Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

“LAPORAN KEUANGAN UNTUK PENGENDALIAN”

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah: Pengantar Manajemen

Dosen Pengampu: Rusdi Rapprayoga, SE.,MM.

Disusun oleh Kelompok IX :

1. Sulhijjah 90200121025
2. Putri Wahda Djafar 90200121036
3. Fardi Naufal 90200121030

MANAJEMEN-A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebab atas segala
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah, makalah tentang “Laporan Keuangan
untuk Pengendalian” ini mampu kami selesaikan tepat waktu. Meskipun kami menyadari
bahwa masih banyak kesalahan didalam penyusunannya. Tidak lupa pula kami ucapkan
banyak terima kasih kepada Bapak Rusdi Rapprayoga, SE.,MM. yang telah membimbing
dan memberikan tugas ini.

Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini bisa memberikan manfaat serta
edukasi mengenai laporan keuangan dan untuk pengendalian, serta bermanfaat bagi kami
dan pembaca untuuk dikemudian hari.

Namun, kami menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca untuk kemudian makalah kami ini dapat kami perbaiki
dan menjadi lebih baik lagi.

Gowa, 31 Maret 2022

Kelompok IX
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................4
C. Tujuan Makalah.......................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................6
A. Pengertian Laoporan Keuangan untuk pengendalian...........................................................6
B. Fungsi Laporan Keuangan....................................................................................................6
C. Manajemen Keuangan Perusahaan............ ..........................................................................8

D. Hubungan Laporan Keuangan dan Manajemen Keuangan................................................8

E. Komponen-Komponen pada Laporan Keuangan.................................................................8


1. Aset...................................................................................................................................8
2. Laporan Laba/Rugi dan Penghasilan Komprehensif...........................................................12
3. Laporan Perubahan Ekuitas Selama Periode.........................................................................14
4. Laporan Arus Kas.............................................................................................................................. 15
5. Catatan Atas Laporan Keuangan.................................................................................................. 15
F. Audit................................................................................................................................................................. 16
G. Analisis Laporan Keuangan.................................................................................................................... 17
1. Pengertian Analisis Keuangan...................................................................................................... 17
2. Fungsi Analisis Keuangan............................................................................................................... 18
3. Tujuan Analisis Keuangan................................................................................................................19

4. Jenis Analisis Keuangan................................................................................................................... 22


BAB III KESIMPULAN......................................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................... 28

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengendalian keuangan merupakan pengendalian yang penting bagi manajer,


karena laporan keuangan menyajikan ringkasan kegiatan organisasi dimasa lalu.
Manajer, khususnya manajer puncak, berkepentingan terhadap informasi rigkasan
itu, karena dia tidak perlu mengetahui kegiatan operasional organisasi. IAI
mensyaratkan bahwa Laporan Keuangan harus menggambarkan dampak keuangan
dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok
besar menurut karakteristik ekonominya. Kelompok besar itu merupakan unsur
laporan keuangan. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi
keuangan adalah aset, kewajiban dan ekuitas. Sedang unsur yang berkaitan dengan
pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan
Perubahan Posisi Keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba
rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca.
Laporan keuangan menjadi titik yang sangat krusial bagi manajemen karena
sampai saat ini laporan keuanganlah yang sangat sering dijadikan ukuran kinerja
suatu manajemen. Dan baik buruknya kinerja manajemen dilihat dari laporan
keuangan. Jadi, laporan keuangan biasanya dianalisis untuk mengetahui prestasi
manajemen. Sehingga sering kali manajemen berupaya sekuat tenaga untuk
memperbaiki laporan keuangan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud laporan keuangan untuk pengendalian?
2. Apa saja fungsi laporan keuangan?
3. Apa hubungan laporan keuangan dengan manajemen keuangan?
4. Komponen apa saja yang ada pada laporan keuangan?
5. Apa itu audit pada laporan keuangan?
6. Bagaimanakah cara menganalisa laporan keungan?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui apa itu laporan keuangan untuk pengendalian
2. Untuk mengetahui apa saja fungsi laporan keuangan
3. Untuk mengetahui komponen yang ada pada laporan keungan
4. Untuk mengetahui apa itu audit pada laporan keuangan
5. Untuk mengetahui cara menganalisa laporan keuangan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Laoporan Keuangan untuk Pengendalian


Laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan
hasil usaha suatu perusahan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan
keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu
ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan. Pengendalian keuangan meliputi laporan keuangan yang menyajikan
informasi keuangan masa lampau dan anggaran yang merupakan alat perencanaan
sekaligus alat pengendalian. Dengan adanya pengendalian keuangan, maka
investasi, alokasi biaya, dan perolehan laba berjalan sesuai dengan rencana
perusahaan.
 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Para Ahli
1. Menurut Birgham dan Houston
Laporan keuangan merupakan beberapa lembar kertas dengan angka-
angka yang tertulis diatasnya, yang penting untuk bisa memikirkan aset-
aset nyata yang terdapat dibalik angka itu.

2. Menurut Kasmir
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan
suatu perusahaan saat ini atau periode ke depannya. Maksud dan
tujuannya laporan keuangan tersebut yaitu menunjukkan kondisi
keuangan perusahaan.

Laporan keuangan merupakan beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang


tertulis diatasnya, yang penting untuk bisa memikirkan aset-aset nyata yang
terdapat dibalik angka itu.

B. Fungsi Laporan Keuangan


Laporan keuangan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam
perusahaan, baik perusahaan yang kecil maupun besar. Perusahaan tentu akan sulit
berkembang apabila tak ada laporan keuangan. Laporan keuangan memiliki fungsi
dalam kemajuan suatu perusahaan, di antaranya menggambarkan kondisi
perusahaan, sebagai evaluasi kerja dan perencanaan, menunjukkan kredibilitas
perusahaan, hingga sebagai bentuk pertanggungjawaban perusahaan.
Adapun fungsi laporan keuangan, yaitu:
1. Sebagai bahan evaluasi kerja, perencanaan, dan Pengambilan keputusan
Fungsi laporan keuangan yang pertama yaitu menggambarkan keadaan dan
kondisi perusahaan. Selain itu, pihak manajerial perusahaan juga bisa
menggunakan laporan keuangan untuk mengevaluasi kerja.
Laporan keuangan perusahaan juga bisa dijadikan sebagai bahan
perencanaan untuk operasional perusahaan berikutnya. Tak hanya itu, laporan
keuangan juga memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pertimbangan
membuat keputusan oleh perusahaan.

