SAK-ETAP
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah berjudul “Penyajian
Laporan Keuangan Menurut SAK-ETAP”.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami
yaitu Zoel Dirga Dinhi, S.E., M.Si., Ak. yang telah membantu dan membimbing kami
dalam Proses pengerjaan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman yang telah memberi kontribusi baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan makalah ini.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................. 9
B. Penutup ................................................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Standar akuntansi merupakan masalah penting dalam profesi dan semua
pemakai laporan keuangan. Oleh karena itu, mekanisme penyusunan standar
akuntansi harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kepuasan kepada
semua pihak yang berkepentingan. Standar akuntansi akan terus berubah dan
berkembang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat. Standar
akuntansi secara umum diterima sebagai aturan baku, yang didukung oleh sanksi-
sanksi untuk setiap ketidakpatuhan (Belkaoui, 2006)
Laporan keuangan yang sesuai standar pasti akan lebih dipercayai oleh
pengguna laporan keuangan. Jika koperasi membuat laporan yang sesuai standar,
maka hal tersebut akan meningkatkan akuntabilitas mereka dalam masyarakat.
Akuntabilitas yang baik akan membawa dampak positif bagi koperasi untuk
memperoleh anggota baru. Semakin banyak anggota yang dimiliki koperasi, maka
semakin banyak modal yang didapat sehingga koperasi dapat berkembang menjadi
badan usaha yang memberikan kesejahteraan bagi anggotanya dan masyarakat pada
umumnya.
Penyajian laporan keuangan yang baik juga bermanfaat bagi pihak internal
organisasi seperti yang dikemukakan oleh Shanti (2012), penyajian laporan keuangan
yang sesuai dengan standar, akan membantu manajemen perusahaan untuk
memperoleh berbagai macam kemudahan. Untuk perusahaan yang tergolong usaha
kecil dan menengah dapat memilih standar yang akan digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan. Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP) ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) untuk
mempermudah perusahaan kecil dan menengah.
Mengenai penerbitan SAK ETAP, Ariantini (2014) menyatakan sebagai berikut:
1
SAK ETAP diterbitkan karena Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menilai bahwa
penyusunan laporan keuangan berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) berbasis IFRS (International Financial Reporting Standards) dinilai terlalu
rumit dan akan menyulitkan pengusaha berskala kecil dan menengah, mengingat jenis
usaha di Indonesia sebagian besar berskala kecil dan menengah.
Penerbitan SAK ETAP oleh IAI ini adalah sebagai alternatif PSAK yang boleh
diterapkan oleh entitas di Indonesia, sebagai bentuk PSAK yang lebih sederhana
dibandingkan dengan PSAK Umum yang lebih rumit. Setiap entitas diberikan pilihan
apakah akan menggunakan PSAK umum, atau SAK ETAP. Apabila entitas tersebut
memenuhi kriteria entitas publik , maka tentu tidak ada pilihan lain kecuali
menerapkan PSAK umum. Namun jika tidak termasuk entitas yang memiliki
akuntabilitas publik, maka entitas dapat memilih menerapkan SAK ETAP atau PSAK
Umum Narsa (2012).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian laporan keuangan?
2. Apa tujuan dari penyajian laporan keuangan?
3. Apa saja karakteristik penyajian laporan keuangan ?
4. Apa saja komponen lengkap laporan keuangan?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian laporan keuangan
2. Untuk mengetahui tujuan dari penyajian laporan keuangan
3. Untuk mengetahui karakteristik penyajian laporan keuangan
4. Untuk mengetahui komponen lengkap laporan keuangan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Tujuan Dari Penyajian Laporan Keuangan
Dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum agar dapat
dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan
laporan keuangan entitas lain.
Tujuan laporan keuangan menurut SAK ETAP (IAI, 2013) adalah menyediakan
informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi
oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus
untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007:3) tujuan dari laporan keuangan
adalah
1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini adalah memenuhi kebutuhan
bersama dari sebagian besar pengguna. Namun demikian laporan keuangan tidak
menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan oleh pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi, karena secara umum menggambarkan pengaruh
keuangan dari berbagai kejadian dimasa yang lalu (historis), dan tidak diwajibkan
untuk menyediakan informasi non-keuangan.
3. Laporan keuangan juga telah menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh
manajemen atau merupakan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya
yang dipercayakan kepadanya.
4
C. Karakteristik Penyajian Laporan Keuangan
1. Penyajian Wajar
Laporan keuangan menyajikan dengan wajar posisi keuangan, kinerja keuangan.
dan arus kas suatu entitas. Penyajian wajar mensyaratkan penyajian jujur atas
pengaruh transaksi, peristiwa dan kondisi lain yang sesuai dengan definisi dan kriteria
pengakuan aset, kewajiban, penghasilan dan beban yang dijelaskan dalam 2 Konsep
dan Prinsip Pervauf Penerapan SAK ETAP dengan pengungkapan tambahan jika
diperlukan, menghasilkan laporan keuangan yang wajar atas posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kus entitas, Pengungkapan tambahan diperlukan ketika kepatuhan
atas persyaratan tertentu dalam SAK ETAP tidak memadai bagi pemakai untuk
memahami pengaruh dari transaksi tertentu, peristiwa dan kondisi lain atas posisi
keuangan dan kinerja keuangan entitas.
