Anda di halaman 1dari 43

TUGAS

MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN STRATEGI


KONSEP DASAR LAPORAN KEUANGAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

CHLYFEN RICHARD SALIBANA B2B121027


FAIZAL MUNIR B2B121026
MAYANG SANDI UTAMI B2B121039
GURIDNO PETRUS B2B121035

MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Dengan penuh kerendahan hati, kami mengucapkan syukur kehadirat


Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan hikmat dan berkatnya kepada
Kami, sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Konsep Dasar
Laporan Keuangan”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kesalahan/kekurangan baik dalam pengetikan maupun proses penyusunan
makalah ini. Untuk itu penyusun mohon maaf.
Untuk lebih menyempurnakan makalah ini, kami mengharapkan saran dan
kritik yang dapat membangun sehingga akan membuat makalah ini semakin baik.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada Bapak Dosen Pengampuh yang
telah memberikan materi ini sehingga kami dapat belajar tentang “Konsep Dasar
Laporan Keuangan” dari pembuatan makalah ini.

Kendari, 17 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................2


DAFTAR ISI ............................................................................................................3
BAB 1 ......................................................................................................................4
PENDAHULUAN ...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 4
1.2 Tujuan Studi Lapang ........................................................................................... 6
1.3 Manfaat Studi Lapang ......................................................................................... 6
1.4 Ruang Lingkup Studi Lapang ............................................................................ 6
1.5 Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 6
BAB 2 ......................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................................8
2.1 Laporan Keuangan ................................................................................................ 8
2.2 Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) ..................................................... 11
BAB 3 ....................................................................................................................23
HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................................23
3.1 Gambaran Objek Studi...................................................................................... 23
3.2 Pembahasan ........................................................................................................ 29
BAB 4 ....................................................................................................................41
PENUTUP ..............................................................................................................41
4.1 Simpulan ............................................................................................................. 41
4.2 Saran .................................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................43
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyusunan laporan keuangan memiliki peranan yang sangat penting
dalam suatu perusahaan. Sebab laporan keuangan merupakan dasar dalam
menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan. Darmawan (2012:1)
mengemukakan bahwa laporan keuangan tersebut bertujuan sebagai laporan
yang ditujukan kepada berbagai pengguna laporan keuangan yang memiliki
kebutuhan informasi tentang keuangan secara umum yang tidak memiliki hak
untuk meminta laporan keuangan tersebut dan disesuaikan untuk memenuhi
kebutuhan informasi tertentu. Nantinya informasi tersebut digunakan sebagai
acuan dalam pertimbangan dan pengambilan keputusan baik untuk pihak
internal perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan.
Darmawan (2012:7) mengemukakan bahwa tujuan yang dinyatakan pada
laporan keuangan usaha kecil menengah atau entitas tanpa akuntabilitas
publik (SME), yaitu menghasilkan infomasi mengenai posisi keuangan,
kinerja, dan arus kas dari entitas yang bermanfaat, guna pengambilan
keputusan ekonomi oleh berbagai pengguna luas, beberapa pengguna laporan
mungkin tidak memiliki hak untuk meminta laporan keuangan terkait untuk
memenuhi kebutuhan tertentunya. Jika tujuan dasar laporan keuangan adalah
sebagai informasi keuangan perusahaan, maka hendaknya penyajian laporan
keuangan disusun sesuai dengan standar yang nantinya akan mempermudah
manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan. Untuk itu Ikatan
Akuntansi Indonesia pada tanggal 17 Juli 2009 menerbitkan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP).
Terbitnya SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP) tersebut
merupakan bukti nyata dukungan IAI terhadap usaha kecil dan menengah
(UKM). Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP) dimaksudkan digunakan oleh Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (ETAP) yaitu entitas yang tidak memiliki akuntabilitas
publik signifikan; dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum
(general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh
pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam
pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. SAK ETAP
bertujuan untuk menciptakanfleksibilitas dalam penerapannya dan diharapkan
memberi kemudahan bagi penggunanya untuk mengakses pendanaan dari
perbankan. SAK ETAP merupakan SAK yang berdiri sendiri dan tidak
mengacu pada SAK Umum. sebagian besar menggunakan konsep biaya
historis; mengatur transaksi yang dilakukan oleh ETAP; bentuk pengaturan
yang lebih sederhana dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif tidak berubah
selama beberapa tahun (Ikatan Akuntan Indonesia, 2016)
CV X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang petelur. Laporan
keuangan yang disusun oleh CV X meliputi laporan laba rugi dan laporan
posisi keuangan (neraca) saja. Padahal jika dilihat pada Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) laporan
keuangan terdiri dari 5 komponen laporan keuangan (Darmawan, 2012:23),
yaitu :
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan atas Laporan Keuangan

Penyusunan laporan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas


Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) ini diharapkan akan mempermudah
perusahaan untuk mengembangkan usahanya contohnya untuk mempermudah
perusahaan dalam memperoleh pinjaman dari bank. Jika perusahaan
menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar maka laporan keuangan
tersebut dapat dikatakan relevan dan dapat diperbandingkan guna membantu
pihak manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan.

1.2 Tujuan Studi Lapang


1. Untuk mengetahui apakah laporan keuangan pada CV X telah sesuai
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK-ETAP)
2. Untuk mengetahui bagaimana penyusunan laporan keuangan yang sesuai
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK-ETAP)

1.3 Manfaat Studi Lapang


1. Sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan laporan keuangan yang
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP)
2. Sebagai referensi dalam menambah wawasan perihal penyusunan laporan
keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

1.4 Ruang Lingkup Studi Lapang


Penulis menetapkan ruang lingkup studi lapang yaitu membahasperihal
susunan laporan keuangan pada CV X tahun 2019

1.5 Metode Pengumpulan Data


Dalam hal ini metode pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis
adalah:
1. Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Penulis
melakukan dokumentasi berbentuk gambar dari laporan keuangan yang
digunakan oleh CV X
2. Observasi
Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan yang sistematis
terhadap peristiwa-peristiwa yang diteliti. Dalam hal ini penulis
melakukan observasi mengenai laporan keuangan CV X
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Laporan Keuangan

2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan


Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK No. 1 (2015:1)
laporan keuangan adalah “Laporan keuangan adalah penyajian terstruktur
dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.”