2. Sebagai bahan pertimbangan dan pertanggungjawaban pada perusahaan


Fungsi laporan keuangan yang kedua yaitu sebagai bahan pertimbangan dan
pertanggungjawaban pada perusahaan. Perlu diketahui, pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan yaitu pihak internal (manajemen) dan pihak
eksternal perusahaan.
Karena dalam menjalankannya perusahaan memiliki keterlibatan dengan
pihak eksternal, maka di sanalah fungsi laporan keuangan sebagai bahan
pertimbangan. Pertimbangan investor yang akan melakukan investasi pada
perusahaan dengan melihat laporan keuangan, maupun kreditur serta bank
sebagai bahan pertimbangan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban membayar utang melalui perhitungan rasio tertentu
berdasarkan laporan keuangan.

3. Untuk menunjukkan kredibilitas perusahaan


Fungsi laporan keuangan yang ketiga yaitu menunjukkan kredibilitas.
Laporan keuangan yang transparan menunjukkan bahwa perusahaan itu
menjalankan operasional dengan baik. Hal tersebut amat berpengaruh terhadap
kredibilitas perusahaan, yang nantinya mempengaruhi kepercayaan yang
diberikan pada perusahaan.
Kredibilitas perusahaan juga berpengaruh pada calon investor yang akan
menaruh saham pada perusahaan tersebut. Mereka tentu akan lebih percaya
pada perusahaan yang berkredibilitas baik.

4. Untuk menggambarkan kondisi perusahaan


Fungsi laporan keuangan yang keempat yaitu menggambarkan kondisi
perusahaan. Melihat laporan keuangan dapat menunjukkan bagaimana kondisi
perusahaan secara keseluruhan.
Dengan melihat laporan tersebut, seseorang dapat melihat apakah
perusahaan sedang mengalami keuntungan atau kerugian. Selain itu, seseorang
juga dapat melihat apakah arus kas yang keluar masuk berjalan dengan lancar
pada periode sebelumnya.

C. Manajemen Keuangan Perusahaan


Yang diperhatikan dalam manajemen keuangan perusahaan terutama adalah
manajemen kekayaan (aktiva), utang (liability), modal, keuntungan dan risiko.
Berbagai aspek dari manajemen keuangan ini apabila dilakukan dengan baik dan
efisien amat penting peranannya dalam membantu memastikan agar suat
perusahaan mencapai tujuannya. Setiap manajer keuangan perlu bertanggung
jawab dalam memastikan agar kesemua elemen ini dikelola dengan lengkap dan
cermat untuk mengelakkan terjadinya masalah yang sangat mempengaruhi
kelancaran kegiatan perusahaan.

1. Manajemen Aktiva (Kekayaan)


Manajemen aktiva atau kekayaan bermula dari proses pembelian kekayaan
tersebut samapi ia dijual. Ia meliputi kegiatan menyediakan bahan, peralatan,
bangunan dan kelengkapan lain yang mencukupi untuk memungkinkan operasi
perusahaan berjalan dengan lancar. Manajemen kekayaan bukanlah satu
persoalan yang mudah karena ia mengeluarkan biaya yang tinggi. Suatu
perusahaan terlebih dahulu perlu menentukan kekayaan-kekayaan yang benar-
benar diperlukan dalam operasi dan kemudian barulah melakukan pembelian.
Aktiva atau kekayaan tak bergerak yang dibeli meliputi kendaraan, mesin dan
alat untuk melancarkan kegiatan perusahaan yang lain seperti gedung kantor.
Aktiva tak bergerak ini akan mengalami penyusutan nilai atau depresiasi.
Penghitungan penyusutan nilai atau depresiasi atas kekayaan tersebut dianggap
sebagai pembiayaan operasional. Depresiasi adalah perbelanjaan tetapi secara
fisik tidak menampakkan pengaliran ke kas luar. Ada juga kekayaan tak bergerak
seperti tanah dan bangunan, yang tidak mengalami penyusutan nilai malah ber-
tambah nilai. Ini juga perlu dipertimbangkan sebagai pendapatan ataupun hasil
kegiatan usaha di masa depan.

2. Manajemen Utang (Liability)


Manajemen Liability atau utang (liability) merupakan kebijakan perusahaan
yang sangat penting. Dalam manajemen liabiliti isu pokoknya adalah: Bagaimana
perusahaan mengelola utang (liability) terhadap pemegang saham, pemasok dan
pihak bank? Manajemen utang (liability) terhadap pemegang saham terutama
memperhatikan tentang bentuk distribusi keuntungan. Manakala utang
(liability) terhadap pemasok terutama menyangkut kartu kredit yang mereka
berikan yang perlu dijelaskan dalam periode tertentu. Utang (liability) terhadap
pihak bank adalah dalam bentuk pembayaran angsuran atas pinjaman yang
dibuat. Utang (liability) perusahaan perlu dikelola dengan baik. Kemampuan
perusahaan untuk mengurus dan menangani utang (liability) akan memberi
kepercayaan kepada kreditor. Dengan kepercayaan tersebut tank akan terus
menawarkan fasilitas kredit kepada perusahaan. Perusahaan yang tidak
mengelola utangnya dengan baik biasanya akan menghadapi masalah dalam
menyelesaikan utangnya itu.
Utang (liability) bisa dikelompokkan pada jangka panjang dan jangka pendek.
Utang (liability) jangka panjang seperti membeli mesin melibatkan biaya lain
yang tinggi dan perlu diwaspadai. Di samping harga mesin, utang (liability)
lainnya adalah bunga yang harus dibayar. Utang (liability) jangka pendek
biasanya berbunga rendah karena pinjaman berjangka pendek, yaitu tidak
melebihi periode setahun. Persoalan ini, yaitu apakah memperoleh pinjaman
jangka pendek atau jangka panjang, perlu dipertimbangkan dengan baik dalam
mengelola perusahaan. Hal ini perlu dipertimbangkan oleh akuntan dalam
menjaga kestabilan keuangan perusahaan.

