Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

AKUNTANSI KOPERASI DAN UMKM


STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
ENTITAS TANPA AKUN TABILITAS PUBLIK
(SAK ETAP)

Disusun Oleh :

Muh Reski (C0222357)


Ibnu Afdal Paisal
(C0222351)
Mulki (C0222352)
Herista (C0222354)
Putri Nurfadila (C0222355)
Nugrah Meylati Sukma DT (C0222356)
Yanti (C0222358)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
TAHUN PELAJARAN 2023 / 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Allah SWT, karena telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya berupa kesehatan serta kesempatan sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah dari mata kuliah Akuntansi Koprasi dan UMKM mengenai
“Standar Akuntasi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilatas Publik” dengan lancar tanpa adanya
hambatan.

Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada pihak-pihak yang telah memberi


dukungan kepada kami dalam penyelesaian pembuatan makalah. Kami juga menyadari bahwa
masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan pada makalah tersebut.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita tentang “Standar Akuntasi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilatas Publik”.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami
bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya.

Majene, 7 september 2023

PENULIS

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................2

A. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Umum....................................................................2


B. Standar Akuntansi Keuangan Untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik........................3
C. Manfaat dan Tujuan SAK ETAP......................................................................................4
D. Karakteristik SAKETAP...................................................................................................4

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................6

A. Kesimpulan.......................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah meluncurkan standar akuntansi ETAP(SAK-ETAP)


bertepatan dalam acara Seminar Nasional Akuntansi “Tiga pilar Standar Akuntansi Indonesia”
yang dilaksanakan oleh Universitas Brawijaya dan Ikatan Akuntan Indonesia. Nama standar ini
sedikit unik karena exposure draftnya diberi nama Standar Akuntansi UKM (Usaha Kecil dan
Menengah), namun mengingat definisi UKM sendiri sering berubah, maka untuk menghindari
kerancuan, standard ini diberi nama SAKEntitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Apabila SAK-
ETAP ini telah berlakuefektif, maka perusahaan kecil seperti UKM tidak perlu membuat laporan
keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku. Di dalam beberapa hal SAK ETAP
memberikan banyak kemudahan untuk perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan
ketentuan pelaporan yang lebih kompleks. Perbedaan secara kasat mata dapat dilihat dari
ketebalan SAK-ETAP yang hanya sekitar seratus halaman dengan menyajikan 30 Bab. Sesuai
dengan ruang lingkup SAK-ETAP maka standar ini dimaksudkanuntuk digunakan oleh entitas
tanpa akuntabilitas publik.

B. Rumusan Masalah

1. Apa standar akuntasi keuangan (SAK) umum itu sendiri?


2. Bagaimana standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa akuntabilitas public (SAK
ETAP)
3. Apa manfaat dan tujuan SAK ETAP
4. Apa saja karakteristik SAK ETAP

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui standar akuntansi keuangan (SAK) umum itu sendiri


2. Untuk mengetahui standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa akuntabilitas public
(SAK ETAP)
3. Untuk mengetahui manfaat dan tujuan SAK ETAP

1
4. Utuk mengetahui karakteristik SAK ETAP

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) UMUM

Standar akuntansi keuangan menciptakan metode yang seragam untuk menyajikan


informasi, sehingga laporan keuangan dari berbagai perusahaan yang berbeda dapat dibandingkan
dengan lebih mudah. Kumpulan konsep, standar, Prosedur, metode, konvensi, kebiasaan dan
praktik yang dipilih dan dianggap berterima umum disebut: Generally Accpted accounting
principles (GAAP).