2.1.2 Jenis Laporan Keuangan


Menurut Muawanah dan Fahmi (2008:207) terdapat lima jenis laporan
keuangan, antara lain:
1. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang berisi mengenai
aktivitas operasional perusahaan atau suatu entitas dengan
memperhitungkan pendapatan dan beban-beban selama satu periode.
2. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang
menunjukan perubahan ekuitas selama satu periode.
• Neraca
Neraca yaitu laporan keuangan yang melaporkan posisi aset,
kewajiban dan ekuitas perusahaan pada periode tertentu.
• Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukkan sumber
pemasukan dan penggunaan kas selama satu periode sehingga
saldo kas nampak seperti di neraca. Laporan arus kas tersebut
membutuhkan data atau informasi dari neraca periode sebelumnya
dan periode yang bersangkutan dan laporan laba rugi pada periode
yang kebersangkutan.
• Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan adalah laporan keuangan yang
menunjukkan penjelasan secara naratif atau rincian dalam laporan
keuangan perusahaan yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas dan laporan arus kas serta informasi-informasi
tambahan lainnya yang tidak disajikan dalam laporan keuangan
namun diperlukan dalam rangka penyajian laporan secara wajar.
2.1.3 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan dalam membuat laporan keuangan merupakan hal yang sangat


penting untuk diterapkan perusahaan sebelum pembuatan laporan
keuangan. Menurut Muawanah dan Fahmi (2008:400) Penetapan tujuan
laporan keuangan meliputi kegiatan seperti mengidentifaksi pemakai
laporan keuangan, mengidentifikasi keputusan apa saja yang dilakukan
oleh pemakai laporan keuangan tersebut dan keperluan informasi
lainnya.
Dengan mengetahui tujuan laporan keuangan, seorang akuntan dapat
menentukan kriteria yang diperlukan untuk menghasilkan cara-cara
terbaik dalam melaporkan informasi yang di sajikan dalam laporan
keuangan tersebut. Dengan demikian laporan keuangan akan dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan para pemakainya. IAI
(2016:1) menyebutkan bahwa tujuan rangkaian dasar penyajian dan
penyusunan laporan keuangan adalah untuk digunakan sebagai acuan
bagi:
1. Komite penyusun standar akuntansi laporan keuangan dalam
pelakasanaan profesinya atau tugas-tugasnya
2. Penyusun laporan keuangan, untuk menyelesaikan
permasalahan akuntansi yang belum diatur dan tertulis dalam
standar akuntansi.
3. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai laporan
keuangan tersebut sudah disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi.
4. Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai
dengan standar akuntansi keuangan
2.1.4 Pemakai Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK No. 1 menyatakan
bahwa penggunaan laporan keuangan meliputi investor sekarang dan
investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, dan usaha
kreditor lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga lainnya
dan masyarakat. Pemakai laporan keuangan dibagi menjadi dua bagian
yaitu pihak internal dan pihak eksternal.
1. Pihak Internal
Yang dimaksud pihak internal adalah pihak yang berada dalam ruang
lingkup perusahaan. Pihak tersebut memerlukan laporan keuangan
untuk mengambil keputusan dan kebijkan-kebijakan yang
dibutuhkan oleh perusahaan di masa mendatang.
2. Pihak Eksternal
Yang dimaksud pihak eksternal yaitu pihak yang berada diluar
lingkup perusahaan, yaitu:
• Investor
Sebagai penanam modal perlu untuk mengetahui hasil dan posisi
keuangan perusahaan dimana ia menanamkan modalnya. Dari
melihat laporan keuangan perusahaan tersebut seorang investor
dapat menentukan kebijakan untuk menanamkan modalnya
kembali,mengurangi modalnya atau bahkan berhenti menanamkan
modalnya.
• Kreditur
Kreditur merupakan pihak yang menyediakan atau menjamin
keuangan perusahaan dengan memberikan pinjaman atau kredit
perusahaan. Dengan melihat laporan keuangan, pihak kreditur
dapat melihat dan memberikan keputusan apakah perusahaan
tersebut dapat membayar pinjamannya atau tidak dimasa
mendatang.
• Pemasok
Pemasok menggunakan laporan keuangan untuk mengambil
keputusan apakah jumlah yang terutang akan dapat terbayar saat
jatuh tempo nanti atau tidak.
• Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai
cara. Misalnya perusahaan dapat memberikan kontribusi yang
berartipada perekonomian nasional, contohnya jumlah orang yang
dipekerjakan atau perlindungan yang diberikan kepada penanam
modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat
dengan menyediakan informasi perusahaan dan perkembangan
terakhir perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

2.2 Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas


Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP)

2.2.1 Ruang Lingkup SAK ETAP


Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK-ETAP) dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa
akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas
yang:
(a) Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
(b) Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general
purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh
pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung
dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat
kredit.

Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika:


(a) Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam
proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar
modal atau regulator lain.
(b) Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk
sekelompokan besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi,
pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan
bank investasi. Entitas yang memiliki akuntabilitas public
signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas
berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK
ETAP.
Jika dilihat dari standar tersebut, Mackenzie (2011:3) memberi
contoh megenai entitas yang tidak termasuk dalam ruang lingkup
standar entitas tanpa akuntabilitas publik karena memiliki aset di
dalam suatu kapasitas sebagai fidusia:
1. Bank
2. Asosiasi Kredit
3. Perusahaan Asuransi
4. Dealer Sekuritas
5. Reksadana
6. Bank Investasi

2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan berdasarkan SAK ETAP


Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi
keuangan, kinerja keuangan dan laporan arus kas suatu entitas yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat
meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan
informasi tertentu. Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga
menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya
2.2.3 Karakteristik Kualitatif Informasi Dalam Laporan Keuangan
1. Dapat Dipahami
Kualitas yang sangat penting dalam informasi yang disajikan
laporan keuangan adalah kemudahan agar segera dapat dipahami
oleh pemakainya. Untuk maksud ini ialah pemakai diasumsikan
memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi
dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi-
informasi dengan ketekunan yang wajar.
2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan dengan kebutuhan
pemakainya untuk proses pengembalian keputusan.
3. Materialitas
Informasi dianggap material jika kelalaian dalam
mencantumkan kesalahan dalam pencatatan informasi tersebut
dapat mempengaruhikeputusan ekonomi oleh penggunanya
4. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan harus andal. Informasi yang memiliki kualitas andal jika
bebas dari kesalahan material dan bias, dan penyajian secara jujur
apa yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan
dapat disajikan.
5. Substansi Mengungguli Bentuk
Transaksi, peristiwa dan kondisi lain dicatat dan disajikan atau
yang secara wajar diharapkan dapat disajikan
6. Pertimbangan Sehat
Ketidakpastian yan tidak dapat diabaikan meliputi berbagai
peristiwaDan keadaan yang dipahami berdasarkan pengungkapan
sifat dan penjelasan peristiwa dan keadaan tersebut dan melalui
penggunaan pertimbangan sehat dalam menyusun laporan
keuangan.
7. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus
lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk
tidak mengungkapkan dapat mengakibatkan informasi menjadi
tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan
dan kurang mencukupi ditinjau dari segi relevansi.
8. Dapat Dibandingkan
Pengguna dapat membandingkan laporan keuangan entitas
antarperiode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi.
9. Tepat Waktu
Agar relevan, informasi dalam laporan keuangan harus dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi para penggunanya. Tepat waktu
meliputi penyediaan informasi laporan keuangan dalam jangka
waktu pengambilan keputusan. Jika terdapat penundaan yang tidak
semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan
kehilangan relevansinya.
10. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Manfaat informasi seharusnya melebihi biaya penyediaannya.
Namun demikian, evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses
pertimbangan yang substansial.

2.2.4 Penyajian Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan


Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
2.2.4.1 Neraca
Menurut SAK ETAP bab 4 Laporan posisi keuangan
menyajikan aset, kewajiban, dan ekuitas suatu entitas pada suatu
periode tertentu sampai akhir periode pelaporan. Informasi yang
disajikan dalam laporan posisi keuangan minimal mencakup pos-
pos berikut:
 Kas dan setara kas
 Piutang usaha dan piutang lainnya
 Persediaan
 Properti investasi
 Aset tetap
 Aset tidak berwujud
 Utang usaha dan utang lainnya
 Aset dan kewajiban pajak
 Kewajiban diestimasi
 Ekuitas

Entitas harus menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar,


kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang, sebagai
suatu klasifikasi yang terpisah dalam neraca.
Berikut ini adalah klasifikasi akun yang disajikan dalam
Neraca, yaitu sebagai berikut:
A. Aset
1.1 Aset Lancar
1.1.1 Kas
1.1.1.1 Kas Ngembal
1.1.1.2 Kas Surabaya
1.1.1.3 Bank BCA

1.1.2 Piutang Dagang


1.1.2.1 Piutang CV Y
1.1.2.2 Piutang Ayam Afkir

1.1.3 Persediaan
1.1.3.1 Persediaan Pakan Ternak
1.1.3.2 Persediaan Obat-obatan
1.1.3.3 Persediaan Jagung
1.1.3.4 Persediaan Katul
1.1.3.5 Persediaan Ayam Grower
1.1.3.6 Persediaan Ayam Produksi
1.2 Aset Tetap Berwujud
1.2.1 Aset Tetap
1.2.1.1 Bangunan Kandang
1.2.1.2 Kendaraan
1.2.1.3 Peralatan Kandang

1.2.2 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap


1.2.2.1 Akumulasi Penyusutan Bangunan Kandang
1.2.2.2 Akumulasi Penyusutan Kendaraan
1.2.2.3 Akumulasi Penyusutan Peralatan Kandang
1.2.2.4 Akumulasi Penyusutan Ayam

B. Kewajiban
2.1 Kewajiban Jangka Pendek
2.1.1 Hutang
2.1.1.1 Hutang Pakan Ternak
2.1.1.2 Hutang Obat-obatan
2.1.1.3 Hutang Jagung / Katul

C. Ekuitas
3.1 Modal
3.2 Saldo Laba

2.2.4.2 Laporan Laba Rugi


Menurut SAK ETAP pada bab 5 menyatakan bahwa
entitas menyajikan laporan laba rugi untuk suatu periode
yang merupakan kinerja keuangannya selama periode
tersebut (Ikatan Akuntan Indonesia, 2016). Laporan laba rugi
minimal mencakup pos-pos sebagai berikut:
 Pendapatan
 Beban keuangan
 Bagian laba atau rugi dari investasi yang
menggunakan m e t o d e e k u i t a s
 Beban pajak
 Laba atau rugi netto

Berikut ini adalah klasifikasi akun yang disajikan dalam


Laporan Laba Rugi CV X, yaitu sebagai berikut:
A. Pendapatan
1.1 Penjualan Telur

B. Beban
2.1 Beban Pokok Penjualan Barang Dagangan
2.1.1 Beban Pemakaian Pakan Ternak
2.1.2 Beban Pemakaian Obat
2.1.3 Beban Pemakaian Jagung
2.1.4 Beban Pemakaian Katul

