan di beli adalah harga permintaan.
Ketentuan dalam PSAK, bukti obyektif atas penurunan nilai aset keuangan dan
penilaiannya dilakukan setiap tanggal laporan keuangan. Aset keuangan dapat diukur

8 | i | Standar Akuntansi dan Aktiva Menurut Syariah


menggunakan nilai wajar, biaya diaortisasi, dan biaya (penggunaan terbatas ahanya jika
nilai wajar tidak dapat di tentukan). Penggunaan nilai wajar dalam PSAK 55 sesuai
dengan konsep nilai masukan dalam pengukuran aset yang menggunakan dasar nilai
sekarang (current value), sehingga lebih fair dan dapat menunjukkan nilai yang
sebenarnya. Jika perusahaan tidak dapat menentukan nilai wajar, maka sesuai dengan
PSAK 55 perusahaan dapat menggunakan metode biaya.

a. Kas dan Piutang


Kas dan piutang merupakan salah satu jenis aset keuangan yang liquid. Kas dan
piutang pada pengakuan awal menggunakan nilai wajar. Biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung dibebankan untuk keuangan atau kewajiban keuangan
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan menambah nilai perolehan untuk
lainnya. Penyisihan piutang mengikuti aturan penurunan nilai instrumen keuangan
berdasarkan bukti objektif pada tanggal neraca. Reklasifikasi antar instrumen mengikuti
aturan tainting rule. Derecognition kombinasi pendekatan risk&reward dan control.
Evaluasi atas risk and reward dilakukan terlebih dahulu setelah itu baru transfer of
control.
b. Persediaan
Persediaan diatur dalam PSAK 14. Beberapa hal peting yang berkaitan denga
persediaan yang di atur dalam PSAK 14, yaitu:
- Biaya perolehan terkait selisih valuta asing yang terkait pembelian persediaan
dapat di akui sebagai biaya perolehan persediaan.
- Nilai persediaan tidak termasuk pembayaran yang di tagihkan kepada pihak ketiga
(contoh pajak)
- Biaya perolehan persediaan secara tangguh di atur dan dapat menimbulkan beban
bunga.
- Persediaan disajikan didalam laporan posisi keuangan sebesar nilai terendah
antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih
c. Aset tetap
Aset tetap diatur dalam PSAK 16 Beberapa aturan dalam PSAK 16 yaitu:
- Komponen biaya perolehan adalah estimasi biaya untuk memindahkan aset
(dismantling cost)

9 | i | Standar Akuntansi dan Aktiva Menurut Syariah


- Suku cabang denga criteria tertentu dapat diakui sebagai aset tetap
- Penilaian aset tetap dikurangi dengan depresiasi dan penurunan nilai
- Pertukaran aset tetap tidak membedakan similar atau non similar, menggunakan
harga wajar
- Untuk pertukaran yang tidak memiliki nilai komersial atau nilai wajar tidak
diperoleh maka dapat menggunakan nilai buku
- Perusahaan dapat menggunakan model revaluasi sebagai pilihan model
d. Property Investasi
Properti investasi mencakup tanah atau bangunan atau bagian dari bangunan atau
dapat berupa keduannya yang dikuasai oleh pemilik atau lessee melalui sewa
pembiayaan (capital lease) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau
keduaduanya. Entitas dapat memilih model nilai wajar atau model biaya sebagai
kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan tersebut pada seluruh property
investasinya.
e. Aset tidak Berwujud
Kriteria aset tidak berwujud sesaui PSAK 19 adalah sumber daya ekonomi yang
meiliki manfaat ekonomi di masa mendatang dan dapat di ukur dengan andal. Aset tidak
berwujud memiliki masa manfaat terbatas dan tidak terbatas. Masa manfaat atas aset
tidak berwujud akan di review setiap tanggal pelaporan.
f. Aset tidak lancer dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan
Berdasarkan PSAK 58, maka criteria yang dapata diklasifikasikan sebagai aset tidak
lancer yang dimiliki untuk dijual (atau kelompok lepasan) harus berada dalam keadaan
yang daoat dijual dengan segera. Hal ini berarti manajemen dapat memastikan bahwa aset
tersebut dapat dijual atau dilepaskan.
g. Aktiva Pajak Tangguhan
Aktiva pajak tangguhan merupakan pajak penghasilan yang terpulihkan pada periode
medatag karea adanya perbedaan temporer yang boleh di kuragkan atau sisa kompensasi
kerugian. Aktiva pajak tangguhan disajika dalam Laporan posisi keuagan pada nilai neto.
h. Akun Aktiva dalam Akuntansi Syariah
Sesuai dengan Standar Akuntansi Syariah bagi lembaga keuagan syariah aset
merupkan aku dalam sisi peneglolaan dana yang meliputi investasi, aktivas ijarah, serta