3. Manajemen Modal
Manajemen modal yang akan dicari atau yang sudah ada merupakan satu
tugas yang amat penting untuk seorang pengelola keuangan. Ini disebabkan
karena manajemen modal meliputi kegiatan mendapatkan sumber dana untuk
membiayai kegiatan perusahaan dan untuk memahami dan menentukan
alternatif investasi yang sesuai untuk dilaksanakan. Untuk mendapat sumber
dana, perusahaan biasanya akan membuat pinjaman dari institusi keuangan
yang menawarkan kemudahan tersebut. Walaupun terdapat banyak institusi
yang menawarkan pinjaman, perusahaan perlu memilih institusi keuangan yang
menawarkan pinjaman dengan bunga yang paling minimum. Tingkat bunga yang
tinggi selalu menjadi salah satu faktor penting yang menghambat perusahaan
melakukan investasi dan membeli barang modal yang baru.

4. Manajemen Laba
Keuntungan atau laba merupakan pengembalian modal yang diperoleh
perusahaan dari hasil investasi yang telah dibuat bagi sesuatu periode fiskal
perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk beroperasi dengan menguntungkan
akan dapat menjamin kemandirian perusahaan dalam pasar. Bagaimana
perusahaan mengelola kegiatannya sehingga menghasilkan keuntungan
tergantung kepada perusahaan itu sendiri. Walau bagaimanapun, faktor yang
berada di luar kemampuan perusahaan untuk mengatasinya dapat
mempengaruhi operasi dan keuntungan perusahaan. Yang penting, walau dalam
keadaan bagaimanapun perusahaan harus berusaha agar operasinya selalu
menguntungkan. Keuntungan perusahaan dapat didistribusikan untuk beberapa
kegunaan, yaitu sebagai tambahan untuk modal yang sedang berjalan, sebagai
dividen kepada pemegang saham, sebagai dana cadangan dalam perusahaan
ataupun diinvestasikan dalam pasar saham. Pengelola keuangan perlu bertindak
secara bijaksana dalam mengusulkan pembagian keuntungan yang sesuai agar
tidak memberi beban kepada perusahaan tetapi akan menambah kepercayaan
investor kepada perusahaan.

5. Manajemen Risiko
Risisko merupakan sesuatu hal yang tidak diingini oleh setiap pelaku usaha
dan perlu dihindari. Contoh-contohnya adalah kerugian, kebakaran, kecurian
dan kemunduran perekonomian. Masalah tersebut mungkin disebabkan dari
kelemahan perencanaan dari pengelola usaha dan pihak manajemen. Ia juga
dapat disebabkan oleh faktor yang di luar kekuasaan perusahaan seperti
kebakaran akibat kesalahan pihak lain, pencurian barang yang dihasilkan,
pembeli yang menghilang dan tak membayar utang dan penggelapan uang oleh
pegawai atau manajer. Walaupun risiko tersebut sukar diduga dan dielakkan,
perusahaan harus berusaha dan mencoba mengurangi biaya yang ditanggung
akibat dari masalah-masalah di atas. Salah satu cara untuk mengatasi masalah
tersebut adalah dengan mengambil asuransi.

D. Hubungan Laporan Keuangan dengan Manajemen Keuangan


Manajemen keuangan merupakan segala kegiatan ataupun aktivitas pada
perusahaan yang berhubungan dengan bagaimanakah caranya agar bisa
mendapatkan pendanaan modal kerka menggunakan atau mengalokasikan dana
tersebut serta mengelola asset.
Hubungan antara laporan keuangan dengan manajemen keuangan yaitu laporan
keuangan merupakan laporan yang di dalamnya terdapat posisi keuangan sebuah
perusahaan sebagai alat informasi dan hasil akhir dari aktifitas kauangan
perusahaan yang dibuat oleh manajemen keuangan dalam jangka waktu tertentu,
dan manajemen keuangan merupakan pengelola keuangan dengan fungsi-fungsi
manajemen sehingga dapat digunakan untuk mengambil keputusan terkait dengan
keuangan. Manajemen keungan berarti mengatur masuk dan keluarnya dana berarti
bersangkutan dengan pendapatan dan pengeluaran dalam suatu perusahaan atau
organisasi.
E. Komponen-Komponen pada Laporan Keuangan
1) Laporan Neraca/Balance Sheet
Adalah salah satu bagian dari komponen atau unsur utama Laporan Keuangan
yang krusial. Laporan Neraca menggambarkan kekuatan dan kesehatan finansial
suatu bisnis. Secara teknis, Laporan Neraca menunjukkan satu sisi berupa aset-
aset yang dimiliki dan digunakan oleh bisnis. Dan di sisi lainnya berupa sumber
daya untuk mendanai kepemilikan aset tersebut. Dengan kata lain, hakikat
penyusunan neraca adalah mengetahui posisi Aset, Utang, dan Modal pada suatu
waktu tertentu. Tentu saja bila waktunya berubah, posisi neraca juga ikut
berubah.
Oleh karena itu, neraca akan berubah setiap hari, karena posisi masing-
masing komponen juga berubah. Mengingat dinamika neraca yang sedemikian
maka neraca seharusnyaa dapat ditampilkan setiap hari bahkan diperlukan juga
dukungan sistem informasi akuntansi yang dapat menampilkan (display) neraca
setiap saat (setiap jam, menit, bahkan detik).
Komponen atau unsur penting dari laporan keuangan neraca adalah sebagai
berikut:
a. Aset
Adalah sumber daya yang dikendalikan atau dimiliki oleh sebuah
organisasi untuk menghasilkan nilai ekonomi atau pendapatan di saat ini
maupun di masa mendatang.
Dua jenis aset yang dikendalikan dengan harapan bahwa itu akan
memberikan beberapa manfaat di masa depan bagi perusahaan atau bisnis,
yaitu;
1. Aset Berwujud (Tangible)
Aset Berwujud terdiri dari Aset Lancar dan Aset Tetap. Aset lancar
sendiri terdiri dari kas, persediaan, piutang, dan investasi jangka pendek
lainnya. Sedangkan untuk Aset tetap, disusun berdasarkan tingkat
kekekalannya. Bila terdapat aset tetap yang secara fisik berupa tanah,
gedung/kantor, pabrik/mesin, dan inventaris namun keberadaannya
diniatkan untuk diperjualbelikan, maka semestinya masuk dalam
kelompok Persediaan.
Aset tetap pada umumnya terdiri dari berikut ini.
 Tanah
 Gedung: Kantor dan Pabrik,
 Mesin dan Peralatan
 Kendaraan.
 Inventaris dan Perlengkapan.
bisa berupa bangunan, peralatan, kendaraan, dan sumber daya fisik
lainnya.