2.2 Beban Administrasi dan Umum


2.2.1 Gaji Karyawan
2.2.2 Lembur Karyawan
2.2.3 Uang Makan Karyawan
2.2.4 Bonus Karyawan
2.2.5 Beban Listrik
2.2.6 Beban Bahan Bakar
2.2.7 Beban Perawatan Kandang
2.2.8 Beban Perawatan Peralatan
2.2.9 Beban Penyusutan Kandang
2.3.0 Beban Penyusutan Ayam
2.3.1 Beban Penyusutan Kendaraan
2.3.2 Beban Kerugian Ayam Mati

2.3 Pendapatan / Beban Di Luar Usaha


2.3.1 Pendapatan Bunga

Penjelasan dari analisis beban dalam laporan keuangan yang


diklasifikasi berdasarkan beban atau fungsi beban adalah sebagai
berikut:
A. Analisis Beban Menggunakan Sifat Beban
Beban dikumpulkan dalam laporan laba rugi
berdasarkansifatnya yaitu beban dan biaya contohnya biaya
gaji karyawan.
B. Analisis Beban Menggunakan Fungsi Beban
Beban dikumpulkan sesuai dengan fungsinya sebagai
bagiandari biaya penjualan, biaya distribusi dan biaya
administrasi/umum. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia
(2016) dalam SAK ETAP, berikut ini adalah contoh
format laporan laba rugi yang diklasifikasi menurut sifat
beban dan fungsi beban.
Tabel 1
Contoh laporan laba rugi yang diklasifikasi menurut sifat beban dan fungsi
C. Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo
Laba
3.1 Laporan Perubahan Ekuitas
Menurut SAK ETAP bab 6 laporan perubahan ekuitas
menyajikan laba atau rugi suatu perusahaan untuk suatu
periode, pendapatan dan beban diakui secara langsung dalam
ekuitas dalam periode tersebut. Pengaruh perubahan
kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam
periode tersebut, dan (bergantung pada format laporan
keuangan yang dipilih oleh entitas) jumlah investasi oleh,
dan dividen dan distribusi lain ke, pemilik ekuitas selama
periode tersebut. Entitas menyajikan laporan perubahan
ekuitas yang menunjukkan adanya:
(a) Laba atau rugi untuk suatu periode
(b) Pendapatan dan beban diakui secara langsung dalam
ekuitas
(c) Untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh perubahan
kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan diakui sesuai
Bab 9 KebijakanAkuntansi, Estimasi dan Kesalahan
(d) Untuk setiap komponen ekuitas, suatu rekonsiliasi antara
jumlah tercatat pada awal dan pada akhir periode,
diungkapkansecara terpisah perubahan yang berasal dari:
(i) Laba atau rugi
(ii) Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam
ekuitas
(iii) Jumlah investasi, dividen dan distribusi lainnya ke
pemilik ekuitas, yang menunjukkan secara terpisah
modal saham, transaksi saham treasuri, dan dividen
serta distribusi lainnya ke pemilik ekuitas, dan perubahan
kepemilikan dalam entitas anak yang tidak
mengakibatkan kehilangan pengendalian.
Laporan laba rugi dan saldo laba menyajikan laba atau rugi
entitas dan perubahan saldo laba untuk suatu periode
pelaporan. Entitas menyajikan di laporan laba rugi dan saldo
laba pos-pos berikut sebagai tambahan atas informasi yang
disyaratkan dalam Bab 5 Laporan Laba Rugi.
(a) Saldo laba pada awal periode
(b) Dividen yang diumumkan dan dibayarkan untuk
terutangselama periode
(c) Penyajian kembali saldo laba setelah koreksi kesalahan
periodelalu
(d) Penyajian kembali saldo laba setelah perubahan
kebijakanakuntansi; dan
(e) Saldo laba pada akhir periode pelaporan

11.Laporan Arus Kas


Menurut SAK ETAP bab 7 laporan arus kas menyajikan
informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas, yang
menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu
periode dari aktivitasoperasi, investasi dan pendanaan.
1. Aktivitas Operasi
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari
aktivitas penghasil utama pendapatan entitas. Oleh karena itu,
arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan
peristiwa dan kondisi lain yang mempengaruhi penetapan laba
atau rugi. Contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:
(a) Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa
(b) Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan
lain
(c) Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa
(d) Pembayaran kas kepada dan atas nama karyawan
(e) Pembayaran kas atau restitusi pajak penghasilan kecuali
jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian
dariaktivitas pendanaan dan investasi
(f) Penerimaan dan pembayaran kas dari investasi, pinjaman,
dan kontrak lainnya yang dimiliki untuk tujuan
perdagangan, yang sejenis dengan persediaan yang
dimaksudkan untuk dijual kembali.
2. Aktivitas Investasi
Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan
pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang
bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa
depan. Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi
adalah:
(a) Pembayaran kas untuk memperoleh aset tetap (termasuk
aset tetap yang dibangun sendiri), aset tidak berwujud dan
aset jangka panjang lainnya.
(b) Penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset tidak
berwujud, dan aset jangka panjang lainnya
(c) Pembayaran kas untuk perolehan efek ekuitas atau efek
utang entitas lain dan bunga dalam joint venture (selain
pembayaran untuk efek yang diklasifikasikan sebagai kas
atau setara kas ataudimiliki untuk diperdagangkan)
(d) Penerimaan kas dari penjualan efek ekuitas atau efek
utang dari entitas lain dan bunga dari joint venture (selain
penerimaan dari efek yang diklasifikasikan sebagai setara
kas atau dimiliki untuk diperdagangkan)
(e) Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak
lain
(f) Penerimaan kas dari pembayaran kembali uang muka dan
pinjaman yang diberikan kepada pihak lain
3. Aktivitas Pendanaan
Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:
(a) Penerimaan kas dari penerbitan saham atau efek ekuitas
lain
(b) Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk
menarikatau menebus saham entitas
(c) Penerimaan kas dari penerbitan pinjaman, wesel, dan
pinjamanjangka pendek atau jangka panjang lainnya
(d) Pelunasan pinjaman;
(e) Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo
kewajiban yang berkaitan dengan sewa pembiayaan