Pengaturan akuntansi di Indonesia sebelum konvergensi IFRS merupakan pengaturan yang


kebanyakan diambil dari US GAAP (standar akuntansiAmerika). US GAAP merupakan standar
akuntansi yang rule based dan cukup powerful di negaranya. Hal ini dikarenakan standar ini
memang diciptakan dengan tujuan untuk mengatur berbagai praktik akuntansi dan instrumen
keuangan yangmuncul di Amerika. Kita tahu bahwa amerika adalah negara yang
perekonomiannya menggunakan liberalisme pasar (kapitalisme murni) yang mana
perekonomiannya dikendalikan oleh pasar (entitas penjual dan pembeli). Supaya perekonomian
dan sumber daya di Amerika dapat dikelola secara efektif dan efisien, maka entitas-entitas yang
menguasai pasar ini harus dikendalikan. Pengendalian ini menggunakan standar akuntansi. Hal
inilah yang menyebabkan Amerika memiliki pengaturan standar akuntansi yang rigid dan
powerful untuk praktik di negaranya dan enggan untuk melakukan konvergensi dengan IFRS
(namun Amerika akhirnya setuju untuk konvergensi pada tahun 2014).

SAK yang dikonvergensikan dengan IFRS ini diterapkan pada entitas-entitas yang
memiliki fungsi fidusia (memegang kepentingan orang banyak) ataudisebut juga dengan
berakuntabilitas publik. Contoh entitas yang memiliki fungsifidusia adalah entitas perbankan,
BUMN, dan entitas yang menjual saham di pasar modal. Komponen utama dari SAK adalah
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang diadopsi dari International Accounting

3
Standard (IAS) dan International Financial Reporting Standard (IFRS), dan Intepretasi atas
Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diadopsi dari SIC (Standard Intepretation Committee)
dan IFRIC (International Financial Reporting Intepretation Committee). Hal ini berarti bahwa
IFRSs terdiri dari IAS, IFRS, SIC, dan IFRIC. Perbedaannya, IAS dibuat oleh International
Accounting Standards Committee (IASC) organisasi pendahulu IASB yang berdiri pada tahun
1973. IASC ini kemudian direstrukturisasi menjadi IASB pada tahun 1999.

4
B. Standar Akuntansi Keuangan Untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)

Pada tanggal 19 Mei 2009, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK)mengesahkan


Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). SAK ETAP
ini nampak berbeda dengan International Financial Reporting Standard for Small and Medium-
sized Entities (IFRS forSMEs). Meskipun memiliki judul yang berbeda, namun baik SAK ETAP
maupunIFRS for SMEs sama-sama diperuntukkan bagi entitas tanpa akuntabilitas publik, hanya
saja istilah yang digunakan sebagai judul pada IFRS adalah small andmedium-sized entities /
SMEs (Riska: 2012).
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
adalah standar yang dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas
tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang: (a) tidak memiliki akuntabilitas
publik signifikan; dan (b) menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose
financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang
tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembagapemeringkat kredit.
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa entitasdikatakan memiliki
akuntabilitas publik signifikan jika:
1. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau entitas dalam proses pengajuan
pernyataan pendaftaran pada otoritas pasar modal (BAPEPAM- LK) atau regulator lain
untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal.
2. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat,
seperti bank, entitas asuransi, pialang dan/atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana, dan
bank investasi.

SAK ETAP menggunakan acuan IFRS for Small Medium Enterprises(SME) yang lebih
sederhana antara lain:

a. Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan.

b. Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode ekuitas.

c. Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan.

d. Laporan keuangan sesuai SAK ETAP menyajikan informasi mengenai posisi keuangan,
5
kinerja, dan arus kas entitas yang berguna bagi pengguna luas.

6
Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil dan menengah dapat menyusun
laporan keuangannya sendiri dan dapat diaudit untuk mendapatkan opini audit. Informasi
keuangan yang sederhana tetapi memberikan informasi yang andal. SAK ETAP disusun dengan
mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai dengan kondisi di Indonesia
(Nugrohudi: MakalahETAP).

C. MANFAAT DAN TUJUAN SAK ETAP

PSAK - IFRS based sulit diterapkan bagi perusahaan menengah kecil mengingat
penentuan fair value memerlukan biaya yang tidak murah. PSAK - IFRS rumit dalam
implementasinya seperti kasus PSAK 50 dan PSAK 55 meskipun sudah disahkan tahun 2006
namun implementasinya tertunda bahkan 2010 sudah keluar PSAK 50 (revisi). PSAK IFRS
menggunakan principle based sehingga membutuhkan banyak professional judgement. PSAK -
IFRS perlu dokumentasi dan IT yang kuat. SAK ETAP sebagai solusi untuk SME (ETAP)
(Nugrohudi; Makalah ETAP).