2. Kepatuhan Terhadap SAK-ETAP
Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK ETAP harus membuat suatu
pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and unreserved statement) atas
kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tidak
boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP kecuali jika mematuhi semua persyaratan
dalam SAK ETAP.
3. Kelangsungan Usaha
Pada saat menyusun laporan keuangan, manajemen entitas yang menggunakan
SAK ETAP membuat penilaian atas kemampuan entitas melanjutkan kelangsungan
usaha Entitas mempunyai kelangsungan usaha kecuali jika manajemen bermaksud
melikuidasi entitas tersebut atau menghentikan operasi, atau tidak mempunyai
alternatif realistis kecuali melakukan hal-hal tersebut. Dalam membuat penilaian
kelangsungan usaha, jika manajemen menyadari terdapat ketidakpastian yang
material terkait dengan peristiwa atau kondisi yang mengakibatkan keraguan
signifikan terhadap kemampuan entitas untuk melanjutkan usaha, maka entitas harus
mengungkapkan ketidakpastian tersebut. Ketika entitas tidak menyusun laporan
5
keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, maka fakta tersebut harus
diungkapkan, bersama dengan dasar penyusunan laporan keuangan dan alasan
mengapa entitas tidak dianggap mempunyai kelangsungan usaha.
4. Frekuensi Pelaporan
Entitas menyajikan secara lengkap laporan keuangan (termasuk informasi
komparatif) minimum satu tahun sekali. Ketika akhir periode pelaporan entitas
berubah dan laporan keuangan tahunan telah disajikan untuk periode yang lebih
panjang atau lebih pendek dari satu tahun, maka entitas mengungkapkan:
(a) fakta tersebut:
(b) alasan penggunaan untuk periode lebih panjang atau lebih pendek, dan
(c) fakta bahwa jumlah komparatif untuk laporan laba rugi, laporan perubahan sa laba
rugi dan saldo laba laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan yang terkait
adalah tidak dapat seluruhnya diperbandingkan.
5. Penyajian Yang Konsisten
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antarperiode harus
konsisten kecuali :
(a) terjadi perubahan yang signifikan atas sifat operasi entitas atau perubahan
penyajtan atau pengklasifikasian bertujuan menghasilkan penyajian lebih baik sesuai
kriteria pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi dalam Bab 9 Kebijakan
Akuntansi, Estimas dan Kesalahan atau
(b) SAK ETAP mensyaratkan suatu perubahan penyajian.
Jika penyajian atau pengklasifikasian pos-pos dalam laporan keuangan diubah
maka entitas harus mereklasifikasi jumlah komparatif kecuali jika reklasifikasi tidak
praktis Entitas harus mengungkapkan hal-hal berikut jika jumlah komparatif
direklasifikasi:
(a) sifat reklasifikasi:
(b) jumlah setiap pos atau kelompok dari pos yang direklasifikasi, dan
(c) alasan reklasifikasi.
6
lika reklasifikasi jumlah komparatif tidak praktis, maka entitas mengungkapkan
alas an sebagai berikut:
(a) alasan reklasifikasi jumlah komparatif tidak dilakukan; dan
(b) sifat penyesuaian yang telah dibuat jika jumlah komparatif direklasifikasi.
6. Informasi Komparatif
Informasi harus diungkapkan secara komparatif dengan periode sebelumnya
kecuali dinyatakan lain oleh SAK ETAP (termasuk informasi dalam laporan
keuangan dan catatan atas laporan keuangan). Entitas memasukkan informasi
komparatif untuk informasi naratif dan deskriptif jika relevan untuk pemahaman
laporan keuangan periode berjalan.
7. Materialitas dan Agregasi
Pos-pos yang material disajikan terpisah dalam laporan keuangan sedangkan yang
tidak material digabungkan dengan jumlah yang memiliki sifat atau fungsi yang
sejenis.
Kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat suatu pos
dianggap material jika, baik secara individual maupun bersama-sama, dapat
mempengaruhi pengguna laporan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Besaran
dan sifat unsur tersebut dapat menjadi faktor penentu.
7
pendapatan, maka menghasilkan angka laba perusahaan yang disebut laba bersih.
Rumus sederhana dari laba rugi yaitu:
Pendapatan – Pengeluaran = Penghasilan Bersih
(e) catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang
signifikan dan informasi penjelasan lainnya.
8
BAB III
Kesimpulan
A. Kesimpulan
Menurut SAK (Standar Akuntansi Keuangan) “Laporan keuangan adalah bagian
dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara
seperti misalnya: sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana, catatan dan
laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan”.
Dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum agar dapat
dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan
laporan keuangan entitas lain.
B. Saran
Diharapkan setelah mengetahui materi ini, Dalam penerapan penyajian laporan
keuangan berdasarkan SAK ETAP, sebaiknya perusahaan membenahi proses
penyusunan laporan keuangannya terlebih dahulu, misalnya pengumpulan bukti-bukti
transaksi berdasarkan tanggal berdasarkan tanggal terjadinya transaksi. Penyajian
laporan keuangan yang sesuai dengan standar, akan membantu manajemen
perusahaan untuk memperoleh berbagai macam kemudahan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Farah Lydia Eka Rini.. “Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Berbasis SAK
ETAP”, https://jurnal.untan.ac.id/index.php/ejafe/article/view/11530
10