12. Catatan atas Laporan Keuangan


Menurut SAK ETAP bab 8 Catatan atas laporan keuangan
berisi informasi sebagai tambahan informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan
memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang
disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang
tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.
Catatan atas laporan keuangan harus:
 Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan
keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu
 Mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam SAK
ETAP tetapi tidak disajikan dalam laporan keuangan; dan
 Memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan
dalam laporan keuangan, tetapi relevan untuk memahami
laporan keuangan
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Objek Studi


3.1.1 Gambaran Umum CV X
Pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin meningkat dari
tahun ke tahun. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk,
kebutuhan akan protein hewani sangatlah penting. Untuk memenuhi
kebutuhan pangan domestik, maka mulai tahun 1998 CV X memulai
usahanya untuk menghasilkan telur premium guna memenuhi
kebutuhan masyarakat akan protein hewani.
CV X merupakan perusahaan ayam petelur yang memulai
usahanya sejak tahun 1998 hingga sekarang. Lokasi CV X berpusat di
kota Surabaya dan lokasi perkandangan unit pemeliharaan ayam
petelur terletak di Kabupaten Mojokerto. CV X merupakan
perusahaan yang menjual telur ayam yang berasal dari peternakan
sendiri.
Pada tahun 1998 sampai 2009 CV X menditribusikan hasil
telurnya hanya ke wilayah Provinsi Jawa Timur dan Madura, tetapi
mulai tahun 2010 hingga sekarang CV X mulai mendistribusikan
telurnya hingga ke Kota Banjarmasin, Maumere, Ternate hingga
Jayapura.
3.1.2 Visi dan Misi CV X
Visi dan misi yang dimiliki CV X adalah sebagai berikut:
1. Visi
Menjadi pelopor penghasil telur premium di Indonesia
2. Misi
1. Memperkenalkan telur premium yang memiliki banyak
manfaatbagi masyarakat
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang
petelur
3. Membangun kemitraan guna perkembangan petelur
dalampemasaran produk dalam tingkat nasional
4. Menggunakan teknologi tingkat guna yang
berwawasanlingkungan

3.1.3 Struktur Organisasi CV X

PERSEROAN
PASIF
DIREKTUR
KEUANGAN
DIREKTUR

GENERAL
MANAGER

FINANCE AND
MARKETING ADMINISTRASI
ACCOUNTING

FINANCIAL
IT TAX DIVISION
REPORTING

SUPERVISOR
KANDANG

DIVISI
KANDANG

DIVISI
GUDANG
Setiap perusahaan pada umumnya memiliki struktur organisasi
yangmenggambarkan susunan atau komponen yang berhubungan antara
fungsi dan bagian. Adanya struktur organisasi tersebut sangat diperlukan
oleh perusahaan dengan maksud untuk mencapai kesepakatan bersama.
Selain itu bertujuan agar setiap komponen dalam perusahaan bisa berfungsi
secara optimal dan pergerakan perusahaan dapat berjalan secara efektif dan
efisien. Berikut ini adalah penjabaranmengenai tugas pokok dan wewenang
dari masing- masing jabatan di CV X yaitu:
1. Perseroan Pasif
Tugas dari Perseroan Pasif adalah :
1. Mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dibutuhkan oleh
perusahaan
2. Mengawasi langsung jalannya proses produksi telur di kandang
perusahaan
3. Melakukan pemeriksaan laporan keuangan setiap bulannya
4. Melakukan hubungan langsung dengan konsumen yang berasal dari
luarPulau Jawa
5. Menetapkan harga telur per hari nya bersama dengan direktur
perusahaan