10 | i | Standar Akuntansi dan Aktiva Menurut Syariah


piutang. Dalam PSAK 101 Revisi 2007, aset diklasifikan menjadi aset lancer dan aset
tidak lancar.
i. Aset Lancar PSAK 101 (PSAK Syariah)
Suatu aset dapat dilasifikan dalam aset lanvar, jika sebuah aset diperkirakan akan
direalisasi atau dimiliki utuk dijual atau digunakan dalam jagka waktu siklus operasi
normal perusahaan, atau dimiliki untuk diperdagangkan, atau untuk tujuan jangka pendek
dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca. Aset
lancar dapat bberupa kas dan setara kas yag penggunannya tidak dibatasi.

11 | i | Standar Akuntansi dan Aktiva Menurut Syariah


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan uaraian pada bab-bab sebelumnya maka daat
disimpulan sebagai berikut:

a. Peranan standar akuntansi syariah dalam pengelolaan transaksi keuangan pada BNI
Syariah KCP. Mikro Pamenang diantaranya menunjang pembangunan ekonomi
karena berdasarkan prinsip bagi hasil, yang saling menguntungkan, memberikan laba
yang wajar sehingga tidak berlebihan dalam mengambil laba dan memberikan
kontribusi yang positif pada masyarakat dalam upaya peningkatan peranan pengusaha
muslim salah satunya pada kegiatan UMKM.
b. Kesesuain pengelolaan transaksi keuangan pada BNI Syariah KCP.
Mikro Pamenangdengan PSAK 101 dapat dilihat dari menyajikan laporan
keuangan diantaranya laporan neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan
perubahan ekuitas,laporan perubahan dana investasi terikat, laporan sumber dan
penggunaan dana zaakat, infak dan shadaqah dan laporan sumber dan penggunaan
dana qardul hasan.Berdasarkan penyajian pengelolaan keuangan tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa pengelolaan transaksi keuangan di BNI Syariah Bangko sudah
sesuai dengan PSAK PSAK 101.
B. Saran
Adapun beberapa saran yang dapat diajukan berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan yaitu sebagai berikut:
1. Lembaga keuangan syariah akan mengalami hambatan jika mengacu secara mentah
kepada lembaga keuangan seperti perbankan. Oleh karena itu untuk mengukur
kinerjakeuangan syariah digunakan kriteria yang digunakan oleh seluruh lembaga
berbasis Syariah.
2. Standar akuntansi yang digunakan Bank berbasisi Syariah dalam menyusun
laporankeuangan diharapkan menghasilkan informasi akuntansi yang efektif pada saat
manajemen mengambil keputusan. Informasi dari laporan keuangan tidak hanya

12 | i | Standar Akuntansi dan Aktiva Menurut Syariah


memberi informasi mengenai posisi keuangan,tetapi laporan keuangan oleh
manajemen digunakan untuk menyusunrencana, perbaikan sistem, pengendalian dan
untuk menentukankebijaksanaan yang lebih tepat dimasa datang.
3. Hasil analisis dan interpretasi dari laporan keuangan dapat digunakan untuk
membuatkeputusan mengenai rencana perluasan, investasi, pencarian sumber dana
dan lain-lain.

13 | i | Standar Akuntansi dan Aktiva Menurut Syariah


DAFTAR PUSTAKA

Indonesia, I. A. (2009). Pernyataan standar akuntansi keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Fikri, M. A., Inapty, B. A., & Martiningsih, S. P. (2015). Pengaruh penerapan standar akuntansi

pemerintahan, kompetensi aparatur dan peran audit internal terhadap kualitas informasi

laporan keuangan dengan sistem pengendalian intern sebagai variabel moderating (Studi

empiris pada SKPD-SKPD di Pemprov. NTB). Simposium Nasional Akuntansi, 18, 5-76.

Lamonisi, S. (2016). Analisis penerapan standar akuntansi berbasis akrual pada Pemerintah

Kota Tomohon. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 4(1).

Apriyanti, H. W. (2018). Teori Akuntansi Berdasarkan Pendekatan Syariah.

14 | i | Standar Akuntansi dan Aktiva Menurut Syariah

Anda mungkin juga menyukai