2. Aset Tidak Berwujud (Intangible)


Terdiri dari hak dan sumber daya non-fisik lainnya. Sumber daya non-
fisik tersebut salah satu contohnya seperti Hak Cipta, Paten, Goodwill,
dan lainnya. yang memberikan nilai bagi bisnis.

Aset = Utang + Modal

b. Kewajiban atau Liabilitas


Kewajiban atau liabilitas adalah utang atau kewajiban hukum perusahaan
yang mungkin timbul selama aktivitas operasional bisnis berjalan. Biasanya,
Kewajiban perusahaan diselesaikan atau dilunasi sesuai dengan jatuh tempo
yang berlaku melalui transfer manfaat ekonomi seperti uang kas, barang atau
jasa.
Akun Kewajiban meliputi utang lancar, utang jangka panjang, gaji, bunga,
simpanan pelanggan dan kewajiban lain kepada pihak ketiga. Ditinjau dari
jangka waktu jatuh tempo, utang disusun berdasarkan jatuh temponya, pada
umumnya terdiri dari:

1. Utang Dagang,
Utang Dagang memuat seluruh saldo utang (kewajiban) yang timbul
akibat dijalankannya bisnis utama. Biasanya anggota utang dagang
adalah para pemasok yang menjual kepada perusahaan kita secara
kredit dengan pembayaran di belakang sesudah barangnya kita terima.
Utang dagang biasanya berbentuk saldo utang tunai (karena semestinya
kita bayar tunai pada saat barang pesanan kita sampai namun tertunda
beberapa hari). Utang tunai yang timbul bukan karena transaksi
pembelian dari bisnis utama perusahaan tidak bisa dikelompokkan
dalam utang dagang.

2. Utang Wesel, utang bank,


Utang wesel biasanya berisi wesel (cek, giro) perusahaan yang telah
dibayarkan kepada pihak lain tapi belum jatuh tempo. Utang wesel bisa
timbul karena transaksi usaha juga bisa karena pembukaan wesel di luar
usaha pokok perusahaan.
3. Utang bank
Termasuk dalam kategori ini adalah seluruh utang yang berasal dari
bank apakah berjangka pendek atau berjangka panjang.

4. Utang Leasing
Sedang utang leasing timbul karena transaksi sewa beli (leasing) atas
aset (gedung, mesin, kendaraan, dan peralatan).

5. Obligasi
Sedang obligasi, biasanya berisi surat tanda utang yang dikeluarkan
perusahaan yang dijual dipasar modal.

c. Ekuitas
Secara teoritis, Ekuitas adalah modal yang tersedia untuk dibagikan
kepada pemegang saham. Nilai Ekuitas terdiri dari Aset residual dari suatu
entitas setelah dikurangi Kewajiban. Karenanya, dari perspektif likuidasi
perusahaan, Ekuitas akan dianggap sebagai klaim residual atas aset bisnis
yang tersedia untuk pemegang saham setelah seluruh Kewajiban dibayarkan.

Misalnya, jika PT FEBI memiliki Total Aset sejumlah Rp4.000.000 dan


Total Kewajiban sejumlah Rp1.200.000, maka nilai Ekuitas PT FEBI akan
menjadi Rp2.800.000 (Rp 4.000.000 – Rp1.200.000).

Satu-satunya cara untuk meningkatkan jumlah Ekuitas adalah dengan


mendapatkan lebih banyak dana dari investor atau dengan meningkatkan
laba perusahaan.

Modal pada umumnya terdiri dari:


a) Modal saham,
Modal saham adalah modal yang diniatkan oleh para pendiri
perusahaan untuk menjalankan usaha. Besarnya modal saham harus
didukung oleh bukti penyetoran saham secara tunai (biasanya dengan
melampirkan bukti setoran ke rekening bank atas nama perusahaan).
Modal saham harus dinyatakan dalam akta pendirian perusahaan yang
dibuat di depan notaris. Bila yang disetor/ditempatkan tidak
sepenuhnya seperti yang disebut dalam akta pendirian perusahaan,
maka yang dicatat dalam neraca hanya sebes ar yang telah disetorkan
ke perusahaan saja.
b) Laba Ditahan
Laba ditahan sampai dengan tahun lalu merupakan akumulasi laba
perusahaan yang tidak dibagi sejak perusahaan berdiri. Saldo laba
ditahan sampai dengan tahun lalu harus sama dengan saldo laba
ditahan tahun yang lalu dalam Laporan Laba Ditahan.

c) Laba tahun berjalan.


Saldo laba berjalan berasal dari laba bersih setelah pajak yang
dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi tahun ini.