2. Direktur
Tugas dari Direktur adalah :
1. Bertanggungjawab atas pelaksanaan manajemen dalam perusahaan
2. Melakukan pengawasan terhadap kinerja karyawan
3. Menyetujui anggaran yang sudah dibuat oleh general manajer
4. Mewakili perusahaan untuk melakukan hubungan langsung
dengankonsumen yang berasal dari Pulau Jawa
5. Mengawasi naik dan turunnya harga telur di pasaran
6. Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-
kebijakanperusahaan
7. Menyetujui anggaran tahunan perusahaan
3. Direktur Keuangan
Tugas dari Direktur Keuangan adalah:
1. Mengawasi aktivitas keluar dan masuknya keuangan perusahaan dari
bagian accounting dan melakukan pengecekan secara fisik atas
jumlah kas yang ada di brankas perusahaan dan saldo bank untuk
mengetahui kesesuaian antara saldo catatan dengan jumlah uang
secara fisiknya.
2. Bertanggungjawab atas pengkoordinasian dan pengawasan terhadap
keuangan perusahaan.
3. Memiliki wewenang melakukan pembayaran hutang kepada supplier
dibantu dengan Accounting
4. Melakukan penggajian terhadap karyawan perusahaan
5. Mengambil keputusan yang berkaitan dengan pembelanjaan
perusahaan
6. Merencanakan, mengatur, dan mengontrol perencanaan, laporan
keuangan dan pembiayaan perusahaan.
4. General Manajer
1. Melakukan pengawasan dalam pelaksanaan pembukuan dan
penyusunanlaporan keuangan
2. Mengatur, menyusun dan mengawasi jalannya pelaksanaan
kebijakan-kebijakan karyawan
3. Memiliki wewenang untuk mengeluarkan uang atau
menandatangani ceksebesar yang telah ditentukan oleh Direktur
untuk keperluan perusahaan.
4. Melakukan pemeriksaan terhadap kas perusahaan
5. Melakukan pemeriksaan terhadap laporan produksi telur per hari
6. Melakukan pengecekan terhadap penjualan telur luar pulau jawa
7. Membantu tugas administrasi dalam melakukan pemesanan bahan
bakukepada supplier
8. Menginformasikan harga bahan baku kepada administrasi jika
terjadiperubahan harga
5. Accounting
Tugas Accounting antara lain :
1. Memiliki wewenang untuk melakukan semua proses penerimaan
danpengeluaran uang perusahaan
2. Melakukan penagihan piutang kepada customer perusahaan
3. Melakukan pengecekan keluar masuk dari bank, deposito dan
beberapainvestasi keuangan lain.
4. Bertanggung jawab secara penuh atas pemasukan dan
pengeluaran uangperusahaan
5. Memeriksa dan meneliti semua bukti penerimaan dan pengeluaran
kas ataubank
6. Melakukan pembayaran operasional harian
7. Memastikan rekonsiliasi dan penyesuaian data finansial lain perihal
bukukas dan rekening bank terlaksana dengan baik
6. Marketing
Tugas dari Marketing antara lain :
1. Memiliki tugas utama dalam hal pelayanan konsumen
2. Berinteraksi langsung kepada konsumen dengan cara menawarkan
produk- produk perusahaan sesuai dengan daerah yang sudah
disepakati oleh Direktur.
3. Melakukan penagihan kepada konsumen sesuai dengan daerah-
daerah yang sudah ditetapkan sebelumnya
7. Tax Division
Tugas Tax Division antara lain :
1. Mengatur keperluan serta biaya dalam melakukan pembayaran pajak
2. Menyusun rencana perpajakan untuk optimalisasi pajak.
3. Berhubungan langsung dengan pihak luar yang menyangkut tentang
pajak
8. Administrasi
Tugas Administrasi antara lain :
1. Melakukan pencatatan terhadap hasil produksi telur yang diperoleh
dari supervisor kandang
2. Mengatur jadwal supir yang digunakan untuk mengirim telur ke
customer
3. Bertanggungjawab dalam perhitungan absensi karyawan kandang

9. Financial Reporting
Tugas Financial Reporting antara lain :
1. Melakukan input data ke program akuntansi perusahaan sehingga
menghasilkan laporan keuangan yang berguna bagi Direktur dalam
membuat keputusan. Data-data yang dibutuhkan untuk membuat
laporan keuangan didapat dari karyawan yang berada di kandang
peternakan yang sudah direkap oleh Supervisor Kandang
2. Memiliki tanggung jawab atas pengawasan dan pelaksanaan
kegiatan pencatatan, pengikhtisaran, pengelompokan dan pelaporan
dari data-data yang dimiliki perusahaan serta melakukan sistem
akuntansi atau pembukuan akuntansi secara tepat
3. Melakukan penjurnalan dan pembukuan terhadap laporan keuangan
4. Mengarsip laporan-laporan dan data-data yang dikirim oleh
supervisorkandang
10. Supervisor Kandang
Tugas dari Supervisor Kandang antara lain :
1. Bertanggungjawab secara langsung atas produksi telur dan
pemeliharaan ayam dalam kandang
2. Melakukan pencatatan masuk dan keluarnya barang dalam kartu
stok barang dan melakukan stok opname dengan mencocokkan stok
menurut komputer dan jumlah fisiknya
3. Bertanggungjawab terhadap peralatan-peralatan atan alat operasional
yang dipakai dalam kandang
11. Divisi Kandang
Divisi Kandang memilki tugas antara lain :
1. Bertanggungjawab atas jumlah butir telur dan ayam dalam kandang
2. Bertugas untuk memberikan pakan seluruh kandang ayam
3. Bertugas melakukan vaksinasi dan memberi obat kepada seluruh
ayam
4. Melakukan perawatan kandang ayam dan melakukan perbaikan jika
terjadikerusakan
12. Divisi Gudang
Divisi Gudang memiliki tugas antara lain :
1. Menimbang butir telur dari divisi kandang
2. Melakukan sortir telur dan meletakkan telur ke dalam egg trey
3. Melakukan penalian terhadap telur sesuai dengan pesanan konsumen

3.2 Pembahasan
Dalam pembahasan ini, penulis akan menyajikan laporan keuangan
CV X dengan menggunakan Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas (SAK ETAP).
1. Neraca

Berikut ini adalah neraca yang disusun oleh CV X:

Gambar 2
Neraca pada CV X Bulan Januari 2019

Neraca CV X yang disajikan dalam gambar 2 belum sesuai


dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP). Menurut SAK ETAP bab 4 mengenai neraca,
entitas harus menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar, kewajiban
jangka pendek dan kewajiban jangka panjang, sebagai suatu klasifikasi
yang terpisah dalam neraca. Sehingga neraca yang disusun oleh CV X
terdapat ketidaksesuaian dengan standar yang ada. Yang dimaksud
ketidaksesuaian tersebut akan dijelaskan secara lebih lengkap sebagai
berikut:
1. Pengklasifikasian dalam neraca tersebut belum tepat. Piutang dan
persediaan disajikan kedalam nomor akun yang berbeda dengan
aset lancar. Seharusnya piutang dan persediaan juga merupakan
akun aset lancar sehingga tidak perlu ada pemisahan nomor akun.
2. Akun akumulasi penyusutan aktiva tidak perlu dibuatkan nomor
akun tersendiri. Karena akun akumulasi penyusutan sudah
termasuk kedalam aset tetap. Seharusnya akun akumulasi
penyusutan aktiva dijadikan satu dengan aset tetap.
3. Akun modal dan laba ditahan/saldo laba merupakan ekuitas.
Sehingga akun tersebut tidak perlu dipisah dalam nomor akun yang
berbeda.