SAK ETAP dimaksudkan agar semua unit usaha menyusun laporan keuangan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Setiap perusahaan memiliki prinsip going concern yakni
menginginkan usahanya terus berkembang. Untuk mengembangkan usaha perlu banyak upaya
yang harus dilakukan. Salah satu upaya itu adalah perlunya meyakinkan publik bahwa
usaha yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam akuntansi wujud pertanggung
jawaban tersebut dilakukan dengan menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan
standar yang telah ditentukan. Penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan standar, akan
membantu manajemen perusahaan untuk memperoleh berbagai kemudahan, misalnya: untuk
menentukan kebijakan perusahaan di masa yang datang: dapat memperoleh pinjaman dana dari
pihak ketiga, dan sebagainya.

Standar ETAP ini disusun cukup sederhana sehingga tidak akan menyulitkan bagi
penggunanya yang merupakan entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP) yang mayoritas adalah
perusahaan yang tergolong usaha kecil dan menengah. ETAP sebagaimana kepanjangan yang
telah diuraikan di atas. merupakan unit kegiatan yang melakukan aktifitas tetapi sahamnya tidak
dimiliki oleh masyarakat atau dengan kata lain unit usaha yang dimiliki oleh orang perorang atau

7
sekelompok orang, dimana kegiatan dan modalnya masih terbatas.

Jenis kegiatan seperti ini di Indonesia menempati angka sekitar 80%. Oleh sebab itu perlu adanya
perhatian khusus dari semua pihak yang berkepentingan dalam hal penyajian laporan keuangan
(Riska; 2012).

D. KARAKTERISTIK SAK ETAP

Dalam mencapai tujuannya, laporan keuangan SAK ETAP harus memiliki beberapa karakter.

1. Dapat Dipahami
Laporan keuangan harus dapat segera dipahami ketika dibaca oleh pengguna. Dalam hal
ini, pengguna adalah orang yang memiliki kemampuan dalam hal akuntansi.

2. Relevan
Informasi dalam laporan keuangan harus relevan dengan kebutuhan penggunanya, karena
akan digunakan untuk mengambil keputusan.

3. Keandalan

Laporan keuangan harus berkualitas andal, yakni bebas dari kesalahan material dan bias.

4. Lengkap

Informasi harus disampaikan secara lengkap. Kesengajaan tidak mengungkap akan


membuat laporan keuangan menjadi sesat.

5. Dapat Dibandingkan

Melalui laporan keuangan, pengguna harus dapat membandingkan dengan periode-


periode sebelumnya agar dapat mengevaluasi kinerja.

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Standar akuntansi keuangan menciptakan metode yang seragam untuk menyajikan


informasi, sehingga laporan keuangan dari berbagai perusahaan yang berbeda dapat dibandingkan
dengan lebih mudah. Kumpulan konsep, standar, Prosedur, metode, konvensi, kebiasaan dan
praktik yang dipilih dan dianggap berterima umum disebut: Generally Accpted accounting
principles (GAAP).

Komponen utama dari SAK adalah Pernyataan Standar AkuntansiKeuangan (PSAK) yang
diadopsi dari International Accounting Standard (IAS)dan International Financial Reporting
Standard (IFRS), dan Intepretasi atasStandar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diadopsi dari
SIC (Standard Intepretation Committee) dan IFRIC (International Financial
ReportingIntepretation Committee). Hal ini berarti bahwa IFRSs terdiri dari IAS, IFRS, SIC, dan
IFRIC. Perbedaannya, IAS dibuat oleh International AccountingStandards Committee (IASC)
organisasi pendahulu IASB yang berdiri pada tahun 1973. IASC ini kemudian direstrukturisasi
menjadi IASB pada tahun 1999.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://finance.detik.com/solusiukm/d-6331455/sak-etap-adalah-pengertian-manfaat-dan-
contoh- penggunaan/amp

https://id.scribd.com/document/367817206/327278729-Makalah-Kelompok-2-Sak-Etap-docx

10

Anda mungkin juga menyukai