Contoh Laporan posisi keuangan pada akhir periode:

PT. SHJ

Laporan Posisi Keuangan pada Akhir Periode

Per 31 Desember 2021

(dalam jutaan rupiah)

Aset
Kas 4.865
Piutang 5.715
Persediaan 8.517
Tanah 981
Pabrik Bangunan 7.154
27.261
Total Aset
Utang
Utang Dagang 7.156
Utang Wesel 9000
Total Utang 16.156
Modal Sendiri
Modal Disetor 2.000
Laba Ditahan 9.105
Total Modal Sendiri 11.105
Total Utang Modal Sendiri 27.261

Yang patut diperhatikan dalam menyusun atau membaca laporan posisi


keuangan pada akhir periode adalah jumlah aset harus sama dengan jumlah
liabilitas dan ekuitas.
2) Laporan Laba/Rugi dan Penghasilan Komprehensif
Hakikat laporan Laba Rugi dibuat adalah untuk mengetahui tingkat laba atau rugi
perusahaan atas aktivitas yang telah dilakukan selama satu periode, bukan untuk
mengetahui berapa uang kas yang telah dikumpulkan. Perusahaan laba kalau
pendapatan (bukan pengeluaran) melebihi biaya (bukan pengeluaran). Bila
sebaliknya (biaya melebihi pendapatan) maka perusahaan dalam kondisi rugi.

Komponen atau unsur dalam laporan keuangan laba rugi ini meliputi:

a) Pendapatan
Adalah jumlah uang kas yang sebenarnya diterima perusahaan selama
periode tertentu, melalui aktivitas penjualan barang atau jasa. Teknisnya,
Pendapatan dari penjualan bersih perusahaan adalah Pendapatan kotor
setelah dikurangi diskon dan retur penjualan. Bisa dibilang Pendapatan
adalah “Top Line” dari Laporan Laba Rugi.

b) Pengeluaran/Biaya
Adalah arus keluar uang yang digunakan untuk memproduksi barang,
memberikan layanan, atau melakukan aktivitas lain terkait operasional
bisnis.
Pengeluaran bisnis yang umum termasuk upah atau gaji, biaya
administrasi, biaya penjualan, biaya depresiasi aset, dan biaya bunga yang
dibayarkan atas pinjaman. Pembelian aset seperti bangunan atau peralatan
bukan termasuk Pengeluaran/Biaya.

d. Keuntungan di Luar Aktivitas Operasional Bisnis (Gain)


Gain adalah peningkatan ekuitas melalui transaksi periferal atau
insidental oleh perusahaan selain dari pendapatan Top line atau investasi
oleh pemilik (pemegang saham).
Hal ini merujuk pada setiap manfaat ekonomi yang berasal dari luar
kegiatan operasional normal suatu bisnis. Biasanya, Gain mengacu pada
transaksi yang tidak biasa dan tidak berulang. Transaksi tersebut seperti
keuntungan (Gain) atas penjualan tanah, perubahan harga pasar saham atau
hibah. Item yang terkait dengan Gain ditampilkan di pos Pendapatan Lain-
Lain atau Pendapatan Non-Operasional di Laporan Laba Rugi di posisi
Bottom Line.

e. Kerugian di Luar Aktivitas Operasional Bisnis (Loss)


Loss adalah penurunan ekuitas melalui transaksi periferal atau insidental
yang dilakukan oleh perusahaan selain dari pengeluaran/biaya dan
distribusi kepada pemilik (dividen). Jenis dari Loss bisa berupa kerugian dari
penjualan aset, penurunan nilai aset, atau kerugian akibat tuntutan hukum .
Pada Laporan Laba Rugi, Loss ditampilkan pada pos Biaya Lain atauBiaya
Non-Operasional di posisi Bottom Line.

Contoh Laporan Laba/Rugi dan Penghasilan Komprehensif:

PT. SHJ
Laporan Laba/Rugi dan Penghasilan Komprehensif untuk Periode yang
Berakhir 31 Desember 2021
(dalam jutaan rupiah)

Pendapatan
Penjualan 37.436
Biaya-biaya
Harga Pokok Penjualan 26.980
Biaya Penjualan, Umum & Administrasi 3.624
Biaya R & D 1.982
Biaya Bunga 450
Total Biaya 33.036
Laba sebelum Pajak 4.400
Parkiran Pajak 1.100
Laba Bersih 3.300

Persamaan dasar akuntansi yang tercermin dalam Laporan Laba/Rugi adalah:

Laba (Rugi)= Pendapatan – Biaya

Pendapatan diakui pada saat barang dan jasa dijual, bukan pada saat kas
diterima. Biaya diakui pada saat barang dan jasa digunakan, bukan pada saat
dibayar kas. Komponen biaya biasanya terdiri dari: Harga Pokok Penjualan, Biaya
Penjualan, Biaya Umum dan Administrasi, Biaya R&D, Biaya Bunga.
3) Laporan Perubahan Ekuitas Selama Periode
Pengertian Laporan Laporan Perubahan Ekuitas adalah suatu laporan
keuangan yang biasanya dibuat oleh sebuah perusahaan yang menunjukkan
ekuitas atau perubahan jumlah pemilik perusahaan yang bersangkutan
berdasarkan prinsip pengukuran tertentu. Laporan ini disusun setelah neraca
lajur dan juga laporan laba rugi sudah ada.
Memuat Perubuhan Laba Ditahan yang berasal dari Laba Tahun Berjalan
yang bersifat menambah atau berasal dari Rugi tahun yang bersifat mengurang
serta berasal dari pembagian Deviden yang bersifat mengurang.