Neraca CV X Bulan Januari 2019 yang disajikan dalam gambar 3


merupakan susunan neraca yang sesuai dengan SAK ETAP. Penulis
menyajikan neraca menggunakan bentuk laporan / stafel (report form)
yaitu neraca bentuk laporan yang disusun dengan meletakkan aset di
atas serta kewajiban dan ekuitas di bawahnya (Bahri, 2016:149).
Dalam neraca sudah disajikan aset lancar dan aset tidak lancar,
kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang, sebagai suatu
klasifikasi yang terpisah. Berikut adalah penyajian neraca CV X bulan
Januari 2019 yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP):
Gambar 3
Neraca pada CV X Bulan Januari 2019
2. Laporan Laba Rugi
Berikut ini adalah laporan laba rugi yang disusun oleh CV X:

Gambar 4
Laporan Laba Rugi CV X Bulan Januari 2019

Berdasarkan Laporan Laba Rugi CV X Bulan Januari 2019 yang


disajikan dalam gambar 4, laporan laba rugi yang disusun oleh CV X
diklasifikasi ke dalam akun pendapatan usaha, pendapatan lain-lain dan
biaya operasi yang terdiri dari biaya administrasi dan umum. Laporan
laba rugi tersebut belum sesuai dengan SAK ETAP karena tidak ada
keterangan secara terperinci dalam akun pendapatan maupun beban.
Seharusnya di dalam laporan tersebut disebutkan beban apa saja yang
masuk ke dalam biaya administrasi dan umum sehingga beban-beban
terebut dapat dituliskan dengan lengkap dalam laporan keuangan.
Berikut ini adalah contoh laporan laba rugi dari CV X yang sesuai
dengan SAK ETAP:
Gambar 5
Laporan Laba Rugi CV X Bulan Januari 2019

Berdasarkan Laporan Laba Rugi CV X Bulan Januari 2019 yang


disajikan dalam gambar 5, laporan tersebut merupakan laporan laba
rugi dengan metode sifat beban. Laporan tersebut mengklasifikasi
pendapatanmaupun beban dan dikelompokkan sesuai dengan sifatnya.
Selain menggunakan metode sifat beban, penulis juga akan
menyajikan laporan laba rugi dengan metode fungsi beban. Dalam
menggunakan metode fungsi beban, akun pendapatan dan beban
dikelompokkan sesuai dengan fungsinya. Contohnya dalam akun
pendapatan diklasifikasi menjadi dua bagian yaitu pendapatan usaha
dan pendapatan di luar usaha. Pendapatan usaha adalah pendapatan
yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan. Sedangkan pendapatan
di luar usaha adalah pendapatan yang diperoleh bukan dari hasil
kegiatan pokok (Bahri, 2016:137).
Akun beban dibagi ke dalam kelompok biaya produksi, biaya
administrasi dan umum dan biaya pemasaran (Bahri, 2016:137). Yang
termasuk dalam biaya produksi adalah biaya-biaya yang berhubungan
dengan kegiatan produksi terhadap produk yang akan dijual. Yang
termasuk dalam biaya administrasi dan umum adalah biaya yang
dikeluarkan untuk keperluan perusahaan sehingga perusahaan dapat
mengoperasionalkan kegiatan usahanya dengan baik. Lalu yang
termasuk biaya pemasaran yaitu mencakup beban-beban yang
digunakan untuk menyelenggarakan pemasaran atau penjualan
barang/jasa dan pengangkutan (Bahri, 2016:137). Contohnya adalah
biaya gaji karyawan bagian pemasaran, biaya iklan dan lain-lain.
Berdasarkan Laporan Laba Rugi CV X Bulan Januari 2019 yang
disajikan dalam gambar 6, Beban dibagi kedalam dua fungsi yaitu
beban produksi dan beban administrasi dan umum. Penyajian dalam
metode fungsi beban tersebut akan memberikan informasi yang relevan
dan akurat bagi pengguna laporan keuangan karena dijelaskan dengan
lebih terperinci. Dalam laporan ini, terdapat informasi tentang
penjualan telur bulan Januari 2019 yaitu senilai Rp1.181.993770. Akun
beban dibagi menjadi dua yaitu beban produksi senilai
Rp843.656.441,92 dan beban administrasi dan umum senilai
Rp218.012.292,24.
Berikut adalah laporan laba rugi CV X menggunakan metode fungsi
beban:

Gambar 6
Laporan Laba Rugi CV X Bulan Januari 2019
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Dalam laporan keuangannya, CV X tidak menyajikan laporan
perubahan ekuitas. Karena CV X menyajikan laporan keuangan
bulanan sehingga informasi mengenai saldo laba awal dan akhir
periode tidak diketahui nominalnya. Hal tersebut menyebabkan CV X
tidak menyajikan laporan perubahan ekuitas dalam laporan
keuangannya. Untuk itu penulis akan menyajikan format laporan
perubahan ekuitas berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP):

Gambar 8
Format Laporan Perubahan Ekuitas CV X Bulan Januari 2019
4. Laporan Arus Kas
Penyajian laporan arus kas sebagai berikut:

Sumber: CV X, Januari 2019.