Contoh Laporan Laba Ditahan:

PT. SHJ
Laporan Perubahan Ekuitas Selama Periode untuk Periode yang Berakhir
31 Desember 2021
(dalam jutaan)

Laba ditahan, 1 Januari 2021 6.805


Laba Bersih tahun 2000 3.300
Deviden 2000 1000
Laba Ditahan, 31 Desember 2021 9.105

4) Laporan Arus Kas


Pengertian laporan arus kas adalah sebuah perincian yang menunjukkan
jumlah pemasukan dan pengeluaran dalam suatu periode tertentu. Laporan
aliran kas bertujuan memberikan informasi mengenai penerimaan dan
pembayaran kas perusahaan selama periode tertentu. Tujuan lain laporan aliran
kas adalah memberikan informasi mengenai efek kas dari kegiatan investasi,
pendanaan, dan operasi perusahaan selama periode tertentu.
Contoh Laporan Arus Kas:
PT SHJ
Laporan Arus Kas
Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2021
(dalam jumlah jutaan)

Arus Kas dari Aktivitas Operasi


Penagihan Piutang Dagang 33.563
Pembayaran kepada Pemasok 30.854
Pembayaran Bunga 450
Pembayaran Pajak 1.190
Arus Kas Bersih dari Kegiatan Operasi 1.059
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi
Pembelian Peralatan 1.625
Arus Kas Bersih dari Kegiatan Investasi 1.625
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Pencairan Kredit Bank 1.400
Pembayaran Deviden 1.000
Arus Kas Bersih dari Kegiatan Pendanaan 400
Penurunan Kas Bersih selama 1 Tahun 156
Kas Awal Tahun 5.021
Kas pada Akhir Tahun 4.865

Yang patut diperhatikan setelah kita membaca Neraca, Laporan Laba Rugi,
Laporan Perubahan Modal dan Laporan Arus Kas, adalah bahwa keempat
laporan keuangan tersebut saling berhubungan dan saling terkait satu degan
lainnya. Tidak ada laporan keuangan yang bisa berdiri sendiri.

5) Catatan Atas Laporan Keuangan


Berisi informasi tambahan atas kondisi keuanngan perusahaan yang berupa:
a. Kebijakan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan
b. Rincian atas item-item laporan keuangan
c. Tambahan iformasi tentang item yang tidak ditampilkan dalam Laporan
Keuangan

F. Audit
Menurut William F. Meisser, Jr (Auditing and Assurance Service, A Systematic
Approach, 2003:8) Pada pengertian audit yaitu proses yang sistematik dengan
tujuan mengevaluasi bukti mengenai tindakan dan kejadian ekonomi untuk
memastikan tingkat kesesuaian antara penugasan dan kriteria yang telah
ditetapkan, hasil dari penugasan tersebut dikomunikasikan kepada pihak pengguna
yang berkepentingan.
Secara umum, tujuan dari audit itu sendiri yaitu untuk memverifikasi bahwa
data yang dievaluasi oleh audit telah berjalan sesuai standar, regulasi, dan praktik
yang berlaku. Sementara dalam dunia bisnis, audit lebih dikenal dalam perannya
sebagai laporan keuangan yang dilakukan oleh akuntan publik dalam menilai layak
tidaknya suatu penyajian laporan keuangan yang telah dibuat perusahaan dengan
mengacu pada prinsip akuntansi yang berlaku secara sah.
Auditor, biasanya berasal dari Kantor Akuntan Publik Terdaftar yang akan
menyatakan pendapat (opini) tentang kewajaran atas suatu Laporan Keuangan yang
disusun oleh perusahaan, dan mempertanggungjawabkan opininya di depan umum.

Suatu pemeriksaan keuangan (audit) yang dilakukan oleh tim auditor biasanya
berisi kegiatan-kegiatan seperti:
1. Menguji kesesuaian Laporan Keuangan dengan Standar Akuntansi Keuangan;
2. Menguji seluruh transaksi bawah tangan yang terjadi di dalam perusahaan
yang dilaporkan dalam Laporan Keuangan;
3. Menyatakan opini tentang kewajaran Laporan Keuangan.

Hasil dari kegiatan pemeriksaan keuangan (audit) adalah Laporan Keuangan


Teraudit yang di dalamnya termasuk koreksi yang dilakukan oleh auditor
sehubungan dengan temuan-temuan (berupa jumlah yang tidak didukung oleh
bukti-bukti yang sesuai, atau dicatat tidak sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang diterima secara umum atau tidak sesuai dengan SAK = Standar Akuntansi
Keuangan).

Pemeriksaan keuangan bermanfaat untuk beberapa tujuan: validasi pencatatan


keuangan sampai pengambilan keputusan.

Ada dua jenis pemeriksaan keuangan, yaitu eksternal dan internal.


1. Pemeriksaan Keuangan Eksternal
Pemeriksaan keuangan eksternal merupakan proses verifikasi pencatatan
keuangan (laporan keuangan) untuk mementukan apakah laporan keuangan sudah
disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jika sudah
sesuai, diharapkan laporan keuangan tidak memberikan informasi yang
menyesatkan. Pemeriksaan keuangan eksternal dilakukan dengan menyeluruh, dan
karena itu membutuhkan biaya yang cukup mahal. Pemeriksaan keuangan eksternal
mempunyai peranan penting dalam mendorong kejujuran praktik bisnis dan praktik
laporan keuangan yang jujur. Karena itu pemeriksaan keuangan merupakan
keharusan untuk perusahaan yang go-public yang dilakukan, perjangka waktu
periode tertentu.

2. Pemeriksaan Keuangan Internal


Pemeriksaan keuangan internal dilakukan oleh akuntan internal dengan tujuan
menjamin sumberdaya organisasi dengan efektif. Pemeriksan keuangan internal
membantu manajemen mengevaluasi efisiensi dan efektivitas organisasi serta
mengevaluasi laporan keuangan perusahaan. Pemeriksaan internal mempunyai
fokus pada kebutuhan internal, yaitu kebutuhan manajemen. Sementara
pemeriksaan eksternal mempunyai fokus kebutuhan eksternal. Pemeriksaan
internal dapat dilakukan oleh akuntan perusahaan atau oleh akuntan luar yang
disewa untuk mengerjakan tugas tersebut.
G. Analisis Laporan Keuangan

1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan


Analisis keuangan adalah kemampuan yang digunakan untuk mengevaluasi
kelangsungan bisnis, stabilitas, profitabilitas bisnis, sub-bisnis atau proyek.
Analisis keuangan dilakukan oleh seorang profesional yang menggunakan
informasi yang ditampilkan dalam laporan keuangan untuk menampilkan
laporan dalam bentuk rasio.
Laporan tersebut biasanya diberikan kepada manajemen puncak perusahaan
sebagai acuan untuk mengadopsi kebijakan perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, manajemen dapat mengambil berbagai
keputusan manajemen, seperti:
1. Melanjutkan atau menghentikan operasi bisnis atau bagian dari bisnis.
2. Memproduksi atau membeli bahan mentah selama proses produksi.
3. Beli atau sewa mesin produksi.
4. Menerbitkan saham atau bernegosiasi untuk mendapatkan pinjaman bank
untuk menambah modal kerja perusahaan.
Berbagai keputusan lain memungkinkan pihak manajemen untuk membuat
pilihan yang tepat tentang berbagai pilihan yang ada dalam manajemen
perusahaan. Analisis internal dilakukan oleh karyawan, eksekutif, lembaga
pemerintah, atau individu lain yang memiliki akses ke catatan akuntansi internal
perusahaan bisnis. Sebaliknya, analisis eksternal dilakukan oleh pihak luar yang
memiliki akses ke laporan keuangan yang dipublikasikan. Pihak luar ini mungkin
termasuk kreditur, investor, lembaga kredit, lembaga pemerintah atau
masyarakat umum.

2. Tujuan Analisis Keuangan


Analisa keuangan biasanya mengevaluasi bisnis berdasarkan kondisi Profit,
Solva, Likuid, dan Stabil.
1. Profitabilitas
adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan
mendukung pertumbuhan dalam jangka pendek dan panjang. Profitabilitas
perusahaan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perusahaan yang
menunjukkan laporan kinerja perusahaan.

2. Solvabilitas
adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya
yang diukur dengan membandingkan seluruh kewajiban dengan seluruh aset
dan membandingkan semua kewajiban dengan ekuitas.

3. Likuiditas
adalah kemampuan perusahaan untuk mengukur kewajiban lancarnya
dengan menggunakan rasio antara aktiva lancar dan kewajiban lancar.

3. Jenis Analisis Keuangan


Ada empat jenis rasio keuangan yang bisa dijadikan dasar dalam melakukan
analisis kesehatan keuangan perusahaan. Empat rasio keuangan itu adalah rasio
likuiditas (liquidity ratio), rasio solvabilitas (leverage), rasio rentabilitas
(profitabilitas), dan rasio aktivitas.
Inilah penjelasan dan cara perhitungannya:
a) Rasio Likuiditas/Liquidity Ratio
Rasio likuiditas adalah rasio keuangan yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh hutang jangka pendeknya.
Rasio ini mengukur likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat
aktiva lancar dibandingkan utang lancarnya.

Dalam rasio likuiditas, analisis dapat dilakukan dengan menghitung:


1. Current Ratio/Rasio Lancar
Rasio Lancar atau Current Ratio adalah rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau
utang yang segera jatuh tempo dibandingkan dengan aktiva lancar yang
tersedia. Rasio lancar 1:1 atau 100% menunjukkan bahwa aktiva lancar
dapat menutupi semua hutang jangka pendek, sehingga keuangan
perusahaan dikatakan sehat jika rasionya di atas 1 atau di atas 100%.
Yang termasuk aktiva lancar meliputi kas, piutang dagang, persediaan,
dan sebagainya. Sedangkan utang lancar meliputi utang gaji, utang bank,
utang dagang, dan sebagainya.

Rumus rasio lancar:

Current ratio = (aktiva lancar : utang lancar) x 100%

2. Quick Ratio
Quick ratio memberi informasi tentang kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Berbeda dengan rasio
lancar, quick ratio mengurangi aktiva lancar dengan persediaan, sehingga
nilai aktiva lancar yang digunakan fokus pada komponen dana likuid.

Rumus Quick Ratio:

Quick ratio = [(aktiva lancar – persediaan) : utang lancar] x 100%

3. Cash Ratio/Rasio kas


Cash ratio atau rasio kas adalah analisis rasio keuangan yang
membandingkan kas dan aktiva lancar yang dapat segera menjadi uang
kas, dengan hutang lancar. Dengan analisis ini maka dapat diketahui
posisi kas yang dapat menutupi utang lancar.
Kas yang dihitung dalam analisis ini adalah uang perusahaan yang
disimpan di kantor dan di bank dalam bentuk rekening koran. Sedangkan
harta setara kas (near cash) adalah harta lancar yang dengan mudah
dapat diuangkan kembali. Semakin besar rasionya semakin baik.

Rumus:

Cash ratio = [(kas + setara kas) – utang lancar] x 100%

b. Rasio Solvabilitas/Solvability Ratio


Rasio solvabilitas memperlihatkan kemampuan perusahaan melunasi
hutang baik dalam jangka pendek maupun panjang jika perusahaan
dilikuidasi.

Berikut perhitungan analisisnya:


1. Total Debt to Total Assets Ratio
Total Debt to Total Assets Ratio mengukur persentase besarnya aktiva
yang berasal dari utang, baik utang jangka pendek maupun jangka
panjang. Analisis ini juga menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi
oleh aktiva. Semakin kecil rasionya semakin aman (solvable).
Rumus:

Debt ratio = (total utang : total aktiva) x 100%

2. Total Debt to Equity Ratio


Analisis ini mengukur persentase antara utang jangka panjang dan
modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Total debt to equity ratio
berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan kreditur dengan
pemilik perusahaan. Jika besarnya hutang melebihi modal sendiri maka
beban perusahaan terlalu tinggi, sehingga semakin kecil porsi utang
terhadap modal, semakin aman.

Rumus:

Debt to equity ratio = (total utang : modal) x 100

c. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas
Rasio rentabilitas adalah rasio yang menunjukkan tingkat imbalan atau
perolehan (keuntungan) dibanding penjualan atau aktiva. Dengan
mengetahui rasio ini maka kamu bisa mengetahui kemampuan perusahaan
dalam mendapat keuntungan atau laba sehingga menjadi patokan dalam
evaluasi keberlangsungan bisnis.

1. Profit Margin
Analisis ini menghitung kemampuan perusahaan menghasilkan
keuntungan bersih pada tingkat penjualan tertentu. Profit margin juga
dapat menunjukan kemampuan perusahaan dalam menekan biaya
operasional.

Rumus:
Profit margin = (laba bersih : penjualan) x 100%

2. Gross Profit Margin


Margin Laba Kotor atau Gross Profit Margin mengukur persentase
dari setiap hasil sisa penjualan dikurangi harga pokok. Dengan analisis ini
kamu bisa mengetahui laba kotor yang dicapai setiap penjualan.

Rumus:

Gross profit margin = (laba kotor : penjualan bersih) x 100%

3. Net Profit Margin


Analisis ini mengukur laba bersih yang dihasilkan dalam setiap
penjualan. Dengan pengukuran margin laba bersih atau net profit margin
maka akan terlihat tingkat efisiensi perusahaan, karena mengukur
keuntungan yang didapat dari setiap hasil sisa penjualan sesudah
dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak.

Rumus:

Net profit margin = (laba bersih setelah pajak : penjualan bersih) x 100%

4. Return on Investment (ROI)


Analisis ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Dalam analisis ini laba yang
digunakan adalah laba bersih setelah pajak.

Rumus:

ROI = (laba bersih setelah pajak : investasi) x 100%

5. Return on Assets
Return On Assets merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan semua aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan. Semakin besar rasionya semakin baik.

Rumus:
Return on Assets = (laba sebelum bunga dan pajak : total aktiva) x 100%

6. Margin Laba Operasi/ Operating Profit Margin


Operating Profit Margin mengukur persentase dari setiap hasil sisa
penjualan sesudah biaya dan pengeluaran lain, kecuali bunga dan pajak.

Operating Profit Margin= (Laba Operasi : Penjualan) x 100%


BAB III
KESIMPULAN

 Laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil
usaha suatu perusahan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Pengendalian
keuangan meliputi laporan keuangan yang menyajikan informasi keuangan masa
lampau dan anggaran yang merupakan alat perencanaan sekaligus alat pengendalian.
Dengan adanya pengendalian keuangan, maka investasi, alokasi biaya, dan perolehan
laba berjalan sesuai dengan rencana perusahaan.
 Manajemen Keuangan Perusahaan
- Manajemen Aktiva
- Manajemen Utang
- Manajemen Modal
- Manajemen Laba
- Manajemen Risiko

 Fungsi Laporan Keuangan:


1. Menjadi tolok ukur keberhasilan manajemen.
2. Menjadi alat untuk pertanggungjawaban manajemen.
3. Menjadi dasar bagi pengembangan perusahaan.
4. Menjadi dasar bagi penutupan perusahaan.
5. Menjadi dasar kegiatan-kegiatan untuk meyakinkan pihak luar perusahaan untuk
terlibat mengembangkan perusahaan

 Komponen yang ada pada laporan keuangan, yaitu:


1. Aset,
- Aset lancar disusun berdasarkan tingkat kecairannya menjadi kas
- Aset tetap disusun berdasarkan tingkat kekekalannya, karena aset tetap
dibeli dengan niat dan tidak untuk diperjual belikan.
2. Laporan Laba/Rugi dan Penghasilan Komprehensif
Untuk mengetahui tingkat laba atau rugi perusahaan atas aktivitas yang telah
dilakukan selama satu periode, bukan untuk mengetahui berapa uang kas yang
telah dikumpulkan.
3. Laporan Perubahan Ekuitas Selama Periode
Suatu laporan keuangan yang biasanya dibuat oleh sebuah perusahaan yang
menunjukkan ekuitas atau perubahan jumlah pemilik perusahaan yang
bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu. Laporan ini disusun
setelah neraca lajur dan juga laporan laba rugi sudah ada.
4. Laporan Arus Kas
Sebuah perincian yang menunjukkan jumlah pemasukan dan pengeluaran dalam
suatu periode tertentu.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Berisi informasi tambahan atas kondisi keuanngan perusahaan
 Audit (pemeriksaan keuangan) adalah kegiatan evaluasi terhadap suatu organisasi,
mulai dari sistem, proses, hingga produknya.
 Analisis laporan keuangan adalah proses peninjauan laporan keuangan suatu
organisasi untuk mendapatkan pemahaman tentang situasi keuangan secara
menyeluruh. Manfaat analisis laporan keuangan adalah dapat membantu bisnis
Anda berkembang.
 Ada empat jenis rasio keuangan yang bisa dijadikan dasar dalam melakukan analisis
kesehatan keuangan perusahaan. Empat rasio keuangan itu adalah rasio likuiditas
(liquidity ratio), rasio solvabilitas (leverage), rasio rentabilitas (profitabilitas), dan
rasio aktivitas.
-
DAFTAR PUSTAKA

Wahjono, Imam Sentot,dkk. (2019).Pengantar Manajemen.Depok:Rajawali Pers

Sukirno,Sadono. (2004). Pengantar Bisnis. Rawamangun:Kencana

Kledo.(2019) https://kledo.com/blog/analisis-laporan-keuangan/

Atila, Aufa. (2021) https://www.jojonomic.com/blog/analisis-laporan-keuangan/

Faiza, Zulfaa Andina. (2021). https://www.merdeka.com/trending/fungsi-laporan-


keuangan-secara-umum-ketahui-penjelasan-lengkapnya-kln.html

https://www.jurnal.id/id/blog/komponen-utama-laporan-keuangan/

Hayyu, Anindita. (2020). https://www.jojonomic.com/blog/analisis-keuangan/

Anda mungkin juga menyukai