Dalam laporan keuangannya CV X tidak menyajikan laporan arus
kas. Untuk itu penulis menyusun laporan arus kas yang sesuai dengan
SAK ETAP berdasarkan data yang berasal dari buku besar CV X pada
gambar 9. Penulis menyajikan laporan arus kas menggunakan metode
langsung yaitu penyajian laporan arus kas menggunakan sumber data
yang berasal dari akun kas di dalam buku besar. Jika menggunakan
sumber data dari buku besar akun kas, harus diklasifikasi antara
aktivitas investasi, aktivitas operasi dan aktivitas pendanaan.
Berikut adalah rincian dari tiap aktivitas yang disajikan dalam laporan
arus kas:
1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Arus kas dari aktivitas operasi terdiri dari penerimaan piutang,
pembayaran hutang dan pengeluaran untuk beban-beban.
1. Penerimaan Piutang

Data tersebut bersumber pada kolom debit akun Bank BCA senilai
Rp1.724.122.807,71. Karena CV X menjurnal seluruh penerimaan
piutang dagang pada akun “Bank BCA”
2. Pembayaran Hutang
Data tersebut bersumber pada kolom kredit akun Bank BCA senilai
Rp1.226.965.839,54. Karena CV X menjurnal pembayaran hutang
pada akun “Bank BCA”.
3. Pengeluaran Beban-beban
Data tersebut bersumber pada kolom kredit akun kas ngembal
dan kassurabaya. Karena kas ngembal dan kas surabaya
digunakan oleh CV X
untuk membayar beban operasional kandang. Berikut rincian
pengeluaranbeban oleh CV X:
1. Beban Gaji Karyawan = Rp96.700.816,95
2. Beban Listrik = Rp6.476.660,00
3. Beban Bahan Bakar = Rp700.000,00
4. Beban Perawatan Kandang = Rp65.477.500,00
5. Beban Perawatan Peralatan Kandang = Rp759.000,00
6. Beban Perawatan Kandang = Rp15.000,00
Jadi CV X mengalami kenaikan arus kas dari aktivitas operasi
senilaiRp327.027.991,22.
2. Saldo awal senilai Rp82.623.363,00. Informasi tersebut di dapat dari
saldoawal dari akun kas ngembal, kas ngembal dan bank BCA.
Kas Ngembal = Rp2.368.000,00
Kas Surabaya = Rp27.310.800,00
Bank BCA = Rp52.944.563,00
3. Saldo akhir senilai Rp409.651.354,22. Informasi tersebut di
dapat darisaldo akhir dari akun kas ngembal, kas ngembal dan bank
BCA
Kas Ngembal = Rp3.918.907,71
Kas Surabaya = Rp38.671.400,00
Bank BCA = Rp367.061.046,51

5. Catatan atas Laporan Keuangan


Berdasarkan informasi yang diperoleh, CV X tidak menyajikan
catatan atas laporan keuangan. Sehingga tidak bisa menyajikan
secara terperinci mengenai akun-akun yang ada dalam laporan
keuangan.
BAB 4
PENUTUP

4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah disampaikan diatas, dapat
disimpulkan bahwa laporan keuangan yang berlaku pada CV X belum
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik atau SAK-ETAP. Dapat dilihat dari laporan laba rugi CV X terdapat
kesalahan dalam pengurutan akun dan tidak terdapat keterangan secara
terperinci dalam akun pendapatan maupun akun beban. Jika akun tersebut
tidak dijelaskan secara rinci, maka pengguna laporan keuangan akan
kesulitan dalam mengevaluasi pendapatan apa saja yang sudah masuk dan
biaya apa saja yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan. Laporan laba rugi
yang disajikan secara lengkap dan terperinci akan memudahkan perusahaan
dalam mengidentifikasi aktivitas perusahaan dan melakukan pegawasan
untuk mencegah terjadinya kecurangan atau fraud. Begitu juga dengan
penyajian neraca bahwa CV X belum menyajikan aset lancar dan aset tidak
lancar, kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang sebagai
suatu klasifikasi yang terpisah dalam neraca. Hal tersebut mengakibatkan
laporan keuangan tersebut sulit untuk dipahami oleh pengguna laporan
keuangan.
Selain itu CV X belum menyajikan tiga laporan keuangan lainnya yaitu
laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan modal dan catatan atas
laporan keuangan. Hal itu dapat mengakibatkan pengguna laporan keuangan
sulit untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dan pihak yang berwenang
juga akan sulit untuk melakukan pengambilan keputusan yang berguna
bagi perusahaan di masa sekarang maupun dimasa mendatang. Sehingga
laporan keuangan yang disajikan CV X belum sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik atau SAK-ETAP.
4.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang sudah disampaikan diatas, maka penulis
akan memberikan saran yang mungkin nantinya akan bermanfaat bagi CV
X untuk kedepannya diantaranya:
1. Menyarankan agar CV X melakukan pengklasifikasian akun sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
atau SAK- ETAP pada susunan laporan keuangan perusahaan baik
dalam laporan laba rugi maupun neraca.
2. Menyarankan agar CV X mulai menyajikan laporan keuangan yang
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik atau SAK-ETAP di masa yang akan datang dengan
menambahkan Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas dan
Catatan atas Laporan Keuangan. Karena laporan keuangan yang di buat
secara lengkap dan terperinci akan mempermudah pengguna laporan
keuangan dalam mengevaluasi bisnisnya dan dapat digunakan sebagai
acuan pihak manajemen dalam melakukan pengambilan keputusan yang
berguna bagi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Bahri, S. 2016. Pengantar Akuntansi Berdasarkan SAK ETAP dan IFRS. CV


AndiOffset. Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2016. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa


Akuntabilitas Publik. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik. Cetakan 5. DSAK-IAI. Jakarta.

Marckenzie, B. Applying IFRS® for SMEs. John Wiley & Sons, Inc. New
Jersey.
Terjemahan D. Priyo. 2012. Cetakan 1. PT Indeks. Jakarta.

Muawanah, U dan F. Poernawati. 2008. Konsep Dasar Akuntansi Dan


Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga. Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai